Usaha dan Industri Pengolahan Ikan

jenis ikan yang dipasok pada setiap TPI, menyebabkan terdapat perbedaan dominasi jenis pedagang pengumpul untuk ikan olahan di TPI. Di TPI Fajar Mina Sidik dan TPI Mina Bahari terdapat kesamaan mayoritas pembeli yaitu pengumpul yang memasarkan ikan untuk bahan baku produk olahan tradisional seperti ikan asin, peda, dan pindang. Di TPI Mina Fajar Sidik mayoritas pedagang pengumpul berasal dari Kabupaten Subang. Pembeli lainnya berasal dari Bandung, Jakarta, Purwakarta, dan Indramayu. Pembeli utama di TPI Mina Bahari berasal dari daerah Eretan dan Indramayu. Di TPI Misaya Mina, pembeli mayoritas adalah pedagang pengumpul yang memasarkan ikan segar. Pedagang pengumpul tersebut terutama berasal dari Indramayu dan Jakarta. Pedagang pengumpul di TPI Mina Sumitra yang memasarkan ikan segar bukan sebagai bahan baku ikan olahan memasarkan ikan yang diperolehnya untuk wilayah Indramayu serta Jakarta diantaranya memasok ikan untuk pasar ikan Muara Angke. Pedagang pengumpul ikan untuk bahan baku ikan olahan memasarkan ikan kepada usaha pengolahan ikan yang mayoritas merupakan usaha pembuatan ikan asin dan kerupuk yang berada di wilayah Indramayu. Di TPI PPN Kejawanan, pihak yang berperan sebagai pedagang pengumpul adalah pemilik kapal yang menjual ikan hasil tangkapan kapalnya kepada usaha pengolahan ikan. Di TPI Mina Bumi Bahari pihak pembeli terdiri dari industri pengekspor teri nasi dan pengolah ikan teri untuk konsumsi lokal. Pihak pembeli dari industri pengekspor merupakan pembeli utama ikan teri nasi. Terdapat empat perusahaan pengolahan ikan teri untuk ekspor yang memperoleh pasokan ikan teri nasi di TPI Mina Bumi Bahari. Pembeli lokal merupakan pengolahan ikan teri nasi asin yang terdapat di Cirebon, namun kadang-kadang terdapat pula pembeli yang berasal dari Indramayu.

5.1.4. Usaha dan Industri Pengolahan Ikan

Jenis usaha pengolahan ikan yang mendominasi di daerah Subang, Indramayu dan Cirebon adalah usaha produk ikan olahan tradisional terutama ikan asin, pindang dan peda. Subang dan Indramayu menjadi pemasok utama bagi Jawa Barat untuk produk tersebut. Selain memiliki banyak usaha pengolahan ikan asin, Indramayu menjadi sentra usaha kerupuk ikan. Mayoritas usaha pengolahan ikan di daerah Subang, Indramayu dan Cirebon merupakan jenis usaha mikro dan kecil. Pada umumnya usaha pengolahan produk ikan tradisional terdapat di sekitar wilayah yang berdekatan dengan PPI dan TPI yang menjadi sumber pasokan bahan baku. Di sekitar TPI Mina Fajar Sidik dapat ditemukan kelompok usaha pengolahan ikan asin dan pembuatan pakan ikan dari limbah ikan. Beragam kelompok usaha pengolahan ikan di sekitar TPI Mina Bahari dan TPI Misaya Mina juga dapat ditemukan yaitu usaha pengolahan ikan asin, dendeng ikan, dan fillet ikan kuniran kering. Usaha pembuatan tepung ikan memperoleh bahan baku dari pengumpul yang mendapatkan limbah ikan dari proses penyiangan ikan yang dilakukan di TPI atau di sentra pengolahan ikan asin. Tepung ikan tersebut dipasarkan sebagai pakan ikan. Usaha pengolahan ikan di daerah Subang dan Indramayu memperoleh bahan baku dengan membeli ikan dari pedagang pengumpul namun ada juga yang memperoleh bahan baku langsung melalui proses pelelangan di TPI. Pihak usaha pembuatan ikan asin, peda dan pindang di daerah Subang memperoleh bahan baku dari ikan hasil tangkapan yang dipasok ke TPI di Subang. Bila kebutuhan pasokan bahan baku ikan tidak mencukupi, pihak usaha pengolahan ikan akan mencari ikan yang dipasok pada TPI di wilayah Eretan atau TPI di wilayah Indramayu. Hal yang sama juga dilakukan oleh usaha pengolahan ikan di wilayah Eretan atau Indramayu yang akan mencari ikan yang dipasok ke Subang bila mengalami kekurangan pasokan bahan baku. Produk ikan asin, peda, dan pindang yang dihasilkan di daerah Subang selain dipasarkan kepada pembeli lokal atau daerah, dipasarkan juga menuju wilayah Eretan, Jakarta, Purwakarta, Cikampek, Indramayu, dan Bandung. Wilayah pemasaran ikan asin dari Indramayu lebih luas lagi, yaitu memasok hampir sebagian besar wilayah Jawa Barat hingga Jakarta. Unit usaha pembuatan kerupuk ikan di Indramayu memperoleh bahan baku ikan dari pedagang pengumpul atau membeli dari proses pelelangan, dimana bahan baku tersebut merupakan ikan yang dipasok pada TPI di Indramayu maupun di Subang. Pemasaran produk kerupuk ikan yang dihasilkan di Indramayu telah menjangkau sebagian besar wilayah Jawa dan sedang mengembangkan wilayah pemasaran dan distribusi produk kerupuk ikan Indramayu ke luar pulau Jawa. Hasil produksi fllet ikan kuniran yang diproduksi di sentra pengolahan fillet kuniran yang terdapat di sekitar TPI Mina Bahari pada umumnya dipasarkan untuk konsumsi lokal, namun telah terdapat pula satu usaha berbentuk koperasi yang mulai memasarkan produk krispi fillet ikan kuniran ke Malaysia. Berdasarkan pengamatan di TPI yang terdapat di Subang dan Indramayu, terdapat juga usaha mikro yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di sekitar TPI di wilayah Subang dan Indramayu yang mengolah ikan laut tangkapan menjadi produk makanan. Ibu-ibu tersebut membeli ikan dari pedagang pengumpul yang menjual ikan di TPI. Di TPI Mina Bahari sebagian ibu-ibu rumah tangga langsung membersihkan dan menyiangi ikan yang dibelinya di lokasi TPI Gambar 23. Ikan segar dibuat menjadi produk makanan berupa ikan bakar, ikan goreng atau makanan olahan lainnya yang dapat langsung dikonsumsi. Ikan bakar dijual di warung makan sedangkan makanan olahan dipasarkan dengan cara ditawarkan berkeliling ke berbagai desa. Bahan baku ikan segar yang digunakan berkisar antara 10-15 kg per hari. Gambar 23. Pembersihan dan penyiangan ikan yang telah dibeli oleh ibu-ibu rumah tangga di TPI Eretan Kulon, Indramayu Cirebon merupakan pusat industri pengolahan ikan berbasis ekspor di wilayah utara Jawa Barat. Hal tersebut juga didukung oleh adanya PPN Kejawanan yang merupakan pelabuhan kapal dengan fasilitas yang memadai bagi kapal-kapal pemasok ikan untuk industri pengolahan ikan berbasis ekspor. Industri pengolahan ikan berorientasi ekspor memperoleh bahan baku ikan laut tangkapan yang berasal dari kapal sendiri atau pemilik kapal lain berperan sebagai pengumpul bagi industri yang telah melakukan perjanjian kerjasama untuk memasok ikan hasil tangkapanya. Rantai distribusi ikan laut hasil tangkapan oleh nelayan kepada pihak industri pengolahan yang sangat pendek dilakukan oleh industri pengolahan agar kondisi pasokan yang terjamin secara jumlah maupun mutunya dapat dipenuhi dengan baik. Pada Gambar 24 diperlihatkan skema rantai pasok ikan tangkapan yang dipasok melalui TPI beserta estimasi persentase volume ikan yang terdapat dalam rantai pasok. 47 Keterangan : TPI MFS = TPI Mina Fajar Sidik ; TPI MB = TPI Mina Bahari ; TPI MM = TPI Misaya Mina ; TPI MS = TPI Mina Sumitra ; TPI KJ = TPI Kejawanan ; TPI MBB = TPI Mina Bumi Bahari = khusus pasokan ikan teri Gambar 24. Estimasi persentase volume ikan laut tangkapan dalam rantai pasok ikan laut tangkapan yang didaratkan di wilayah utara Jawa Barat Pasokan Ikan yang Didaratkan Nelayan di Wilayah Utara Jawa Barat Kab. Subang Kab. Indramayu Kota Cirebon Kab. Cirebon Kab. Bekasi dan Kerawang Tiga TPI Lainnya TPI MFS 11 TPI Lainnya TPI MB TPI MM TPI MS TPI KJ Tiga TPI Lainnya TPI MBB TPI Lainnya 1.9 10.1 7.6 9.5 8.1 28.8 1.23 0.77 0.5 28.5 12 54 2 29 3 Konsumsi Segar Pasar Lokal Pengolahan Ikan Tradisional Konsumsi Segar - Mutu A : Industri katering, supermarket - Mutu B : Pasar tradisional Usaha Pengolahan Ikan - Ikan asin - Pindang - Peda - Kerupuk - Tepung ikan Usaha Pengolahan Ikan Konsumsi Segar 0.9 1 5.45 4.65 4.1 3.5 5.1 4.4 Usaha Pengolahan Ikan - Ikan asin - Filet ikan - Surimi - Ikan asap - Tepung ikan 5.6 2.4 UsahaIndustri Pengolahan Ikan - Dendeng ikan - Ikan asin - Tepung ikan 21.6 7.2 Konsumsi Segar Usaha Pengolahan Ikan - Ikan asin - Kerupuk ikan - Surimi Konsumsi Segar - Mutu A : Industri katering, supermarket - Mutu B : Pasar tradisional Konsumsi Segar UsahaIndustri Pengolahan Ikan Ekspor: - Filet ikan - Ikan beku - Surimi 0.35 Konsumsi Segar Usaha Pengolahan Ikan - Ikan asin - Pindang - Peda 0.42 0.15 Usaha Industri Pengolahan Ikan Teri Nasi Kering Ekspor Usaha Pengolahan Ikan Teri Nasi Pasar Lokal 0.35 13.11 Konsumsi Segar Usaha Pengolahan Ikan - Ikan asin - Pindang - Peda 15.39 Konsumsi Segar - Industri katering - Supermarket UsahaIndustri Pengolahan Ikan Lokal: - Ikan asin - Kulit ikan pari 0.23 0.49 0.51 6 2 6 2 5.1.5. Kondisi Peningkatan Nilai Tambah dan Keuntungan Pada Rantai Pasok Ikan Laut Tangkapan di Wilayah Utara Jawa Barat Perhitungan nilai tambah dan keuntungan pada aktivitas pelaku dalam rantai pasok ikan laut tangkapan di wilayah utara Jawa Barat dilakukan pada enam contoh kasus yaitu a kegiatan pelelangan di TPI; b pemasaran ikan segar yang dipasok dari TPI di pasar grosir ikan; c produksi kerupuk ikan kualitas II di Indramayu; d produksi ikan asin jambal roti usaha skala kecil di Eretan; e produksi fillet ikan industri kecil yang dipasarkan untuk pasar lokal serta f kegiatan produksi fillet ikan ekspor di PT DSFI. Kondisi tingkat nilai tambah dan keuntungan pada seluruh contoh kasus aktivitas pelaku rantai pasok ikan laut tangkapan diperlihatkan pada Gambar 25. Gambar 25. Nilai tambah dan tingkat keuntungan pada contoh kasus aktivitas pelaku rantai pasok ikan laut tangkapan 5.0 3.0 8.1 12.1 18.9 32.7 4.4 2.3 4.9 10.9 12.2 29.3 5 10 15 20 25 30 35 A B C D E F P e rs e n ta se N il a i T a m b a h d a n K e u n tu n g a n Aktivitas Pengolahan Ikan pada Rantai Pasok nilai tambah keuntungan Keterangan: A = kegiatan pennganan ikan di TPI B = pemasaran ikan segar di pasar tradisional; C = produksi kerupuk ikan kualitas II di Indramayu; D = produksi ikan asin jambal roti usaha kecil di Eretan Wetan; E = produksi fillet ikan industri kecil yang dipasarkan untuk pasar lokal; F = kegiatan produksi fillet ikan ekspor di PT DSFI Dari enam contoh kasus aktivitas pelaku rantai pasok ikan laut tangkapan, tingkat nilai tambah yang tinggi dihasilkan dari aktivitas produksi industri pengolahan ikan. Nilai tambah dan keuntungan tertinggi terdapat pada aktivitas produksi fillet ikan ekspor, sedangkan tingkat nilai tambah dan keuntungan yang rendah terdapat pada aktivitas di TPI dan pemasaran ikan segar. Tingginya nilai tambah dan keuntungan pada produk fillet ikan yang dihasilkan PT DSFI disebabkan oleh penerimaan pasar dan nilai jual produk yang tinggi di pasar ekspor. Pada kegiatan pemasaran ikan segar, tingkat nilai tambah dan keuntungan rendah namun margin antara harga ikan yang dijual dengan harga pembelian dari pemasok ikan tinggi. Cukup tingginya biaya penanganan ikan pada aktivitas penjualan per kg bobot ikan mempengaruhi biaya yang dikelurkan dalam pemasaran ikan segar. Pada kegiatan di TPI, margin antara harga ikan yang dibayarkan oleh pembeli dengan harga ikan yang dibayarkan kepada nelayan merupakan sebagai pendapatan bagi KUD yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional TPI, retribusi yang disetorkan kepada pemerintah daerah, maupun biaya lainnya yang mendukung aktivitas perbaikan kerja KUD maupun nelayan pemasok TPI. Pada Tabel 21 diperlihatkan perhitungan nilai tambah dan keuntungan pada contoh kasus aktivitas pelaku rantai pasok ikan laut tangkapan di wilayah utara Jawa Barat. Tabel 21. Perhitungan nilai tambah dan keuntungan aktivitas pelaku rantai pasok ikan di wilayah utara Jawa Barat No Variabel Contoh kasus aktivitas pelaku rantai pasok ikan laut tangkapan A B C D E F A Output, Input, dan Harga 1 Output Kghr 5 289 500 720 250 1 429 15 227 2 Bahan baku Kghr 5 289 500 1 375 822 4 010 17 500 3 Tenaga Kerja Hokhr 10 2 20 4 38 600 4 Faktor konversi 1:2 1.00 1.00 0.52 0.30 0.36 0.87 5 Koefisien tenaga kerja 3:2 0.002 0.004 0.015 0.005 0.009 0.034 6 Harga output RpKg 6152 12 000 11 000 43 000 15 000 45 000 7 Upah rata-rata tenaga kerja RpHok 20 000 30 000 12 600 30 000 37 850 39 000 B Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga bahan baku Rp 5 844 11 000 5 047 7 500 4 000 22 643 9 Sumbangan input lain Rp 5 000 248 4 000 334 3 698 10 Nilai output 4x6 6 152 16 500 5 760 13 078 5 345 39 155 11 a. Nilai tambah 10-8-9 308 500 465 1 578 1 011 12 814 b. Rasio nilai tambah 11a : 10 x 100 5.0 3.0 8.1 12.1 18.9 32.7 12 a. Imbalan tenaga kerja 5x7 38 120 183 146 359 1 337 b. Bagian tenaga kerja 12a:11a x 100 12.3 24.0 39.4 9.3 35.5 10.4 13 a. Keuntungan 11a – 12a 270 380 282 1 432 653 11 477 b. Tingkat keuntungan 13a :10 x 100 4.4 2.3 4.9 10.9 12.2 29.3 14 Margin 10-8 308 5 500 713 5 578 1 345 16 512 Keterangan: A =kegiatan pennganan ikan di TPI B =pemasaran ikan segar di pasar tradisional; C =produksi kerupuk ikan kualitas II di Indramayu; D=produksi ikan asin jambal roti usaha kecil di Eretan Wetan; E = produksi fillet ikan industri kecil yang dipasarkan untuk pasar lokal; F = kegiatan produksi fillet ikan ekspor di PT DSFI

5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mutu dalam Rantai Pasok Industri Pengolahan Ikan