Uji coba dinamis Uji coba jaringan .1 Uji coba statis

26 di dalam goba tidak sedinamis sirkulasi air di luar goba. Akumulasi bahang yang tinggi di dalam goba menjadikan suhu di dalam goba relatif lebih tinggi. Perbedaan suhu yang terjadi kurang lebih sebesar 1.5 ºC . Hal ini menggambarkan sifat instrumen yang memiliki resolusi spasial yang tinggi. Perbedaan suhu dalam luasan yang relatif kecil ini sulit diamati melalui satelit. Gambar 22 Plot suhu permukaan laut pada saat uji coba lapang dilakukan Kekurangan instrumen yang dibuat terletak pada sistem Realtime Clock RTC yang digunakan. RTC Philips PCF8583 menggunakan clock eksternal dari crystal 32.768 kHz. Crystal jenis ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan layout dari Printed Circuit Board PCB. Gambar 23 menunjukan perbedaan waktu antara sensor node yang mengirim data dan waktu pada coordinator. Kolom pertama menunjukan tanggal, kedua adalah waktu pengiriman, ketiga adalah waktu penerimaan, keempat adalah asal pengirim data, kelima adalah alamat pengirim data, keenam adalah suhu, dan terakhir RSSI. Contoh data yang direkam dapat dilihat pada Lampiran 5. Gambar 23 Baris contoh dari data yang diterima coordinator Apabila dilihat pada baris ke 192 terdapat anomali pada waktu pengiriman. Waktu pengiriman lebih cepat dibanding waktu penerimaan. Hal ini seharusnya tidak terjadi karena RTC dikalibrasi terlebih dahulu. PCB yang digunakan telah didesain memiliki sistem grounding yang baik untuk meminimalisir derau 27 terhadap crystal. Kemungkinan terbesar adalah perbedaan suhu lingkungan ketika uji coba lapang yang mempengaruhi laju dari waktu yang tersimpan di RTC. Hal ini dapat mengurangi akurasi waktu pengambilan data.

3.4 Analisis konsumsi daya

Konsumsi daya masing-masing sensor node dipengaruhi oleh tipe dan jumlah transmisi radio yang dilakukan oleh sensor node tersebut. Konsumsi daya yang diperlukan oleh coordinator tentu berbeda dengan end device. Pengukuran konsumsi daya dilakukan menggunakan digital mutimeter Sanwa cd800a dengan pemasangan secara seri antara baterai dan komponen elektronik Gambar 24. Ada dua kondisi yang diamati, yaitu konsumsi pada saat siaga idle dan pada saat ada transmisi radio atau aktif. Tabel 4 menunjukkan hasil pengukuran konsumsi daya masing-masing sensor node. Coordinator memiliki rata-rata konsumsi daya 67.4 mA pada saat siaga dan 72.5 mA pada saat aktif. Router memiliki rata-rata konsumsi daya 67.4 mA pada saat siaga dan 74.1 mA pada saat aktif. Sedangkan end device memiliki rata-rata konsumsi daya sebesar 22.2 mA pada saat siaga dan 73.6 mA pada saat aktif. Tidak ada beda signifikan antara konsumsi daya coordinator dan router, namun terdapat perbedaan signifikan terhadap end device. Hal ini menunjukkan bahwa mode sleep dari end device mengurangi konsumsi daya kurang lebih sebesar 45 mA pada saat siaga. Namun ketika aktif konsumsi daya dari semua tipe sensor node relatif sama. Gambar 24 Pengukuran konsumsi daya pada saat siaga kiri dan aktif kanan Tabel 4 Hasil pengukuran konsumsi daya Coordinator 67.4 72.5 67.4 72.5 Router 1 68.1 74.8 67.6 74.1 Router 2 67 73.4 End Device 1 21.9 71.2 22.2 73.6 End Device 2 22.3 77.6 End Device 3 22.3 72 Jenis Node Konsumsi Daya mA Rata – Rata Konsumsi Daya mA Siaga Aktif Siaga Aktif Pemakaian konsumsi daya secara berkelanjutan dapat dihitung dengan