Strategi Komunikasi Pemasaran Weakness -Opportunities W-O

6.2.2 Strategi Komunikasi Pemasaran Weakness -Opportunities W-O

Strategi W-O merupakan formulasi strategi komunikasi pemasaran yang menggunakan kelemahan yang dimiliki TNGHS dan memanfaatkan peluang yang datang dari eksternal TNGHS. Terdapat beberapa alternatif formulasi strategi yang dapat dilakukan, yaitu: 6.2.2.1 Upaya Peningkatan Kualitas SDM Sumber Daya Manusia dalam Bidang Pariwisata Ekowisata berbasis masyarakat khususnya di Citalahab merupakan kawasan yang hampir keseluruhan aspek wisatanya seperti homestay, pendamping, dan pemberi informasi, semuanya berasal dari kalangan masyarakat sendiri. Masyarakat dapat dibekali dengan kemampuan interpreter wisata. Menurut Interpreter Guide Indonesia 2009 Interpreter guide adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penjelasan dan petunjuk tentang obyek wisata beserta isinya, serta membantu keperluan wisatawan lainnya. Tugas pokok dari seorang Interpreter Guide adalah menyampaikan informasi agar dapat dipahami oleh wisatawan yang mengunjungi destinasi dengan demikian wisatawan akan memperoleh pemahaman yang mendalam yang akan berakibat menimbulkan apresiasi terhadap destinsi yang akan di kunjungi. Masyarakat lokal lebih mengetahui jalur tracking dan objek-objek wisata indah yang akan diminati pengunjung, namun untuk lebih mengusai bidang ini, oleh karena itu masyarakat lokal sangat cocok untuk menjadi interpreter. Selain itu, tidak lupa pelatihan bahasa asing juga dapat diberikan. Pelatihan ini dapat dilakukan yaitu bekerjasama dengan LSM yang berkompeten dalam hal ini. Penggalakan pelatihan tentang pengelolaan website juga patut dilakukan. Sebenarnya sebelumnya telah ada pelatihan pengelolaan website pada bulan Maret 2008. Pelatihan seperti ini sebaiknya terus dilakukan secara continyu. Mengingat website merupakan salah satu alat komunikasi pemasaran yang ideal untuk digunakan.

6.2.2.2 Pemasaran Menggunakan Media Online.

Saat ini internet menjadi media pemasaran yang cukup menjanjikan. Penggunaan pemasaran online cocok dilakukan karena tidak menghabiskan banyak biaya dan dapat menjangkau kalangan luas bahkan sampai mancanegara. Apalagi dengan adanya search engine optimization, web TNGHS dapat menjadi urutan pertama saat pengguna internet mengetikkan kata-kata kunci tertentu yang telah ditentukan sebelumnya oleh pengelola web TNGHS. Hal ini sangat berguna bagi pemasaran ekowisata berbasis masyarakat di TNGHS. Pada bab sebelumnya pemasaran melalui web terlihat cukup baik, oleh karena itu dibutuhkan sebuah strategi search engine optimization untuk dapat membantu mengoptimalkan kerja web sebagai media promosi. Hal ini tidak lepas dari kandungan materi web itu sendiri, oleh karena itu web harus selalu memiliki kandungan materi yang update dengan gambar-gambar, dan audio visual yang menarik. Cara lain yaitu menempatkan link pada situs-situs atau blog yang berpotensi untuk dilihat oleh banyak orang seperti kaskus atau situs jejaring sosial. Kerjasama dengan berbagai instansi juga dapat dilakukan agar link web TNGHS dapat tersebar. Sampai saat ini sebenarnya telah ada beberapa blog yang memuat tentang ekowisata di TNGHS. Tidak hanya blog dan web yang dimiliki blogger dalam negeri, tapi juga luar negeri. Seperti berikut penuturan Pak SY sebagai pemilik homestay sekaligus sebagai ketua KSM. “ ... Kemarin ada pengunjung Belanda yang cerita ke saya kalau nama saya sudah ada di beberapa website yang mereka baca di Belanda sana, jadi katanya pada waktu sampai disini mereka langsung m encari saya untuk mencari homestay ...” Mengingat TNGHS merupakan kawasan ekowisata yang memiliki akses yang agak sulit dijangkau, serta berada jauh dari pusat kota, maka persiapan yang dilakukan untuk menuju kesana akan lebih banyak. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah media yang mendekatkan calon pengunjung dengan pengelola. TNGHS dapat memanfaatkan social network yang memang sedang banyak digunakan seperti facebook, atau blog misalnya. Hal ini dilakukan melihat dari bab sebelumnya pengunjung TNGHS kebanyakan adalah kaum muda yang menyukai olah raga ekstrem seperti tracking, rafting, dan lain-lain. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menjangkau calon pengunjung dari kalangan ekonomi menengah keatas dan wisatawan mancanegara, yang mana kalangan tersebutlah yang banyak menggunakan jaringan internet untuk mendapatkan informasi.

6.2.2.3 Pemasangan Media Komunikasi di Area Potensial

Pemasangan banner, spanduk, serta billboard sebaiknya dilakukan di objek-objek yang potensial. Penyebaran brosur, leaflet, dan booklet harus tersebar secara merata di tempat-tempat yang potensial. Sesuai dengan yang diutarakan Bapak TH sebagai ketua YEH sebagai berikut, “... Saya rasa promosi wisata di Halimun itu sudah baik.. Cuma kurang satu.. distribusi...” Perlu diingat juga bahwa booklet, poster, serta brosur yang disebarkan jangan hanya berbahasa Indonesia, namun juga berbahasa Inggris. Hal ini akan memudahkan pengunjung mancanegara untuk membacanya. Hal ini sesuai dengan pendapat MM, salah satu responden yang berasal dari Jerman. “ .... its better if they write it in English too, because I can’t speak Indonesian.. and I didn’t get any brochure in English when I got here..” Sebenarnya brosur dalam bahasa Inggris telah banyak dikeluarkan, namun mungkin penyebarannya yang belum merata. Hal ini lebih dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Menurut WWF 2009 istilah “ekowisata” dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Dari pengertian tersebut terlihat ekowisata adalah sebuah konsep wisata yang sarat dengan pengetahuan dan petualangan. Oleh karena itu promosi dapat dilakukan di instansi-instansi pendidikan seperti sekolah, universitas. Promosi dapat dilakukan dengan mengadakan seminar mengenai kelestarian lingkungan dan alam kepada siswa-siswi sekolah atapun mahasiswa. Beberapa himpunan mahasiswa ataupun unit kegiatan mahasiswa sering memiliki kegiatan pecinta alam ataupun wisata alam. Pemasangan billboard juga sangat disarankan, penggunaaan media luar ruang ini dianggap sangat efektif. Billboard ini nantinya dapat berisi mengenai informasi singkat tentang TNGHS dengan mencantumkan beragam flora seperti jamur menyala dan fauna seperti elang jawa dan owa jawa misalnya sebagai daya tarik yang dimiliki. Billboard ini dapat dipasang disekitar jalan menuju Sukabumi atau Bogor mengingat jalan raya tersebut sangat ramai dengan keandaraan yang berasal dari jakarta, ataupun Bogor.

6.2.2.4 Pemanfaatan Tahun Kunjungan Secara Optimal

Berdasarkan bab sebelumnya mengenai bentuk media promosi penjualan, terlihat banyak pameran yang telah diikuti oleh LSM yang sampai saat ini mempromosikan TNGHS. Beberapa event sering diadakan pemerintah untuk memasarkan potensi-potensi pariwisatanya. Seperti Visit Indonesia, Visit Bogor, JT‟X. Beberapa program tersebut diadakan oleh pemerintah, dimana pemerintah melancarkan kegiatan promosi besar-besaran untuk menarik pengunjung baik mancanegara maupun nasional. TNGHS sebenarnya telah masuk ke dalam muatan isi web resmi Visit Indonesia. Program ini merupakan program besar tiap tahunnya, sehingga akan memungkinkan banyak pengunjung yang akan datang dalam kurun waktu tersebut. Sebaiknya TNGHS dan seluruh stakeholder terkait ikut mempromosikan ekowisata berbasis masyarakat dalam event tersebut dengan mengikuti pamerannya, expo, dan lain-lain. Masyarakat juga sebaiknya selalu diberi informasi untuk ini, sehingga masyarakat dapat mempersiapkan akomodasi untuk jumlah pengunjung yang bisa saja meningkat dengan cepat pada tahun- tahun ini. Karena pada event seperti ini akan banyak pengunjung yang datang untuk berwisata, tidak hanya pengunjung dalam negeri, namun juga mancanegara. Sehingga akan mendatangkan banyak keuntungan bagi masyarakat lokal dan juga stakeholder terkait yang memasarkannya.

6.2.3 Strategi Komunikasi Pemasaran Strengths-Threats W-T