LembagaTim Penilai Harga Tanah

c. Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggungjawab di bidang pertanian. 2 Dalam rangka menetapkan dasar perhitungan ganti rugi, LembagaTim Penilai Harga Tanah ditetapkan oleh BupatiWalikota atau Gubernur bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Maksud dari nilai nyata adalah market value atau harga pasar yang wajar, yaitu harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli untuk sebidang tanah dalam keadaan yang wajar, tanpa adanya unsur paksaan untuk menjual atau membeli Maria S.W. Sumardjono, 2006 : 76. Pelibatan LembagaTim Penilai Harga Tanah dalam pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum seperti yang termuat dalam Pasal 15 ayat 1 huruf a Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 merupakan suatu langkah maju sebab dalam peraturan-peraturan sebelumnya tidak dikenal adanya LembagaTim ini. Dasar perhitungan ganti rugi untuk tanaman dan bangunan sebagaimana termuat dalam Pasal 15 ayat 1 huruf b dan c tersebut di atas tidak dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 maupun dalam Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006.

d. LembagaTim Penilai Harga Tanah

Pasal 1 angka 12 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 memuat definisi mengenai LembagaTim Penilai Harga Tanah, yaitu : LembagaTim Penilai Harga Tanah adalah lembagatim yang profesional dan independen untuk menentukan nilaiharga tanah yang akan digunakan sebagai dasar guna mencapai kesepakatan atas jumlahbesarnya ganti rugi. Berdasarkan definisi tersebut maka tugas dari LembagaTim Penilai Harga Tanah adalah menentukan nilai tanah yang kemudian hasil penilaiannya akan digunakan sebagai dasar untuk mencapai kesepakatan mengenai besarnya ganti rugi. Hasil penilaian LembagaTim Penilai Harga Tanah di samping dapat digunakan sebagai masukan untuk membantu pemegang hak atas tanah untuk menentukan penawaran mereka tentang besarnya ganti rugi terhadap tanahnya, juga dapat dimanfaatkan oleh instansi Pemerintah yang memerlukan tanah karena independensinya dan hasil penilaiannya yang objektif Maria S.W. Sumardjono, 2006 : 86. Peran LembagaTim Penilai Harga Tanah yang independen dan profesional merupakan suatu langkah yang baik sebab dapat menjembatani kepentingan para pihak yang terkait dalam pengadaan tanah dan meminimalisir perbedaan pendapat mengenai besarnya harganilai ganti rugi Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2006 : 18. Lembaga Penilai Harga Tanah merupakan lembaga yang telah mendapat lisensi dari Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Pasal 25 ayat 2 Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 2007. Dalam hal di KabupatenKota atau di sekitar KabupatenKota yang bersangkutan belum terdapat Lembaga Penilai Harga Tanah, maka BupatiWalikota atau Gubernur untuk wilayah DKI Jakarta membentuk Tim Penilai Harga Tanah Pasal 26 ayat 1 Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 2007. Pasal 28 ayat 2 Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 2007 memuat ketentuan mengenai variabel-variabel yang dapat dijadikan pedoman oleh Tim Penilai Harga Tanah untuk menentukan penilaian harga tanah, yaitu sebagai berikut : 2 Tim Penilai Harga Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 melakukan penilaian harga tanah berdasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak NJOP atau nilai nyatasebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan, dan dapat berpedoman pada variabel-variabel sebagai berikut : a. Lokasi dan letak tanah; b. Status tanah; c. Peruntukan tanah; d. Kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah atau perencanaan ruang wilayah atau kota yang telah ada; e. Sarana dan prasarana yang tersedia; dan f. Faktor lainnya yang mempengaruhi harga tanah. Variabel-variabel yang telah ditentukan dalam pasal tersebut di atas dimaksudkan sebagai pedoman bagi Tim Penilai Harga Tanah agar dapat menentukan besarnya nilai ganti rugi bagi setiap pemegang hak atas tanah sesuai dengan nilai nyatasebenarnya sesuai dengan variabel-variabel yang telah ada tersebut http:erestajaya.blogspot.com200811kebutuhan-akan-standar- penilaian-tanah.html.

B. Kepastian Hukum, Perlindungan Hukum, dan Keadilan Tentang Ganti

Rugi Atas Tanah Dalam Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

1. Kepastian Hukum Tentang Ganti Rugi Atas Tanah Dalam

Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Kepastian merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna karena tidak dapat lagi digunakan sebagai pedoman perilaku bagi setiap orang. Kepastian dapat mengandung beberapa arti, yakni adanya kejelasan, tidak menimbulkan multitafsir, tidak menimbulkan kontradiktif, dan dapat dilaksanakan. Hukum harus berlaku tegas di dalam masyarakat, mengandung keterbukaan sehingga siapapun dapat memahami makna atas suatu ketentuan hukum. Hukum yang satu dengan yang lain tidak boleh kontradiktif sehingga tidak menjadi sumber keraguan Fence M. Wantu, 2011 : 58. Keteraturan masyarakat berkaitan erat dengan kepastian dalam hukum, karena keteraturan merupakan inti dari kepastian itu sendiri. Keteraturan menyebabkan orang dapat hidup secara berkepastian sebab dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut akan diuraikan pengertian kepastian hukum dari para ahli guna memahami secara jelas mengenai kepastian hukum itu sendiri.

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Yang Berhak Atas Tanah Dalam Hal Ganti Rugi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

16 243 135

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 3 15

KAJIAN LEMBAGA HUKUM KONSINYASI GANTI RUGI DAN ASAS KESEPAKATAN DALAM KAJIAN LEMBAGA HUKUM KONSINYASI GANTI RUGI DAN ASAS KESEPAKATAN DALAM PERATURAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN BAGI PEMEGANG HAK ATAS

0 5 14

PENDAHULUAN KAJIAN LEMBAGA HUKUM KONSINYASI GANTI RUGI DAN ASAS KESEPAKATAN DALAM PERATURAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH.

0 4 26

TINJAUAN PUSTAKA KAJIAN LEMBAGA HUKUM KONSINYASI GANTI RUGI DAN ASAS KESEPAKATAN DALAM PERATURAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH.

0 7 65

PENUTUP KAJIAN LEMBAGA HUKUM KONSINYASI GANTI RUGI DAN ASAS KESEPAKATAN DALAM PERATURAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH.

0 7 13

TESIS KAJIAN TERHADAP GANTI RUGI ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM GUNA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM, PERLINDUNGAN HUKUM, DAN KEADILAN BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2005 DAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 65

0 3 15

PENDAHULUAN KAJIAN TERHADAP GANTI RUGI ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM GUNA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM, PERLINDUNGAN HUKUM, DAN KEADILAN BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2005 DAN PERATURAN PRESIDEN NO

0 2 26

PENUTUP KAJIAN TERHADAP GANTI RUGI ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM GUNA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM, PERLINDUNGAN HUKUM, DAN KEADILAN BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2005 DAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR

0 4 12

PELAKSANAAN GANTI RUGI PEMBEBASAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2005 JO PERATURAN PRESIDEN NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM - Unika Repository

0 0 11