Pola Asuh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Toilet Training

12. Yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan dalam latihan memakai toilet Thompson, 2003: a. Tidak boleh membiarkan anak memilih sendiri dudukan toiletnya karena akan berbahaya bagi anak b. Membiarkan anakmenyiram toilet jika anak mau c. Memastikan anak mencuci tangan dengan baik setelah buang air d. Memastikan anak perempuan cebok dari arah depan kebelakang e. Membandingkan kemajuan dengan anak lain

B. Pola Asuh

1. Pengertian Pola Asuh Pola asuh adalah model dan cara pemberian perlakuan seseorang kepada orang lain dalam suatu lingkungan sosial, atau dengan kata lain pola asuh adalah model dan cara dari orang tua memperlakukan anak dalam suatu lingkungan keluarga sehari-hari baik perlakuan berupa fisik maupun psikis Gunarasa, 2000 Pola asuh merupakan konsep yang menggambarkan variasi pengasuhan anak dalam hal pendisiplinan, kehangatan, perhatian terhadap kebutuhan anak, serta sikap dan keyakinan orangtua yang secara konsisten membentuk pola dalam memperlakukan anak Baumrind, 1991 2. Baumrind 1967 mendefinisikan macam-macam pola asuh diantaranya yaitu: a. Pola asuh demokratis Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakanya pada rasio-rasio atau pemikiran- pemikiran.Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak.Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan pendektan kepada anak. b. Pola Asuh Otoriter Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus di turuti, biasanya disertai dengan ancaman-ancaman.Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang di katakan oleh orangtua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukun anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromidan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah.Orang tua tipe ini tidak memberlikan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya. c. Pola Asuh Permisif Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar.Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya.Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak tidak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka, namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak. 3. Jenis – jenis pola asuh orang tua menurut Hurlok 2006 Gunarsa 2002 yaitu: a. Pola asuh Permisif Hurlock 2006 mengemukakan bahwa orangtua yang menerapkan pola asuh permisif memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orang tua cenderung memberikan kebebasan penuh pada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orangtua, tidak adanya hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku sosial baik, tidak adanya hukuman meski anak melanggar peraturan. Gunarsa 2000 mengemukakan bahwa orangtua yang menerapkan pola asuh permisif memberikan kekuasaan penuh pada anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab, kurang kontrol terhadap perilaku anak dan hanya berperan sebagai pemberi fasilitas, serta kurang berkomunikasi dengan anak.Pola asuh ini, perkembangan kepribadian anak menjadi tidak terarah, dan mudah mengalami kesulitan jika harus menghadapi larangan-larangan yang ada di lingkungannya. b. Pola asuh Otoriter Hurlock 2006 mengemukakan bahwa orangtua yang mendidik anak dengan menggunakan pola asuh otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orangtua menerapkan peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh orang tua, berorientasi pada hukuman fisik maupun verbal, dan orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian. Menurut Gunarsa 2000, pola asuh otoriter yaitu pola asuh dimana orangtua menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif dan aktivitasnya menjadi kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya diri pada kemampuannya. c. Pola asuh Demokratis Hurlock 2006 mengemukakan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan ciri-ciri adanya kesempatan anak untuk berpendapat mengapa anak melanggar peraturan sebelum hukuman dijatuhkan, hukuman diberikan kepada perilaku salah, dan memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar. Gunarsa 2000 mengemukakan bahwa dalam menanamkan disiplin kepada anak, orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan orangtua, memberi penjelasan secara rasional dan objektif jika keinginan dan pendapat anak tidak sesuai. Pola asuh ini, anak tumbuh rasa tanggung jawab, mampu bertindak sesuai dengan norma yang ada. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh Sikap orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengalaman masalalu yang berhubungan erat dengan pola asuh ataupun sikap orangtua mereka, tipe kepribadian orangtua nilai-nilai yang dianut orangtua dalam kehidupan, perkawinan orangtua dan alasan orangtua mempunyai anak Gunarasa, 2000.Mindell 1993menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola asuh orangtua, diantaranya: a. Budaya Budaya setempat lingkungan masyarakat disekitar tempat tinggal memiliki peran yang cukup besar dalam membentuk pola pengasuhan orangtua terhadap anak dalam hal ini mencangkup segala aturan norma, adat dan budaya yang berkembang didalamnya. b. Ideologi yang berkembang dalam diri orang tua Orangua mempunyai keyakinan dan ideologi tertentu cenderung menurunkan kepada anak-anaknya dengan harapan bahwa nantinya nilai dan ideolgi tersebut dapat tertanam dan di kembangkan oleh anak dikemudian hari. c. Letak geografis norma etis Dalam hal ini, letak suatu dearah serta norma etis yang berkembang dalam masyarakat memiliki peran yang cukup besar dalam membentuk pola asuh yang nantinya diterapkan orangtua terhaadap anak. d. Orientasi religius Orientsi religius dapat menjadi pemicu diterapkan pola asuh dalam keluarga.Orang tua yang menganut agama dan keyakinan religus tertentu senantiasa berusaha agar anak nantinya juga menikmati agama dan keyakinan religius tersebut. e. Status ekonomi Status ekonomi juga mempengaruhi pola asuh yang nantinya akan diterapkan oleh orang tua pada anaknya. Dengan perekonomian yang cukup kesempatan dan vasilitas yang diberikan serta lingkungan material yang mendukung cenderung mengarahkan pola asuh orangtua menuju perlakuan tertentu yang dianggap sesuai oleh orangtua. f. Bakat dan kemampuan orang tua Orangtua yang mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan anak dan berhubungan dengan tepat,cenderung mengembangkan pola asuh sesuai dengan diri anak tersebut. g. Gaya Hidup Norma yang dianut dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi faktor lingkungan yang nantinya akan mengembangkan gaya hidup. Gaya hidup masyarakat didesa dan dikota besar memiliki berbagai macam dan cara yang berbeda pula dalam interaksi serta hubungan orangtua dan anak. Sehingga nantinya hal tersebut juga mempengaruhi pola asuh yang diterapkan orangtua terhadap anak.

C. Keberhasilan Toilet Training