Teknik Analisis Data Metodologi Penelitian

diluar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Moleong. 2007:115. Triangulasi menurut Julia Brenam 2002:32 pada dasarnya bersumber dari ide “Multiple Operasionalisme” yang mengesankan bahwa validitas temuan-temuan dan tingkat kepercayaan akan dipertinggi oleh pemakaian lebih dari satu pendekatan untuk pengumpulan data. Sedangkan menurut Lexy Moleong 1998:97, mengatakan bahwa metode triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Hal ini berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan terhadap suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Cara yang digunakan untuk menguji keabsahan data yang diperoleh dengan metode triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah: membandingkan hasil wawancara satu sumber dengan sumber lainnya serta dengan data internal dan eksternal yang berkaitan dengan aktivitas public relations dalam Komunitas Hijaber Yogyakarta. Dengan menggunakan teknik triangulasi diharapkan dapat mempertinggi validitas, memberi kedalaman hasil penelitian sebagai pelengkap apabila data yang diperoleh dari sumber pertama masih ada kekurangan, agar data yang diperoleh dapat dipercaya, maka data yang diperoleh tidak hanya dari satu sumber saja tetapi juga berasal dari sumber-sumber lain yang terkait dengan subyek penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM HIJABERS COMMUNITY YOGYAKARTA

A. Sejarah Berdirinya

Hijab yang kini telah menjadi trend fashion tersendiri memiliki sejarah yang cukup panjang. Jika ditarik beberapa tahun ke belakang, terdapat berbagai kasus tentang larangan pemakaian jilbabhijab yang banyak terjadi di negara-negara sekuler. Bahkan pada dekade 80-an, di Indonesia juga terjadi kasus serupa. Dimana keputusan diperbolehkannya penggunaan jilbab baru terjadi setelah turunnya SK Dirjen Dikdasmen No.100CKepD1991 tentang pakaian sekolah yang mengijinkan para siswi muslim mengenakan jilbab ke sekolah. Fenomena Pemakaian hijab di Indonesia dengan berbagai variasi mode hingga membentuk sebuah trend sebenarnya belum diketahui secara pasti kapan terjadinya di Indonesia. Tetapi dilihat dari perkembangannya, fenomena hijabers dimulai pada tahun 2010 dengan disertai dibentuknya sebuah komunitas yaitu Hijabers Community. Hijabers Community atau Komunitas Hijaber bermula dari 29 perempuan dari berbagai latar belakang dan profesi berkumpul bersama demi berbagi visi untuk membentuk sebuah komunitas yang menampung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan jilbab dan muslimah. Dari fashion, gaya jilbab dan segala sesuatu yang akan membuat kaum muslimah menjadi lebih baik. Dan diharapkan melalui komunitas ini, setiap muslimah bisa bertemu teman baru, saling mengenal satu sama lain dan belajar dari satu sama lain. Dari perjalanannya, mereka berhasil mengumpulkan anggota-anggota yang berjiwa muda, dinamis, energik, dan penuh kreativitas berkumpul dan berkegiatan yang sangat asyik dan positif. Seperti, workshop fashion, class kecantikan tata rias make up, program charity dan lain-lain dan yang pasti pengajian rutin. Dari sisi fashion style-nya,