KRITIK SOSIAL PADA IKLAN ROKOK A MILD VERSI TAAT CUMA KALO ADA YANG LIAT (Analisis Semiotik)
KRITIK SOSIAL PADA IKLAN ROKOK A MILD VERSITAAT CUMA KALO
ADA YANG LIAT( Analisis Semiotik )
Oleh: Lianah ( 01220096 )
communication science
Dibuat: 20080403 , dengan 2 file(s).
Keywords: Kritik Sosial, Iklan Rokok, Analisis Semiotik
Akhirakhir ini iklan rokok mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan iklan produk lain.
Hal ini disebabkan karena iklan rokok dilarang untuk menampilkan produk rokok itu sendiri.
Sehingga pembuat iklan harus mensiasati pembuatan iklan dengan ideide kreatif yang mampu
menyajikan tayangan bermutu.
Iklan rokok yang sering mendapatkan penghargaan karena ideidenya yang kreatif adalah iklan
dari produk rokok A Mild. Ada beberapa iklan rokok A Mild yang sudah ditayangkan di televisi
dan menjadi bahan yang bisa dikaji oleh insan periklanan. Beberapa iklan itu diantaranya adalah
iklan A Mild versi Harusnya Gampang di Bikin Susah, A Mild versi Banjir Kok Jadi Tradisi, A
Mild versi Jalan Pintas di Anggap Pantas. Peneliti mencoba memilih iklan A Mild versi Taat
Cuma Kalo Ada Yang Liat karena disamping ada unsur humor yang digunakan untuk menarik
perhatian audiens juga terdapat makna pesanpesan yang ditampilkan secara tersembunyi yaitu
mengenai kritik social pada perilaku pelanggaran.
Untuk mengetahui bentuk kritik sosial apa saja yang ada pada iklan A Mild versi Taat Cuma
Kalo Ada Yang Liat peneliti menggunakan analisis semiotic model Pierce dan Barthes. Pierce
mengelompokkan tanda apakah termasuk ikon, indeks atau symbol. Sedangkan Barthes membagi
tanda menjadi dua tingkatan untuk mengetahui maknanya. Tingkatan pertama adalah pemaknaan
denotasi sedangkan pada tingkatan kedua yaitu pemaknaan pada tingkatan konotasi. Pada
tingkatan konotasi makna tersembunyi pada iklan akan tampak.
Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis iklan A Mild versi Taat Cuma Kalo Ada
Yang Liat adalah interpretatif. Peneliti akan membuat interpretasi terhadap objek penelitian
dalam hal ini adalah iklan A Mild yang disesuaikan dengan latar rumusan masalah dalam
penelitian. Analisis yang digunakan adalah semiotic yaitu analisis tentang tanda yang ada pada
iklan. Iklan ini terdiri dari 1 scene dan 14 shot dengan durasi 28 detik. Seluruh shot akan diteliti
menurut alur cerita pada iklan. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi.
Yang kedua adalah dengan observasi yaitu melalui pengamatan yang dilakukan terhadap iklan.
Datadata lain yang dipakai untuk menganalisis iklan berupa data kepustakaan, internet, dan
majalahmajalah. Kemudian data dianalisis menggunakan analisis semiotic model Pierce dan
Barthes.
Kesimpulan penelitian pada iklan rokok A Mild versi Taat Cuma Kalo Ada Yang Liat
mengandung makna bahwa telah terjadi banyak pelangaran yang dilakukan oleh masyarakat
Indonesia khususnya dari kalangan kelas social yang tinggi beserta pelanggaran yang dilakukan
oleh aparat penegak hukum itu sendiri yang menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan
pribadi. Itu bisa dilihat dari tanda yang terdapat pada iklan saat aparat dengan sengaja menjebak
seseorang untuk melakukan pelanggaran sementara dia penegak hukum itu sendiri bukannya
mencegah terjadinya pelanggaran melainkan membuat seseorang untuk melakukan pelanggaran.
Sementara si pelanggar sendiri melakukan pelanggaran jika tidak ada saksi. Malang, 27 Februari
2008.
ADA YANG LIAT( Analisis Semiotik )
Oleh: Lianah ( 01220096 )
communication science
Dibuat: 20080403 , dengan 2 file(s).
Keywords: Kritik Sosial, Iklan Rokok, Analisis Semiotik
Akhirakhir ini iklan rokok mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan iklan produk lain.
Hal ini disebabkan karena iklan rokok dilarang untuk menampilkan produk rokok itu sendiri.
Sehingga pembuat iklan harus mensiasati pembuatan iklan dengan ideide kreatif yang mampu
menyajikan tayangan bermutu.
Iklan rokok yang sering mendapatkan penghargaan karena ideidenya yang kreatif adalah iklan
dari produk rokok A Mild. Ada beberapa iklan rokok A Mild yang sudah ditayangkan di televisi
dan menjadi bahan yang bisa dikaji oleh insan periklanan. Beberapa iklan itu diantaranya adalah
iklan A Mild versi Harusnya Gampang di Bikin Susah, A Mild versi Banjir Kok Jadi Tradisi, A
Mild versi Jalan Pintas di Anggap Pantas. Peneliti mencoba memilih iklan A Mild versi Taat
Cuma Kalo Ada Yang Liat karena disamping ada unsur humor yang digunakan untuk menarik
perhatian audiens juga terdapat makna pesanpesan yang ditampilkan secara tersembunyi yaitu
mengenai kritik social pada perilaku pelanggaran.
Untuk mengetahui bentuk kritik sosial apa saja yang ada pada iklan A Mild versi Taat Cuma
Kalo Ada Yang Liat peneliti menggunakan analisis semiotic model Pierce dan Barthes. Pierce
mengelompokkan tanda apakah termasuk ikon, indeks atau symbol. Sedangkan Barthes membagi
tanda menjadi dua tingkatan untuk mengetahui maknanya. Tingkatan pertama adalah pemaknaan
denotasi sedangkan pada tingkatan kedua yaitu pemaknaan pada tingkatan konotasi. Pada
tingkatan konotasi makna tersembunyi pada iklan akan tampak.
Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis iklan A Mild versi Taat Cuma Kalo Ada
Yang Liat adalah interpretatif. Peneliti akan membuat interpretasi terhadap objek penelitian
dalam hal ini adalah iklan A Mild yang disesuaikan dengan latar rumusan masalah dalam
penelitian. Analisis yang digunakan adalah semiotic yaitu analisis tentang tanda yang ada pada
iklan. Iklan ini terdiri dari 1 scene dan 14 shot dengan durasi 28 detik. Seluruh shot akan diteliti
menurut alur cerita pada iklan. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi.
Yang kedua adalah dengan observasi yaitu melalui pengamatan yang dilakukan terhadap iklan.
Datadata lain yang dipakai untuk menganalisis iklan berupa data kepustakaan, internet, dan
majalahmajalah. Kemudian data dianalisis menggunakan analisis semiotic model Pierce dan
Barthes.
Kesimpulan penelitian pada iklan rokok A Mild versi Taat Cuma Kalo Ada Yang Liat
mengandung makna bahwa telah terjadi banyak pelangaran yang dilakukan oleh masyarakat
Indonesia khususnya dari kalangan kelas social yang tinggi beserta pelanggaran yang dilakukan
oleh aparat penegak hukum itu sendiri yang menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan
pribadi. Itu bisa dilihat dari tanda yang terdapat pada iklan saat aparat dengan sengaja menjebak
seseorang untuk melakukan pelanggaran sementara dia penegak hukum itu sendiri bukannya
mencegah terjadinya pelanggaran melainkan membuat seseorang untuk melakukan pelanggaran.
Sementara si pelanggar sendiri melakukan pelanggaran jika tidak ada saksi. Malang, 27 Februari
2008.