Penentuan besarnya ketinggian ML, Penentuan

kelembaban spesifik, kecepatan angin, dan Bulk-Richardson number yang telah dihitung dapat dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.

3.3.3 Penentuan besarnya ketinggian ML,

ketinggian RL, dan TFT di wilayah kajian Pendugaan ketinggian ML dan ketinggian RL diketahui dari profil vertikal suhu potensial virtual θ v dan kelembaban spesifik q. Besarnya nilai θ v dan q cenderung konstan di sepanjang ML dan ketika θ v dan q mencapai kemiringan yang tajam maka menandakan bahwa pada ketinggian tersebut merupakan batas atas dari ML Nair et al. 2011. Sedangkan pendugaan TFT dapat diketahui dari profil vertikal Bulk-Richardson Number Ri B . Pada saat nilai R iB dibawah critical value eqiuvalent Ri C yang besarnya 0.25 maka alirannya akan turbulen Arya 2001. 3.3.4 Penghitungan statistik dari nilai ketinggian ML, ketinggian RL, dan TFT Statistik yang dihitung dalam penelitian ini yaitu menentukan kisaran nilai range, rata- rata nilai mean, standar deviasi, dan standar error dari besarnya ketinggian ML, RL, dan TFT.

3.3.5 Penentuan

besarnya intensitas turbulen Intensitas turbulen merupakan rasio antara standar deviasi dari kecepatan angin dengan rata-rata kecepatan angin Arya 1999. ̅ ̅ Keterangan : σ u : standar deviasi komponen angin zonal σ v : standar deviasi komponen angin meridional ̅ : rata-rata keccepatan angin Arya 1999

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Vertikal Suhu, Kelembaban,

dan Kecepatan Angin 4.1.1 Wilayah Tropis Dalam menentukan karakter ABL digunakan profil vertikal variabel-variabel ABL yaitu suhu potensial virtual θ v , kelembaban spesifik q, kecepatan angin M, dan parameter stabilitas statis s yang digunakan sebagai pembanding dari parameter stabilitas statis non- lokal θ. Profil vertikal variabel-variabel ABL digunakan untuk menduga besarnya ketinggian ML, ketinggian RL, dan TFT. Adapun dalam menentukan nilai ketinggian ML dan ketinggian RL, profil vertikal variabel yang digunakan adalah suhu potensial virtual θ v dan kelembaban spesifik q. Sedangkan untuk menentukan nilai TFT digunakan profil vertikal dari variabel Bulk- Richardson Number Ri B . Pada penelitian ini pembagian wilayah tropis dan subtropis dilakukan berdasarkan klasifikasi iklim menurut daerah penerimaan radiasi surya, di mana wilayah tropis terletak di lintang 23.5 LU-23.5 LS dan wilayah subtropis terletak di lintang 23.5 LU-66.5 LU dan 23.5 LS-66.5 LS. Terdapat tiga lokasi wilayah tropis yang dikaji, yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Polonia, dan Bandara Da Nang. Bandara Soekarno-Hatta terletak di Jakarta pada 6.11 LS dan 106.65 BT dengan ketinggian stasiun pengamatan sebesar 8 mdpl untuk WMO dan 91 mdpl untuk NOAA. Suhu potensial virtual merupakan suhu dari suatu parsel udara yang berpindah secara adiabatik pada ketinggian tertentu menuju ke ketinggian 1000 mb Durre dan Yin 2008. Karakter suhu potensial virtual di Bandara Soekarno-Hatta pada siang hari lebih tinggi dibandingkan pagi hari dan malam hari. Pola tersebut mengindikasikan bahwa ketinggian ABL paling besar terjadi pada siang hari dan akan semakin menurun pada pagi hari dan sore hari, kemudian mencapai minimum pada malam hari. Ketika siang hari suhu udara dekat permukaan maksimum, sehingga gaya apung yang terjadi akan maksimum pula konveksi maksimum. Jadi semakin tinggi suhu permukaan, gaya apung akan semakin kuat, sehingga ABL semakin tinggi. Kelembaban spesifik merupakan per- bandingan antara massa uap air dengan total massa udara yang ada di dalam atmosfer. Kelembaban spesifik di Soekarno-Hatta pada siang hari akan maksimum di dekat permukaan dan terus menurun pada lapisan SL, kemudian ketika memasuki lapisan ML, kelembaban akan cenderung homogen dan menurun secara drastis sampai mendekati nol saat memasuki FA. Sedangkan pada malam hari, permukaan mengalami pendinginan sehingga kelembaban pada malam hari cenderung lebih rendah. Selain suhu potensial virtual dan kelembaban spesifik, terdapat variabel kecepatan angin yang juga mempengaruhi karakter ABL. Pola kecepatan angin di