Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean MEA 2015 antar Negara yang tergabung dalam ASEAN untuk merebut peluang dalam internasionalisasi keuangan maupun perdagangan, maka setiap negara tidak saja harus membenahi pasar uang tetapi juga pasar modal. Pasar modal, tidak bisa tidak, harus didorong untuk berperan lebih giat dalam memobilisasi dana investasi dimaksud. Namun, semua negara juga menghadapi tantangan global yang sama dan karena itu negara-negara tersebut dituntut untuk terus melakukan pembenahan di bidang pasar modal. Dalam kondisi persaingan seperti ini, salah satu kekuatan yang dapat meningkatkan bargaining position adalah efisiensi Erwin Hendarwin, 2015: 1 Salah satu persyaratan penting bagi perkembangan pasar modal adalah efisiensi. Konsep mengenai efisiensi pasar ini dapat dijumpai dalam beberapa literatur dan penggunaannya tergantung pada konteks atau obyek permasalahan yang dibahas. Konsep pasar modal yang efisien ini menurut Suad Husnan 2012: 264 merupakan tema yang dominan pada tahun 1960- an terutama di kalangan akademisi. Konsep ini meskipun secara umum dipercaya oleh kalangan akademisi, akan tetapi tidak semua masyarakat mempercayainya, bahkan istilah pasar modal yang efisien ini sering digunakan dengan arti atau maksud yang berbeda-beda. 2 Pasar modal yang efisien dapat diartikan sebagai pasar yang bisa menyediakan jasa-jasa yang diperlukan oleh para pemodal dengan biaya yang minimal. Dalam pengertian yang lain, West 1975 dalam Erwin Hendarwin, 2015: 7 misalnya membedakan istilah efisiensi pasar modal ini dengan dua pendekatan, yakni external efficiency dan internal efficiency. Menurut West, external efficiency menunjukkan bahwa pasar berada dalam keseimbangan sehingga keputusan perdagangan saham berdasarkan atas informasi yang tersedia tidak bisa memberikan keuntungan di atas tingkat keuntungan keseimbangan. Sedangkan internal efficiency, lanjut West, menunjukkan bahwa pasar modal tersebut bukan hanya memberikan harga yang benar tetapi juga memberikan berbagai jasa yang diperlukan oleh para pembeli dan penjual dengan biaya serendah mungkin. Efsiensi eksternal external efficiency ini sesuai dengan pengertian mikro pasar modal, yaitu suatu kondisi seberapa jauh pasar modal informationally efficient , yang berkaitan dengan apakah harga sekuritas di pasar modal tersebut mencerminkan informasi yang relevan. Konsep ini berbeda dengan konsep makro pasar modal. Efisiensi eksternal ini berhubungan dengan seberapa jauh pasar modal bisa memobilisasi dana dari masyarakat. Para peneliti telah menguji keadaanbentuk ini dengan melihat peristiwa-peristiwa terntu seperti penerbitan saham baru, pengumuman laba dan dividen, perkiraan laba perusahaan, perubahan praktek-praktek akuntansi, merger dan pemecahan saham split stock. 3 Untuk menyajikan pemahaman yang baik mengenai konsep efisiensi pasar modal ini, sebaiknya perlu diperhatikan tiga bentuk teori pasar modal yang efisiensi. Pertama, Weak form efficiency; kedua, Semi strong form efficiency , dan ketiga, Strong form efficiency. Ketiga bentuk kategori pasar modal yang efisien tersebut oleh Robert 2012 dalam Erwin Hendarwin, 2015: 8 diuraikan sebagai berikut: Weak form hypotheses, that current stock price already reflects all information that can be gleaned from past price changes. Semi strong form hypotheses, that current stock price reflect not only the imformation implied by historical price changes but olso information implied by all publicly available information relevant to a company‟s securities. Strong form hypotheses, that current stock price reflecs all relevant information available only to company insider or other frivilegedgroups. Dengan demikian, pada weak form efficiency, pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan menggunakan trading rules berdasarkan informasi harga pada masa atau waktu sebelumnya. Banyak pasar modal di dunia mengambil bentuk seperti ini. Berbeda dengan weak form , pada semi strong form efficiency, harga-harga saham yang ada saat ini bukan saja dicerminkan pada kondisi harga pada waktu yang lalu tetapi juga mencakup semua informasi yang dipublikasikan. Artinya, para pemodal tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan memanfaatkan informasi publik. 4 Efisiensi pasar merupakan salah satu topik mendasar yang perlu direnungi karena berkaitan langsung dengan relevan atau tidaknya kegiatan untuk berusaha memprediksi arah harga timing. Sebagian besar kalangan akademisi berkeyakinan bahwa pasar saham merupakan pasar yang efisien. Suatu pasar dikatakan efisien apabila harga barang-barang yang dijual telah menunjukan semua informasi yang ada sehingga tidak terbias not biased menjadi terlalu murah atau terlalu mahal. Perubahan harga di masa mendatang hanya tergantung dari datangnya informasi baru di masa mendatang yang tidak diketahui sebelumnya. Perubahan harga terjadi dengan sangat cepat sehingga tidak memungkinkan untuk dieksploitasi. Karena informasi baru datangnya tidak bisa diduga, maka perubahan harga pun tidak bisa diduga alias random. Di dalam suatu pasar yang efisien, tidak mungkin seseorang untuk secara konsisten mengalahkan performa pasar dengan memakai informasi yang telah diketahui pasar, kecuali dengan mendapatkan keberuntungan luck. Dalam setiap periode, kira-kira setengah investor akan mendapatkan hasil lebih baik dari pasar dan setengah lagi akan mendapatkan hasil yang lebih jelek hanya karena keberuntungankesialan. Teori pasar yang efisien tergantung pada asumsi bahwa semua pelaku pasar mengolah informasi secara rasional dan secara rata-rata informasi yang dimiliki semua pelaku pasar adalah benar meskipun tak seorang pemainpun memiliki semua informasi yang benar: misal sebagian memiliki informasi yang bagus-bagus sebagian lagi memiliki informasi yang jelek-jelek tentang 5 suatu perusahaan. Pasar yang efisien juga memerlukan sekelompok pemain yang dengan cepat akan meng-arbitrage bila kemungkinan arbitrage keuntungan tanpa resiko muncul. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien. Pasar efisien dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa sebagai berikut ini: 1 Investor adalah penerima harga, yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. 2 Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat radio, koran atau media masa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat diterima pada saat yang bersamaan. 3 Informasi yang dihasilkan secara acak random dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara acak random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru. 4 Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Pasar modal ASEAN yang terintegrasi, akan meningkatkan perannya dalam peingkatan pembanguna ekonomi negara-negara ASEAN. Peran pasar modal ini penting karena pasar modal merupakan sumber pendanaan jangka panjang bagi korporasi dan untuk memperoleh tambahan nilai keuntungan bagi investor. Bursa-bursa saham yang terintegrasi akan memeberian peluang 6 bagi perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan modal secara efisien. Sedangkan bagi para investor dapat menanamkan modalnya pada sekuritas atau investasi portofolio. Sampai saat ini, antar negara ASEAN masih terdapat perbedaan- perbedaan regulatory peraturan. Kurangnya kerangka ker peraturan bersama antar negara merupakan faktor yang dapat menghambat realisasi rencana ini. Maka keinginan memiliki pasar modal tunggal di kawasan ASEAN, sampai batas akhir 2015, perlu dilakukan pembuatan kebijakan yang mengatur perpajakan, perlindungan investor dan penyelesaian sengketa. Setiap negara harus memprioritaskan dan mensinkronkan program negaranya masing- masing, integrasi harus dilakukan para pemangku kepentingan, setiap negara harus berusaha meningkatkan likuiditas di pasar ASEAN. Masalah efisiensi pasar modal di pasar saham negara-negara ASEAN merupakan sangat penting. Tingkat kepentingannya menjadi tema kajian yang menarik untuk ditelili dan dianalisis. Mengingat penerapan pasar tunggal dalam perekonomian kian cepat, sehingga akan lebih menarik dan perlu untuk mengetahui serta membuktikan apakah pasar modal dikawasan negara anggota ASEAN sudah efisien ataukah masih belum efisien. Penelitian tentang masalah efisiensi pasar modal di negara-negara anggota ASEAN telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun, karena penelitian tentang efisiensi pasar yang dilakukan oleh para peneliti dengan menggunakan metode pengujian yang berbeda dan data yang berbeda 7 sehingga hasil yang diperoleh juga memiliki keragaman dan tidak dapat memberikan hasil yang konsisten dari masing-masing peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Kasihif Hamid, et al 2010. Penelitian ini menguji efisiensi pasar bentuk lemah di Pakistan, India, Sri Langka, China, Korea, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan, Japan, dan Australia. Observasi pada penelitian ini selama periode Januari 2004 samapi Desember 2009 dengan menggunakan data bulanan. Penelitian ini menggunakan uji Autokorelasi, Ljung-Box Q-statistik, Run Test, Unit Root Test dan Variance Ratio untuk menguji hipotesis bahwa pasar modal mengikuti random walk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return bulanan pada pasar modal di Asia Pasifik tidak mengikuti pola random walk. Penelitian yang dilakukan oleh Francesco Guidi dan Rakesh Gupta 2011. Penelitian ini menguji efisiensi pasar di ASEAN dengan menggunakan data harga saham harian periode Januari 2000 sampai April 2011. Penelitian ini meggunakan uji Unit Root Test, Variance Ratio Test, dan Run Test untuk menguji efisiensi pasar bentuk lemah di pasar modal ASEAN. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di pasar Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam menolak efisiensi pasar, sedangkan pada pasar Singapura dan Thailand ditemukan efisiensi bentuk lemah. Penelitian yang dilakukan oleh Nasruldin 2011. Penelitian ini menguji efisiensi pasar bentuk lemah di pasar modal Indonesia selama periode 2009- 2010 dengan menggunakan data harga saham harian. Penelitian ini 8 menggunakan uji run test dan korelasi seri untuk menguji kerandoman dan korelasi harga saham. Hasil penelitain menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia efisien dalam bentuk lemah. Penelitian yang dilakukan oleh Wenty Yolanda, dkk 2014. Penelitian ini menguji efisiensi pasar modal di Indonesia khususnya pada saham terpilih yaitu Indeks Saham LQ 45 dengan menggunakan data harga saham harian peride 2009-2011. Penelitian ini menggunakan model GARCH untuk menguji efisiensi pasar pada saham Indeks LQ 45. Hasil penelitian dengan penerapan model GARCH 1,1 menunjukkan bahwa pada harga penutupan harian closing price saham pada Indeks LQ 45 periode 2009-2011, harga pada periode 3 hari dan 4 hari sebelumnya adalah yang paling berpengaruh. Efisiensi pasar modal di Indonesia termasuk efisiensi bentuk lemah weak form efficiency yang juga ditunjukkan oleh return harga saham yang mengalami volatisitas dan random walk. Penelitian yang dilakukan oleh Khoa Cuong Phan dan Jian Zhou 2014. Penelitian ini menguji efisiensi pasar bentuk lemah di pasar modal Vietnam dengan menggunakan data harga saham mingguan periode Juli 2000 sampai Juli 2013 13 tahun. Penelitian ini menggunakan uji Autokorelasi, Variance Ratio Test, dan Run Test untuk menguji hipotesis bahwa pasar modal di Vietnam mengikuti pola random walk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar modal Vietnam tidak efisien. Penelitian yang dilakukan oleh Kasilingam Lingaraja, et al 2014. Penelitian ini menguji efisiensi pasar di pasar saham Asia yang sedang 9 berkembang dengan menggunakan data harga saham harian selama 10 tahun periode 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2013. Penelitian ini menggunakan uji GARCH, Autokorelasi, dan Run Test untuk menguji efisiensi pasar di pasar saham Asia yang sedang berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Indeks India, Indonesia, Malaysia, dan Filipina sangat signifikan dan terdistribusi secara acak, sedangkan pada Indeks China, Korea, Taiwan, dan Thailand tidak signifikan dan tidak terdistribusi secara acak. Penelitian yang dilakukan oleh Samithamby Senthilnathan 2015. Penelitian ini menguji efisiensi pasar di Asia dan kawasan Pasifik dengan menggunakan tinjauan literatur dari berbagai penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar modal di Thailand, Singapura, Jepang, dan Selandia Baru cukup mencerminkan efisiensi, sedangkan tidak di negara lainnya berdasarkan hasil tinjauan literatur. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengujian Efisiensi Pasar Modal di ASEAN” Studi Empiris Pada Indeks Saham IndonesiaJKSE, MalaysiaKLSE, SingapuraSTI, FilipinaPSI, ThailandSETI, dan VietnamVNI Periode 2011-2015 . B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut. 10 a. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas. b. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama. c. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar. d. Investor adalah individual-individual yang lugas dan tidak canggih. Untuk pasar yang tidak efisien, masih banyak investor yang bereaksi terhadap informasi secara lugas, karena mereka mempunyai kemampuan yang terbatas didalam mengartikan dan menginterpretasikan informasi yang diterima. Karena mereka tidak canggih, maka sering kali mereka melakukan keputusan yang salah yang akibatnya sekuritas bersangkutan dinilai secara tidak tepat. 2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, maka penulis menetapkan batasan masalah. Penelitian ini terfokus pada pengujian efisiensi pasar modal bentuk lemah weak form efficiency. Penelitian ini menggunakan data harga saham harian untuk menghitung return dari masing-masing negara. Penelitian ini mengambil objek penelitian di negara ASEAN dengan menggunakan data harga saham indeks di Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan 11 Vietnam. Penelitian ini menguji kerandoman data dari ke enam indeks saham tersebut. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan permasalahan di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Apakah indeks saham IndonesiaJKSE efisien dalam bentuk lemah pada periode 2011-2015? b. Apakah indeks saham MalaysiaKLSE efisien dalam bentuk lemah pada periode 2011-2015? c. Apakah indeks saham SingapuraSTI efisien dalam bentuk lemah pada periode 2011-2015? d. Apakah indeks saham FilipinaPSI efisien dalam bentuk lemah pada periode 2011-2015? e. Apakah indeks saham ThailandSETI efisien dalam bentuk lemah pada periode 2011-2015? f. Apakah indeks saham VietnamVNI dalam bentuk lemah pada periode 2011-2015? g. Apakah pasar modal di ASEAN efisien dalam bentuk lemah pada periode 2011-2015?

C. Tujuan Penelitian