PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2.

(1)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Hery Setianingsih 1104920

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG 2015


(2)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKTAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Oleh Hery Setianingsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©HERY SETIANINGSIH Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2


(4)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2


(5)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Oleh

HERY SETIANINGSIH 1104940

ABSTRAK

Pembelajaran bahasa merupakan pembelajaran berkomunikasi. Mengingat pentingnya komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, maka pembelajaran bahasa dicantumkan dalam kurikulum. Pembelajaran bahasa memiliki keragaman, salah satunya pembelajaran berbicara. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara perlu adanya inovasi pada praktik pembelajaran. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran tidak monoton dan terkesan membosankan. Penelitian ini menggunakan metode bermain peran sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V melalui gerak, ekspresi wajah, intonasi dan cara berbicara. Dari hasil pengamatan dan tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa meningkat dari setiap siklusnya melalui penerapan metode bermain peran tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya permasalahan dalam pengajaran keterampilan berbicara. Siswa kesulitan mengemukakan gagasan, pendapat, ataupun ide di depan teman-temannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan motode bermain peran . Adapun tujuan penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan praktik pelaksanaan metode role playing atau bermain peran dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V. (2) menganalisis peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V dengan metode role playing.Penelitian ini mengadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart, tahapan pelaksanaanya yaitu perencanaan, observasi, tindakan, dan refleksi. Adapun nilai rata-rata pra siklus 50,25 pada siklus I sebesar 68,97 pada siklus II sebesar 78,46 dan pada siklus III sebesar 85,38 .Berdasarkan data tersebut, keterampilan keterampilan berbicara siswa meningkat setelah dilaksanakan dengan menerapkan mtode role playing atau bermain peran. Simpulan dari penelitian ini yaitu pelaksanaan metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa karena, dengan penggunaan metode bermain peran siswa terlatih berbicara didepan umum. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan bagi guru untuk dapat menerapkan metode bermain peran yang mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa.


(6)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APPLICATION METHODS TO IMPROVE SKILLS ROLE PLAY TALK V SDN Taktakan CLASS 2

By

HERY SETIANINGSIH 1104940

ABSTRACT

Learning a language is learning to communicate. Given the importance of communication in social life, then learning the language included in the curriculum. Learning the language has diversity, one of them learning to speak. To improve speaking skills needed for innovation in teaching practice. It is intended that the learning process does not seem monotonous and boring. This study uses a method of playing a role in an effort to improve students' speaking skills class V through movement, facial expressions, intonation and manner of speaking. From the observations and actions taken can be concluded that increasing students' speaking skills of each cycle through the application of the method to play the role. This research is motivated because of the problems in teaching speaking skills. Students difficulties put forward ideas, opinions, or ideas in front of his friends. One of the efforts is by applying motode play a role. The purpose of this study is (1) to describe the practice of implementation of the method of role playing or playing a role in improving students 'speaking skills class V. (2) analyze increase students' speaking skills class V role playing.Penelitian method is adapted from the model Kemmis and Mc. Taggart, implementation phases namely planning, observation, action, and reflection. The average value of 50.25 pre-cycle in the first cycle of 68.97 in the second cycle of 78.46 and in the third cycle of 85.38 .Berdasarkan such data, skills speaking skills of students increased after consuming method implemented by applying a role playing or play a role. Conclusions from this research that the implementation of role-playing method can improve students' speaking skills because, with the use of methods of role-playing the role of students trained to speak in public. Based on these findings, it is advisable for teachers to be able to

apply the method to play a role that can improve students' speaking skills.


(7)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

PERNYATAAN ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 3

E. Sistematika Laporan ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Berbicara ... 5

B. Metode Bermain Peran ... 6

C. Pembelajaran Bermain Peran ... 7


(8)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Kerangka Berfikir ... 9

F. Hipotesis ... 11

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 12

B. Desain Penelitian ... 12

C. Model Penelitian ... 13

D. Definisi Operasional ... 15

E. Instrumen Penelitian ... 16

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 16

G. Teknik Pengumpulan Data ... 18

H. Analisis Data ... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 20

B. Pembahasan ... 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Bermain Peran ... 7 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 10 4.1 Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Pra Siklus

... 32 4.2 Hasil Observasi Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Melalui Metode Brmain

Peran Siklus I ... 34 4.3 Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siklus I

... 35 4.4 Hasil Observasi Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Melalui Metode Brmain

Peran Siklus II... 35 4.5 Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siklus II

... 35 4.6 Hasil Observasi Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Melalui Metode Brmain

Peran Siklus III ... 36 4.7 Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siklus III

... 36 4.8 Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar Siswa ... 39


(10)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode Brmain Peran ... 36 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode Bermain Peran Metode


(11)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerangka Berfikir ... 20 3.1 PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 18


(12)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Pedoman Wawancara Kepada Guru 2. Naskah Drama Pra Siklus

3. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Pra Siklus 4. Rencana Pelaksanaan Pemblajaran Siklus I

5. Naskah Drama Siklus I

6. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siklus I 7. Rencana Pelaksanaan Pemblajaran Siklus II

8. Naskah Drama Siklus II

9. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siklus II 10.Rencana Pelaksanaan Pemblajaran Siklus III

11.Naskah Drama Siklus III

12.Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siklus III 13.Foto Kegiatan Penelitian

14.Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Serang

15.Surat Permohonan Izin Observasi Dari UPI Kampus Serang 16.Surat Pemberian Izin dari SDN Taktakan 2


(13)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selain sebagai alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa juga merupakan alat untuk menyampaikan pikiran, perasaan maupun ide, gagasan serta pendapat. Pada dasarnya pembelajaran bahasa ialah belajar berkomunikasi, mengingat pentingnya komunikasi dalam kehidupan bemasyarakat. Agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik, maka orang tersebut perlu untuk belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Seseorang yang memiliki penguasaan bahasa yang baik, dapat terlihat dari cara dia menggunakan bahasa, menyampaikan maksud dan tujuannya dalam berkomunikasi.

Bahasa Indonesia juga merupakan lambang kebanggaan bangsa, lambang identitas negara secara nasional, alat komunikasi sebagai pemersatu antar daerah dan juga antar kebudayaan. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai budaya yang melatarbelakangi rasa bangga serta kecintaan terhadap negara. Sebagai identitas negara bahasa Indonesia mesti dijunjung, karena dengan adanya Bahasa Indonesia, masyarakat yang memiliki latar belakang kebudayaan serta beragam suku bangsa dapat mencapai keserasian hidup dalam satu bahasa resmi.

Pembelajaran bahasa akan lebih baik jika dilakukan sejak dini, berstruktur serta berkesinambungan. Maka dari itu, pembelajaran bahasa dicantumkan dalam kurikulum. Hal ini membuktikan bahwa bahasa merupakan hal penting, sehingga seluruh siswa dituntut untuk mempelajari dan menguasai bahasa yang digunakan di negara masing-masing. Seperti halnya di Indonesia, pembelajaran bahasa Indonesia menjadi pelajaran yang wajib dan harus dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menguasai pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat siswa akan mampu berkomunikasi dengan baik.


(14)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun tidak jarang kita temui siswa yang kurang mampu berkomunikasi atau berbicara terutama di tempat umum. Kemampuan berbahasa yang dimiliki peserta didik relatif belum berkembang. Hal ini dapat kita lihat dari belum mampunya siswa mengungkapkan pendapat serta memberikan informasi, saran atau mengkritik. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi siswa sulit dalam pembelajaran berbahasa terutama dalam materi berbicara, diantaranya kurangnya rasa percaya diri, keberanian, dan juga rasa malu untuk mengungkapkan gagasan atau ide-ide yang siswa miliki. Hal yang demikian dapat mempengaruhi hasil belajarnya, sehingga kemampuan komunikasi siswa kurang berkembang.

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri Taktakan 2, bahwasannya dari 26 siswa hanya sekitar 3 siswa yang mampu mencapai nilai KKM yaitu 63, hal ini yang menarik perhatian peneliti untuk menggali lebih dalam mengenai masalah tersebut. Dari wawancara yang peneliti lakukan ternyata siswa memiliki beragam kendala diantara, rasa malu berbicara didepan umum. Bahkan ada siswa yang hanya diam saja ketika pembelajaran berlangsung. Jauh sekali dari harapan yang menginginkan siswa untuk terampil berbicara didepan umum, berani mengutarakan pendapat dan gagasan dihadapan teman-temannya. Pada intinya siswa belum berani dan terampil untuk berbicara atau mengutarakan pendapatnya pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara, peneliti rasa perlu adanya inovasi dalam pembelajaran. Seperti halnya penggunaan metode yang bervariasi, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang lebih menarik dan kondusif. Disini peneliti menyarankan penggunaan metode barmain peran. Metode bermain peran peneliti rasa tepat untuk melatih kemampuan berbicara siswa melalui gerak-gerak, ekspresi wajah, intonasi dan cara berbicara, sehingga diharapkan kedepannya kemampuan berbicara siswa perlahan akan mengalami perkembangan.

Pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode bermain peran akan berpengruh terhadap hasil pembelajaran siswa, jika pada proses pelaksaannya sesuai dengan langkah- langkah yang ada.


(15)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana praktik pelaksanaan metode Role Playing atau bermain peran dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V ? 2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V dengan

metode bermain peran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada dasarnya adalah untuk menjawab pertanyaan yang diungkapkan pada rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan praktik pelaksanaan metode Role Playing atau bermain peran dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V. 2. Menganalisis peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V dengan

metode Role Playing.

D. Manfaat Penelitian

1. Segi teori

Jika hasil penelitian ini sesuai, bisa menjadi ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan bahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbicara. Jika tidak sesuai, maka akan memperkaya keilmuan.

2. Segi kebijakan

Pada penelitian ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar juga meningkatkan mutu serta kualitas dari pendidikan itu sendiri

3. Segi praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara.


(16)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Sistematika Laporan

Dalam sistematika laporan pada skripsi ini terdapat lima bab. Bab I Pendahuluan yang didalamnya terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Laporan.

Bab II Penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V, yang berisi: Kajian Teori, Kerangka Berpikir, Kajian Hasil Penelitian Terdahulu, Hipotesis.

Bab III Metode Penelitian yang didalamnya terdiri dari: Metode dan Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang didalamnya terdiri dari Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Analisis Data.


(17)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Taktakan 2. Kecamatan Taktakan, Serang Banten. Karena di SD Negeri Taktakan 2 ditemukan masalah tentang keterampilan berbicara.

2. Subjek penelitian

Yang menjadi subjek pada penelitin ini adalah siswa kelas V SD Negeri Taktakan 2. Jumlah siswa 26, siswa laki-laki 9 dan siswa perempuan 17. Peneliti memfokuskan pada subjek tersebut karena hasil nilai dari pembelajaran keterampilan berbicara siswa dirasa belum sesuai harapan.

B. Desain Penelitian

Dalam desain penelitian ini, akan melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto dkk, 2014, hlm. 16).

Tahap 1 : Menyusun Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti akan memaparkan mengenai apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan

Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan

Tahap kedua dari penelian ini ialah melaksanakan dan menerapkan rancangan yang telah dibuat yaitu melalui tindakan di kelas.

Tahap 3 : Pengamatan

Tahap ketiga ialah kegiatan mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan melakukan pengamatan ini kita dapat mengetahui letak kekurangan pada proses pembelajaaran yang berlangsung. Sehingga selanjutnya kita dapat merumuskan tindakan perbaikan.

Tahap 4 : Refleksi

Tahap keempat merupakan kegiatan menganalisis dan merefleksi dari hasil kegiatan pembelajaran siswa pada pelaksanaan tindakan.


(18)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

PTK Model Kemmis dan Mc Tegart (Suharsimi Arikunto. 2014, hlm. 16)

C. Metode Penelitian

Pada penelitan ini metode yang akan digunakan ialah model penelitian tindakan kelas (PTK). (Arikunto dkk, 2014,hlm. 2) menerangkan bahwasannya PTK dalam istilah bahasa inggris ialah Classroom Action

Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung

didalamnya yaitu sebuah kegiatan penelitian yang yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.

1. Penelitian “ menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertua untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.”

2. Tindakan “ menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.”

3. Kelas “ dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN


(19)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu bersama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.”

Selanjutnya, Babkan Me Niff dalam Yusnandar dan Nur’aeni (2014,

hlm. 6) memandang PTK sebagai bentuk penelitian relatif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.

Pada penelitian tindakan kelas guru juga dapat mengetahui keefektifan pembelajaran yang selama ini berlangsung. Jika pembelajaran dirasa belum efektif, maka guru dapat melakukan tindakan guna memperbaiki ketidak evektifan itu melalui penelitian tindakan kelas.

Menurut Yusnandar dan Nur’aeni (2014, hlm. 7) PTK dapat

diidentifikasikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Maka dari itu peneliti memilih penelitian tindakan kelas, karena penelitian tindakan kelas dirasa ideal untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas guru. Tidak jarang seorang guru menemui permasalahan-permasalah dalam proses pembelajaaran. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan permasalahan yang terjadi dalam kelas dapat dipecahkan.

Pada hakikatnya setiap penelitian selalu mengupayakan pemecahan suatu masalah. Penelitian tindakan kelas memecahkan permasalahan yang berasal dari kelas. Masalah-masalah yang mungkin atau kerap terjadi pada saat pembelajaran, yang masalah tersebut dirasa perlu untuk dilakukan penyelesaian.

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas kita dapat merumuskan tindakan-tindakaan perbaikan pada proses pembelajaran. Hal yang demikian selain bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan di kelas juga untuk meningkatkan profesiolisme guru.


(20)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bory dalam Yusnandar dan Nur’aeni (2014 hlm 9) menyebutkan secara

eksplisit bahwa tujuan utama dalam penelitan tindakan ialah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk mencapai pengetahuan ilmu dalam bidang pendidikan.

Pada dasarnya tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode bermain peran diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Taktakan 2. Dengan diterapkannya metode bermain peran pada pembelajaran Bahasa Indonesia, nantinya diharapkan siswa terampil dalam berbicara. Karena melalui metode bermain peran siswa akan dilatih untuk terampil berbicara didepan umum.

D. Definisi Operasional

Pada penelitian ini peneliti akan menguraikan definisi operasional berdasarkan judul yang telah diambil. Definisi operasional pada penelitian ini adalah :

1. Keterampilan Berbicara

Keterampilan merupakan kemampuan atau potensi seseorang yang dapat berkembang dan dikembangkan. Berbicara merupakan kegiatan seseorang menyampaikan bahasa, gagasan, informasi, secara lisan kepada lawan bicaranya.

Keterampilan Berbicara merupakan kemampuan seseorang merangkai kata-kata, mengucapkan kalimat-kalimat untuk menyampaikan gagasan, pemikiran, menyatakan informasi atau perasaan secara lisan.

2. Metode Role Playing atau Bermain Peran

Metode merupakan cara ilmiah. Metode bermain peran merupakan teknik yang melibatkan peserta didik untuk memainkan suatu lakon atau berperan menjadi orang lain dalam bentuk dramatisasi.


(21)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas observasi dilakukan untuk melihat proses serta dampak pembelajaran guna merumuskan langkah-langkah perbaikan. Observasi ini dilakukan juga untuk mengetahui pengaruh hasil pembelajaran melalui tindakan penelitian yang telah dilakukan.

2. Tes

Test adalah sebuah alat untuk mengukur kemampuan anak dalam menguasai materi.dengan melakukan tes kita dapat mengetahui peningkatan hasil pembelajaran ketermpilan berbicara siswa melalui metode bermain peran.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas observasi dilakukan untuk melihat proses serta damapak pemebelajaran guna merumuskan langkah-langkah perbaikan. Adapun pedoman observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa melalui metode bermain peran ialah :

a. Perencanaan

- Mempersiapkan pementasan drama (skor 1) - Mengikuti petunjuk kegiatan (skor 1)

- Membuat kelompok yang telah ditentukan (skor 1) - Mendiskusikan drama yang akan ditampilkan (skor1) b. Pelaksanaan

- Melaksanakan pementasan drama (skor 1) - Bekerja sama dalam kelompok (skor 1) - Mengikuti petunjuk kegiatan (skor 1)


(22)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tindak lanjut

- Masing-masing kelompok mementaskan drama (skor 1)

- Menanggapi hasil dari pementasan drama kelompok lain (skor 1)

Keterangan :

Nilai : Jumlah Skor x 100 Skor Maksimal

81-100 = Sangat baik 71-80 = Baik

61- 70 = Cukup 51-60 = Kurang 2. Tes

Test adalah sebuah alat untuk mengukur kemampuan anak dalam menguasai materi. Dalam hal ini jenis tes yang digunakan yaitu tes lisan. Adapun indikator yang digunakan dalam tes ini adalah:

a. Kelancaran berbicara

- Siswa tidak mamapu berbicara (skor 1) - Siswa berbicara dengan bantuan guru (skor 2) - Siswa berbicara tanpa bantuan guru (skor 3) b. Intonasi

- Intonasi tidak tepat (skor 1) - Intonasi kurang tepat (skor 2) - Intonasi tepat (skor 3)

c. Lafal

- Pengucapan lafal tidak jelas (skor 1) - Pengucapan lafal kurang jelas (skor 2) - Pengucapan lafal jelas (skor 3)

d. Volume suara - Rendah (skor 1) - Sedang (skor 2) - Lantang (skor 3)


(23)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. penghayatan

- Tidak menjiwai (skor 1) - Kurang menjiwai (skor 2) - Sangat menjiwai (skor 3) Nilai : jumlah skor x 100 Skor maksimal Keterangan :

81 – 100 = Sangat baik 71 – 80 = Baik 61 -70 = Cukup 51 – 60 = Kurang

Siswa dikatakan lulus apabila hasil belajar siswa mencapai nilai KKM, nilai KKM yang ditentukan ialah 63. Jika siswa mendapatkan nilai diatas 63 lebih dari 50% maka pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan metode bermain peran dapat dikatakan berhasil.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada sebuah penelitian, pengumpulan data memiliki peran penting guna menunjang keberhasilan penelitian. Banyaknya data yang diperoleh serta keakuratan dari data tersebut berpengaruh besar terhadap hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya dengan observasi, wawancara, analisis dokumen, serta mengadakan tes tulis/lisan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan terlibat pada setiap proses pembelajaran. Disamping itu peneliti akan melakukan wawancara berkaitan dengan penelitian ini, kepada pihak-pihak terkait yaitu guru dan siswa. Mengumpulkan dokumen-dokumen sebagai bukti penelitian yang menunjang pelaksanaan penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang (Sugiyono, 2012, hlm. 329). Pengumpulan data pada penelitian ini juga akan menggunakan tes sebagai alat ukur kemampuan yang dimiliki siswa.


(24)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data, maka segera dilakukan pengolahan data. Data diolah dengan melakukan pengecekan kelengkapan data dari lapangan serta memeriksa hasil instrumen penelitian. Kemudian data ditabulasi, pentabulasian data berupa jumlah dan presentasi skor hasil masing-masing siklus. Pendataan nilai, menghitung jumlah dan rata-rata guna mengetahui presentasi kelulusan di setiap siklus.

Dari hasil pengolahan data, jika hasil prestasi siswa meningkat hingga mencapai standar nilai yang telah ditetapkan. Maka, proses penelitian akan dihentikan atau disudahi.


(25)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tes keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode bermain peran, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa karena, dengan penggunaan metode bermain peran siswa terlatih berbicara didepan umum.

2. Keterampilan berbicara siswa meningkat dari setiap siklusnya yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa. pada pra siklus diperoleh nilai rata sebesar 50,25 sementara itu disiklus I nilai rata-rata mencapai 68,97 disiklus II 78,46 dan disiklus III mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan nilai rata-rata mencapai 85.38.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan saran kepada: 1. Guru dapat menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

menggunakan metode bermain peran pada proses pembelajaran keterampilan berbicara seperti yang terdapat dalam penelitian ini, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan berbicara.

2. Kepala sekolah dapat melihat data hasil penelitian untuk terus memberikan motivasi dan arahan kepada para guru untuk menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

3. Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan metode

yang sama ataupun berbeda dapat melihat instumen maupun data yang digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode bermain peran.


(26)

Hery Setianingsih, 2015

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKAN

Afid, R. (2014).Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain

Permain Peran Pada Siswa Kelas V SD Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Haryani, S. (2013). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Motivasi

Belajar dengan Strategi Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas III B MI Ma’arif Bego Tahun Ajaran 2012-2013.

(Skripsi).UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran DanPembelajaran. Yogyakarta : pustaka Pelajar

Mulyatiningsih, E. (2013). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum

2013.yogyakarta : Ar-ruz Media.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitati,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfa.

Suwadi, J.H .(2010). Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas V SDN 2 Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima Tahun 2010-2011. Jurnal : hlm. 53-60

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahsa. Bandung : Angkasa Bandung

Yusnandar, E dan Nur’aeni. (2014). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang :


(1)

E. Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas observasi dilakukan untuk melihat proses serta dampak pembelajaran guna merumuskan langkah-langkah perbaikan. Observasi ini dilakukan juga untuk mengetahui pengaruh hasil pembelajaran melalui tindakan penelitian yang telah dilakukan.

2. Tes

Test adalah sebuah alat untuk mengukur kemampuan anak dalam menguasai materi.dengan melakukan tes kita dapat mengetahui peningkatan hasil pembelajaran ketermpilan berbicara siswa melalui metode bermain peran.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas observasi dilakukan untuk melihat proses serta damapak pemebelajaran guna merumuskan langkah-langkah perbaikan. Adapun pedoman observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa melalui metode bermain peran ialah :

a. Perencanaan

- Mempersiapkan pementasan drama (skor 1) - Mengikuti petunjuk kegiatan (skor 1)

- Membuat kelompok yang telah ditentukan (skor 1) - Mendiskusikan drama yang akan ditampilkan (skor1) b. Pelaksanaan

- Melaksanakan pementasan drama (skor 1) - Bekerja sama dalam kelompok (skor 1) - Mengikuti petunjuk kegiatan (skor 1)


(2)

c. Tindak lanjut

- Masing-masing kelompok mementaskan drama (skor 1)

- Menanggapi hasil dari pementasan drama kelompok lain (skor 1)

Keterangan :

Nilai : Jumlah Skor x 100 Skor Maksimal

81-100 = Sangat baik 71-80 = Baik

61- 70 = Cukup 51-60 = Kurang 2. Tes

Test adalah sebuah alat untuk mengukur kemampuan anak dalam menguasai materi. Dalam hal ini jenis tes yang digunakan yaitu tes lisan. Adapun indikator yang digunakan dalam tes ini adalah:

a. Kelancaran berbicara

- Siswa tidak mamapu berbicara (skor 1) - Siswa berbicara dengan bantuan guru (skor 2) - Siswa berbicara tanpa bantuan guru (skor 3) b. Intonasi

- Intonasi tidak tepat (skor 1) - Intonasi kurang tepat (skor 2) - Intonasi tepat (skor 3)

c. Lafal

- Pengucapan lafal tidak jelas (skor 1) - Pengucapan lafal kurang jelas (skor 2) - Pengucapan lafal jelas (skor 3)

d. Volume suara - Rendah (skor 1) - Sedang (skor 2)


(3)

e. penghayatan

- Tidak menjiwai (skor 1) - Kurang menjiwai (skor 2) - Sangat menjiwai (skor 3) Nilai : jumlah skor x 100 Skor maksimal Keterangan :

81 – 100 = Sangat baik 71 – 80 = Baik 61 -70 = Cukup 51 – 60 = Kurang

Siswa dikatakan lulus apabila hasil belajar siswa mencapai nilai KKM, nilai KKM yang ditentukan ialah 63. Jika siswa mendapatkan nilai diatas 63 lebih dari 50% maka pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan metode bermain peran dapat dikatakan berhasil.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada sebuah penelitian, pengumpulan data memiliki peran penting guna menunjang keberhasilan penelitian. Banyaknya data yang diperoleh serta keakuratan dari data tersebut berpengaruh besar terhadap hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya dengan observasi, wawancara, analisis dokumen, serta mengadakan tes tulis/lisan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan terlibat pada setiap proses pembelajaran. Disamping itu peneliti akan melakukan wawancara berkaitan dengan penelitian ini, kepada pihak-pihak terkait yaitu guru dan siswa. Mengumpulkan dokumen-dokumen sebagai bukti penelitian yang menunjang pelaksanaan penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang (Sugiyono, 2012, hlm. 329). Pengumpulan data pada penelitian ini juga akan menggunakan tes sebagai alat ukur kemampuan yang dimiliki siswa.


(4)

H. Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data, maka segera dilakukan pengolahan data. Data diolah dengan melakukan pengecekan kelengkapan data dari lapangan serta memeriksa hasil instrumen penelitian. Kemudian data ditabulasi, pentabulasian data berupa jumlah dan presentasi skor hasil masing-masing siklus. Pendataan nilai, menghitung jumlah dan rata-rata guna mengetahui presentasi kelulusan di setiap siklus.

Dari hasil pengolahan data, jika hasil prestasi siswa meningkat hingga mencapai standar nilai yang telah ditetapkan. Maka, proses penelitian akan dihentikan atau disudahi.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tes keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode bermain peran, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa karena, dengan penggunaan metode bermain peran siswa terlatih berbicara didepan umum.

2. Keterampilan berbicara siswa meningkat dari setiap siklusnya yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa. pada pra siklus diperoleh nilai rata sebesar 50,25 sementara itu disiklus I nilai rata-rata mencapai 68,97 disiklus II 78,46 dan disiklus III mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan nilai rata-rata mencapai 85.38.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan saran kepada: 1. Guru dapat menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

menggunakan metode bermain peran pada proses pembelajaran keterampilan berbicara seperti yang terdapat dalam penelitian ini, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan berbicara.

2. Kepala sekolah dapat melihat data hasil penelitian untuk terus memberikan motivasi dan arahan kepada para guru untuk menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

3. Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan metode yang sama ataupun berbeda dapat melihat instumen maupun data yang digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode bermain peran.


(6)

DAFTAR PUSTAKAN

Afid, R. (2014).Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Permain Peran Pada Siswa Kelas V SD Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Haryani, S. (2013). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Motivasi Belajar dengan Strategi Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas III B MI Ma’arif Bego Tahun Ajaran 2012-2013.

(Skripsi).UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran DanPembelajaran. Yogyakarta : pustaka Pelajar

Mulyatiningsih, E. (2013). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.yogyakarta : Ar-ruz Media.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitati, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfa.

Suwadi, J.H .(2010). Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas V SDN 2 Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima Tahun 2010-2011. Jurnal : hlm. 53-60

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahsa. Bandung : Angkasa Bandung