Parameter Input Data Input

38 teknik struktur dari kasus yang akan disimulasikan, sehingga sotfware ini mempermudah pengguna user dalam memecahkan masalah yang akan dikaji. Karena dalam sotfware ini sudah terintegrasi menjadi satu paket antara perangkat untuk membangun penggambaran geometri dan perangkat untuk menganalisa kasus aliran fluida tersebut, sehingga dapat memvisualisasikan distribusi fluida secara numerik. Geometri yang akan disimulasikan berbentuk outdoor dan sumber pencemar diasumsikan tunggal yang berupa cerobong stack dari suatu industri. Prinsip kerja perhitungan yang dilakukan oleh sotfware ini menggunakan metode finite volume dengan mengintegrasikan persamaan model Navier-Stokes sebagai dasar perhitungan kasus mekanika fluida yang akan dianalisis. Pendekatan numerik dengan model Navier-Stokes merupakan jenis model persamaan mekanika fluida yang dianggap paling otentik diantara model lainnya. Hasil running dari proses simulasi direpresentasikan secara otomatis dalam bentuk data dan grafik dengan tipe file Excel Office, .JPEG untuk gambar dan tipe file .avi untuk file jenis animasi video.

C. Parameter Input

Parameter input untuk simulasi ini adalah : 1 Debit emisi gas polutan Debit emisi gas polutan sebagai input diperoleh dari cerobong yang mengemisikan polutan dengan satuan kilogram per detik kgs. 2 Kecepatan Angin Kecepatan angin yang akan diinput berupa aliran seragam dan diasumsikan pengambilan data kecepatan angin ini dengan metode wind rose, yaitu berdasarkan arah angin dominan. Besarnya nilai kecepatan angin ditentukan dengan asumsi dari penulis. 3 Jarak Jarak x, y, z yang dimaksud, merupakan jarak yang diperkirakan dari sumber emisi source of emission sampai titik dimana kadar gas polutan itu ingin diketahui, dalam aplikasi ini adalah titik posisi receptor dari sumber emisi. Untuk mendapatkan nilai standar deviasi kepulan emisi terhadap 39 jarak y dan z y, z maka jarak pada pada koordinat x ditransformasikan pada Persamaan 24. 4 Sifat-sifat spesifik kimia gas polutan Gas polutan yang menjadi objek simulasi adalah hydrogen sulfide H 2 S, sulfur dioxide SO 2 , dan carbon monoxide CO. Spesifikasi sifat kimia dari masing-masing fluida yang diinput ke dalam database software adalah molecular weight, panas jenis, viskositas dinamik dan konduktivitas panas. Parameter ini yang akan mempengaruhi karakteristik aliran dispersi fluida dalam simulasi.

D. Data Input

Data input dalam simulasi ini menggunakan data fiktif sesuai dengan skenario rancangan penulis, namun untuk data emisi gas polutan yang diinput diambil dari hasil perhitungan kasus di beberapa industri yang berbeda. Penentuan data fiktif dilakukan dengan perkiraan terhadap keadaan di beberapa industri. Beberapa data input fiktif yang akan disimulasikan terdapat pada Tabel 6. Tabel 6. Data input fiktif. No. Parameter Satuan Kuantitas 1 Kecepatan angin ms 2 2 Temperatur lingkungan º C 27 3 Temperatur emisi di cerobong º C 200 4 Tekanan udara Pa 101325 5 Jarak-x m -20 s.d. 300 6 Jarak-y m 0 s.d. 100 7 Jarak-z m -50 s.d. 50 8 Dimensi cerobong tinggi m 20 diameter luar m 4 diameter dalam m 3,8 kemiringan permukaan dinding deg 1 Dimensi struktur cerobong secara detail disajikan pada Lampiran 1. Sedangkan untuk mendapatkan data input polutan yang akan menjadi inlet pada proses simulasi dihitung berdasarkan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi dengan menggunakan data faktor emisi dari EPA Environmental Protection Agency, sehingga jumlah polutan yang diemisikan ke dalam lingkungan dapat 40 diketahui. Nilai input masing-masing gas polutan dari cerobong dianggap seragam dan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Input aliran gas polutan mass flow rate dari cerobong. No Parameter Satuan Kuantitas 1 Sulfur dioxide SO 2 kg SO 2 s 2,5236 2 Hydrogen Sulfide H 2 S kg H 2 Ss 0,2240 3 Carbon Monoxide CO g COs 0,6048 Sumber : 1 US-EPA Standard AP-42 Chapter 5, Petroleum Refineries, Emission Faktor for Flaring. 2 Ref. Madura BD Amended Plan Development 3 Data konsumsi bahan bakar PLTU Cilacap 2007. EPA,US.,2006. Source: http:www.epa.govttnchiefap42.htm Kuantitas emisi gas CO yang terdapat pada Tabel 7, merupakan hasil dari perhitungan konsumsi bahan bakar batu bara data PLTU Cilacap tahun 2007, dimana sistem pembakaran PLTU Cilacap mampu mengkonsumsi batu bara sebanyak 8 tonjam. Beberapa sifat kimia dari masing-masing parameter gas polutan mempengaruhi karakteristik penyebaran gas tersebut di udara atau medium fluida lainnya. Oleh karena itu, harus ada input data nilai karakteristik dari masing- masing gas polutan ke dalam database yang telah disediakan fasilitasnya oleh software simulator. Nilai beberapa sifat kimia pada kondisi standar berskala laboratorium disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai spesifik sifat kimia masing-masing senyawa fluida. No Parameter MW gmol Cp kJmol.K Cv kJmol.K Dynamic viscosity µ kgm.s Thermal Conductivity k Wm.K 1 Udara 28,97 0,029 0,02 0,00001789 0,02394 2 Sulfur dioxide SO2 64,06 0,039 0,031 0,00001158 0,00858 3 Carbon Monoxide CO 28,01 0,029 0,02 0,00001695 0,023027 4 Hydrogen Sulfide H2S 34,08 0,034 0,012 0,00001179 0,01298 Sumber : The National Institute of Standards and Technology NIST USA. 2008 http:encyclopedia.airliquide.com Nilai densitas dan nilai angka Schmidt dari masing-masing parameter pada kondisi standar yaitu pada tekanan 1 atm dan pada temperatur normal terdapat pada Tabel 9. Nilai angka Schmidt diperlukan untuk menghitung nilai koefisien difusivitas massa dari masing-masing material fluida yang akan disimulasikan. Koefisien difusivitas massa dari masing-masing material sangat dipengaruhi oleh nilai viskositas dinamik yang berbanding terbalik dengan kerapatan massa dan 41 angka Schmidt atau nilai viskositas kinematik yang berbanding terbalik dengan nilai angka Schmidt. Koefisien difusivitas material D i atau koefisien difusivitas massa dari masing-masing gas polutan dapat ditentukan dari nilai viskositas kinematik yang berbanding terbalik dengan nilai angka Schmidt S c sebagaimana dipresentasikan pada Persamaan 5. Sedangkan karakteristik tekanan gas polutan dipengaruhi oleh perubahan temperatur terlihat pada grafik yang disajikan pada Lampiran 2. Tabel 9. Nilai densitas dan koefisien difusivitas massa masing-masing spesies. No Parameter Angka Schmidt S c Koefisien difusivitas massa D i m 2 s Density pada titik didih kgm³ 1 Udara air 0,7 7,98661E-06 3.2 2 Sulfur dioxide SO2 1,24 3,06288E-06 3.049 3 Carbon Monoxide CO 0,77 5,05465E-06 4.355 4 Hydrogen Sulfide H2S 0,94 6,49873E-06 1.93 Sumber : The CRC Handbook of Mechanical Engineering by Frank Kreith, 1998. The National Institute of Standards and Technology NIST USA., 2008. Nilai koefisien difusivitas massa gas hydrogen sulfide pada Tabel 9 paling tinggi diantara gas polutan lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa material gas hydrogen sulfide bersifat sangat reaktif dan mudah menyebar atau dengan kata lain potensi laju penyebaran material gas hydrogen sulfide terhadap perubahan konsentrasinya di udara sangat cepat. Sedangkan gas sulfur dioxide potensi laju penyebaran materialnya paling rendah diantara gas lainnya, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa gas sulfur dioxide kurang reaktif. Pembuatan geometri dilakukan pada tahap awal dengan pola 3 dimensi 3D yaitu dalam bentuk sebuah cerobong yang memiliki dimensi diameter luar cerobong di titik permukaan tanah sebesar 4 m, sedangkan ketebalan dinding cerobong sebesar 10 cm. Sudut kemiringan dinding cerobong terhadap titik pusat silinder mengerucut sebesar 1 derajat dan tinggi cerobong adalah 20 m. Cerobong tersebut dibuat tertancap pada suatu area permukaan tanah dengan ukuran luas area sebesar 100 x 320 m. Luas area tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan kapasitas memori dan efisiensi kinerja software yang digunakan, dimana luasan area yang dibentuk mempengaruhi luasan domain yang akan dianalisis aliran fluidanya serta kondisi kandungan fluida di dalam domain tersebut sehingga kecepata domain dan proses itera kerumitan dari geometri y kinerja sotfware. Geometri untuk perm agar batas permukaan ta material padat, sehingga fl dikatakan bahwa fluida ter lantai yang padat. Mater didefinisikan secara spesifi pengaruh dari perbedaan j aliran fluida disekitarnya geometri secara jelas dapat di Gambar 8. Bentuk Gambar 9. Dimensi x y z ce atan kerja sotfware dalam melakukan proses rasi penghitungan akan semakin berat. Se i yang dibangun juga dapat mempengaruhi ke rmukaan tanah dibuat setebal 10 cm. Hal ini di tanah terhadap atmosfer dapat didefinisikan fluida yang dialirkan di atas permukaan tersebu ersebut mengalir di atas permukaan surface ta terial padatan yang digambar dalam geomet ifik mengenai jenis bahan struktur benda tersebut jenis bahan serta karakteristik bahan tersebut a dianggap tidak begitu nyata atau diabaikan. at dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. uk geometri cerobong dan area permukaan tanah. ensi geometri tampak atas dalam satuan meter. x cerobong 42 s meshing Selain itu, kecepatan diperlukan n sebagai sebut dapat tanah atau etri tidak but, karena but terhadap n. Bentuk h. 43

E. Tahapan Kegiatan Penelitian