2.2 Perkembangan Pilihan Publik Serta Pengaplikasiannya di Indonesia
Pemikiran public choise dalam merombak bidang–bidang sosial maupun politik sesuai hukumekonomi klasik yang analog dengan permintaan dan penawaran komoditas.
Dengan analogi tersebut, maka pemerintah bisa diasumsikan sebagai supplier, yang bisa menyediakan komoditas publik untuk masyarakat. Selain itu public choise perhatiannya
tertuju terhadap fungsi pilihan sosial atau eksplorasi terhadap kepemilikan kesejahteraan sosial. Public choise bukan suatu objek studi tetapi sebuah cara untuk menelaah subyek , jadi
public choise tersebut bisa menjadi petunjuk bagi pengambil keputusan untuk menentukan pilihan kebijakan yang paling efektif.
Dengan demikian, public choice dalam aplikasinya sangat erat kaitannya dengan masyarakat pemilih, partai politik, politisi, birokrat, kelompok kepentingan dan aturan-aturan
pemilihan umum. Semua ini biasanya dikaitkan dengan ilmu politik, tetapi pada saat ini para ahli ekonomi politik mengembangkan pendekatan baru dengan meminjam paradigm dasar
pada ilmu ekonomi. Jadi, public choice bukan hanya suatu objek studi, tetapi juga sebuah cara untuk menelaah subjek yang secaradefinitive yang di artikan sebagai the economic study
of nonmarket decision making.
2.3 Lingkup Pilihan Publik Public Choice
Pilihan Publik merupakan metode-metode ekonomi terhadap bidang politik dengan 2 masalah pokok :
a masalah tindakan kolektif collective action b masalah mengagregasikan preferensi.Ilmu ekonomi terlahir untuk mengatur atau
memberikan arah yang tepat dalam pengalokasian sumber-sumber ekonomi yang langka dan politik dipakai untuk menyiasati bagaimana suatu sistem pemerintahan dilaksanakan
sebagai suatu artseni. Jika negara memiliki sumber daya ekonomi yang tak terbatas, maka ilmu ekonomi dan
ilmu politik tidak diperlukan lagi untuk mengatur pengalokasiannya dalam mewujudkan sistem pemerintahan dan kekuasaan. Namun, jika sumber dayanya terbatas maka ada
beberapa cara untuk mengaturnya antara lain : a. Altruisme
Pilihan publik 4
Adalah pola alokasi sumberdaya ekonomi atas dasar sistem dan hubungan pemberian. Artinya ada keterlibatan moral atau emosional: karena rasa kemanusiaan,
persahabatan dan sebagainya. Sebagai contoh: bantuan bencana kepada yang terkena musibah di daerah-daerah. Bantuan tersebut yang merupakan komoditas individu berubah
atau bergeser menjadi komoditas publik dalam proses distribusinya. b. Anarkhi
Adalah suatu sistem tanpa hukum atau aturan. Jadi, suatu komoditas publik yang terbatas dimanfaatkan oleh sekelompok orang tertentu tanpa batasan dan aturan yang
jelas dan pemanfaatannya bersifat anarkhi. c. Pasar Market
Adalah suatu konsep kontroversial sebagai medium pertukaran atau transaksi berbagai hal. Sumber daya ekonomi dapat menjadi suatu market karena adanya
voluntarisme. d. Pemerintah dan birokrasi
Adalah lembaga yang mampu membuat aturan, menerapkan dan mengenakan sanksi-sanksi tertentu dan mampu menyelesaikan masalah–masalah kompleks seperti
kegagalan pasar dan dampak eksternalitas. Sumberdaya ekonomi yang terbatas akan mampu dikelola oleh pemerintah dengan birokrasinya sehingga masalah-masalah
ekonomi yang terjadi di lapangan dapat dieliminir.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan