g. Gaya Hidup
Norma yang dianut dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi faktor lingkungan yang nantinya akan mengembangkan gaya hidup. Gaya hidup masyarakat
didesa dan dikota besar memiliki berbagai macam dan cara yang berbeda pula dalam interaksi serta hubungan orangtua dan anak. Sehingga nantinya hal tersebut juga
mempengaruhi pola asuh yang diterapkan orangtua terhadap anak.
C. Keberhasilan Toilet Training
Keberhasilan menguasai tugas-tugas perkembangan mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil pada toddler memerlukan bimbingan dari orangtua. Keberhasilan
toilet training dapat di capai apabila anak mampu mengenali keinginan untuk buang air besar dan buang air kecil, kemampuan fisik anak untuk mengontrol spinkter anal uretral
akan di capai pada usia anak 18-24 bulan Whaley Wong, 1999 1.
Toilet training dikatakan berhasil apabila : a.
Anak mau memberi tahu bila merasa buang air kecil atau buang air besar b.
Anak mengatakan pada ibu bila buang air kecil atau buang air besar. c.
Anak mampu menahan buang air kecil atau buang air besar. d.
Anak tidak pernah ngompol atau buang air besar di celana. 2.
Toilet training dikatakan terlambat apabila : a.
Anak terlambat memberi tahu bila merasa membuang air kecil atau buang air besar. b.
Anak terlambat mengatakan pada ibu bila buang air kecil atau buang air besar. c.
Anak terlambat mampu menahan buang air kecil atau buang air besar. d.
Anak ngompol terus atau buang air besar dicelana.
D. Usia Toddler
1. Konsep Toddler
Dalam perkembangan psikoseksual Freud.Selama fase kedua, fase anal 1-3 tahun yaitu menginjak tahun pertama sampai tahun ke tiga, kehidupan anak berpusat pada
kesenangan anak, yaitu selama perkembangan otot sfingter.Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai dengan keinginannya.Dengan demikian,
toilet training adalah waktu yang tepat dilakukan pada periode ini Supartini, 2004. Perkembangan psikososial Erikson.Otonomi versus rasa malu dan ragu berpusat pada
kemampuan anak mengontrol tubuh dan lingkungannya.Anak ingin melakukan hal-hal yang ingin dilakukannya sendiri dengan menggunakan kemampuan yang sudah mereka
miliki, seperti berjalan, berjinjit, memanjat, dan memilih mainan atau barang yang diinginkannya. Pada fase ini anak akan meniru perilaku oranglain disekitarnya dan hal
ini merupakan proses belajar. Sebaliknaya perasaan malu dan ragu-ragu akan timbul apabila anak merasa dirinya kerdil atau saat mereka dipaksa oleh orangtuannya atau
orang dewasa lainnya untuk memilih berbuat sesuatu yang dikehendaki mereka Supartini, 2004.
2. Tugas Perkembangan Toddler
Toddler dihadapkan pada penguasaan beberapa tugas penting khususnya meliputi deferensiasi diri dari oranglain, terutama ibunya, toleransi terhadap perpisahan dengan
orangtua, kemampuan untuk menunda pencapaian kepuasan, pengontrolan fungsi tubuh, penguasaan perilaku yang dapat diterima sacara sosial, komunikasi memiliki makna
verbal, dan kemampuan berinteraksi dengan oranglain dengan cara yang tidak terlalu egosentris. Apabila kebutuhan untuk membentuk dasar kepercayaan telah terpuaskan
mereka siap meninggalkan ketergantungan menjadi memiliki kontrol, mandiri, dan otonomi Wong, 2008.
Menurut Soetjiningsih 1995 tugas perkembangan pada usia 18 sampai 24 bulan meliputi menunjuk mata dan hidungnya, mulai belajar mengontrol buang air besar dan
buang air kecil dan menaruh minat kepada apa yang diajarkan oleh orang-orang yang lebih besar.
E. Kerangka Teori