BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pilihan Publik Public Choice
Public Choice atau yang dikenal dengan pilihan publik adalah sebuah perspektif untuk bidang politik yang muncul dari pengembangan dan penerapan perangkat dan metode ilmu
ekonomi terhadap proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar non market phenomena. Tetapi diakui bahwa keterangan pendek ini tidak cukup memberi
deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu perspektif bagi politik seperti ini diperlukan pendekatan ekonomi tertentu. Menurut Samuelson Nordhaus 1995 teori
pilihan publik ialah salah satu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana pemerintah membuat keputusan yang terkait dengan kepentingan masyarakat publik.
Teori pilihan publik dapat digunakan untuk mempelajari perilaku para politisi maupun sebagai petunjuk bagi pengambilan keputusan dalam penentuan pilihan kebijakan publik
yang paling efektif. Yang menjadi subjek dalam telaah pilihan publik adalah pemilih, partai politik, politisi, birokrat, kelompok kepentingan, yang semuanya secara tradisional lebih
banyak dipelajari oleh pakar-pakar politik. Premis dasar pilihan publik ialah bahwa pembuat pembuat keputusan politik pemilih, politisi, birokrat dan membuat keputusan privat
konsumen, produsen, perantara bertindak dengan cara yang sama: mereka bertindak sesuai kepentingan pribadi. Dalam kenyataan, pembuat keputusan ekonomi misalnya, konsumen
dan pembuat keputusan politik pemilih biasanya adalah orang yang sama. Tegasnya, orang yang membeli barang-barang keperluan sehari-hari konsumen adalah juga orang-orang
yang menjadi pemilih dalam pemilu. Dalam model pilihan publik, politik tidak dipandang sebagai arena permainan yang
memungkinkan terjadinya pertukaran diantara warga Negara, partai-partai politik, pemerintah dan birokrat. Seperti halnya dalam permainan olahraga dan permainan pasar
ekonomi, permainan dalam pasar politik juga memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi dan para pemain dengan tujuan utama memenangkan pertandingan. Aturan yang harus diikuti
dalam permainan politik adalah konstitusi dan sistem pemilihan. Adapun yang menjadi pemain dalam pasar politik adalah para pemilih sebagai konsumen dan pembeli barang-
Pilihan publik 2
barang publik, dan wakil rakyat sebagai legislatif atau politikus yang bertindak layaknya seorang wirausahawan yang menginterprestasikan permintaan rakyat terhadap barang-barang
publik dan mencarikan jalan sekaligus memperjuangkan agar barang-barang publik tersebut sampai pada kelompok-kelompok pemilih yang memilih mereka dalam pemilihan. Selain
pemilih sebagai konsumen dan legislatif sebagai pemasok, kadang-kadang ikut serta organisasi kelompok kepentingan dalam permainan politik. Mereka mewakili suatu
kelompok masyarakat atau bisnis tertentu yang diorganisasi untuk melobi pengambil keputusan untuk mengeluarkan kebijakanyang mengakomodikasikan kepentingan para
anggotanya. Kadang-kadang kelompok kepentingan ini memilih kekuatan politik melebihi jumlah anggotanya. Jika kelompok kepentingan menguasai badan pengaturan dan badan
legislatif, ia bisa berubah menjadi apa yang disebut non-representative government. Dalam model pilihan publik, hasil politik ditentukan oleh permintaan dan penawaran,
persis sama seperti halnya proses terbentuknya harga dalam pasar persaingan sempurna. Hanya saja dengan pilihan publik, konsep barter dan pertukaran yang sederhana, sesuai
konsep ekonomi murni, menjadi lebih kompleks sifatnya. Pertukaran dalam pengertian yang lebih kompleks ini diartikan sebagai suatu proses persetujuan kontrak yang lebih luas makna
dan cakupannya dari pertukaran yang dilakukan oleh dua orang yang melakukan transaksi, sebab tekanan akhir dari persetujuan kontrak adalah proses persetujuan sukarela diantara
banyak orang dalam masyarakat. Dalam hal ini, pilihan publik tidak menolak kemungkinan adanya kepentingan kolektif
dan tindakan kolektif, tetapi kalaupun ada maka semua itu hanya merupakan hasil dari segenap kepentingan individu yang ada dalam kelompok. Transformasi konsep pertukaran
ekonomi yang sederhana dalam keputusan-keputusan ekonomi menjadi perjanjian atau consensus sukarela yang lebih kompleks dalam keputusan-keputusan politik, sangat menarik
sebagai pilihan paradigma baru dalam ilmu politik yang secara tradisional berbasis pada analisis tentang kekuasaan. Kelebihan pendekatan pilihan publik yang langsung dirasakan
ialah bahwa proses politik tentang permainan kekuasaan menjadi lebih lunak karena didasarkan pada kesukarelaan diantara partisipan dalam proses dan pengambilan keputusan
politik sesuai aturan dan konstitusi, tidak sekedar didominasi oleh pihak yang dominan dan berkuasa.
Pilihan publik 3
2.2 Perkembangan Pilihan Publik Serta Pengaplikasiannya di Indonesia