Konveyor Pneumatik TINJAUAN PUSTAKA

menunjukkan waktu tempering tidak berpengaruh terhadap laju pengeringan, adapun total waktu pengeringan antara simulasi dengan percobaan mempunyai tingkat kesalahan kurang dari 5. Nishiyama 2006, membuat model sederhana untuk menganalisa karakteristik pengeringan bertahap, menggunakan model pengering bola untuk pengering lapisan tipis, dengan hasil tingkat ketelitian pendugaan kadar air kurang dari 0.47 bk. Model matematika sangat efektif untuk menggambarkan karakteristik pengeringan gabah Giner, Bruce, Mortimore. 1998 menggunakan hukum Fick untuk difusi model pengeringan lapisan tipis gabah. Cao, Nishiyama, Koide 2004 menyatakan, adalah sulit untuk mensimulasi proses pengeringan bertahap yang didalamnya termasuk perioda pengeringan dan tempering menggunakan analisis teoritis. Adapun Yang et al. 2002 melakukan analisis teoritis pengeringan gabah diikuti dengan proses tempering, didalam penelitian tersebut model bola digunakan, oleh kerena sederhana dan dapat diaplikasikan untuk perhitungan pada proses pengeringan ataupun pada proses tempering.

4.2.4 Konveyor Pneumatik

Konveyor pneumatik merupakan salah satu jenis konveyor yang telah banyak digunakan. Konveyor ini menggunakan prinsip perbedaan tekanan udara dan pengangkutan bahan melalui udara yang dihembuskan atau dihisap dalam suatu saluran tertutup. Keuntungan konveyor ini adalah dapat meminimalisasi kehilangan produk untuk pengangkutan product losses Spivakosky 1982. Analisis konveyor pneumatik skala laboratorium perlu dilakukan untuk mendapatkan sistem transportasi bahan pertanian seperti gabah, gandum, kedelai dan lain sebagainya, untuk pengolahan pasca panen yang lebih ideal. Konveyor pneumatik merupakan konveyor yang dapat digunakan untuk mengangkut biji-bijian. Konveyor ini memiliki kemampuan membersihkan sendiri self cleaning, dan memiliki instalasi yang lebih fleksibel dibandingkan jenis konveyor yang lain dengan tingkat kerusakan akibat pengangkutan yang hampir sama dengan konveyor ulir. Konveyor ini sesuai untuk pengangkutan dalam jumlah besar. Konveyor pneumatik merupakan transportasi bahan dengan metode suspensi fluida secara horisontal maupun vertikal dengan jarak mulai dari beberapa kaki hingga ratusan kaki feet Perry 1984. Konveyor ini tergolong jenis konveyor pengangkut bahan dalam bentuk curah. Konveyor pneumatik sering dipakai di banyak industri, pertanian, konstruksi bangunan dan transportasi cairan kimia. Menurut Spivakosky 1982 konveyor pneumatik akan dirancang berdasarkan kapasitas yang dibutuhkan berupa debit aliran bahan yang diangkut Qs dan massa jenis tumpukan bahan γ. Parameter penting dalam perhitungan konveyor pneumatik yaitu debit udara pembawa bahanV air , tekanan udara P dan diameter pipa dalam d p beserta jumlah panjang jarak konveyor pneumatik L eq , kerapatan campuran bahan dan udara u, dan kecepatan aliran udara. Perhitungan konveyor pneumatik dilakukan dengan menentukan debit aliran bahan. Debit aliran bahan tersebut menunjukkan massa bahan yang harus dialirkan per satuan waktu. Debit bahan ini biasanya telah diketahui dan disesuaikan dengan kapasitas sistem sebelum maupun sesudahnya sesuai dengan yang dikehendaki. Debit bahan suatu sistem konveyor dapat diketahui dengan analisa atau percobaan dengan mengukur berat bahan yang lewat serta waktu pengangkutan. Hasilnya dimasukkan ke dalam persamaan berikut : . Jumlah panjang jarak konveyor pneumatik adalah jumlah total jarak yang harus ditempuh bahan dari pemasukan konveyor hingga keluarannya Jumlah panjang dapat dihitung dengan persamaan : . Menurut Perry 1966 belokan 90 o menimbulkan hambatan sebesar 40K dari diameter, dengan K sebagai konstanta hambatan sebesar 1.5. Massa jenis tumpukan produk Bulk Density biasanya telah diketahui atau dapat dilakukan dengan percobaan. Massa jenis tumpukan adalah massa bahan per satuan volume tumpukan. Perhitungan dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : . Parameter kecepatan udara pembawa V udara dapat diperoleh dengan dua cara yaitu melalui tabel maupun perhitungan. Kecepatan udara pembawa yang dibutuhkan dapat dihitung secara matematis dengan persamaan sebagai berikut : . . di mana α sebagai konstanta ukuran bahan, meningkat sesuai dengan besar ukuran bahan Tabel 15 , serta B sebagai konstanta bernilai antara 2 hingga 5 x 10 -5 sesuai tingkat kadar air bahan. Atau kecepatan udara pembawa juga dapat secara pendekatan dengan menggunakan tabel 16. Tabel 15. Jenis Bahan dan Konstanta Berdasarkan Ukuran Bahan α Bahan Ukuran maksimum bahan α bubuk 1-1000 micron 10-16 Butiran 1-10 mm 17-20 Gumpalan kecil 10-20 mm 17-22 Gumpalan menengah 40-80 mm 22-25 Sumber : Spivakosky,1982 Tabel 16 Hubungan Massa Jenis Tumpukan dan Kecepatan Udara Pembawa No. Massa Jenis Tumpukan Bulk Density Kecepatan Udara Pembawa Gas Velocity lbft 3 kgm 3 ftmin mmin 1 10 160 2900 884 2 15 240 3590 1094 3 20 320 4120 1256 4 25 400 4600 1402 5 30 480 5050 1539 6 35 560 5500 1676 7 40 640 5840 1780 8 45 720 6175 1882 9 50 800 6500 1981 10 55 880 6800 2072 11 60 960 7150 2179 12 65 1040 7450 2270 13 70 1120 7700 2347 14 75 1200 8000 2438 15 80 1280 8250 2515 16 85 1360 8500 2591 17 90 1440 8700 2652 18 95 1520 9000 2743 19 100 1600 9200 2804 20 105 1680 9450 2880 Sumber : Perry, 1984 Menurut Hosokawa 1960 debit udara konveyor pneumatik yang membawa suatu bahan dapat diperhitungkan dengan persamaan: , . . dan k sebagai konstanta memiliki nilai 0.3 -1.2 untuk jarak vertikal dan 0.2 – 0.4 untuk jarak horisontal. Kerapatan campuran udara dan bahan u dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: , . . 4.2.4.1 Penurunan Tekanan Fluida yang bergerak akan mengalami penurunan tekanan. Perbedaan tekanan inilah yang disebut sebagai penurunan tekanan. Penurunan tekanan tersebut terjadi karena adanya hambatan yang sangat berhubungan dengan gaya gesekan. Gaya gesek tersebut bisa terjadi antara fluida dan pipa maupun gesekan dalam bahan fluida itu sendiri. Konveyor pneumatik terdiri dari pipa-pipa tertutup dengan aliran fluida di dalamnya. Perbedaan tekanan antar titik input dan titik output bahan yang akan dihitung sebagai tekanan yang dibutuhkan oleh fluida dalam konveyor pneumatik. Fluida yang digunakan dalam pipa konveyor pneumatik adalah udara. Udara pembawa inilah yang akan membawa bahan seperti gabah dari satu titik masukan input hingga titik keluaran output. Pengukuran penurunan tekanan pipa konveyor pneumatik dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Darcy Weisbach Ippen 1958 yaitu : g C d Ltot f P 2 2 = Δ γ 4.22 2 2 C g Ltot d P f γ Δ = 4.23 Faktor gesek f akan bergantung pada ukuran pipa, percepatan aliran fluid, sifat kekentalan dan kekasaran bagian dalam pipa. Kekasaran relatif merupakan perbandingan ukuran ketidak sempurnaan permukaan ε terhadap garis tengah sebelah dalam pipa. Pengukuran penurunan tekanan pressure drop pada konveyor pneumatik dapat menggunakan alat pengukur tekanan udara seperti manometer. Manometer merupakan alat pengukur tekanan udara yang paling sederhana dan dipakai secara luas. Salah satu tipe yang paling banyak digunakan adalah Manometer tabung U. Tekanan didapatkan dari perbedaan tinggi kolom cairan dalam tabung U seiring dengan masuknya udara yang mendesak cairan dalam tabung. Tabel 17 Perhitungan penurunan tekanan udara tanpa bahan No QA m 3 s m 2 Penurunan tekanan ∆P, Pam Hitung Ukur 1 16.63 85.10 95 2 20.4 126.21 141 3 28 232.578 259 4 28.2 235.98 264 5 28.8 246.2 275 6 31 280.92 314 Adapun daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan perbedaan tekanan adalah hasil kali antara fluida yang mengalir per detik ρ f gQ dengan H. 4.24 PH Q P Δ = Dimana H = Ltot persamaan 4.16, m Q = Laju aliran udara, m 3 det 4.2.4.2 Kecepatan terminal terminal velocity Suatu objek yang jatuh mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi dan gaya tarik yang besar, penjumlahan kedua gaya tersebut menghasilkan persamaan : F = mg-qAC d 4.25 Kecepatan terminal dicapai ketika F = 0, sehingga mg - qAC d = 0 = mg - AC d dengan demikian nilai kecepatan V t sebagai bentuk kecepatan terminal tanpa melibatkan efek daya apung buoyancy adalah . Apabila efek daya apung buoyancy effects diperhitungkan, suatu objek yang jatuh melewati suatu fluida karena beratnya sendiri dapat mencapai kecepatan terminal, jika gaya netto yang bekerja pada objek sama dengan nol. Ketika kecepatan terminal telah dicapai, maka berat objek telah diseimbangkan oleh daya apung ke atas dan daya tarik, sehingga W = F b + F d 4.27 W = π6 d 3 ρ o g 4.28 F b = π6 d 3 ρg 4.29 F d = C d ρ V 2 A b 4.30 Dengan mensubstitusikan persamaan 4.28 - 4.30 kedalam persamaan 4.27, didapat kecepatan terminal V t sebagai berikut .

4.2.5 Model Matematika