PENDAHULUAN Pengaruh Keadilan Pajak, Tarif Pajak, Sistem Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Teknologi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Badan Mengenai Penggelapan Pajak

847 PENGARUH KEADILAN PAJAK, TARIF PAJAK, SISTEM PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, TEKNOLOGI PERPAJAKAN TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK BADAN MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK Tutik Yuliyanti 1 , Kartika Hendra Titisari 2 , Siti Nurlela 3 Akuntansi, Ekonomi, Universitas Islam Batik Surakarta Jl. KH. Agus Salim No. 10 Surakarta 57147 Telp 0271-714751 email: tutikyuliyanti354gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh keadilan pajak, tarif pajak, sistem perpajakan, sanksi perpajakan dan teknologi perpajakan terhadap persepsi penggelapan pajak. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey lapangan. Populasi adalah wajib pajak badan yang terdaftar dan melaksanakan pembayaran pajak di KPP Boyolali, sampel berjumlah 60 orang dengan teknik pengambilan sampel non probability Purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert 1-5 poin. Metode analisis data meliputi: Uji instrumen penelitian, terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Uji Asumsi Klasik, terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Uji kelayakan model, dan Pengujian hipotesis, terdiri dari uji regresi linear berganda, uji t, dan uji koefisien determinasi R Square. Hasil penelitian menunjukkan: Keadilan pajak, sanksi perpajakaan, dan teknologi perpajakan berpengaruh terhadap persepsi penggelapan pajak badan, sedangkan tarif pajak, sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap persepsi penggelapan pajak badan di KPP Boyolali. Kata Kunci: Keadilan pajak, persepsi penggelapan pajak, sistem perpajakan, sanksi perpajakan, tarif pajak, teknologi perpajakan.

1. PENDAHULUAN

Perencanaan pajak tax planning bertujuan untuk mengurangi jumlah beban pajak yang harus dibayarkan. Perencanaan pajak terbagi menjadi dua yaitu penghindaran pajak tax avoidance dan penggelapan pajak tax evasion meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu mengurangi beban pajak yang dibayarkan, akan tetapi kedua hal ini memiliki tujuan yang sama yaitu mengurangi beban pajak yang dibayarkan, akan tetapi kedua hal ini memiliki perbedaan yang mencolok. Menurut Mardiasmo 2009 penghindaran pajak tax avoidance adalah suatu usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang yang ada. Kenyataannya sulitnya penerapan tax avoidance membuat para wajib pajak lebih memilih melakukan penggelapan pajak tax evasion. Siahaan 2010 menyatakan penggelapan pajak tax evasion merupakan perbuatan yang melanggar undang-undang pajak, misalnya wajib pajak tidak melaporkan pendapatan yang sebenarnya. Faktor utama yang menjadikan para wajib pajak lebih memilih tindakan penggelapan pajak tax evasion daripada penghindaran pajak tax avoidance adalah karena untuk melakukan penghindaran pajak diperlukan wawasan dan pengetahuan yang luas serta berkompeten di bidangnya dimana mereka mengetahui seluk beluk peraturan perundang-undangan tentang perpajakan sehingga wajib pajak dapat menemukan celah yang dapat ditembus untuk mengurangi beban pajak yang dibayarkan tanpa melanggar peraturan yang ada. Biasanya hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh para penawar jasa konsultan pajak, sehingga dapat disimpulkan para wajib pajak lebih memilih untuk melakukan penggelapan pajak karena lebih gampang dilakukan walaupun itu merupakan tindakan yang melanggar undang-undang. Penggelapan pajak merupakan tindakan yang terungkap akhir-akhir ini yang banyak dilakukan oleh oknum wajib pajak beserta aparat pajak. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus penggelapan pajak yang muncul ke media massa. Motif yang dilakukan oknum dalam melakukan penggelapan pajak bervariasi dan jumlah uang yang turut diselewengkan mempunyai nilai yang cukup besar. Adapun perlakuan penggelapan pajak tax evasion dipengaruhi berbagai hal seperti, pemahaman perpajakan yang minim, pelayanan aparat pajak yang tidak optimal, teknologi perpajakan yang kurang memadahi dan sanksi yang tidak menimbulkan efek jera sehingga timbul peluang melakukan penggelapan pajak. 848 Kasus penggelapan pajak di Indonesia sudah banyak terjadi. Hal ini terbukti dengan mencuatnya kasus penggelapan pajak yang seringkali dilakukan oleh petugas pajak maupun wajib pajak, contohnya petugas pajak yang sudah tidak asing lagi yaitu Gayus Tambunan. Dalam kasus penggelapan pajak yang terjadi dapat memunculkan pemikiran-pemikiran yang negatif tentang pajak. Persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak ini timbul disebabkan karena fakta-fakta yang ada tentang petugas pajak yang melakukan korupsi atas pembayaran wajib pajak, sehingga mereka beranggapan bahwa penggelapan pajak itu etis karena uang yang mereka bayarkan tidak digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara Marlina, 2014. Banyaknya kasus penggelapan pajak yang terjadi mengakibatkan masyarakat menjadi malas untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sebagaimana dikatakan oleh Dirjen Pajak Fuad Rahmany dalam surat kabar elektronik RIMANEWS dalam Friskianti, 2014, yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang enggan membayarkan pajaknya sehingga target penerimaan pajak di Indonesia masih lebih rendah dibanding negara lain. Keengganan masyarakat dalam membayar pajak salah satunya dilatarbelakangi oleh kasus penggelapan dana pajak atau dengan kata lain takut jika uang pajaknya dikorupsi oleh pegawai pajak. Keengganan masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dapat dilihat dari adanya upaya wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri, adanya wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT atau menyampaikannya dengan tidak lengkap dan benar, tidak menyetorkan pajak yang seharusnya ataupun melakukan persekongkolan dengan petugas pajak. Beberapa penelitian terdahulu seperti Ardyaksa 2014, Friskianti 2014, Marlina 2014, Kurniawati 2014, Yetmi 2014, Dini 2015, Indriyani dan Nurlela 2016 telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak.

2. METODOLOGI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Kemungkinan terdeteksi Kecurangan terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

12 95 180

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan keadilan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

6 37 148

PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, TARIF PAJAK, DISKRIMINASI, KECURANGAN, KETEPATAN Pengaruh Keadilan Sistem Perpajakan Tarif Pajak Diskriminasi Kecurangan Ketepatan Pengalokasian Dan Money Ethics Mengenai Persepsi Wajib Pajak Terhadap Etika Penggelap

0 3 15

PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, TARIF PAJAK, DISKRIMINASI, KECURANGAN, KETEPATAN Pengaruh Keadilan Sistem Perpajakan Tarif Pajak Diskriminasi Kecurangan Ketepatan Pengalokasian Dan Money Ethics Mengenai Persepsi Wajib Pajak Terhadap Etika Penggelap

0 6 16

PENDAHULUAN Pengaruh Keadilan Sistem Perpajakan Tarif Pajak Diskriminasi Kecurangan Ketepatan Pengalokasian Dan Money Ethics Mengenai Persepsi Wajib Pajak Terhadap Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion).

0 3 10

View of PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN DAN TARIF PAJAK TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK

2 4 9

PENGARUH TARIF PAJAK, KEADILAN SISTEM PERPAJAKAN, TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP PENGGELAPAN PAJAK - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH TARIF PAJAK, KEADILAN SISTEM PERPAJAKAN, TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP PENGGELAPAN PAJAK - Perbanas Institutional Repository

0 12 17

B. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian - PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PERILAKU PENGGELAPAN PAJAK - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 19

PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, DISKRIMINASI DAN TARIF PAJAK TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MENGENAI PERILAKU PENGGELAPAN PAJAK

1 6 16