HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kondisi Geografis dan Demografis
Wilayah Desa Bojong Gede ada pada ketinggian tanah dari permukaan laut + 40 m. Curah hujan 300 mm per thn dengan suhu udara rata-rata 32
C. Desa Bojong Gede merupakan wilayah pemukiman atau perumahan seluas
167,325 Ha, wilayah pertokoan atau perdagangan 2,76 Ha, perkantoran 0,45 Ha, pasar desa 0,25 ha dan tanah wakaf 0,74 ha.
Berdasarkan SK Bupati Bogor Nomor 14116KPTSHUK2003, tanggal 16 Januari 2003, secara administratif, Desa Bojong Gede masuk dalam wilayah
Kecamatan Bojong Gede, KabupatenKota Dati II Bogor. Luas wilayah 275.499 Ha dan dengan batas wilayah terdiri dari:
1. Sebelah utara: Desa Bojong Baru. 2. Sebelah Selatan: Desa Kedung Waringin.
3. Sebelah Barat: Desa Susukan atau Desa Sukmajaya.
4. Sebelah Timur: Kecamatan Cibinong.
Berdasarkan pendataan penduduk hingga Tahun 2008, Desa Bojong Gede memilikiki 5.699 Kepala Keluarga KK terdiri dari 109 Rukun Tangga RT dan
24 Rukun Warga RW. Dua Rukun Tetangga diantaranya adalah RT 01 dan RT 02 RW 18 Bojong Gede Indah, letaknya bersebelahan dengan Dusun atau
Kampung Kelapa Dua RT 01 RW 02. Berdasarkan data kewarganegaraan, penduduk Desa Bojong Gede
berjumlah 28.284 orang terdiri dari laki-laki 17.631 orang dan perempuan 10.653 orang. Mayoritas penduduk beragama Islam yaitu 27.717 orang, Kristen 365
orang dan selebihnya menganut atau beragama lain, dengan bidang pembangunan sarana peribadatan: 13 Masjid dan dua Mushollah.
Kelompok tenaga kerja cenderung berusia antara 27-56 tahun. Tingkat pendidikan warga terdiri dari TK 2,34, SD-SMA 87,03, Diploma 7,37 dan
Sarjana 3,26. Mata pencaharian penduduk cenderung berkisar sebagai karyawan swasta atau wiraswasta, seperti pedagang, petani, buruh tani dan pertukangan.
Selebihnya sebagai pegawai pemerintah, seperti PNS, POLRI atau TNI dan pensiunan.
Potensi Desa Bojong Gede dan Karakteristik Masyarakat Bojong Gede
Bojong Gede merupakan salah satu wilayah pusat perhatian developer dalam bisnis perumahan dan menjadi incaran pihak tertentu dalam mencari hunian
tempat bermukim. Relatif mudahnya sarana transportasi, karena dekat dengan stasiun kereta api, sehingga hal ini menjadi salahsatu alasan pula bagi para
developer mengiklankan bisnis tersebut antara lain lewat Billboard yang terpancang di pinggir jalan atau pusat keramaian kota. Bojong Gede relatif lebih
dekat ke wilayah Bogor, secara geografis mendukung sebagai wilayah yang cukup sejuk dan nyaman untuk beristirahat, belajar atau berkonsentrasi maupun
beraktivitas lainnya karena cukup jauh dari keramaian kota. Dua hal tersebut cukup beralasan sebagaimana disampaikan oleh Bapak Zamhor, Sekretaris Desa
Bojong Gede bahwa Bojong Gede merupakan wilayah desa-kota karena semakin padat penghuni perumahan juga dengan adanya lintasan kereta api Bogor, Depok
dan Jakarta Kota yang seakan memperdekat wilayah desa dan kota. Berbagai peluang lainnya terbuka lebar seperti pebisnis mini market, agen suratkabar atau
media lainnya. Media massa pun eksis di tengah kehidupan masyarakat Desa Bojong Gede sebagai alat komunikasi dan informasi, sehingga tidak tertutup
kemungkinan Infotainment merupakan informasi yang dapat menempati posisi tertentu di hati penggemarnya.
Karakteristik Pemirsa Infotainment Karakteristik demografis
Karakteristik merupakan kondisi atau keadaan pemirsa sebagai unit analisis, meliputi karakteristik demografis terdiri dari jenis kelamin, umur,
pendidikan dan pekerjaan, serta karakteristik psikografis meliputi keterdedahan pemirsa pada infotainment, pengalaman masa lalu dan frekuensi menonton atau
menerima infotainment. Karakteristik demografi dan psikografi ada
kecenderungan memiliki korelasi dengan persepsi pemirsa tentang infotainment pada nilai informasi mendidik dan menghibur atau memberikan pencerahan dan
dayatarik format tayangan dialog, narasi dan wawancara. Hasil analisis menunjukkan, hanya jenis kelamin yang tidak terdapat asosiasi terhadap nilai
informasi dan dayatarik format tayangan infotainment. Data ini menunjukkan,
baik pemirsa pria maupun wanita pada dasarnya cenderung menganggap infotainment sebagai informasi hiburan dan relatif menganggap setuju atau tidak
setuju infotainment memiliki nilai informasi dan tayangannya memuat atau tidak memuat dayatarik format tayangan. Hal tersebut berhubungan dengan kedekatan
pemirsa dalam memaknai dan menafsirkan atau menginterpretasikan mempersepsi sejauh mana memiliki kepentingan dan usaha dalam memenuhi
kebutuhan suatu informasi dari tayangan infotainment. Sejalan dengan perkembangan media massa terutama pertelevisian di
Indonesia yang marak menayangkan infotainment dengan ragam format dan penamaan masing-masing, memberi nuansa temuan hasil penelitian mengenai
persepsi pemirsa tentang tayangan infotainment di televisi, tidak terkecuali bagi penghuni di perumahan Gaperi Bojong Gede Indah Rt 01 dan RT 02 RW 18 Desa
Bojong Gede, 200 meter ke arah Stasiun Kereta Api, Bojong Gede, Bogor. Responden penelitian adalah warga perumahan Gaperi “Genteng Biru”
Bojong Gede Indah Rt 01 dan RT 02, Rw 18, letaknya berbatasan dengan warga Kampung Kelapa Dua, Bojong Gede yang mayoritas warga betawi dan beragama
Islam. Kondisi ini memperlihatkan bauran karakteristik dari berbagai latar belakang masyarakat dari wilayah nusantara, sebagai wilayah desa kota. Menurut
Koestoer 1997, di wilayah desa kota estimasi pertumbuhan penduduk yang berasal dari migrasi dan permintaan kebutuhan perumahan perlu diperhatikan,
antara lain kepedulian masyarakat menuju lingkungan bersih terhadap harkat hidup bersama melalui kesadaran perbaikan taraf hidup dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangga. Kondisi umum warga daerah perumahan wilayah desa kota yang mengerti akan kualitas lingkungan yang baik sebagai pendorong
pembangunan yang positif terhadap dampak dan “tetesan” bagi wilayah tetangganya.
Perumahan warga “Gaperi” merupakan lintas wilayah Bogor, Depok hingga Kota Jakarta, sehingga merupakan bauran wilayah yang menguntungkan.
Untuk menjangkau wilayah ini, dalam kondisi stabil, dari arah Stasiun Kota dapat ditempuh sekitar 30 menit menggunakan kereta api ekspres atau satu jam
menggunakan kereta api ekonomi. Sedangkan dari arah Bogor dapat ditempuh sekitar 15 menit menggunakan kereta api ekonomi atau 45 menit menggunakan
mobil angkutan kota. Karakteristik masyarakat memperlihatkan logat bahasa serta pergaulan sebagai bauran dari budaya Betawi, Sunda, Jawa, bahkan mewakili
provinsi wilayah Indonesia. Hal yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat salah satunya terkait
dengan kebutuhan informasi yang terbuka yang sebagian diperjualbelikan lewat media cetak pada transportasi kereta api lintas Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang
dan Bekasi Jabodetabek. Penyebaran informasi dari media cetak maupun elektronik seperti televisi di wilayah desa-kota yang heterogen, cukup rentan dan
diharapkan tetap terealisasi dan terkontrol oleh sumber media maupun pihak yang terkait, sehingga setiap informasi dalam jaringan sosial diharapkan tetap dapat
memberikan dampak yang positif, seperti pengaruh berita infotainment yang marak disajikan di televisi swasta.
Infotainment yang marak disajikan antara lain oleh tujuh stasiun televisi swasta, kini makin gencar bersaing, hingga tahun 2009 tercatat ada lebih dari 17
televisi yang ada di Indonesia, di antaranya menyajikan tayangan infotainment selama 15 jam atau dalam satu minggu lebih dari 210 episode Silvana, 2008.
Keragaman format dan penamaan infotainment pun menunjukkan persaingan yang kuat merebut rating tertinggi dari pemirsanya Irianto 2009. Hal ini ditandai
dengan adanya beberapa tayangan yang dihentikan dan diganti dengan format dan penamaan yang baru. Contoh, RCTI menyajikan infotainment dengan nama
“SILET JERITAN “ yang relatif tergolong tayangan baru. Isi pesannya antara lain menggambarkan suka duka artis dalam mendidik dan merawat perkembangan
anaknya yang “autis” atau memiliki keterbelakangan fisik maupun mental. Latar belakang pemirsa dari faktor umur, pendidikan, pekerjaan,
keterdedahan pada infotainment, pengalaman masa lalu pemirsa tentang infotainment serta frekuensi pemirsa menonton atau menerima infotainment
memperlihatkan korelasi yang relatif bervariasi.
Tabel 2. Karakteristik Demografis Pemirsa Infotainment di Bojong Gede, Bogor, 2009
No.
Karakteristik Pemirsa
Kategori Jumlah
Jiwa Persen
1.
Jenis Kelamin Laki-laki
21 26,25
Perempuan 59 73,75
2.
Umur 20 tahun
17 21,25
30 tahun 21
26,25 40
tahun 25
31,25 50 tahun
10 12,5
60 tahun 7
8,75
3.
Pendidikan Tamat SD
1 1,25
Tamat SMP 1
1,25 Tamat SMA
28 35
Diploma 20
25 Sarjana
30 37,5
4.
Pekerjaan Tidak BekerjaMenganggur
4 5
PelajarMahasiswa 5
6,25 Ibu Rumah Tangga
37 46,25
Karyawan SwastaWiraswasta 26
32,5 PNSPOLRITNI
8 10
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan pemirsa infotainment adalah ibu rumah tangga 37 dari 59 orang. Pendidikan ibu-ibu
rumah tangga ini terbesar adalah berkisar pada pendidikan SD-SMA 54,05 dan sarjana 16,22 sisanya berpendidikan diploma 29,73.
Karakteristik psikografis
Tabel 3 menunjukkan, bahwa sebanyak 80 pemirsa infotainment terdedah dari media televisi. Beberapa pemirsa ada pula yang terdedah infotainment dari
media lain, di antara keterdedahannya dari media televisi tersebut yaitu dua orang dari Radio, 33 orang dari Surat Kabar, 27 orang dari Majalah atau Tabloid, tujuh
orang dari Internet dan tidak ada yang terdedah dari Handphone. Tujuh stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar,
Trans7 dan TransTV menyajikan 32 program infotainment dengan penamaan yang berbeda dan enam kategori pilihan pada materi infotainment yang disenangi
pemirsa, yaitu perceraian atau perselingkuhan, pembunuhan, narkoba, karier, aksi sosial dan materi lain-lain. Data menunjukkan bahwa sebanyak 26 pemirsa
menentukan pilihan materi yang disenangi adalah tentang perceraian atau
perselingkuhan. Beberapa pemirsa ada yang menyenangi beberapa materi infotainment yang bervariasi di antara pilihan tersebut, yaitu 18 orang tentang
pembunuhan, 22 orang tentang narkoba, 45 orang tentang karier, 37 orang tentang aksi sosial dan empat orang masing-masing pada pilihan materi lain-lain, yaitu
tentang politik, perkawinan, keluarga dan informasi yang utuh, yaitu berita tanpa mengandung unsur hiburan.
Tabel 3. Keterdedahan dan Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa, Bojong Gede, 2009
Jumlah Pilihan Pemirsa Infotainment dan Media Massa
Jumlah Pilihan Pemirsa Pada Kesenangan Materi Infotainment
TV R SK MT NET HP PC PB NKB Kr AS LL
80 2 33 27 7 _ 26 18 22 45 37 4 Ket: TV televisi, R radio, SK Surat Kabar, MT MajalahTabloid, NET Internet, HP
Handphone, PC PerceraianPerselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, Kr Karier, AS Aksi Sosial, LL Lain-lain
Hubungan antara keterdedahan pemirsa pada infotainment 7 stasiun televisi yang menyangkut enam kategori materi yang disenangi pemirsa tersebut
di atas, dengan frekuensi pemirsa menonton infotainment dalam seminggu Tabel 4 dan pengalaman masa lalunya tentang infotainment, terkait dengan 32
penamaan tayangan Tabel 5, menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4 menunjukkan bahwa kecenderungan dari 80 pemirsa menonton
infotainment televisi selama tujuh hari atau setiap hari dalam seminggu, yaitu sebanyak 26 orang ibu rumah tangga 32,5.
Tabel 4. Frekuensi Pemirsa Menonton Infotainment dalam Seminggu, Bojong Gede, 2009 Hari Jumlah
Persen 1 hari
13 16,25
2 hari 14
17,5 3 hari
16 20
4 hari 6
7,5 5 hari
4 5
6 hari 1
1,25 7 hari
26 32,5
Jumlah 80 100,0
Dari tujuh stasiun televisi yang dipelajari ada sebanyak 32 penamaan tayangan. Masing-masing penamaan dari tiap stasiun televisi tersebut adalah:
1 RCTI: memiliki lima acara infotainment yaitu Go Spot, Kabar-Kabari, Cek Ricek , Silet dan Peri Gosip.
2 SCTV: memiliki delapan acara infotainment yaitu Was-Was, Gosip Apa Gosip, Otista, Kasak-Kusuk, Hot Shot, Hallo Selebriti, Bibir Plus dan Sketsa
Selebritis. 3 TPI memiliki empat acara infotainment yaitu Kassel,Go Show, Kipas-Kipas
dan Sindanglaia. 4 Antv memiliki empat acara infotainment yaitu Betis, Top Gosip, Mata-Mata
dan Bukan Gosip. 5 Indosiar memiliki dua acara infotainment yaitu Kiss dan Sensor.
6 Trans7 memiliki empat acara infotainment yaitu Star 7, Kabar Idola, Blow Up dan
Klise. 7 Trans TV memiliki lima acara infotainment yaitu Insert, Insert pagi, Insert
Sore, Kroscek dan BEBI Bebas Bicara.
Tabel 5 menunjukkan hasil studi bahwa sebanyak 10 pemirsa yang selalu menonton Cek Ricek dan 14 pemirsa selalu menonton Silet dari RCTI serta 10
pemirsa selalu menonton Insert Trans TV. Kecenderungan 61 pemirsa kadang- kadang menonton Insert Trans TV dan 62 pemirsa kadang-kadang menonton
CekRicek RCTI serta 60 pemirsa kadang-kadang menonton KISS dari Indosiar. 77 orang tidak pernah menonton Sindanglaia TPI, 76 orang tidak pernah
menonton Blow Up Trans 7, serta 75 orang tidak pernah menonton Kipas-Kipas TPI dan 75 orang tidak pernah menonton BEBI Bebas Bicara Trans TV.
Tabel 5. Pengalaman Masa Lalu Pemirsa Pada Infotainment, Bojon Gede, 2009
Acara Infotainment Televisi
Pengalaman Masa Lalu Selalu Kadang-Kadang
Tidak Pernah
1. Cek Ricek 10 62
2. Silet 14
3. Insert 10 61
3. Kiss 60
4. Sindanglaia 77
5. Blow up 76
6. Kipas-Kipas 75
7. Bebi Bebas Bicara 75
Persepsi Pemirsa Infotainment
Keterdedahan pemirsa pada infotainment televisi menunjukkan bahwa setiap pemirsa secara bervariasi ada yang menyenangi infotainment tidak hanya
pada satu pilihan materi infotainment saja dari enam kategori pilihan materi PcPsl, PB, NKB, KR, AS, LL. Dilihat dari perbedaan karakteristik jenis
kelamin laki-laki dan perempuan yang menyenangi materi infotainment, secara random diambil sampel 50 dari jumlah pemirsa laki-laki dan perempuan 10
orang dari 21 pemirsa laki-laki dan 30 orang dari 59 pemirsa perempuan, menunjukkan hasil sebagai berikut:
Dari 10 pemirsa laki-laki dan 30 pemirsa perempuan, persentase 18 pilihan pemirsa laki-laki yang menyenangi materi infotainment dari enam kategori pilihan
materi Tabel 6, yaitu terbesar pada pilihan materi tentang karier dan aksi sosial, masing-masing sebanyak lima pilihan 27,8 dan sisanya tentang narkoba tiga
pilihan 16,6, perceraian dan pembunuhan, masing-masing dua pilihan 11,1 dan satu pilihan materi lain-lain tentang perkawinan 5,6. Sebanyak 64 Pilihan
pemirsa perempuan yang menyenangi materi infotainment, terbanyak adalah 22 pilihan 34,4 berkisar tentang karier, selebihnya tentang aksi sosial 15 pilihan
23,5, perceraian 10 pilihan 15,6, narkoba delapan pilihan 12,5, pembunuhan tujuh pilihan 10,9 dan dua pilihan materi lain-lain tentang politik
3,1.
Tabel 6. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Berdasarkan Jenis Kelamin, Bojong Gede, 2009
Jenis Kelamin
Materi tayangan infotainment PcPsl
PB NKB
KR AS
LL Jml
Laki
2
2 11,1 2 11,1 3 16,6 5 27,8 5 27,8 1 5,6 18 100
Peremp. 10 15,6 7 10,9 8 12,5 22 34,4 15 23,5 2 3,1 64 100
Ket: PcPsl PerceraianPerselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, KR Karier, AS Aksi Sosial, LL Lain-lain
Dilihat dari umur pemirsa, sebanyak 18 pilihan pemirsa laki-laki yang
menyenangi materi infotainment tabel 7, yang berumur 20 tahun terbanyak
2dua pilihan 66,7 tentang aksi sosial, selebihnya tentang karier satu pilihan
33,3. Pemirsa yang berumur 30 tahun terbanyak dua pilihan 40 tentang
narkoba, selebihnya tentang karier dan perceraian serta pembunuhan, masing-
masing satu pilihan 20. Pemirsa yang berumur 40 tahun yaitu berkisar
tentang karier, aksi sosial dan materi tentang perkawinan, masing-masing satu
pilihan 33,3. Pemirsa yang berumur 50 tahun terbanyak tentang karier dua
pilihan 33,2 selebihnya aksi sosial, perceraian, pembunuhan dan narkoba,
masing-masing satu pilihan 16,7. Pemirsa yang berumur 60 tahun hanya satu
pilihan 100 materi tentang aksi sosial.
Tabel 7. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Laki-Laki Berdasarkan Umur, Bojong Gede, 2009
Umur Materi tayangan
infotainment PcPsl
PB NKB
KR AS
LL Jml
20 - - - -
- -
1 33,3
2 66,7
- - 3
100 30
1 20 1 20 2 40 1 20 - - - - 5 100 40 - - - - - - 1
33,3 1
33,3 1
33,3 3
100 50
1 16,7 1 16,7 1 16,7 2 33,2 1 16,7 0 - 6 100 60 0 - 0 - 0 - 0 - 1
100 0 - 1
100 Jumlah 2 11,1 2 11,1
3 16,7
5 27,8
5 27,8
1 5,5 18 100
Ket: Pc Psl PerceraianPerselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, KR Karier, AS Aksi Sosial, LL Lain-lain
Sebanyak 63 pilihan pemirsa perempuan yang menyenangi materi
infotainment Tabel 8, yang berumur 20 tahun yaitu terbesar enam pilihan
37,5 tentang karier, selebihnya tentang aksi sosial empat pilihan 25, perceraian tiga pilihan 18,75, narkoba dua pilihan 12,5 dan pembunuhan
satu pilihan 6,25. Pemirsa yang berumur 30 tahun yaitu terbanyak tujuh
pilihan 31,8 tentang karier, selebihnya tentang aksi sosial lima pilihan 22,7, perceraian empat pilihan 18,2, pembunuhan tiga pilihan 13,6,
narkoba dua pilihan 9,1 dan materi lain-lain tentang politik satu pilihan
4,6. Pemirsa yang berumur 40 tahun yaitu terbanyak enam pilihan 37,5
tentang karier, sisanya tentang aksi sosial empat pilihan 25, pembunuhan dan narkoba masing-masing dua pilihan 12,5, perceraian dan materi lain-lain yaitu
tentang politik masing-masing satu pilihan 6,25.. Pemirsa yang berumur 50
tahun yaitu terbanyak tentang perceraian dan narkoba, masing-masing dua pilihan 28,55, selebihnya pembunuhan, karier dan aksi sosial, masing-masing satu
pilihan 14,3. Pemirsa yang berumur 60 tahun hanya pada materi tentang aksi
sosial dan karier, masing-masing satu pilihan 50.
Tabel 8. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Perempuan Berdasarkan Umur, Bojong Gede, 2009
Umur Materi tayangan infotainment
PcPsl PB
NKB KR
AS LL
Jml 20
3 18,75 1 6,25 2 12,5 6 37,5 4 25 - - 16 100 30
4 18,2 3 13,6 2 9,1 7 31,8 5 22,7 1 4,6 22 100 40
1 6,25 2 12,5 2 12,5 6 37,5 4 25 1 6,25 16 100 50
2 28,55 1 14,3 2 28,55 1 14,3 1 14,3 - - 7 100 60 -
- -
- -
- 1
50 1
50 -
- 2
100 Jumlah 10 15,9 7 11,1
8 12,7
21 33,3
15 23,8
2 3,2 63 100
Ket: PcPsl PerceraianPerselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, KR Karier, AS Aksi Sosial, LL Lain-lain
Sebanyak 18 pilihan pemirsa laki-laki yang menyenangi materi
infotainment Tabel 9, yang berpendidikan SD-SMA yaitu terbanyak dua pilihan 33,2. tentang narkoba, selebihnya tentang karier, aksi sosial, perceraian dan
pembunuhan, masing-masing satu pilihan 16,7. Pemirsa yang berpendidikan Diploma yaitu hanya satu pilihan 100 pada materi karier. Pemirsa yang
berpendidikan Sarjana terbanyak empat pilihan 36,3 yaitu tentang aksi sosial, selebihnya tentang karier tiga pilihan 27,3, perceraian, Pembunuhan, narkoba
dan materi lain-lain yaitu tentang perkawinan, masing-masing satu pilihan 9,1.
Tabel 9.
.
Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Laki-Laki Berdasarkan Pendidikan, Bojong Gede, 2009
Umur Materi tayangan infotainment
PcPsl PB
NKB KR
AS LL
Jml SD-SMA
1 16,7 1 16,7 2 33,2 1 16,7 1 16,7 - - 6 100 DIPLOMA - - -
- -
- 1
100 -
- 0 1 100
SARJANA 1 9,1 1 9,1
1 9,1
3 27,3
4 36,3
1 9,1 11 100 Jumlah
2 11,1 2 11,1 3 16,6 5 27,8 5 27,8 1 5,6 18 100 Ket: PcPsl PerceraianPerselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, KR Karier, AS
Aksi Sosial, LL Lain-lain
Sebanyak 63 pilihan pemirsa perempuan yang menyenangi materi infotainment Tabel 10, yang berpendidikan SD-SMA yaitu terbanyak empat
pilihan 40 tentang aksi sosial , selebihnya tentang karier tiga pilihan 30, narkoba, perceraian dan pembunuhan, masing-masing satu pilihan 10.
Pemirsa yang berpendidikan Diploma terbanyak tujuh pilihan 29,1 tentang karier, selebihnya tentang perceraian, pembunuhan narkoba dan aksi sosial,
masing-masing empat pilihan 16,7 dan materi lain-lain tentang politik satu pilihan 4,1 . Pemirsa yang berpendidikan Sarjana yaitu terbanyak sembilan
pilihan 31,1 tentang karier, selebihnya tentang aksi sosial dan perceraian,
masing-masing tujuh pilihan 24,1, narkoba tiga pilihan 10,3, pembunuhan dua pilihan 6,9 dan materi lain-lain yaitu tentang politik satu pilihan 3,5.
Tabel 10. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Perempuan Berdasarkan Pendidikan,
Bojong Gede, 2009 Umur
Materi tayangan infotainment PcPsl
PB NKB
KR AS
LL Jml
SD-SMA 1 10 1 10 1 10 3 30 4 40 - - 10 100 DIPLOMA 4 16,7 4 16,7 4 16,7 7 29,1 4 16,7 1 4,1 24 100
SARJANA 7 24,1 2 6,9 3 10,3 9 31,1 7 24,1 1 3,5 29 100 Jumlah 12
19,1 7
11,1 8
12,7 19
30,2 15
23,8 2
3,1 63
100 Ket: PcPsl PerceraianPerselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, KR Karier, AS
Aksi Sosial, LL Lain-lain
Begitu juga berdasarkan pekerjaan pemirsa, sebagai berikut: Sebanyak 18 pilihan pemirsa laki-laki yang menyenangi materi
infotainment Tabel 11, yang tidak bekerja yaitu terbanyak dua pilihan 50 tentang narkoba, selebihnya tentang perceraian dan pembunuhan, masing-masing
satu pilihan 25. Pemirsa pelajar atau mahasiswa dan ibu rumah tangga tidak ada pilihan. Pemirsa karyawan swasta atau wiraswasta cenderung pada pilihan
materi tentang karier dan aksi sosial, masing-masing empat pilihan 33,4, selebihnya tentang pembunuhan, narkoba, perceraian dan materi lain-lain yaitu
tentang perkawinan, masing-masing satu pilihan 8,33. Pemirsa pegawai negeri sipil atau Polri maupun TNI hanya menyenangi materi pada pilihan tentang karier
dan aksi sosial, masing-masing satu pilihan 50.
Tabel 11. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Laki-Laki Berdasarkan Pekerjaan, Bojong Gede, 2009
Umur Materi tayangan infotainment
PcPsl PB
NKB KR
AS LL
Jml TB
1 25 1 25 2 50 - - - - - - 4 100 PljrMhs
- - - - - - - - - - - - - - IBU
RT - - - - - - - - - - - - - -
KSWWRS 1 8,33 1 8,33 1 8,33 4 33,4 4 33,4 1 8,33 12 100
PNSPOLRITNI - - - - - - 1 50 1 50 0 - 2
100 Jumlah
2 11,1 2 11,1 3 16,7 5 27,8 5 27,8 1 5,5 18 100 Ket:TB Tidak Bekerja, PljrMhs pelajar atau Mahasiswa, IBU RT Ibu Rumah Tangga,
KSWWRS Karyawan Swasta atau Wiraswasta, PNSPOLRITNI Pegawai Negeri Sipil atau Polisi Republik Indonesia atau Tentara Nasional Indonesia, PcPsl Perceraian atau
Perselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, KR Karier, AS Aksi Sosial, LL Lain-lain
Sebanyak 62 Pilihan pemirsa perempuan yang menyenangi materi infotainment Tabel 12, pemirsa yang tidak bekerja tidak memiliki pilihan.
Pemirsa pelajar atau mahasiswa cenderung pada pilihan materi tentang karier dan
aksi sosial, masing-masing tiga pilihan 30, sisanya tentang pembunuhan dua pilihan 20, perceraian dan narkoba masing-masing satu pilihan 10. Pemirsa
Ibu rumah tangga terbanyak delapan pilihan 28,6 tentang karier, selebihnya tentang perceraian enam pilihan 21,4, aksi sosial lima pilihan 17,8,
pembunuhan empat pilihan 14,3, narkoba 3 pilihan 10,7 dan materi lain- lain tentang politik dua pilihan 7,2. Pemirsa karyawan swasta atau wiraswasta
terbanyak delapan pilihan 42,1 tentang karier, selebihnya tentang materi aksi sosial enam pilihan 31,6, pembunuhan dan narkoba masing-masing dua
pilihan 10,5 dan perceraian satu pilihan 5,3. Pemirsa Pegawai Negeri Sipil atau Polri maupun TNI cenderung pada pilihan materi tentang narkoba dua pilihan
40, selebihnya tentang perceraian, pembunuhan dan aksi sosial, masing- masing satu pilihan 20.
Tabel 12. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Perempuan Berdasarkan Pekerjaan, Bojong Gede, 2009
Umur Materi tayangan infotainment
PcPsl PB
NKB KR
AS LL
Jml TB
- - - - - - - - - - - - - - PljrMhs
1 10 2 20 1 10 3 30 3 30 - - 10 100 IBU
RT 6 21,4 4 14,3 3 10,7 8 28,6 5 17,8 2 7,2 28 100
KSWWRS 1 5,3 2 10,5 2 10,5 8 42,1 6 31,6 - - 19 100
PNSPOLRITNI 1 20 1 20 2 40 - - 1 20 - - 5 100 Jumlah
9 14,5 9 14,5 8 12,9 19 30,6 15 24,2 2 3,3 62 100 Ket: TB Tidak Bekerja, PljrMhs pelajar atau Mahasiswa, IBU RT Ibu Rumah Tangga,
KSWWRS Karyawan Swasta atau Wiraswasta, PNSPOLRITNI Pegawai Negeri Sipil atau Polisi Republik Indonesia atau Tentara Nasional Indonesia, PcPsl Perceraian atau
Perselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, Kr Karier, AS Aks Sosial, LL Lain-lain
Hasil analisis korelasi rank Spearman Tabel 13 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi yang terkait dengan materi dan peubah nilai informasi
bernilai positif +, sementara dengan peubah dayatarik bernilai negatif -. Hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai-p 0,008 untuk korelasi antara materi
dan nilai informasi lebih kecil dari α=0,05 serta nilai-p 0,367 untuk korelasi
antara materi dan dayatarik lebih besar dari α=0,05. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah terdapat korelasi positif antara materi dan persepsi pemirsa tentang nilai informasi suatu infotainment, dimana semakin banyak materi tayangan
infotainment yang ditonton seorang pemirsa, maka ia cenderung akan menganggap bahwa tayangan infotainment memiliki nilai informasi. Tetapi, tidak
terdapat korelasi antara materi dan persepsi pemirsa tentang dayatarik format tayangan infotainment.
Kecenderungan pemirsa ibu rumah tangga sejumlah 52,2 menganggap infotainment memiliki nilai yang mendidik dan menghibur atau memberikan
pencerahan dan pemirsa karyawan swasta 53,8 yang menganggap infotainment tidak mendidik dan menghibur atau tidak mencerahkan pemirsa. Ada korelasi
nyata antara materi dan nilai informasi sebesar 0,268. Artinya, materi infotainment seputar perceraian atau perselingkuhan, pembunuhan, narkoba, karier, aksi sosial
atau materi lainnya sebagai pilihan yang disenangi pemirsa menentukan nilai suatu informasi infotainment, dengan demikian tentang materi tidak termasuk
peubah yang berdiri sendiri tetapi sudah menyatu dalam pembahasan tentang peubah nilai informasi. Konsistensi atau objektivitas informasi menentukan
infotainment memiliki nilai informasi, sebagaimana hasil analisis pada Tabel 13 lampiran yang menunjukkan ada korelasi nyata antara peubah nilai informasi
dengan peubah dayatarik format tayangan infotainment sebesar 0,264. Artinya, infotainment yang menyajikan materi tentang perceraian atau perselingkuhan,
pembunuhan, narkoba, karier, aksi sosial dan lain-lain, memiliki nilai informasi yang mendidik dan menghibur atau memberikan nilai pencerahan dapat didukung
oleh objektivitas informasi, antara lain lewat narasinya dan pernyataan artis yang bersangkutan lewat dialog atau hasil wawancara dengan pihak televisi
wartawan. Materi yang disenangi pemirsa biasanya menentukan kedekatan pemirsa dengan tayangan tersebut, sehingga bisa menentukan kekuatan
pemaknaan dan penafsiran atau interpretasi persepsi pemirsa tentang informasi tersebut.
Tabel 13. Korelasi Peubah Umur, Pendidikan, Frekuensi, Pengalaman, Materi, Keterdedahan dan Persepsi Pemirsa tentang Nilai Informasi dan Daya Tarik Format Tayangan
Infotainment, Bojong Gede, 2009 n=80
X Y
Umur
Pendidikan Keterdedahan
Frekuensi Pengalaman
Materi
Y
1 rho sig
-0.131 0.123
-0.223 0.023
0.158 0.081
0.456 0.000
0.916 0.000
0.268 0.008
Y
2 rho sig
-0.389 0.000
-0.059 0.301
-0.044 0.350
0.124 0.137
0.214 0.028
-0.038 0.367
Uji satu sisi one tailed, level 0.01 korelasi sangat nyata-sangat kuat, level 0.05 korelasi nyata-kuat
Ket: X= Karakteristik Responden, Y= Persepsi Pemirsa Infotainment, X1= nilai informasi,Yi= dayatarik format tayangan, Rho=koefisien korelasi, sig=signifikansi
Kecenderungan korelasi selanjutnya antara peubah karakteristik demografis dan psikografis pemirsa dengan persepsinya tentang nilai informasi
dan dayatarik format tayangan infotainment, dengan uji rank Spearman maupun uji Chi-Square sebagai berikut:
Berdasarkan Peubah Jenis kelamin
Tabel 14. Jenis Kelamin Pemirsa Infotainment dan Nilai Informasi, Bojong Gede, 2009 Jenis Kelamin
Nilai Informasi Total
Setuju Tidak Setuju
Laki-laki 16 23,9
5 38,5 21 26,4
Perempuan 51 76,1
8 61,5 59 73,6
Total 67 100,0
13 100,0 80 100,0
Tabel 14 menunjukkan, hasil Uji Chi-Square nilai-p untuk pengujian hipotesis adanya korelasi antara jenis kelamin pemirsa dan nilai informasi adalah
0,274 yang lebih besar dari α 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi
pemirsa tentang ada atau tidaknya nilai informasi suatu tayangan infotainment tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pemirsa yang menganggap bahwa tayangan
infotainment memiliki nilai informasi mayoritas berjenis kelamin perempuan 76,1, demikian juga dengan pemirsa yang menganggap bahwa tayangan
Infotainment tidak memiliki nilai informasi didominasi oleh perempuan 61,5.
Berkaitan dengan hasil penelitian, maka temuan ini menunjukkan adanya kecenderungan, bahwa 37 orang pemirsa ibu rumah tangga dari 59 pemirsa
perempuan di Perumahan Gaperi Genteng Biru Rt 01 dan 02, Rw 18 memiliki kedekatan dengan infotainment sehingga pemaknaan dan penafsiran persepsi
pemirsa tersebut lebih kuat tentang nilai informasi dibanding pemirsa lainnya. Ada kecenderungan ibu rumah tangga menyenangi infotainment seputar gosip
selebritis atau public figure dan ada kecenderungan satu pemikiran untuk “bergosip” dengan teman di sekitarnya. Bahan gosip terkait dengan topik yang
sedang hangat dibicarakan masyarakat atau yang diulas media seperti seputar hubungan atau kehidupan artis, tetapi jarang membicarakan acara-acara yang
berjenis pendidikan. Hasil analisis menunjukkan, materi tentang karir cenderung disenangi pemirsa perempuan yang mayoritas ibu rumah tangga, yaitu sebanyak
45 orang dan di antara pilihan tersebut ada yang juga menyenangi materi lain, seperti 37 orang senang materi tentang aksi sosial, 26 orang tentang materi
perceraian atau perselingkuhan, 22 orang tentang narkoba, dan 4 orang masing masing menyenangi materi tentang politik, pernikahan, keluarga dan materi yang
murni hanya mengandung nilai berita dan tidak mengandung nilai hiburan. Berdasarkan Peubah Umur
Hasil analisis korelasi Rank Spearman Tabel 13 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi peubah umur dan peubah nilai informasi bernilai negatif
- tetapi dari hasil pengujian hipotesis diperoleh hanya nilai-p 0,123 lebih besar dari
α=0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat korelasi antara umur penonton dan persepsi penonton tentang nilai informasi suatu
tayangan infotainment. Dari hasil analisis di atas dapat diasumsikan, bahwa umur pemirsa
infotainment dari 20 tahun hingga di atas 60 tahun.Tujuh orang pemirsa 8,75. berusia 60 tahun ke atas, terdiri dari laki-laki yang tidak bekerja dan ibu rumah
tangga. Pemirsa tersebut tergolong usia yang tidak produktif. Secara fisik maupun psikis pemirsa memiliki keterbatasan pada kemampuan melihat, mendengarkan
maupun memahami tayangan infotainment. Kecenderungan 25 orang pemirsa 31,25 berusia 40 tahun ke atas, masih tergolong usia produktif. Sebagian
besar terdiri dari ibu rumah tangga. Kecenderungan ini memberikan gambaran
bahwa tidak adanya korelasi antara peubah umur dan peubah nilai informasi dikarenakan kemampuan fisik maupun psikis sebagian pemirsa berkurang dalam
memahami nilai informasi infotainment karena kurang memiliki kedekatan dengan infotainment tersebut sehingga tidak secara optimal bisa mempersepsi
nilai informasi. Kecenderungan pemirsa setuju infotainment sebagai hiburan atau pemirsa kadang-kadang saja menonton infotainment hanya sekedar mengisi waktu
luang di antara pilihan tayangan informasi lainnya.
Berdasarkan Peubah Pendidikan
Hasil analisis korelasi Rank Spearman Tabel 13 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi peubah pendidikan dan peubah nilai informasi bernilai
negatif - tetapi dari hasil pengujian hipotesis diperoleh hanya nilai-p 0,023 untuk korelasi antara pendidikan dan nilai informasi yang lebih kecil dari
α=0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat korelasi negatif antara pendidikan penonton dan persepsi tentang ada tidaknya nilai informasi suatu
infotainment, dimana semakin tinggi pendidikan seorang penonton, maka ia cenderung akan menganggap bahwa tayangan infotainment tidak memiliki nilai
informasi. Sebanyak 30 orang 37,5 dari 59 pemirsa perempuan berpendidikan
cenderung sarjana. Hasil analisis menunjukkan, dari 59 pemirsa perempuan tersebut ditemukan 37 pemirsa ibu rumah tangga yang relatif memiliki waktu
luang untuk menonton infotainment, sedangkan sisanya 22 pemirsa merupakan karyawan atau pegawai di lembaga instansi tertentu dan wiraswasta yang
kadang-kadang menonton infotainment. Keadaan ini menggambarkan bahwa pemirsa tidak fokus menonton infotainment karena keterbatasan waktu dan
kedisiplinan kerja. Dari 37 pemirsa ibu rumah tangga, enam orang 16,22 berpendidikan sarjana dan 11 orang 29,73 berpendidikan Diploma, sedangkan
kecenderungan 20 pemirsa lainnya 54,05 berpendidikan SD sampai dengan SMA. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi atau banyak memiliki
pengalaman dalam bidang tertentu biasanya memiliki tingkat kecerdasan yang relatif lebih baik dalam menyerap atau menyeleksi suatu informasi secara objektif
dan terbuka dengan mempertimbangkan benar salah, baik-buruk, penting atau tidak penting tentang sesuatu hal, sehingga bisa mempersepsi dan menempatkan
hal tersebut infotainment pada porsi yang sebenarnya. Bila melihat kecenderungan 20 orang 54,05 pemirsa ibu rumah tangga berpendidikan SD
sampai dengan SMA, dapat diasumsikan merupakan pemirsa yang tergolong memiliki kedekatan dengan infotainment, sedangkan 6 orang ibu rumah tangga
sarjana dan 11 orang ibu rumah tangga berpendidikan diploma, merupakan pemirsa yang tergolong relatif lebih objektif dan terbuka dalam mempersepsi
tayangan infotainment pada porsi yang sebenarnya, menyangkut nilai informasi dan dayatarik format tayangan infotainment.
Berdasarkan hasil analisis ada korelasi nyata antara pendidikan dan nilai informasi korelasi negatif. Semakin tinggi pendidikan pemirsa semakin
mempersepsi infotainment tidak memiliki nilai informasi yaitu sebesar -0,223. Dari temuan ini dapat diasumsikan, bahwa infotainment di 7 stasiun televisi
swasta cenderung dianggap pemirsa tidak memberikan nilai pendidikan dan hiburan atau tidak mencerahkan pemirsa. Pemirsa menonton infotainment sekilas
atau sepintas atau tidak fokus sehingga tidak memiliki kedekatan dengan infotainment, walau demikian pemirsa masih dapat menilai atau mempersepsi
nilai informasi infotainment. Hasil analisis Tabel 13 lampiran menunjukkan bahwa ada korelasi nyata
antara nilai informasi dan dayatarik format tayangan sebesar 0,264. Sebagai contoh; objektivitas nilai informasi infotainment didukung oleh dayatarik format
tayangannya objektif tidaknya informasi tentang artis atau public figure tertentu sebagaimana yang dinarasikan didukung oleh pernyataan artis tersebut lewat
dialog atau wawancara pihak televisi. Pemirsa infotainment yang cenderung berpendidikan tinggi mempersepsi bahwa infotainment tidak memiliki nilai
informasi tidak mencerahkan. Pemirsa golongan ini kurang kedekatannya dengan infotainment. Pemirsa menonton tayangan infotainment kadang-kadang
saja, sekilas atau sepintas atau perhatian tidak fokus, sehingga dapat menyampingkan dayatarik format tayangan. Perhatian pemirsa terpusat pada
informasi lain, dikarenakan pemirsa kurang atau tidak memiliki kepentingan atau kebutuhan terhadap infotainment.
Putubuku 2008, memaparkan bahwa seseorang berperilaku karena terdorong oleh kebutuhan. Fokusnya pada apa yang difikirkan, dilakukan dan
dirasakan oleh seseorang ketika mencari, menemukan dan menggunakan informasi. Berkaitan dengan hal ini, maka pemirsa ibu rumah tangga berperilaku
menonton infotainment karena terdorong oleh kebutuhan informasi tentang sesuatu hal. Pemirsa berdasarkan pengalamannya mencari atau memilih dan
menggunakan infotainment dari program televisi tertentu karena berfikir, bahwa dari televisi tersebut bisa memenuhi kebutuhannya, sehingga ibu rumah tangga
berusaha melakukan segala sesuatunya, seperti melakukan perhatian terpusat pada informasi seputar kehidupan artis atau publik figur yang sedang menjadi sorotan
televisi tersebut. Ibu rumah tangga mencari dukungan kepercayaan atau keyakinan terhadap kebenaran informasi antara lain lewat pernyataan artis atau pihak lainnya
dalam dialog atau wawancara pihak televisi, sehingga mereka akan menilai suatu informasi bagi dirinya maupun orang lain yang memiliki kepentingan dengan
informasi tersebut. Ibu rumah tangga memiliki kedekatan dengan informasi tersebut dan merasa eksis di antara perbincangan pemirsa lainnya, bahkan meniru
sikap maupun perilaku artis yang diidolakan bila menghadapi hal yang sama.
Berdasarkan Peubah Pekerjaan
Tabel 15. Jenis Pekerjaan Pemirsa Infotainment dan Nilai Informasi, Bojong Gede, 2009
Pekerjaan Nilai Informasi
Total Setuju Tidak
Setuju
Ibu rumah tangga
35 52,2 2 15,4
37 46,3
Karyawan swasta
12 17,9 7
53,8 19 23,7
PelajarMahasiswa
4 6,0 1 7,7
5 6,3 PNS
7 10,4
1 7,7 8 10,0
Tidak bekerjamenganggur
5 7,5 0 0.0
5 6,2 Wiraswasta
4 6,0 2 15,4
6 7,5 Total
67 100,0 13 100,0
80 100,0
Uji Chi-Square Tabel 15 menunjukkan hasil bahwa nilai-p untuk pengujian hipotesis di atas adalah 0,042 yang lebih kecil dari
α 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi penonton tentang ada atau tidak adanya nilai
informasi dalam tayangan infotainment dipengaruhi oleh jenis pekerjaan penonton. Penonton yang menganggap bahwa tayangan infotainment memiliki
nilai informasi mayoritas merupakan ibu rumah tangga 52,2, sementara
penonton yang menganggap bahwa tayangan Infotainment tidak memiliki nilai informasi didominasi oleh penonton yang merupakan Karyawan Swasta 53,8.
Telah disinggung sebelumnya, hasil observasi Depkominfo 2006 menunjukkan bahwa persentase terbanyak 66,23 pemirsa infotainment berada
pada rentang waktu menonton di siang hari, yaitu pada pukul 12.00-15.59 saat gencar-gencarnya infotainment ditayangkan kepada kelas sosial menengah ke
bawah yang sebagian besar adalah ibu-ibu berusia di atas 35 tahun dan acap diidentikkan dengan kebiasaan ngerumpi. Sedangkan pemirsa pria menonton pada
pagi hari yaitu di rentang waktu pukul 05.00-11.59. Merujuk pada rentang waktu tersebut, responden ibu rumah tangga dalam
rentang waktu siang hari 12.00-15.59 acap kali sudah berada di rumah, setelah melakukan aktivitasnya antara lain mengantar anak sekolah, sehingga bisa
menonton infotainment sambil memasak maupun membenahi rumah. Ibu rumah tangga bisa lebih leluasa atau lebih memiliki waktu luang untuk menonton
infotainment dibanding pemirsa yang bekerja. Pria cenderung menonton infotainment dalam rentang waktu pagi hari 05.00-11.59 sambil beranjak ke
tempat kerja.
Persepsi tentang daya tarik format tayangan Berdasarkan Peubah Jenis kelamin
Hasil Uji Chi-Square Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai-p untuk pengujian hipotesis di atas adalah 0,167 yang lebih besar dari
α 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi pemirsa tentang adatidaknya dayatarik format
tayangan pada infotainment tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin pemirsa. Pemirsa yang menganggap bahwa tayangan infotainment memiliki atau memuat dayatarik
format tayangan mayoritas berjenis kelamin perempuan 81,1. Tetapi, pemirsa yang menganggap bahwa tayangan Infotainment tidak memiliki dayatarik format
tayangan juga didominasi oleh pemirsa yang berjenis kelamin perempuan 67,4.
Dari hasil analisis tersebut dapat diasumsikan, bahwa sebagian pemirsa perempuan menganggap infotainment memiliki nilai informasi. Sehingga dalam
keseharian aktivitasnya mereka cenderung mencari informasi melalui infotainment televisi dalam memenuhi kebutuhan suatu informasi. Akan tetapi sebagian dari
pemirsa perempuan tersebut menyampingkan perhatiannya pada dayatarik format tayangan, sehingga mereka tidak bisa mempersepsi infotainment secara mendalam
yang terkait dengan format tayangan, meliputi dialog, narasi dan wawancara. Telah disinggung sebelumnya bahwa hasil analisis menunjukkan ada
korelasi nyata antara peubah nilai informasi dan peubah dayatarik format tayangan sebesar 0,264. Artinya, infotainment memiliki nilai informasi yang
nendidik dan menghibur atau memberikan nilai pencerahan dapat didukung oleh objektivitas informasi antara lain lewat narasinya dan pernyataan artis tersebut
lewat dialog atau hasil wawancara pihak televisi.
Tabel 16. Jenis Kelamin Pemirsa Infotainment dan Daya Tarik Format Tayangan, Bojong Gede 2009
Jenis Kelamin Daya Tarik
Total Setuju
Tidak Setuju Laki-laki
7 18,9 14 32,6
21 26,3 Perempuan
30 81,1 29 67,4
59 73,7 Total
37 100,0 43 100,0
80 100,0
Berdasarkan Peubah Umur Hasil analisis korelasi Rank Spearman tabel 13 menunjukkan bahwa
nilai koefisien korelasi peubah umur dengan peubah dayatarik bernilai negatif, tetapi dari hasil pengujian hipotesis diperoleh hanya nilai-p 0,000 untuk korelasi
antara umur dan dayatarik yang lebih kecil dari α=0,05. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah terdapat korelasi negatif antara umur penonton dan persepsinya tentang ada tidaknya dayatarik suatu infotainment, dimana semakin tua seorang
penonton, maka ia cenderung akan menganggap bahwa tayangan infotainment tidak memiliki atau memuat dayatarik format tayangan.
Temuan tersebut mempertegas kecenderungan pemirsa ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang menonton infotainment dan usia tergolong produktif
serta menyenangi infotainment, bisa lebih fokus memperhatikan atau memahami dayatarik format tayangan seperti pada dialog atau wawancara yang memuat
pernyataan selebritis atau tokoh yang diidolakan. Pemirsa dapat lebih percaya bahkan bisa mengikuti jejak tokoh, sebagai solusi bagi pemirsa bila menghadapi
hal yang sama meniru jejak selebritis yang diidolakan. Hasil analisis
menunjukkan ada korelasi nyata antara umur pemirsa dan dayatarik format tayangan. Tetapi korelasi tersebut bersifat negatif yaitu sebesar -0,389.
Telah disinggung sebelumnya, Lestari 2005 menyatakan, 56 penonton wanita lebih menyukai tayangan yang bersifat emosional, seperti acara
infotainment yang menyuguhkan kasus-kasus atau masalah realita yang dihadapi orang ternama atau selebritis. Wanita akan membicarakan kembali tayangan ini
dengan wanita dan bukan tidak mungkin bila mengalami masalah yang sama, pemirsa akan menyelesaikan dengan cara yang dilakukan oleh selebritis yang
diidolakan. Temuan tersebut mempertegas hasil analisis yang menunjukkan adanya
korelasi negatif antara umur pemirsa dan dayatarik format tayangan infotainment. Semakin tinggi usia seseorang menganggap atau mempersepsi tayangan
infotainment tidak memiliki atau tidak memuat dayatarik format tayangan. Kecenderungan pemirsa ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang menonton
infotainment dan usia tergolong produktif serta menyenangi infotainment, bisa lebih fokus memperhatikan atau memahami dayatarik format tayangan seperti
pada dialog atau wawancara yang memuat pernyataan selebritis atau tokoh yang diidolakan. Pemirsa dapat lebih percaya bahkan bisa mengikuti jejak tokoh,
sebagai solusi bagi pemirsa bila menghadapi hal yang sama meniru jejak selebritis yang diidolakan.
Berdasarkan Peubah Pendidikan
Hasil analisis korelasi rank Spearman Tabel 13 lampiran menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi peubah pendidikan dengan peubah dayatarik
bernilai negatif - tetapi dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai-p 0,301 lebih besar dari
α=0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat korelasi antara pendidikan penonton dan persepsi penonton tentang dayatarik
format tayangan infotainment. Berdasarkan hasil analisis tidak ada korelasi antara pendidikan pemirsa
dengan dayatarik format tayangan. Dari temuan ini dapat diasumsikan, bahwa pemirsa masih dapat menilai atau mempersepsi nilai informasi infotainment,
tetapi dapat terjadi pemirsa mengabaikan dayatarik format tayangan infotainment. Selanjutnya, dari hasil penelitian ditemukan, tidak ada korelasi antara pendidikan
pemirsa dan dayatarik format tayangan infotainment yang menyangkut dialog, narasi dan wawancara.
Berdasarkan Peubah Pekerjaan
Tabel 17. Jenis Pekerjaan Pemirsa Infotainment dan Daya Tarik Format Tayangan, Bojong Gede, 2009
Pekerjaan Daya Tarik
Total Setuju Tidak
Setuju
Ibu Rumah Tangga 16 43,2
21 48,8 37 46,2
Karyawan Swasta 8 21,6
11 25,6 19 23,7
PelajarMahasiswa 4 10,8
1 2,2 5 6,3
PNS 2 5,4
6 14,0 8 10,0
Tidak BekerjaMenganggur 3 8,2
2 4,7 5 6,3
Wiraswasta 4 10,8
2 4,7 6 7,5
Total
37 100,0 43 100,0
80 100,0
Uji Chi-Square Tabel 17 menunjukkan hasil bahwa nilai-p untuk pengujian hipotesis di atas adalah 0,369 yang lebih besar dari
α=0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi penonton tentang ada atau tidak adanya
dayatarik format tayangan infotainment tidak dipengaruhi oleh jenis pekerjaan penonton. Hasil analisis menunjukkan, 16 ibu rumah tangga 43,2 menganggap
atau mempersepsi tayangan infotainment memiliki atau memuat dayatarik format tayangan yang meliputi dialog narasi dan wawancara. Kecenderungan tujuh orang
karyawan swasta 53,8 menganggap infotainment tidak memiliki nilai informasi dan menyampingkan dayatarik format tayangan atau hanya 11 orang
25,6 dari 19 orang 23,8 menganggap infotainment tidak memiliki dayatarik format tayangan. Sisanya delapan pemirsa karyawan swasta 21,6 menganggap
infotainment memiliki dayatarik format tayangan. Perhatian pemirsa yang terfokus pada infotainment, terlebih pemirsa yang
menyenangi tayangan tersebut bisa memperkuat kedekatan atau persepsinya terhadap infotainment baik menyangkut nilai informasi maupun dayatarik format
tayangan. Peluang laki-laki menonton infotainment lebih sempit karena terbatas waktu dan pekerjaan, seperti karyawan swasta yang terikat pada disiplin kerja,
sehingga perhatian pada infotainment bisa terbagi bahkan menonton hanya sekilas
atau sepintas atau hanya untuk mengisi waktu luang. Hal tersebut mempengaruhi persepsinya atau kedekatan pemirsa tersebut dengan infotainment baik
menyangkut nilai informasi maupun dayatarik format tayangan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik pemirsa infotainment adalah sebagian besar 73,75 perempuan yang berstatus ibu rumah tangga, berusia 40 tahun, rata-rata berpendidikan SD
dan tertinggi SMA, menonton infotainment setiap hari dalam satu minggu. Dari tujuh stasiun televisi swasta, tayangan yang paling sering ditonton
pemirsa tersebut adalah Silet dan Cek Ricek dari RCTI serta Insert dari Trans tv.
2. Pemirsa ibu rumah tangga yang memiliki kedekatan dengan infotainment menganggap tayangan infotainment memiliki nilai informasi yang
mencerahkan, yang didukung oleh konsistensi atau objektivitas informasi melalui dialog, narasi dan wawancara, sebagai daya tarik format tayangan,
sehingga pemirsa menghendaki infotainment memiliki nilai informasi dan memuat dayatarik format tayangan, karena masih ditemukan televisi swasta
menayangkan infotainment yang menyampingkan dayatarik format tayangan. 3. Karakteristik pemirsa; yaitu jenis kelamin tidak berkorelasi dengan nilai
informasi dan dayatarik format tayangan, umur pemirsa tidak berkorelasi dengan nilai informasi, tetapi ada korelasi negatif dengan dayatarik format
tayangan, pendidikan pemirsa berkorelasi negatif dengan nilai informasi, tetapi tidak berkorelasi dengan dayatarik format tayangan, keterdedahan
pemirsa tidak berkorelasi dengan nilai informasi dan dayatarik format tayangan. Ada korelasi positif antara frekuensi pemirsa menonton dan nilai
informasi, tetapi tidak berkorelasi dengan dayatarik format tayangan dan hanya karakteristik pekerjaan dan pengalaman masa lalu pemirsa yang
memiliki korelasi dengan nilai informasi dan dayatarik format tayangan.
Saran
1. Infotainment cenderung mendapat sorotan negatif dari beberapa kalangan pemirsa, maka sewajarnya tayangan infotainment di televisi dibenahi atau
ditinjau ulang oleh berbagai pihak yang terkait.
2. Dayatarik format tayangan cenderung tidak berkorelasi dengan karakteristik pemirsa
infotainment, dengan demikian pihak televisi sebaiknya meningkatkan format tayangan yang lebih menarik, antara lain dengan
meningkatkan nilai konsistensi atau objektivitas informasi agar infotainment memiliki nilai pencerahan bagi pemirsa.
DAFTAR PUSTAKA
Asmira, D. 2006. Keterdedahan Iklan Di Televisi dan Perilaku Khalayak tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2008. Karakteristik Pendidikan. Jakarta. http:www. datastatistik-indonesia.Comcontentview607607. [19 Mei 2008].
Departemen Komunikasi dan Informatika. 2006. Menggugat Infotainment. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Dewan Pers. 2008. Standar Perusahaan Pers makalah seminar. Jakarta: Dewan Pers.
Elia PM. 2008. Pengaruh Tayangan Televisi. Jakarta. http:pepak.sabda.orgpustaka071341
. [19 September 2008]. Febrian J. 2004. Komputer dan Teknologi Informasi. Jakarta: Penerbit
Informatika. Firdaus H. 2007. Memahami Lawan jenis Kita. Sukoharjo.
http:rumahmimpi.blogspot.com200704memahami-lawan-jenis-kita.html .
[17 April 2007]. Gilang OA. 2005. Pengaruh Tayangan Kekerasan di Televisi terhadap Tawuran
Pelajar Jakarta, Analisi Mengenai Determinan Tawuran Pelajar hasil penelitian. Jakarta: Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta.
Gumilar G. 2008. Menyikapi Tayangan di Televisi Indonesia. http:www.gumilarcenter.commakalahtayangan20di20televisi.pdy.htm
l . [19 Mei 2008].
Hanafiah M. 2007. Aktivitas Masyarakat. Jakarta. Kedaikopiserambinews.com. [7 Juni 2004].
Indosiar. 2008. Ramai-Ramai Artis Jadi Penyanyi rundown program reality
103. Jakarta: Indosiar. Irianto AM. 2009. Tayangan Infotainment 210 Episode Per Minggu. Depok.
http:forum.detik.comshowthread.php?t=17116 . [ 17 April 2008].
Ishadi SK. 2006. Infotainment atau Acara tentang Gosip Seputar Artis maupun Orang Terkenal Makalah. Jawa Tengah: Komisi Penyiaran Indonesia.
Jahi A. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ke Tiga, Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.
Khairil. 1994. Hubungan Keterdedahan Petani Anggota Kelompencapir pada Siaran Pedesaan dari Radio dan Televisi dengan Pengetahuan Mereka
tentang Diversifikasi Usahatani Di Kabupaten Bengkulu Utara tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Koestoer RH. 1997. Perspektif Lingkungan Desa-Kota. Teori dan Kasus. Jakarta: Universitas Indonesia.
KPI Komisi Penyiaran Indonesia. 2009. Dasar Pembentukan. http: www. kpi. go.idindex.php?lang=etats=detailmenunid=13
. [24 Februari 2009].
Lestari D. 2005. Pemenuhan Kebutuhan dan Penilaian Mahasiswa IISIP Jakarta Yang Menonton Tayangan Infotainment Pada Televisi Swasta di Jakarta
skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta.
Littlejohn SW. 1996. Theories Of Human Communication terjemahan. Bandung: UNPAD.
Miler JS. 2008. Potensi Televisi Membawa Ilmu Sains ke Semua Masyarakat. sains dan televisi.com. [23 Juni 2007].
Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Panjaitan E.L. 2006. Matinya Rating Televisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Purwatiningsih, S.D. 2004. Motif Menonton Berita Kriminal Di Televisi dan
Pemenuhan Kebutuhan Informasi Audiens tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Putubuku. 2008. Informasi Dibutuhkan, Diinginkan, Diperlukan. Jakarta. http:iperpin.wordpress.comtagkebutuhan-informasi
. [11 Oktober 2008]. Rakhmat, J. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya CV.
Rampes, C. 2009. Pojok Sekre Kere. Jakarta.
http:forum.upi.eduv3index.php?topic=3765.0 . [11 Agustus 2008].
Rasul, N. 2006. Fatwa Nahdatul Ulama tentang Pengharaman Infotainment. http:www.fajar.co.id.news.php?newsid=25920
. [September 2006]. Ruri. 2009. Infotainment Dicari-Cari.
html:file:ben100\c\My Documents\The Unstopable Me INFOTAINMENT DICARI_CARI, DICARI.mht
. [2 Januari 2009]. Salim A. 2002. Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Setiadi NJ. 2003. Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.
Silvana TR. 2008. Aplikasi Filsafat dalam Ilmu Komunikasi. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Singarimbun M, Effendy S. 2006. Metode penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Sonny F. 2008. Perbedaan Mendasar Pria dan Wanita.
http:winningfamily.blogspot.com.html . [3 Juli 2008].
Soraya. 2008. Gosip, gosip, gosip. http:soraya87.blogspot.com200802gosipgosipgosip.html.
[Februari 2008].
Suryadi R. 2000. Hubungan Karakteristik dengan Persepsi dari Penyuluh dan Petani Kecil tentang Kendala Berkomunikasi tesis. Bogor: Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Syahputra I. 2006. Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam
Industri Televisi. Yogyakarta: Pilar Media. Unstopable M. 2008. Infotainment Dicari-cari.
http:rurumon.multiply.comjournalitem27. [Januari 2009].
Uyanto SS. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wardana. 2006. Infotainment perbincangan Khususnya Ibu Rumah Tangga,
Seputar Masalah Perceraian Selebritis. Pikiran Rakyat. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi, Unisba.
Yuniati V. 2008. Identifikasi Perbedaan Pola Gerakan Wanita dan Pria Berumahtangga.
http:digilib.itb.ac.idgdl.php?mod=browseop=readid=jbptitbph-gdl-sl .
[16 Mei 2008].
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Wilayah Desa Bojong Gede, Bogor
Lampiran 2. Peta Wilayah Kecamatan Bojong Gede, Bogor
Lampiran 3. HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Uji Validitas
[ ]
[ ]
2 2
2 2
2
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
i
r
i
= validitas item ke-i n
= banyaknya sampel
∑
X = total item ke-i
∑
Y = total keseluruhan skor Uji validitas Frekuensi, Keterdedahan dan Pengalaman Masa Lalu.
Frekuensi dan Keterdedahan
Item Nilai r
Keterangan Keterdedahan 0.750
Valid Frekuensi 0.864
Valid
Pengalaman Masa Lalu
Item No. Nilai r
Keterangan Item No.
Nilai r Keterangan
1 0.600 Valid
17 0.634
Valid 2 0.800
Valid 18
0.659 Valid
3 0.625 Valid
19 0.602
Valid 4 0.669
Valid 20
0.657 Valid
5 0.643 Valid
21 0.530
Valid 6 0.585
Valid 22
0.634 Valid
7 0.643 Valid
23 0.522
Valid 8 0.636
Valid 24
0.687 Valid
9 0.678 Valid
25 0.585
Valid 10 0.720
Valid 26
0.646 Valid
11 0.748 Valid
27 0.588
Valid 12 0.714
Valid 28
0.656 Valid
13 0.575 Valid
29 0.617
Valid 14 0.547
Valid 30
0.724 Valid
15 0.634 Valid
31 0.622
Valid 16 0.522
Valid 32
0.538 Valid
Lanjutan Lampiran 3 Uji Reliabilitas
⎟ ⎟
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎜ ⎜
⎝ ⎛
− ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
=
∑
= 2
1 2
11
1 1
T k
i i
s s
k k
r
r
11
= reliabilitas kuesioner k
= banyaknya item
2 i
s = variansi item ke-i
2 T
s = variansi total skor
Reliability Statistics
.956 .965
85 Cronbachs
Alpha Cronbachs
Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
Descriptive Statistics
80 20.00
74.00 40.3125
12.02170 144.521
80 1.00
7.00 4.1625
2.39432 5.733
80 Umur
Frekuensi Valid N listwise
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Variance
Lanjutan Lampiran 3
Persepsi Penonton
Item No. Nilai r
Keterangan Item No.
Nilai r Keterangan
1 0.704 Valid
24 0.619
Valid 2 0.861
Valid 25
0.667 Valid
3 0.625 Valid
26 0.709
Valid 4 0.765
Valid 27
0.672 Valid
5 0.648 Valid
28 0.637
Valid 6 0.688
Valid 29
0.751 Valid
7 0.656 Valid
30 0.679
Valid 8 0.616
Valid 31
0.736 Valid
9 0.680 Valid
32 0.641
Valid 10 0.672
Valid 33
0.645 Valid
11 0.738 Valid
34 0.706
Valid 12 0.630
Valid 35
0.682 Valid
13 0.655 Valid
36 0.624
Valid 14 0.670
Valid 37
0.642 Valid
15 0.636 Valid
38 0.697
Valid 16 0.730
Valid 39
0.611 Valid
17 0.780 Valid
40 0.709
Valid 18 0.718
Valid 41
0.700 Valid
19 0.657 Valid
42 0.625
Valid 20 0.628
Valid 43
0.787 Valid
21 0.714 Valid
44 0.617
Valid 22 0.632
Valid 45
0.641 Valid
23 0.634 Valid
Daya Tarik Format Tayangan
Item No. Nilai r
Keterangan 1 0.761
Valid 2 0.843
Valid 3 0.649
Valid 4 0.775
Valid 5 0.727
Valid 6 0.649
Valid
Lampiran 4. Rekapitulasi Variabel Penelitian Tabel 2. Karakteristik demografis Pemirsa Infotainment di Bojong Gede, Bogor,
2009
No. Karakteristik
Pemirsa Kategori
Jumlah Jiwa Persen
1. Jenis Kelamin Laki-laki
21 26,25
Perempuan 59 73,75
2. Umur
20 tahun 17
21,25 30 tahun
21 26,25
40 tahun
25 31,25
50 tahun 10
12,5 60 tahun
7 8,75
3. Pendidikan
Tamat SD 1
1,25 Tamat
SMP 1
1,25 Tamat
SMA 28 35
Diploma 20 25
Sarjana 30
37,5 4. Pekerjaan
Tidak BekerjaMenganggur 4 5
PelajarMahasiswa 5
6,25 Ibu Rumah Tangga
37 46,25
Karyawan SwastaWiraswasta 26
32,5 PNSPOLRITNI
8 10 Karakteristik psikografis
Tabel 3. Keterdedahan dan Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa, Bojong Gede, 2009.
Jumlah Pilihan Pemirsa Infotainment dan Media Massa
Jumlah Pilihan Pemirsa Pada Kesenangan Materi Infotainment
TV R SK MT
NET HP PC PB
NKB Kr AS LL
80 2 33 27 7 _ 26 18 22 45 37 4 Ket : TV televisi, R radio, SK Surat Kabar, MT MajalahTabloid, NET
Internet, HP Handphone, PC PerceraianPerselingkuhan, PB Pembunuhan, NKB Narkoba, Kr Karier, AS Aksi Sosial,LL Lain-
lain.
Lanjutan Lampiran 4 Tabel 4. Frekuensi Pemirsa Menonton Infotainment Dalam Seminggu, Bojong
Gede, 2009. Hari Jumlah
1 hari 13
16,25
2 hari 14
17,5
3 hari 16
20
4 hari 6
7,5
5 hari 4
5
6 hari 1
1,25
7 hari 26
32,5
Jumlah 80 100 Tabel 5. Pengalaman Masa Lalu Pemirsa Pada Infotainment, Bojong Gede, 2009.
Acara Infotainment Televisi
Pengalaman Masa Lalu pemirsa Selalu Kadang-Kadang
Tidak Pernah
1. Cek Ricek
10 62
2. Silet
14
3. Insert
10 61
3. Kiss
60
4. Sindanglaia
77
5. Blow up
76
6. Kipas-Kipas
75
7. Bebi Bebas Bicara
75
Lanjutan Lampiran 4 Tabel 13. Korelasi Peubah Karakteristik dengan Peubah Persepsi
Correlations
1.000 -.064
.073 -.126
.145 .104
-.131 -.389
. .287
.261 .133
.100 .179
.123 .000
80 80
80 80
80 80
80 80
-.064 1.000
-.369 -.186
-.268 .199
-.223 -.059
.287 .
.000 .049
.008 .038
.023 .301
80 80
80 80
80 80
80 80
.073 -.369
1.000 .478
.327 .076
.456 .124
.261 .000
. .000
.002 .252
.000 .137
80 80
80 80
80 80
80 80
-.126 -.186
.478 1.000
.237 .188
.916 .214
.133 .049
.000 .
.017 .047
.000 .028
80 80
80 80
80 80
80 80
.145 -.268
.327 .237
1.000 .201
.268 -.038
.100 .008
.002 .017
. .037
.008 .367
80 80
80 80
80 80
80 80
.104 .199
.076 .188
.201 1.000
.158 -.044
.179 .038
.252 .047
.037 .
.081 .350
80 80
80 80
80 80
80 80
-.131 -.223
.456 .916
.268 .158
1.000 .264
.123 .023
.000 .000
.008 .081
. .009
80 80
80 80
80 80
80 80
-.389 -.059
.124 .214
-.038 -.044
.264 1.000
.000 .301
.137 .028
.367 .350
.009 .
80 80
80 80
80 80
80 80
Correlation Coefficien Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficien
Sig. 1-tailed N
Correlation Coefficien Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficien
Sig. 1-tailed N
Correlation Coefficien Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficien
Sig. 1-tailed N
Correlation Coefficien Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficien
Sig. 1-tailed N
Umur Pendidikan
Frekuensi Pengalaman
Materi Keterdedahan
Y1 Y2
Spearmans rho Umur
Pendidikan Frekuensi Pengalaman Materi
Keterdedahan Y1
Y2
Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. .
Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed. .
Lampiran 5. “Rundown” program REALITY 103 Program KISS Indosiar 2008.
REALI TY 103 – Ramai-ramai artis jadi penyanyi
PART I 1. HI GHLI GHT
GEMPI TA DUNI A HI BURAN KI NI DI HI ASI OLEH FENOMENA BARU BERAMAI -RAMAI ARTI S SI NETRON MENCOBA BI DANG BARU YAKNI MENJADI SEORANG PENYANYI
TI DAK MAI N-MAI N SEJUMLAH ARTI S BAHKAN SERI US MENGGARAPNYA MENJADI SEBUAH ALBUM SEBUT SAJA I NTAN NURAI NI DENGAN PERCAYA DI RI I NTAN
BERANI MENGELUARKAN ALBUM PERTAMANYA “ PENGUASA LELAKI ” BAHKAN DI KABARKAN PULA ADRI E SUBONO TERTANTANG SEBAGAI PRODUSER UNTUK
MENGORBI TKAN NAMA BI NTANG SI NETRON CANTI K USSY SULI STI OWATI SEBELUMNYA BUNGA CI TRA LESTARI TERBUKTI BERHASI L MERAMBAH DUNI A
MENYANYI DENGAN MENELURKAN ALBUM SOUNDTRACK “ CI NTA PERTAMA” BAHKAN FI LM PERTAMA SEKALI GUS ALBUM PERTAMA “ HEART” MENGGI RI NG I RWANSYAH DAN
ACHA SEPTRI ASA LANGSUNG SUKSES SEDERET BI NTANG MUDA PUN SEPERTI LATAH UNTUK MENERUSKAN KESUKSESAN ACHA DAN I RWANSYAH MELLY GOESLAW
TERBUKTI MAMPU MEMPOPULERKAN SEBUAH LAGU SEDERET BI NTANG AKTI NG SEPERTI LAUDYA CHYNTI A BELLA AYUSHI TA RAFFI AHMAD CHELSEA OLI VI A DAN
DI MAS BECK DALAM “ BUKAN BI NTANG BI ASA” SEBELUM DI LUNCURKAN FI LMYA BENARKAH ADA BENANG MERAH ANTARA POPULARI TAS SEORANG BI NTANG DENGAN
MENCOBA BI DANG BARU DI DUNI A HI BURAN YAKNI TARI K SUARA ? SEHI NGGA DAPAT MENJAMI N SEBUAH KESUKSESAN ? BENARKAH SETI AP MANUSI A MEMANG HARUS
BERBUAT NEKAT JI KA I A MEMI LI KI BAKAT TERPENDAM ? DAN APAKAH BAGI SEORANG PRODUSER I NI BI SA DI KATAKAN SEBAGAI PROYEK PERTARUHAN ?
2. OPENI NG TEASER 3. OPENI NG MC