ANALISIS KEBIASAAN PACELATHON UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS 2 DI SDN SUMURUP 1 TRENGGALEK

(1)

i

ANALISIS KEBIASAAN PACELATHON UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS 2 DI SDN

SUMURUP 1 TRENGGALEK

SKRIPSI

OLEH:

SEPTA DWI SUBANDARI NIM: 201210430311120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

ii

ANALISIS KEBIASAAN PACELATHON UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS 2 DI SDN

SUMURUP 1 TRENGGALEK

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar

OLEH:

SEPTA DWI SUBANDARI NIM 201210430311120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG JULI 2016


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat

sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta


(7)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan Rahmat-Nya, nikmat-Nya dan Rosulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan terang dan benar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Ayahanda Sungkono dan Ibunda Katipah tercinta terima kasih karena tidak

pernah henti untuk selalu menyayangi, membimbing, dan mendo’akan demi

masa depanku. Skripsi ini kupersembahkan untuk kalian sebagai wujud bakti saya.

2. Kakak ku Meianti Anita Sari dan Kwon Ji Young yang telah setia

mendukungku dengan do’a dan motivasi selama menempuh pendidikan.

3. Teman dekatku Firma Wati Rahayu dan Bobby yang setia mendukung, memberi motivasi, tidak pernah henti untuk menyayangi dengan memberi semangat dalam suka dan duka serta inspirasi tiada henti memberikan dukungan doa.

4. Sahabatku Efrira, Diyah, Pipit, Yeyen, dan Kiki yang selalu membantu, berbagi pengetahuan dan pengalaman serta semangat yang tiada henti.

5. Sahabat-sahabatku angkatan 2012 PGSD kelas F yang tidak dapat kusebut satu persatu atas dukungan dalam menyusun skripsi ini, serta kebersamaannya selama ini semoga terjalin selamanya.

6. Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.


(8)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena hanya berkat dan rahmat, hidayah dan inayahnya skripsi dengan judul “ Analisis

Kebiasaan Pacelathon untuk Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa pada Siswa Kelas 2 di SDN Sumurup 1 Trenggalek” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Yus Mochamad Cholily, M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis. 2. Rizki Lestiono, M.A, selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan

arahan masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.

3. Bapak Suntoro, S.Pd selaku kepala sekolah SDN Sumurup 1 Trenggalek beserta staf yang telah memberikan tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. 4. Ibu Katipah, S.Pd selaku guru kelas 2, selaku guru pembimbing khusus SDN

Sumurup 1 Trenggalek yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

Semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis mengharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun di kemudian hari.

Malang, 24 Juli 2016


(9)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Batasan Masalah ... 9

1.6 Penegasan Istilah ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Bahasa Jawa ... 13

2.1.1 Pengertian Bahasa ... 14

2.1.2 Pengertian Bahasa Jawa ... 15

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar ... 16

2.1.4 Tujuan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar ... 18

2.1.5 Fungsi Pemebelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar ... 19

2.2 Keterampilan Berbicara ... 20

2.2.1 Pengertian Keterampilan Berbicara ... 20

2.2.2 Keterampilan Berbicara pada Pembelajaran Bahasa Jawa ... 23

2.2.3 Cara untuk Melatih Keterampilan Berbicara pada Bahasa Jawa ... 25

2.3 Pacelathon ... 30

2.3.1 Pengertian Pacelathon ... 30

2.3.2 Pentingnya Pacelathon untuk Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa ... 31

2.3.3 Langkah-langkah Pacelathon ... 33

2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan ... 34

2.5 Kerangka Pikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Pendekatan dan JenisPenelitian ... 37


(10)

xii

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

3.4 Subjek Penelitian ... 39

3.5 Sumber Data ... 39

3.5.1 Sumber Data Primer ... 39

3.5.2 Sumber Data Sekunder ... 40

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6.1 Observasi ... 40

3.6.2 Wawancara ... 41

3.6.3 Dokumentasi ... 42

3.7 Instrumen Penelitian ... 42

3.8 Prosedur Penelitian ... 44

3.9 Analisis Data ... 45

3.9.1 Pengumpulan Data ... 46

3.9.2 Reduksi Data ... 46

3.9.3 Paparan Data/ Penyajian Data ... 47

3.9.4 Penarikan Kesimpulan ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Implementasi Penerapan Kebiasaan Pacelathon ... 49

4.1.2 Kendala dalam Pelaksanaan Kebiasaan Pacelathon ... 61

4.1.3 Upaya Penyelesaian kendala dalam pelaksanaan kebiasaan Pacelathon ... 62

4.2 Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(11)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 35

Gambar 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Pacelathon ... 51

Gambar 4.2 Kegiatan Pembelajaran Bahasa Jawa ... 52


(12)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Observasi Kosakata Bahasa Jawa untuk Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa ... 54 Tabel 4.2 Data Observasi Tata Bahasa Jawa untuk Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa ... 55 Tabel 4.3 Data Observasi Kefasihan untuk Keterampilan Berbicara Bahasa

Jawa ... 56 Tabel 4.4 Data Observasi Tingkat Tutur Bahasa Jawa untuk Keterampilan


(13)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Siswa dalam Kegiatan Kebiasaan Pacelathon untuk

Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa ... 75

Lampiran 2 Instrumen Wawancara ... 103

Lampiran 3 Kisi-Kisi Pengumpulan Data Analisis Kebiasaan Pacelathon untuk Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa di SDN Sumurup 1 Trenggalek ... 109

Lampiran 4 Data Siswa Kegiatan Kebiasaan Pacelathon untuk Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa pada Siswa Kelas 2 di SDN Sumurup 1 Trenggalek ... 112

Lampiran 5 RPP Bahasa Jawa Kelas 2 ... 113

Lampiran 6 Buku Pacelathon ... 120

Lampiran 7 Foto-Foto Saat Penelitian ... 126

Lampiran 8 Surat Penelitian ... 129


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan Alek. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.

Aditya Hendi Hendarto. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil Melalui Role Playing Dengan Media Papan Tempel Pada Siswa Kelas IV 03 Tugurejo Semarang. Skripsisi tidak diterbitkan. Semarang:fkip uns.

Alek dan Achmad. 2010. BahasaIndonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Burhan Nurgiyanto. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta:BPEE.

Chaer Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Christina Purwaningsih. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa Jawa di SMP.

Jurnal Pengembangan Humaniora. 8 (2): 69.

Dian Ristanto dkk. 2012. Peningkatan Perbendaharaan Kosakata Bahasa Jawa Melalui Media Permainan Scrabble. Joyful Learning Journal.1 (1) : 37. Eti Titis Larasati dan Heru Subrata. 2014. Penggunaan Model Tandur Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas II SDN Sidpmulyo. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2. (2): 2-4.

Heni Susilowati. 2014. Upaya Meningkatkan Keterampilan Dengan Tembang Dolanan Pada Siswa 5 SD Kutowin dan Sunardiangan 9 Kota Salatiga. 6-16.

Jamil Suprihatiningrum. 2010. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Jauharoti Alfin. 2009. Keterampilan Dasar Berbahasa. Surabaya: Pustaka Intelektual.

Kariono.2011.Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Inggil Materi Unggah-Ungguh Bahasa Pada Pelajaran Bahasa Jawa Melalui Strategi Role Playing Siswa Kelas V SDN Ngraseh Kecamatan Dander Bojonegoro.skripsi tidak diterbitkan. Malang:fkip umm.

Kurikulum. (2010). Kurikulum Muatan Lokal, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa


(15)

Lexy dan Moleong. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif: PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Margono. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Maha Satya.

Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Siste. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaraan Bahasa Daerah Sebagai Muatan Lokal Wajib Disekolah / Madrasah. Surabaya: JDIH Biro Hukum Serda Prov Jatim.

Purwadi dkk. 2005. Tata Bahasa Jawa. Yogyakarata: Media Abadai.

Rohmadi (Eds,). 2011. Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa: Teoridan Pembelajaranya: Pelangi Pres.

Supartinah. 2013. Instrumen Nontes Keterampilan Berbicara Berbasis Nilai Budaya Jawa Di Kelas Awal Sekolah Dasar. (1): 312-314.

Suprawoto (Ed.). 2012. Media Bahasa Jawa Menghadapi Era Global. Kementrian Komunikasi dan Informatika.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Syaodih Nana Sukmadinata. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan. 2011. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.

Undang-undang R.I No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Serta Wajib Belajar. 2012. Bandung: Citra Umbara.


(16)

Wibawa, Sutrisna. 2006. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Jawa di


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alek dan Achmad (2010:22) dalam bukunya yang menjelaskan, Bahasa Indonesia dipakai pula sebagai alat untuk mengatur dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan . Oleh karena itu, tidak heran jika Bahasa Indonesia dimasukkan dalam mata pelajaran di seluruh jenjang pendidikan.

Selain Bahasa Indonesia yang dimasukkan di dalam mata pelajaran, ada mata pelajaran bahasa lain yang diajarkan di beberapa jenjang pendidikan. Bahasa tersebut adalah bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa Asing yang dimasukkan dalam mata pelajaran pada beberapa jenjang pendidikan merupakan bahasa luar Indonesia atau bahasa nasional yang digunakan oleh negara lain seperti Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Arab, dan masih banyak bahasa asing lainnya. Sedangkan untuk Bahasa Daerah ini sendiri juga dimasukkan dalam mata pelajaran di berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.

Bahan kajian bahasa mencangkup bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dengan pertimbangan: (1) Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, (2) Bahasa daerah merupakan bahasa ibu, dan (3) Bahasa asing terutama bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sangat penting kegunaanya dalam pergaulan global (Undang-undang SISDIKNAS No.20 Tahun 2003). Matapelajaran di Kurikulum 2013 di bagi menjadi dua


(18)

2

kelompok yaitu Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat yang terdiri dari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Matapelajaran Kelompok B yang terdiri atas matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah (Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013). Dengan demikian posisi Bahasa Inggris di Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar bukan termasuk matapelajaran inti dan bukan muatan lokal sehingga pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar untuk Kurikulum 2013 tidak ada. Bahasa Inggris diajarkan dalam kegiatan ekstrakulikuler.

Bahasa Daerah juga merupakan bahasa milik negara Indonesia, salah satu Bahasa Daerah yang dimasukkan dalam mata pelajaran adalah Bahasa Jawa. Bahasa Jawa merupakan bahasa pertama penduduk Jawa yang tinggal di Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur (Wedhawati dkk 2006:1). Salah satu jenjang pendidikan yang memasukkan Bahasa Jawa menjadi salah satu mata pelajaran adalah jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal wajib di wilayah Provinsi Jawa Timur. Hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa Mata pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal wajib di sekolah atau madrasah .


(19)

3

Keterampilan berbahasa untuk Bahasa Indonesia mempunyai empat komponen yaitu mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca (Tarigan, 2008: 1). Begitu juga untuk Bahasa Jawa juga mempunyai ruang lingkup keterampilan berbahasa yang sama, hanya istilahnya saja yang berbeda. Jika di dalam Bahasa Jawa, keterampilan berbahasa ada empat komponen juga. Istilah pada Bahasa Jawanya yaitu ngrungokake, wicara, maca, lan nulis.

Ngrungokake sama dengan mendengarkan, micara sama dengan berbicara,

maca sama dengan membaca, dan nulis sama dengan menulis. Semua

keterampilan berbahasa tersebut sangat penting diajarkan. Menurut Wibawa (2011:1), Keterampilan berkomunikasi dalam Bahasa Jawa didukung oleh kemampuan memahami dan menggunakan Bahasa Jawa sesuai dengan

unggah-ungguh .

Fenomena yang menunjukkan menurunnya keterampilan berbahasa pada generasi muda yang terjadi saat ini salah satunya adalah kemampuan pada keterampilan berbicara anak-anak muda yang sudah semakin menurun. Sebagian besar anak muda belum mampu bertutur kata dengan menggunakan ragam-ragam Bahasa Jawa secara baik dan benar menurut unggah-ungguh. Keterampilan berbicara Bahasa Jawa memang sering diajarkan pada pembelajaran Bahasa Jawa. Namun terkadang siswa masih belum mampu

untuk berbicara dengan baik dan benar sesuai denganunggah-ungguhbahasa.

Kesalahan yang terjadi pada keterampilan berbicara siswa dalam Bahasa Jawa, salah satunya yaitu ketika menjawab pertanyan dari guru secara lisan dengan menggunakan bahasa Jawa yang tidak memakai tingkatan-tingkatan tutur Bahasa Jawa atauunggah-ungguh.


(20)

4

Menurut (Ristianto 2012:37) untuk berkomunikasi dengan orang tua, anak-anak akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasionalatau

bahasa Jawa yang sudah amburadul karena mereka kurangnya kemampuan

berbicara Bahasa Jawa dengan baik dan benar. Banyaknya permasalahan yang terjadi saat ini, membuat guru harus mempunyai waktu dan cara-cara lain untuk memaksimalkan pembelajaran keterampilan berbahasa khususnya pada keterampilan berbicara, hal ini bisa dilakukan meskipun di luar jam pelajaran Bahasa Jawa.

Solusi yang bisa dilakukan oleh guru yaitu perlu mengadakan pelatihan yang harus dilakukan berulang-ulang atau menjadi kebiasaan untuk melatih keterampilan berbicara siswa agar keterampilan berbicara siswa bisa lebih baik lagi. Sehingga siswa tidak hanya asal berbicara Bahasa Jawa saja, melainkan dengan menggunakan kalimat, bahasa, atau tingkat tutur kata yang

baik yang sesuai unggah-ungguh Bahasa Jawa. Keterampilan berbicara

Bahasa Jawa dapat dilatih dengan menggunakan berbagai cara dengan

menggunakan modeltandur,dengantembang dolanan.

Salah satu pelatihan untuk melatih siswa pada keterampilan berbicara

yaitu pacelathon. Pacelathon merupakan percakapan Bahasa Jawa yang

mempunyai aturan-aturan yang dipakai sebagai pedoman agar percakapan dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini dikemukakan oleh Achmad dan Alek (2012:156) dalam bukunya Dalam pemakaian bahasa lisan, sarana-sarana suprasegmental memberikan sumbangan yang berarti terhadap keberhasilan suatu komunikasi (percakapan). Sarana suprasegmental itu antara lain gejala intonasi yang berupa aksen, tekanan kata, tingkat rendahnya


(21)

5

nada, dan keras lembutnya nada . Kesopansantunan dalam berbicara harus diperhatikan, baik itu berbicara dengan teman sebaya, anak kecil ataupun dengan orang yang lebih tua, mempunyai perbedaan tata cara ataupun aturan berbicara satu sama lain. Jika di dalam Bahasa Jawa, hal ini di sebut unggah-ungguh. Unggah-ungguh sering disebut dengan konjungsi atau tingkatan-tingkatan tutur Bahasa Jawa (Andayani, 2012: 85). Menurut Wurwadi dkk (2005:14) di dalam bukunya menyatakan sebagai berikut, ketika seseorang berbicara selain memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa, juga masih terus memperhatikan siapa orang yang diajak berbicara. Berbicara pada orang tua berbeda dengan berbicara pada anak kecil atau yang seumur. Kata-kata atau bahasa yang ditunjukan pada orang lain itulah yang disebut:

unggah-ungguhing basa.

Melalui kegiatan pacelathon, peserta didik bisa dilatih berkomunikasi dengan Bahasa Jawa yang baik. Adanya kegiatan yang dilakukan berulang-ulang inilah yang disebut dengan kebiasaan. Kebiasaan pacelathon yang dilakukan siswa dapat berpengaruh terhadap perilaku kesehariannya. Sehingga keterampilan berbicara siswa yang kurang baik bisa dilatih secara optimal salah satunya dengan kebiasaan pacelathon. Mengingat berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi awal pada tanggal 02 November 2015, Sekolah Dasar Negaeri 1 Sumurup merupakan salah satu Sekolah Dasar yang di dalamnya terdapat berbagai macam kebiasaan, misalnya kebiasaan

pacelathon yang pastinya memiliki tujuan untuk melatih keterampilan


(22)

6

Bahasa Jawa. Kebiasaan pacelathonpada kelas 2 di Sekolah Dasar Negeri 1

Sumurup adalah salah satu kebiasan nyata. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, kegiatan kebiasaan pacelathon pada kelas 2 penting dalam proses pengembangan keterampilan berbicara Bahasa Jawa.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penelitian ini mengenai implementasi dan peran kegiatan kebiasaanpacelathon untuk proses melatih keterampilan berbicara Bahasa Jawa siswa dan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kebiasaan pacelathon serta alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini

berjudul Analisis Kebiasaan Pacelathon untuk Keterampilan Berbicara

Bahasa Jawa pada Siswa Kelas 2 di SDN 1 Sumurup Trenggalek .

1.2 Rumusan Masalah

Guru kelas II memberikan salah satu pelatihan untuk melatih siswa

pada keterampilan berbicara yaitu kebiasaan pacelathon. Kebiasaan

pacelathon, siswa akan mengasah keterampilan berbicara Bahasa Jawa sesuai

dengan aturan-aturan yang dipakai sebagai pedoman agar percakapan dilakukan dengan baik dan benar.

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan di latar belakang, maka timbullah pertanyaan dalam penelitian ini sebagai rumusan masalah sebagai bahan penelitian yang akan diteliti. Sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi penerapanpacelathonuntuk keterampilan


(23)

7

2. Bagaimana kendala pada penerapan pacelathon untuk keterampilan

berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup?

3. Bagaimana upaya penyelesaian terhadap kendala pada pelaksanaan penerapan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan pada hakikatnya adalah hal-hal yang ingin dicapai ketika melakukan suatu aktivitas. Tujuan juga merupakan indikator dari kesuksesan penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti agar menemukan jawaban dari penelitian. Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan implementasi penerapan pacelathon untuk

keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup.

2. Mendiskripsikan kendala pada penerapan pacelathonuntuk keterampilan

berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup.

3. Mendiskripsikan upaya penyelesaian terhadap kendala pada pelaksanaan

penerapan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup.


(24)

8

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan setelah peneliti ini dilaksanakan adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat yang ingin dicapai atau diperoleh dari penelitian implementasi kebiasaan pacelathon ini adalah sebagai bahan informasi dan pengetahuan tambahan mengenai kebiasaan pacelathon yang bisa dilakukan untuk melatih keterampilan berbicara siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa.

2. Manfaat Praktis

Sedangkan untuk manfaat praktis yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai pihak yaitu bagi guru, bagi sekolah, dan bagi peneliti. Bagi guru dapat memperoleh solusi terbaik pada keterampilan berbicara bahasa Jawa dan pengajaran bahasa Jawa melalui kegiatan kebiasaan pacelathon pada siswa, bagi sekolah dapat menjadi salah satu alternatif sekolah dalam pembinaan keterampilan berbicara bahasa Jawa melalui kegiatan kebiasaan pacelathon, dan bagi peneliti dapat menambah wawasan peneliti mengenai keterampilan berbicara Bahasa Jawa melalui kegiatan kebiasaan pacelathon. Selain itu, hasil peneliti diharapkan bia dijadikan refrensi untuk peneliti selanjutnya.


(25)

9

1.5 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini memiliki tujuan supaya masalah dalam penelitian menjadi jelas dan terarah. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif kebiasaan

pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa. Agar penelitian yang

dilakukan hanya berfokus pada masalah yang akan di teliti. Maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan diteliti. Adapun ruang lingkup masalah dibatasi sebagai berikut:

a. Peneliti ini hanya berfokus pada kegiatan pacelathon untuk

keterampilan berbicara Bahasa Jawa.

b. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II SDN 1 Sumurup

Trenggalek.

c. Penyelesaian kendala dalam kegiatanpacelathon.

Tiga hal tersebut dipilih sebagai fokus penelitian karena sesuai dengan

judul penelitian yang mencakup tentang kebiasaan pacelathon untuk

keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas II di SDN Sumurup 1 Trenggalek.

1.6 Penegasan Istilah

Ada banyak istilah dalam penelitian. Sehingga untuk memperjelas pemahaman dan meminimalisasi kesalahan pengertian, maka penelitian perlu memberikan sebuah penjelasan penegasan istilah yang jelas. Berikut adalah penegasan istilah dalam penelitian.


(26)

10

1. Analisis adalah adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

2. Kebiasaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.

3. Pacelathon merupakan istilah dari percakapan atau dialog dalam

Bahasa Jawa yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

4. Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang

melibatkan kegiatan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan

5. Bahasa Jawa adalah suatu bahasa daerah yang digunakan oleh

masyarakat Jawa dan merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia.


(1)

nada, dan keras lembutnya nada . Kesopansantunan dalam berbicara harus diperhatikan, baik itu berbicara dengan teman sebaya, anak kecil ataupun dengan orang yang lebih tua, mempunyai perbedaan tata cara ataupun aturan berbicara satu sama lain. Jika di dalam Bahasa Jawa, hal ini di sebut unggah-ungguh. Unggah-ungguh sering disebut dengan konjungsi atau tingkatan-tingkatan tutur Bahasa Jawa (Andayani, 2012: 85). Menurut Wurwadi dkk (2005:14) di dalam bukunya menyatakan sebagai berikut, ketika seseorang berbicara selain memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa, juga masih terus memperhatikan siapa orang yang diajak berbicara. Berbicara pada orang tua berbeda dengan berbicara pada anak kecil atau yang seumur. Kata-kata atau bahasa yang ditunjukan pada orang lain itulah yang disebut: unggah-ungguhing basa.

Melalui kegiatan pacelathon, peserta didik bisa dilatih berkomunikasi dengan Bahasa Jawa yang baik. Adanya kegiatan yang dilakukan berulang-ulang inilah yang disebut dengan kebiasaan. Kebiasaan pacelathon yang dilakukan siswa dapat berpengaruh terhadap perilaku kesehariannya. Sehingga keterampilan berbicara siswa yang kurang baik bisa dilatih secara optimal salah satunya dengan kebiasaan pacelathon. Mengingat berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi awal pada tanggal 02 November 2015, Sekolah Dasar Negaeri 1 Sumurup merupakan salah satu Sekolah Dasar yang di dalamnya terdapat berbagai macam kebiasaan, misalnya kebiasaan pacelathon yang pastinya memiliki tujuan untuk melatih keterampilan berbicara siswa di Sekolah Dasar, terutama dalam hal keterampilan berbicara


(2)

Bahasa Jawa. Kebiasaan pacelathonpada kelas 2 di Sekolah Dasar Negeri 1 Sumurup adalah salah satu kebiasan nyata. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, kegiatan kebiasaan pacelathon pada kelas 2 penting dalam proses pengembangan keterampilan berbicara Bahasa Jawa.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penelitian ini mengenai implementasi dan peran kegiatan kebiasaanpacelathon untuk proses melatih keterampilan berbicara Bahasa Jawa siswa dan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kebiasaan pacelathon serta alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul Analisis Kebiasaan Pacelathon untuk Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa pada Siswa Kelas 2 di SDN 1 Sumurup Trenggalek .

1.2 Rumusan Masalah

Guru kelas II memberikan salah satu pelatihan untuk melatih siswa pada keterampilan berbicara yaitu kebiasaan pacelathon. Kebiasaan pacelathon, siswa akan mengasah keterampilan berbicara Bahasa Jawa sesuai dengan aturan-aturan yang dipakai sebagai pedoman agar percakapan dilakukan dengan baik dan benar.

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan di latar belakang, maka timbullah pertanyaan dalam penelitian ini sebagai rumusan masalah sebagai bahan penelitian yang akan diteliti. Sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi penerapanpacelathonuntuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup?


(3)

2. Bagaimana kendala pada penerapan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup?

3. Bagaimana upaya penyelesaian terhadap kendala pada pelaksanaan penerapan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan pada hakikatnya adalah hal-hal yang ingin dicapai ketika melakukan suatu aktivitas. Tujuan juga merupakan indikator dari kesuksesan penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti agar menemukan jawaban dari penelitian. Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan implementasi penerapan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup.

2. Mendiskripsikan kendala pada penerapan pacelathonuntuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup.

3. Mendiskripsikan upaya penyelesaian terhadap kendala pada pelaksanaan penerapan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas 2 di SDN 1 Sumurup.


(4)

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan setelah peneliti ini dilaksanakan adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat yang ingin dicapai atau diperoleh dari penelitian implementasi kebiasaan pacelathon ini adalah sebagai bahan informasi dan pengetahuan tambahan mengenai kebiasaan pacelathon yang bisa dilakukan untuk melatih keterampilan berbicara siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa.

2. Manfaat Praktis

Sedangkan untuk manfaat praktis yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai pihak yaitu bagi guru, bagi sekolah, dan bagi peneliti. Bagi guru dapat memperoleh solusi terbaik pada keterampilan berbicara bahasa Jawa dan pengajaran bahasa Jawa melalui kegiatan kebiasaan pacelathon pada siswa, bagi sekolah dapat menjadi salah satu alternatif sekolah dalam pembinaan keterampilan berbicara bahasa Jawa melalui kegiatan kebiasaan pacelathon, dan bagi peneliti dapat menambah wawasan peneliti mengenai keterampilan berbicara Bahasa Jawa melalui kegiatan kebiasaan pacelathon. Selain itu, hasil peneliti diharapkan bia dijadikan refrensi untuk peneliti selanjutnya.


(5)

1.5 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini memiliki tujuan supaya masalah dalam penelitian menjadi jelas dan terarah. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif kebiasaan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa. Agar penelitian yang dilakukan hanya berfokus pada masalah yang akan di teliti. Maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan diteliti. Adapun ruang lingkup masalah dibatasi sebagai berikut:

a. Peneliti ini hanya berfokus pada kegiatan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa.

b. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II SDN 1 Sumurup Trenggalek.

c. Penyelesaian kendala dalam kegiatanpacelathon.

Tiga hal tersebut dipilih sebagai fokus penelitian karena sesuai dengan judul penelitian yang mencakup tentang kebiasaan pacelathon untuk keterampilan berbicara Bahasa Jawa pada siswa kelas II di SDN Sumurup 1 Trenggalek.

1.6 Penegasan Istilah

Ada banyak istilah dalam penelitian. Sehingga untuk memperjelas pemahaman dan meminimalisasi kesalahan pengertian, maka penelitian perlu memberikan sebuah penjelasan penegasan istilah yang jelas. Berikut adalah penegasan istilah dalam penelitian.


(6)

1. Analisis adalah adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

2. Kebiasaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang. 3. Pacelathon merupakan istilah dari percakapan atau dialog dalam

Bahasa Jawa yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

4. Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang melibatkan kegiatan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan

5. Bahasa Jawa adalah suatu bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Jawa dan merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia.


Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA SISWA KELAS IV MI ASSALAM BATU

0 9 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA INGGIL MELALUI ROLE PLAYING DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL PADA SISWA KELAS IV SDN 03 TUGUREJO SEMARANG

1 13 165

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

1 19 188

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN BAHASA KRAMA ALUS Penggunaan Media Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Bahasa Krama Alus Pada Siswa Kelas V SDN Wonomulyo Kabupaten Wonogiri Tahu

0 1 16

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN BAHASA KRAMA ALUS Penggunaan Media Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Bahasa Krama Alus Pada Siswa Kelas V SDN Wonomulyo Kabupaten Wonogiri Tahu

0 1 10

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2.

0 3 26

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Krama Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Dengan Metode Sosiodrama dan Bermain Peran Siswa Kelas IV SDN 2 Jomboran kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 17

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG.

0 0 2

Pengaruh Penguasaan Tingkat Tutur dan Sikap Bahasa terhadap Keterampilan Menulis Pacelathon Bahasa Jawa pada Siswa Kelas VII SMP Negeri di Surakarta.

0 0 21

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA INGGIL MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 02 SEMARANG -

0 0 91