c. Tugas Panitia Pengadaan Tanah
Adapun tugas dari Panitia Pengadaan Tanah secara umum berdasarkan Pasal 7 Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 adalah
sebagai berikut : Panitia Pengadaan Tanah bertugas :
a. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan,
tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan;
b. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang
haknya akan dilepaskan atau diserahkan, dan dokumen yang mendukungnya;
c. Menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan
dilepaskan atau diserahkan; d.
Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada masyarakat yang terkena rencana pembangunan danatau pemegang hak
atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut dalam bentuk konsultasi publik baik melalui tatap
muka, media cetak, maupun media elektronik agar dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat yang terkena rencana
pembangunan danatau pemegang hak atas tanah;
e. Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas
tanah dan instansi pemerintah danatau pemerintah daerah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk danatau
besarnya ganti rugi.
f. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para
pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda- benda lain yang ada di atas tanah;
g. Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas
tanah; h.
Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan tanah dan menyerahkan kepada pihak yang
berkompeten.
Panitia pengadaan tanah melaksanakan tugas-tugas sebagaimana tersebut di atas sesuai dengan kewenangan dan lingkup wilayah
kerjanya. Lebih lanjut secara khusus dan lebih terperinci mengenai tugas panitia pengadaan tanah diatur dalam Peraturan Ka. BPN Nomor
3 Tahun 2007. Pasal 14 ayat 3 Peraturan Ka.BPN Nomor 3 Tahun 2007 memuat ketentuan sebagai berikut :
3 Panitia Pengadaan Tanah KabupatenKota sebagaimana
dimaksud pada ayat 1, bertugas : a.
Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada masyarakat;
b. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas bidang tanah,
bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah, yang haknya akan dilepaskan atau
diserahkan;
c. Mengadakan penelitian mengenai status hukum bidang
tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya;
d. Mengumumkan hasil penelitian dan inventarisasi
sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c; e.
Menerima hasil penilaian harga tanah, danatau bangunan, danatau tanaman, danatau benda-benda lain yang
berkaitan dengan tanah dari LembagaTim Penilai Harga Tanah dan pejabat yang bertanggungjawab menilai
bangunan danatau tanaman danatau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah;
f. Mengadakan musyawarah dengan para pemilik dan instansi
pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk danatau besarnya ganti rugi;
g. Menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya
akan dilepaskan atau diserahkan; h.
Menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada pemilik;
i. Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak;
j. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua
berkas pengadaan tanah dan menyerahkan kepada instansi pemerintah yang memerlukan tanah dan Kantor Pertanahan
KabupatenKota; dan
k. Menyampaikan permasalahan disertai pertimbangan
penyelesaian pengadaan tanah kepada BupatiWalikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
apabila musyawarah tidak tercapai kesepakatan untuk pengambilan keputusan.
Pasal 14 ayat 3 Peraturan Ka.BPN Nomor 3 Tahun 2007 menjabarkan lebih rinci mengenai tugas panitia pengadaan tanah,
dalam hal ini khusus untuk panitia pengadaan tanah di tingkat KabupatenKota yang mencakup 11 sebelas tugas.
Lebih lanjut Pasal 15 ayat 3 Peraturan Ka.BPN Nomor 3 Tahun 2007 memuat pula ketentuan mengenai tugas panitia pengadaan tanah
Provinsi sebagai berikut : 3
Panitia Pengadaan Tanah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, bertugas :
a. Memberikan pengarahan, petunjuk, dan pembinaan bagi
pelaksanaan pengadaan tanah di KabupatenKota; b.
Mengkoordinasikan dan memaduserasikan pelaksanaan pengadaan tanah di KabupatenKota;
c. Memberikan pertimbangan kepada Gubernur untuk
pengambilan keputusan penyelesaian bentuk danatau besarnya ganti rugi yang diajukan oleh BupatiWalikota;
dan
d. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pengadaan tanah di KabupatenKota.
Berbeda dengan tugas panitia pengadaan tanah KabupatenKota, tugas dari panitia pengadaan tanah Provinsi hanya mencakup empat macam
tugas saja sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat 3 Peraturan Ka.BPN Nomor 3 Tahun 2007 tersebut di atas.
Pengaturan mengenai tugas panitia pengadaan tanah nasional yang membantu pelaksanaan pengadaan tanah yang terletak di 2 dua
provinsi atau lebih termuat dalam Pasal 16 ayat 3 Peraturan Ka.BPN Nomor 3 Tahun 2007, yaitu sebagai berikut :
3 Panitia Pengadaan Tanah nasional sebagaimana dimaksud pada
ayat 1, bertugas : a.
Memberikan pengarahan, petunjuk dan pembinaan bagi pelaksanaan pengadaan tanah di provinsi danatau di
KabupatenKota;
b. Mengkoordinasikan dan memaduserasikan pelaksanaan
pengadaan tanah di provinsi danatau KabupatenKota; c.
Menentukan danatau menetapkan panitia pengadaan tanah KabupatenKota untuk melaksanakan tugas pengadaan
tanah di Kabupatenkota masing-masing; d.
Memberikan pertimbangan kepada Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
untuk pengambilan keputusan penyelesaian bentuk danatau besarnya ganti rugi yang diajukan oleh BupatiWalikota
atau Gubernur; dan
e. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pengadaan tanah di provinsi danatau di kabupatenkota.
Tugas dari panitia pengadaan tanah nasional sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat 3 Peraturan Ka.BPN Nomor 3 Tahun 2007
mencakup 5 lima macam tugas dalam rangka membantu pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum di dua
provinsi atau lebih.
5. Musyawarah Dalam Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk