Pendekatan Permasalahan Simulasi Dispersi Gas Polutan So2, H2s, Dan Co Dengan Menggunakan Program Computational Fluid Dynamics (Cfd)

BAB III METODOLOGI

A. Pendekatan Permasalahan

Simulasi komputer adalah penggunaan model matematika untuk menggambarkan secara realistik perilaku nyata dari sistem dengan mengukur tanggap dinamik dari variabel-variabel proses yang dipantau, seperti kecepatan, temperatur, tekanan, dan komposisi bahan termasuk didalamnya adalah konsentrasi bahan. Dalam melakukan simulasi, model yang dikembangkan idealnya harus dapat memberikan tanggap dinamik sesuai dengan yang sebenarnya Syamsa, 2003. Maka dari itu, dibutuhkan pemodelan matematis yang tepat dan intuisi serta pertimbangan-pertimbangan yang matang dalam melakukan simulasi. Intuisi yang baik dibutuhkan untuk menentukan asumsi dasar, korelasi antara variabel-variabel kunci serta pendekatan awal sebuah model simulasi. Sedangkan pertimbangan dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tingkat ketelitian dan kelengkapan terhadap batasan yang tersedia, baik dari segi biaya maupun kompleksitasnya. Dalam penelitian ini, model simulasi yang digunakan untuk menentukan nilai konsentrasi gas polutan di suatu titik tertentu adalah model persamaan dispersi Gaussian dengan menggunakan program visual basic dan model CFD yang direpresentasikan oleh software Solidworks Office 2007 dengan menggunakan metode finite volume. Model Gaussian dipengaruhi oleh parameter laju emisi gas yang diemisikan dari cerobong, kecepatan udara di sekitar sumber emisi atau ambien, dan faktor stabilitas atmosfer hingga titik acuan. Sedangkan model CFD dipengaruhi oleh parameter laju emisi gas yang diemisikan dari cerobong, kecepatan udara di sekitar sumber emisi atau ambien, sifat karakteristik kimia dari gas polutan, dan batsan kondisi yang didefinisikan ke dalam software. Oleh karena itu, parameter tersebut dijadikan sebagai parameter input dalam simulasi ini. Sedangkan output yang diharapkan adalah visualisasi sebaran konsentrasi gas polutan berupa bidang 2 dimensi . Visualisasi ini dapat digunakan untuk menganalisa karakteristik aliran sebaran konsentrasi gas polutan yang terdispersi. 35 Selain itu juga menggunakan program Visual Basic untuk perhitungan model dispersi secara manual dari persamaan model Gaussian dalam penentuan nilai konsentrasi gas polutan. Persamaan Gaussian yang digunakan dipresentasikan oleh Persamaan 20. Nilai konsentrasi gas polutan yang dihasilkan dari perhitungan bersifat diskrit. Program CFD digunakan sebagai support simulator atau tools untuk mendapatkan visualisasi sebaran gas terdispersi dari hasil perhitungan. Sotfware yang akan digunakan adalah sotfware Solidworks Office 2007 yang memiliki kemampuan untuk membuat model geometri, batasan lingkungan simulasi atau domain, meshing model geometri yang akan disimulasikan, solver atau pencarían solusi dengan menyediakan fleksibilitas mesh automatis berbentuk tetahedral yang dapat diatur mudah kerapatan meshnya. Software ini menghitung persamaan fluida dinamik dengan menggunakan metode finite volume, sehingga dapat mempresentasikan data dan memvisualisasikan berbagai kasus aplikasi dinamika fluida secara detail. Namun, dalam penelitian ini simulasi yang dilakukan adalah untuk memonitoring fenomena dispersi gas polutan dari cerobong ke atmosfer pada kondisi unsteady state, dimana monitoring kondisi penyebaran gas polutan yang akan divisualisasikan adalah pada saat setelah 1 jam 3600 detik menyebarnya gas polutan dari cerobong. Dengan kata lain, pada waktu t = 0 itu adalah posisi dimana gas polutan belum menyebar ke udara atau masih dalam cerobong dan siap di permukaan lubang cerobong untuk bergerak ke atmosfer. Dalam proses numerik baik meshing maupun iterasi, persamaan-persamaan yang digunakan adalah persamaan atur fluida, dimana berawal dari hukum kekekalan fisika seperti kekekalan massa, transformasi massa dan persamaan atur kontinuitas fluida. Pemodelan matematis yang digunakan dalam simulasi ini diperoleh dari persamaan atur fluida yang menyatakan hukum–hukum fisika yang terdiri dari :

1. Persamaan Kontinuitas 3 Dimensi

Dalam metode finite control volume, perubahan spesies massa pada fenomena aliran fluida terjadi sejalan dengan adanya pergerakan elemen 36 massa fluida sebagai fungsi waktu ke dalam suatu volume terbatas Anderson, 1995. Dituliskan dalam betuk matematis : t z w y v x u Dt D ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ = r r r r r ...................................................27

2. Persamaan Momentum 3 Dimensi

Persamaan momentum yang digunakan adalah persamaan Navier- Stokes yang dikembangkan dalam bentuk metode finite volume Heinsohn and Cimbala, 2003: Arah sumbu x ..28.a Arah sumbu y 28.b Arah sumbu z 28.c

3. Persamaan Energi 3 Dimensi

Persamaan energi diturunkan dari hukum pertama termodinamika yang menyatakan bahwa laju perubahan energi partikel fluida = laju penambahan panas ke dalam partikel fluida ditambahkan dengan laju kerja yang diberikan pada partikel Anderson, 1995. ............................................................................................29

4. Persamaan Spesies Transport Material Fluida

Persamaan spesies transport dapat digunakan untuk memprediksi fraksi massa masing-masing spesies material yang memiliki karakteristik V f z y x w z y x v z y x u z w y v x u p z T k z y T k y x T k x q V e Dt D zz yz xz zy yy xy zx yx xx × + ú û ù ê ë é ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + ú û ù ê ë é ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + ú û ù ê ë é ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + ú û ù ê ë é ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ - ÷ ø ö ç è æ ¶ ¶ ¶ ¶ + ÷÷ ø ö çç è æ ¶ ¶ ¶ ¶ + ÷ ø ö ç è æ ¶ ¶ ¶ ¶ + = ÷÷ ø ö çç è æ + r t t t t t t t t t r r 2 2 ÷÷ ø ö çç è æ ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + + ¶ ¶ - = ÷÷ ø ö çç è æ ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ 2 2 2 2 2 2 z u y u x u g x p z u w y u v x u u t u x m r r ÷÷ ø ö çç è æ ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + + ¶ ¶ - = ÷÷ ø ö çç è æ ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ 2 2 2 2 2 2 z v y v x v g y p z v w y v v x v u t v y m r r ÷÷ ø ö çç è æ ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + + ¶ ¶ - = ÷÷ ø ö çç è æ ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ + ¶ ¶ 2 2 2 2 2 2 z w y w x w g z p z w w y w v x w u t w z m r r 37 kimiawi berbeda dengan pendekatan prinsip difusi-konveksi masing-masing material Anonim, 2003. ...................................................30 dimana, i Y merupakan fraksi massa masing-masing spesies i, i R adalah nilai net spesies hasil reaksi kimia dan i S adalah nilai net spesies yang disebarkan ke dalam sistem simulasi yang didefinisikan oleh user. Selain itu, nilai fluks difusi massa dari masing-masing spesies material dipengaruhi oleh tipe aliran yang terjadi dalam sistem, yaitu laminar atau turbulen, dimana secara berturut-turut dituliskan pada Persamaan 31 dan 32. …………………………………………………………..31 ………………………………………………….32 dimana, m i D , adalah difusivitas massa masing-masing spesies material dan t Sc merupakan nilai angka Schmidt.

B. Bahan dan Alat