14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pasar Modal a. Pengertian Pasar modal
Pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli yang saling mengadakan pertukaran barang dan jasa.
Pengertian pasar modal atau bursa efek adalah salah satu jenis pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat
berharga atau efek. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, mendefinisikan suatu kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut Suad Husnan 2001:3 Pasar
modal juga dapat didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan sekuritas jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri
stocks maupun utang bonds, baik yang diterbitkan oleh pemerintah public authorities maupun oleh perusahaan keuangan financial
market .
15 Secara umum pasar modal global dapat dibagi ada dua segmen
utama yaitu pasar uang dan pasar modal. Pasar uang adalah bidang perekonomian dimana jangka pendek diperdagangkan. Pasar ini
adalah dimana bank umum dan bank unit usaha yang lain menyesuaikan posisi likuiditas mereka. Dan bank sentral
melaksanakan kebijakan moneternya dan pemerintah menjual utang untuk mendanai kegiatannya sehari-hari. Pasar uang bertujuan untuk
menyediakan dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan modal kerja jangka pendek melalui pasar uang tabungan masyarakat dapat
dimanfaatkan lembaga keuangan. Pasar modal adalah pasar konkret atau abstrak yang
mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka waktu satu tahun ke atas. Pasar modal
adalah pasar untuk dana jangka panjang dimana saham biasa, saham preferen dan obligasi yang diperdagangkan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pasar modal antara lain adalah: Suad Husnan; 2001, 8-9 1 Supply Sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.
16 2 Demand akan sekuritas
Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar
untuk dipergunakan
membeli sekuritas-sekuritas
yang ditawarkan. Calon pembeli sekuritas berasal dari individu,
perusahaan non
keuangan, maupun
lembaga-lembaga keuangan.
3 Kondisi politik dan ekonomi Faktor ini akan mempengaruhi supply dan demand akan
sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi
supply dan demand akan sekuritas.
4 Masalah hukum dan peraturan Pembelian sekuritas mengandalkan diri pada informasi
yang disediakan
oleh perusahaan-perusahaan
yang menerbitkan sekuritas. Peraturan yang melindungi pemodal
dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.
c. Fungsi Pasar Modal Pasar modal menjalankan dan mempunyai dua fungsi yaitu
fungsi ekonomi dan keuangan. Suad Husnan 2001: 4, dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas
untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana
17 kepada pihak yang memerlukan dana. Dengan menginvestasikan
kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi
peminjam tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari
hasil operasi perusahaan. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Hanya
bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang. Suad Husnan 2001: 4, fungsi keuangan dilakukan dengan
menyediakan dana yang diperlukan oleh para peminjam borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung
dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.
2. Investasi a. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin 2010: 2, investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini
dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Menurut Husnan dan Pudjiastuti 2004: 47, proses investasi
menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa
banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut dilakukan.
18 Menurut Abdul Halim 2005: 4-6, investasi pada hakikatnya
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan mendatang. Umumnya investasi
dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada asset-aset financial financial asset
dan investasi pada aset-aset real real asset. Investasi pada asset-aset financial dilakukan di pasar uang, misalnya
berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga dipasar uang, dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal,
misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset real dapat berbentuk pembelian
asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lain-lain.
b. Proses Investasi Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang
investor membuat keputusan pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut:
1 Menentukan Tujuan Investasi Ada tiga hal yang perlu diperlukan dalam tahap ini, yaitu:
tingkat pengembalian yang diharapkan expected rate of return,
tingkat resiko rate of risk, dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia,
maka investor menginginkan pengembalian yang maksimal dengan resiko tertentu. Umumnya hubungan antara risiko
19 risk
dan tingkat pengembalian yang diharapkan expected rate of return
bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang
diharapkan. 2 Melakukan Analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian
ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga mispriced
, apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu, ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
a Pendekatan Fundamental Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi
yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh
kondisi sektor industri dimana perusahaan tersebut berada dan
perekonomian secara
makro, maka
untuk memperkirakan
prospek harga
sahamnya dimasa
mendatang harus
dikaitkan dengan
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Jadi analisis ini
dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor industrinya, akhirnya dilakukan
evaluasi terhadap
kinerjanya dan
saham yang
diterbitkannya.
20 b Pendekatan Teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk
memperkirakan harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para analisis para analis memperkirakan
pergeseran penawaran supply dan permintaan demand dalam jangka pendek, serta mereka berusaha untuk
cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan
permintaan. Namun demikian, analisis ini lebih mudah dan cepat dibanding analisis fundamental, karena dapat
secara simultan diterapkan pada beberapa saham. Analisis ini tidak menganggap bahwa analisis fundamental tidak
berguna, namun mereka menganggap bahwa analisis fundamental terlalu rumit dan terlalu banyak mendasarkan
pada laporan keuangan emiten. Oleh karena itu, analisis teknikal mendasarkan diri pada premis bahwa harga
saham tergantung pada penawaran dan permintaan saham itu sendiri. Data finansial historis yang tergambar pada
diagram dipelajari untuk mendapatkan suatu pola yang berarti, dan pola tersebut digunakan untuk memprediksi
harga di masa mendatang, serta untuk memperkirakan
21 pergerakan individual saham maupun pergerakan indeks
pasar market index. 3 Membentuk Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan indentifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan
diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek
yang mempunyai koefisien korelasi negatif mempunyai hubungan berlawanan. Hal ini dilakukan karena dapat
menurunkan risiko. 4 Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang
diharapkan maupun terhadap risiko yang ditanggung. Sebagai tolak ukur digunakan dua cara, pertama, pengukuran
measurement adalah penilaian kinerja portofolio atas dasar
asset yang telah ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalnya dengan menilai tingkat pengembalian. Kedua,
perbandingan comparison yaitu penilaian berdasarkan pada perbandingan dua set portofolio dengan tingkat resiko yang
sama
22 5 Merevisi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan
revisi perubahan terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio
yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya tingkat pengembaliannya lebih rendah dari yang
disyaratkan. Revisi tersebut dapat dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio yang ada, kemudian
dibentuk portofolio yang baru. Atau dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas proporsi atau komposisi dana
yang dialokasikan
dalam masing-masing
efek yang
membentuk portofolio tersebut. Abdul halim, 2005: 4-6 3. Saham
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat berharga efek yang umum diperjualbelikan melalui bursa efek di
Indonesia saat ini adalah saham. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Membeli saham tidak ubahnya dengan menabung. Imbalan yang akan
diperoleh dari kepemilikan saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Tidak terhingga ini
bukan berarti keuntungan investasi saham biasa sangat besar, tetapi
23 tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya. Karena
laba yang besar tersebut menyediakan dana yang besar untuk didistribusikan kepada pemegang saham sebagai deviden. Dengan
kepemilikan saham, pemegang saham juga dapat memperoleh capital gain. Capital gain akan diperoleh bila ada kelebihan harga
jual di atas harga beli. Rodoni, 2006 dalam Retno Kumala, 2009: 10.
Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi dua, yaitu saham biasa common stock dan saham preferen preffered stock. Penjelasan dari
kedua jenis saham tersebut adalah sebagai berikut: a. Saham Biasa common stock
Saham biasa dikenal sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup disebut ekuitas equities, menunjukkan bagian
kepemilikan di sebuah perusahaan. Masing – masing lembar saham
biasa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan
perusahaan dan pembagian keuntungan. Adapun beberapa ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:
1 Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. 2 Memiliki hak suara one share one vote.
3 Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan
dilunasi.
24 b. Saham Preferen preffered stock
Saham preferen memiliki fitur yang serupa dengan ekuitas sekaligus utang. Saham preferen adalah gabungan hybrid antara
obligasi dan saham biasa, artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki karakteristik saham biasa Rodoni,
2006 dalam Retno Kumala, 2009: 11. Seperti halnya obligasi, pemegang saham preferen akan
mendapatkan pembayaran tetap dari laba setiap tahun. Adapun beberapa ciri dari saham preferen adalah sebagai berikut:
1 Memiliki hak utama terlebih dahulu dalam pembagian deviden.
2 Tidak memiliki hak suara. 3 Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal
saham lebih dahulu setelah kreditur, apabila perusahaan dilikuidasi.
4 Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara
tetap. Menurut Tendelilin 2001 dalam Retno Kumala 2009: 12
keuntungan yang mungkin diterima oleh para investor yang membeli saham adalah:
a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai beli saham.
25 b. Deviden, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan
kepada pemegang saham. c. Saham perusahaan, seperti juga tanah dan aktifa berharga sejenis,
nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan perkembangan atau kinerja perusahaan. Investor jangka panjang mengandalkan
kenaikan nilai saham ini untuk meraih keuntungan dari investasi saham.
d. Saham juga dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh kredit sebagai agunan tambahan dari agunan pokok.
Kerugian yang mungkin diterima oleh para investor yang membeli saham adalah:
a. Capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara milai jual yang lebih rendah dari pada nilai beli
saham. b. Opportunity loss, yaitu kerugian berupa selisih suku bunga
deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi saham. c. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya
lebih rendah dari harga beli saham. 4. Return Saham
1. Definisi Return Saham Menurut Megginson 1997 dalam Retno Kumala 2009: 13
return saham diukur sebagai total keuntungan atau kerugian yang dialami oleh pemilik saham dalam periode tertentu. Return saham
26 dinyatakan sebagai perubahan dari nilai asset capital gain yang
berarti keuntungan dari penjualan saham kembali atau cash distributions devidens yang berarti begian laba perusahaan yang
dibagikan perseroan kepada pemegang saham interest payments yang biasa dinyatakan dalam suatu tingkat persentase tahunan.
2. Model Harga Saham Untuk Menghitung Tingkat Pengembalian
Return saham dapat digunakan untuk menghitung efisiensi
pasar modal. Sears and Trennepodl 1993 menguraikan empat model untuk menghitung return saham yang paling umum digunakan
menurut Fama 1970 yaitu;
a. The fair-game model x 100
Dimana : R = Pengembalian
Pt = Harga penutupan hari tersebut Pt-1 = Harga penutupan hari sebelumnya
b. The martingale model E {Yt+1 │Y0, Y1, .... , Yt } = Yt
c. The submartingale model
E {Pt+1 │P0, P1, .... , Pt } Pt d.
The random walk model f
{rt+1 │r0, r1, .... , rt } = f rt