MAKNA KRITIK SOSIAL IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Pada Iklan Rokok A Mild Versi “Harusnya Gampang Dibikin Susah”)

MAKNA KRITIK SOSIAL IKLAN ROKOK A MILD(Analisis Semiotika Pada 
Iklan Rokok A Mild Versi “Harusnya GampangDibikin Susah”) 
Oleh: Sri Handayani ( 01220090 ) 
communication science 
Dibuat: 2007­08­06 , dengan 3 file(s). 

Keywords: kritik sosial, iklan rokok, analisis semiotika 
Abstrak 
Pada perkembangan pertelevisian yang semakin pesat membuat iklan bagian penting dari 
perkembangan tersebut. Iklan bukan lagi menjadi pelengkap dalam program televisi melainkan 
berubah menjadi tontonan yang menarik untuk dinikmati, karena iklan dikemas baik dalam 
sinematografi maupun penggunaan teknologi yang canggih. Iklan A Mild yang dikemas dengan 
ciri khas iklan yang selalu kritis terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. Baik itu 
mengkritisi masyarakat itu sendiri maupun mengkritisi kinerja aparat pemerintahan. Banyak 
versi dalam iklan rokok A Mild mulai dari krisis listrik sampai banjir. Peneliti tertarik meneliti 
iklan A Mild versi “Harusnya gampang dibikin susah” yang mana iklan ini bercerita tentang 
anggota masyarakat keturunan etnis Tionghoa yang meminta stempel kepada aparat kelurahan 
(pemerintahan). Namun dalam prosesnya tersebut warga etnis ini dipersulit dengan penantian 
yang cukup lama demi meminta stempel. Visualisasi lain yang menggunakan simbol­simbol 
yang dihadirkan dalam cerita iklan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 
makna kritik sosial yang terkandung didalam iklan rokok A Mild melalui simbol­simbol yang 

digunakannya. 
Untuk mengungkap makna tanda yang terdapat dalam iklan tersebut memakai model Pierce dan 
Barthes. Dalam Pierce data dikelompokkan sesuai dengan jenis dari tanda apakah termasuk 
kedalam ikon, indeks ataupun simbol yang merupakan representasi yang akan menimbulkan 
interpretasi mengenai iklan tersebut. Sedang pada Barthes pemaknaan atas tanda dilakukan 
dengan dua tingkat yaitu denotasi dan konotasi. 
Metode penelitian adalah interpretatif yang mana dalam penelitian ini akan membuat interpretasi 
peneliti terhadap obyek yang diteliti. Namun interpretasi peneliti akan disesuaikan dengan 
konsep­konsep dan masalah dalam penelitian. Interpretasi ini didasarkan atas analisis semiotik 
yang secara garis besar merupakan analisis tanda. Sebagai unit analisis data adalah teknik 
pengambilan gambar (shot), angle, visual, dan audio. Teknik pengumpulan data dilakukan 
dengan dokumentasi dan sumber datanya dengan cara merekam gambar serta melakukan 
pencatatan adegan yang ada dalam cerita iklan tersebut. Data yang juga mendukung penelitian 
adalah dengan menggunakan data kepustakaan dan internet. Data kemudian dianalisis secara 
tekstual dan untuk memudahkan dibuat tabel penelitian dengan maksud untuk mengetahui kode­ 
kode yang tersembunyi sesuai dengan makna tanda yang dipakai Pierce dan Barthes. 
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa iklan rokok A Mild versi “Harusnya gampang 
dibikin susah”ini mengandung pesan kritik sosial dalam bentuk sindiran kepada aparat 
pemerintahan. Iklan tersebut memperlihatkan bagaimana masyarakat yang meminta stempel 
dalam hal ini layanan masyarakat dipersulit dalam prosesnya. Secara keseluruhan iklan A Mild 

ini mengkritisi kinerja pemerintahan pada masa orde baru dengan ditekankannya ikon dari 
penguasa orde baru. Terutama diskriminasi rezim orde baru terhadap etnis tionghoa yang

dipersulit dalam memperoleh status kewarganegaraannya serta aktifitas sosial budayanya. 
Namun dibalik kritik sosial yang digambarkan dalam iklan rokok A Mild ini merupakan suatu 
strategi penjualan yang menyiasati aturan pemerintah yang melarang penayangan iklan rokok 
secara langsung. Ditanamkannya ideologi konsumerisme dalam tayangan iklan ini yang secara 
tidak langsung menyuruh audiens untuk membeli produk rokok tersebut. Cara menarik 
konsumen itu melalui tayangan iklan yang kreatif dan membuat audiens tertarik dengan tampilan 
dalam visualisasi cerita iklan rokok A Mild ini.