Kolmogorov Smirnov Run Test

87 pasar sebesar BT ฿11.496 miliar. Indeks pasar saham dari bursa ini adalah Indeks SET, Indeks SET50 dan Indeks SET100. Masa perdagangan di bursa SET adalah 08:15 hingga 12:30 dan 14:15 hingga 17:30 setiap hari kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur yang ditetapkan pengelola bursa sebelumnya. 6. Vietnam Bursa Efek Hanoi bahasa Inggris: Hanoi Securities Trading Center Hanoi STC adalah bursa efek yang terletak di Hanoi, Vietnam, diluncurkan pada Maret 2005 dan menangani lelang dan perdagangan saham dan obligasi. Bursa Efek Hanoi adalah pusat perdagangan efek kedua untuk membuka di Vietnam setelah Bursa Efek Kota Ho Chi Minh.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Kolmogorov Smirnov

Uji Kolmogorov-Smirnov termasuk dalam uji nonparametrik untuk kasus satu sampel. Uji ini digunakan untuk menguji asumsi normalitas data. Tes dalam uji ini adalah tes goodness of fit yang mana tes tersebut untuk mengukur tingkat kesesuian antara distribusi serangkaian sampel data observasi dengan distribusi teoritis tertentu. Berikut ini adalah hasil dari uji kolmogorov smirnov dari ke enam indeks di ASEAN yang dapat dilihat pada tabel 4.1. 88 Tabel 4.1 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov JKSE KLSE STI PSI SETI VNI N 1298 1298 1298 1298 1298 1298 Normal Parameters a,b Mean ,000193 ,000172 ,000084 ,000485 ,000175 ,000591 Std. Deviation ,0108890 ,0055796 ,0065862 ,0153605 ,0102375 ,0109569 Most Extreme Differences Absolute ,080 ,075 ,055 ,146 ,070 ,071 Positive ,069 ,062 ,044 ,139 ,051 ,047 Negative -,080 -,075 -,055 -,146 -,070 -,071 Kolmogorov-Smirnov Z 2,894 2,711 1,988 5,248 2,537 2,561 Asymp. Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 24 Pada tabel di atas hasil uji Kolmogorov Smirnov dari ke enam indeks menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymtotic Signifikan dari ke enam indeks adalah 0.00 yang artinya lebih kecil dari α = 5 0,05. Sedangkan hipotesis nol diterima ketika nilai Asymtotic Signifikan α 0,05. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis nol H ditolak yang artinya data harga saham indeks Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam tidak mengikuti distribusi normal.

2. Run Test

Analisis Run Test termasuk dalam statistik nonparametrik. Uji ini digunakan untuk menguji pada kasus satu sampel. Sampel yang diambil dari populasi, apakah sampel yang diambil berasal dari sampel acak atau bukan. Pengujian ini untuk kasus satu sampel. Prosedur pengujian 89 dilakukan dengan mengurutkan data sampel dan mencari letak nilai mediannya. Uji Run Test adalah uji hipotesis yang merupakan bagian dari uji satu sampel. Tujuan hipotesis untuk menguji apakah data dari sampel yang ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Run Test adalah alat statistik untuk menguji apakah sampel yang mewakili sebuah populasi telah diambil secara acak random. Jika tidak, maka sampel tersebut tidak bisa digunakan untuk perlakuan lebih lanjut, seperti untuk menggambarkan isi populasi. Berikut ini adalah hasil dari uji Run Test dari ke enam indeks di ASEAN yang dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Run Test JKSE KLSE STI PSI SETI VNI Test Value a ,0004 ,0001 ,0001 ,0003 ,0002 ,0002 Cases Test Value 649 649 649 649 649 649 Cases = Test Value 649 649 649 649 649 649 Total Cases 1298 1298 1298 1298 1298 1298 Number of Runs 662 590 654 576 611 615 Z -2,149 -3,332 -2,025 -4,110 -2,166 -2,328 Asymp. Sig. 2- tailed ,032 ,001 ,043 ,000 ,030 ,020 Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 24 90 Tabel 4.2 di atas menunjukkan hasil Run Test dari ke enam 6 indeks di enam negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Vietnam untuk jangka waktu 2011-2015. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan besar Asymp. Sig masing- masing indeks dengan nilai absolut α = 5. atau 0.05. Jika Asymp. Sig α, maka menunjukkan bahwa pola harga saham bersifat acak random walk. Begitu pula sebaliknya bila Asymp. Sig α, maka pola harga saham tidak bersifat acak atau tidak random walk. Pada tabel di atas terlihat bahwa Asym.Sig pada indeks JKSE, KLSE, STI, PSI, SETI, dan VNI menunjukkan pola harga saham tidak bersifat random karena Asym.Sig α dengan perolehan nilai masing- masing 0.032, 0.001, 0.043, 0.000, 0.030, dan 0.020. Pada indeks JKSE, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Francesco Guidi 2011 dan Kashif Hamid 2010 yang menyatakan bahwa pasar modal di Indonesia belum efisien dalam bentuk lemah karena harga saham tidak mengikuti random walk. Pada indeks KLSE, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Francesco Guidi 2011 dan Kashif Hamid 2010 yang menyatakan bahwa pasar modal di Malaysia belum efisien dalam bentuk lemah karena harga saham tidak mengikuti random walk. Pada indeks STI, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kashif Hamid 2010 yang menyatakan bahwa pasar 91 modal di Singapura belum efisien dalam bentuk lemah karena harga saham tidak mengikuti random walk. Pada indeks PSI, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Francesco Guidi 2011 dan Kashif Hamid 2010 yang menyatakan bahwa pasar modal di Filipina belum efisien dalam bentuk lemah karena harga saham tidak mengikuti random walk. Pada indeks SETI, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasilingam 2014 dan Kashif Hamid 2010 yang menyatakan bahwa pasar modal di Thailand belum efisien dalam bentuk lemah karena harga saham tidak mengikuti random walk. Pada indeks VNI, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khoa Cuong 2014, Francesco Guidi 2011 dan Kashif Hamid 2010 yang menyatakan bahwa pasar modal di Vietnam belum efisien dalam bentuk lemah karena harga saham tidak mengikuti random walk. Dari uraian hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal di ASEAN tidak efisien dalam bentuk lemah yang artinya bahwa harga saham hari ini ada hubungannya dengan harga saham sebelumnya.

3. Autokorelasi