Lampiran 4. Data pesentase bahan yang tidak teriris sempurna
Jumlah mata pisau
Ulangan Total
Rataan I
II III
M1 3.20
4.16 3.00
10.36 3.45
M2 4.00
4.66 3.66
12.32 4.11
M3 4.33
5.00 4.83
14.16 4.72
Total 11.53
13.82 11.49
36.84 Rataan
3.84 4.61
3.83 4.09
Analisis Sidik Ragam
SK Db
JK KT
Fhit. F.05
F.01 Perlakuan
2 2.407
1.204 4.724
tn 5.14
10.92 Galat
6 1.529
0.255 Total
8 3.936
Ket : FK = 1820.729
= sangat nyata = Nyata
tn = tidak nyata Uji LSR
Jarak LSR
Jumlah Mata Pisau Rataan
Notasi
0.05 0.01
0.05 0.01
- M1
3.45 a
A 2
1.0083 1.5271
M2 4.11
ab A
3 0.4634
1.6058 M3
4.72 b
A
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.Flow chart pelaksanaan penelitian
Mulai
Persiapan Alat Pembersihan Alat
Peersiapan Bahan Pemilihan Bahan
Pengupasan Bahan Pencucian Bahan
Penimbangan Bahan
Layak
Pengujian Alat Pemasangan Hopper
Tidak
Ya Pengaturan Jarak
Mata Pisau
Penyalaan Alat
Pemasukan Bahan
Penampungan Hasil Irisan Pengukuran
Parameter Data
Analisis Data Selesai
Kapasitas Alat Persentase Bahan Tertinggal
Persentase Teriris Sempurna Keseragaman Hasil Irisan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6.Gambar teknik alat
Tampak depan
Universitas Sumatera Utara
Tampak samping
Universitas Sumatera Utara
Tampak atas
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7.Gambar alat
Tampak depan
Universitas Sumatera Utara
Tampak samping
Universitas Sumatera Utara
Tampak atas
Universitas Sumatera Utara
Singkong yang belum dikupas
Gambar 8. Singkong sebelum dikupa
Singkong yang sudah dikupas
Universitas Sumatera Utara
Singkong yang sudah diiris dengan 1 mata pisau
Bahan yang tertinggal di dalam alat dengan 1 mata pisau
Singkong yang tidak teriris sempurna dengan 1 mata pisau
Universitas Sumatera Utara
Singkong yang sudah di iris dengan 2 mata pisau
Singkong yang tidak teriris sempurna dengan 2 mata pisau
Singkong yang tertinggal dalam alat dengan 2 mata pisau
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Spesifikasi alat pengiris singkong mekanis
Dimensi Singkong yang sudah
diiris dengan 3 mata Bahan yang tidak teriris sempurna
dengan 3 mata pisau
Singkong yang tertinggal dalam alat dengan 3 mata
pisau
Universitas Sumatera Utara
Panjang :
75 cm Lebar
: 50 cm
Tinggi :
80 cm Piringan pengiris
Tebal :
0,8 cm Diameter
: 30 cm
Sarang rumah pengiris Diameter
: 30 cm
Lebar :
15 cm Saluran pemasukan hopper
Panjang : 20 cm
Lebar : 20 cm atas, 7 cm bawah
Tinggi : 15 cm
Pengumpan Diameter
: 6,5 cm Panjang
: 55 cm Saluran Pengeluaran
Panjanng : 50 cm
Lebar : 15 cm
Kapasitas efektif : 54,05 kgjam
Lampiran 9. Prinsip kerja alat
Universitas Sumatera Utara
Pengirisan singkong adalah suatu proses untuk mengecilkan ukuran bahan dengan proses pengirisan bahan. Singkong dimasukkan ke dalam alat melalui
hopper pada saat piringan pengiris sudah berputar. Pada saat piringan berputar, pisau akan mengiris bahan yang masuk secara horizontal. Piringan pengiris
dipasang tegak lurus denga poros as yang dihubungkan dengan pulley. V-belt menghubungkan pulley 9 inci yang terdapat di poros dengan pulley 3 inci yang
terdapat pada motor listrik dan pulley akan digerakkan dengan motor listrik dengan tenaga 0,25 HP dan kecepatan putaran 1450 rpm. Untuk menghasilkan
jarak mata pisau yang diinginkan seperti jarak 1mm, 2 mm, dan 3 mm, digunakan
jangka sorong bentuk T untuk mengukur jarak mata pisau.
Lampiran 10. Pemeliharaan alat
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Pemeliharaan
Pemeliharaan alat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk merawat serta menjaga setiap fasilitas atau peralatan dari bagian-bagian alat pemarut singkong
mekanis agar dalam keadaan siap pakai dengan kondisi yang baik dan tahan lama.Jadi, dengan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan pada alat
pemarut singkong mekanis maka alat dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana atau tidak terganggu sebelum jangka waktu tertentu yang
direncanakan tercapai. Adapun tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut : -
Menjaga kondisi peralatan agar dalam keadaan siap pakai -
Menghindari kerusakan yang lebih berat -
Alat dapat tahan lama dan dapat beroperasi dengan baik -
Hasil yang diharapkan dapat tercapai.
Pemeliharaan bagian-bagian alat
Agar pemeliharaan alat pemarut singkong mekanis dapat dilakukan dengan baik dan benar maka harus terlebih dahulu diketahui prinsip kerja dari alat
tersebut.Diharapkan dengan menguasai prinsip kerja maka kemungkinan kerusakan
yang terjadi
dapat ditanggulangi
sedini mungkin.Kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan adalah perawatan preventif.
Tabel 6. Pemeliharaan bagian-bagian alat pengiris singkong mekanis
Universitas Sumatera Utara
No Bagian alat Bentuk pemeliharaan
1.
2.
3.
4.
5.
6. 7.
Sabuk V
Pulley
Piringan Pengiris
Sarang rumah
pengiris Motor Listrik
Hopper Poros
- Menyetel tegangan sabuk agar tidak kendur
- Menjauhkan bahan-bahan atau cairan kimia yang
dapat erusak sabuk -
Membersihkan dari minyak dan kotoran yang menyebabkan terganggunya pentransmisian daya
dari pulley motor listrik pada pulley silinder pengiris
- Dibersihkan sebelum digunakan untuk menjaga
kebersihan bahan hasil irisan -
Dibersihkan setiap selesai digunakan -
Dibersihkan dari kotoran dan cairan yang dapat menyebabkan korosi
Hindari terkena air untuk mencegah hubungan pendek listik
- Dibersihkan sebelun dan sesudah digunakan
- Membersihkan kotoran yang menempel yang dapat
menyebabkan korosi
Lampiran 11. Keselamatan Kerja
Universitas Sumatera Utara
Pada saat pengoperasian alat pengiris singkong mekanis dipastikan pulley dan sabuk v terpasang dengan baik untuk menghindari kecelekaan jika terlepas
dari tempatnya.Rumah pengiris dipastikan tertutup dengan rapat untuk menghindari mata pisau dan bahan yang telah teriris terlempar ke luar karena
piringan pisau pengiris berputar dengan kencang. Dipastikan alat pendorong bahan tidak mengenai mata pisau pengiris jika terlalu dekat karena akan terjadi
benturan yang kuat. Dipastikan juga semua kabel tidak ada yang terbuka dan tidak terkena air untuk menghidari hubungan pendek arus listrik.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
28
DAFTAR PUSTAKA
Danarty, S. N., 1999. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Daryanto, 2007. Dasar – Dasar Teknik Mesin. Bina Aksara, Jakarta.
Daywin, F. J., R. G. Sitompul dan I. Hidayat., 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Degarmo,E.P.,dkk. 1999. Ekonomi teknik. Prenhallindo. Jakarta. Hartanto, 1997. Mekanisasi Tanaman Pangan. Bakti Aksara. Bengkulu.
Harun,D.K., 1994. Ekonomi teknik. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung. Mabie, H. H and F.W. Ocvirrk., 1967. Mechanics and Dynamic of Machinery.
Jhon Wiley Sons, Inc., New York. Maleev, L. 1991. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga, Jakarta.
Pratomo, M dan Irwanto., 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Prihatman, K., 2000. Ketela Pohon singkong. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Jakarta.
Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU, Medan.
Roth, L.
O., F.
R. Crow,
and G.W.A.
Mahoney., 1982.AgricultureEngineering.AVI Publishing. Westport, USA.
Rubatzky,V.E., dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran dunia 1. Prinsip, Produksi, dan Gizi. Edisi kedua. Penerbit ITB Bandung, Bandung.
Sinaga, S., 2012.Uji Jarak Mata Pisau Terhadap Ketebalan Hasil Irisan Pada Alat Pengiris Singkong Mekanis. Program Studi Keteknikan PertanianFakultas
Pertanian USU, Medan.
Soenarta, N dan S. Furuhama., 2002.Motor Serbaguna. Pradnya Paramita, Jakarta. Stolk, J. dan C. Kross., 1986. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan
Mesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta. Sularso dan K. Suga., 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Pradya Paramitha, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Widianata,A., dan Widi. P.D., 2008. Ubi Kayu sebagai Bahan Alternatif. http:isnanimurti.wordpress .com.
Wiriaadmadja,S.,1995. Pengiris dan Pemotong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
15
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian inidilaksanakan di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,pada bulan Mei-Oktober 2012.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah singkong, kawat las, baut dan mur, plat aluminium, support siku, plat siku, pulley, motor listrik,
bearing bantalan, sabuk V V belt, cat dan mata pisau dengan jumlah mata pisau 3 buah.
Adapun alat-alat yang digunakan adalah mesin las, mesin bubut, mesin bor, mesin gerinda, mistar siku, jangka sorong, water pass, kunci pas dan ring,
gergaji besi, timbangan, ember, stopwatch, kalkulator, alat tulis, dan komputer.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan acak lengkap RAL non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu jumlah
matapisaupada alat pengiris. Adapun jumlah mata pisau yang diuji adalah :
M1 = 1 Mata Pisau
M2 = 2 Mata Pisau
M3 = 3 Mata Pisau
Banyaknya ulangan pada masing-masing perlakuan sebanyak tiga kali ulangan.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Penelitian Komponen Alat
Alat pengiris pisang mekanis ini mempunyai beberapa bagian penting, yaitu:
1. Kerangka Alat
Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya, yang terbuat dari besi siku.Alat ini mempunyai panjang 75 cm, tinggi 80 cm, dan
lebar 50 cm. 2.
Sarang Rumah Pengiris Sarang Rumah Pengiris adalah tempat piringan pengiris yang terbuat dari plat
aluminiumdengan ukuran diameter 30 cm dan lebar 15 cm. 3.
Piringan Pengiris Piringan pengiris adalah komponen utama yang akan mengiris bahan.
Diameter sebesar 30 cm dan tebal sebesar 0,8 cm dengan sudut kemiringan mata pisau pengiris lebih kurang 45
o
dari permukaan piringan. 4.
Motor Listrik Motor listrik berguna sebagai sumber penggerak. Pada alat ini digunakan
motor listrik berkekuatan 0,25 HP dengan 1450 rpm. 5.
Lubang Pemasukan Hopper Lubang pemasukan berguna untuk memasukkan bahan yang akan diiris pada
piringan pengiris. Dimensi hopper, ukuran lubang bagian atas dengan panjang 20 cm, ukuran lubang bagian bawah dengan panjang 20 cm, lebar atas 20 cm
dan lebar bawah 7 cm dan tinggi 15 cm. Hopper ini terbuat dari bahan alumunium.
Universitas Sumatera Utara
6. Mata Pisau
Pada alat ini digunakan satu buah mata pisau pengiris yang terbuat dari bahan baja stainless steel
untuk menghindari terjadinya korosi. 7.
Pengumpan Pengumpan berguna untuk memasukkan bahan yang akan diiris pada piringan
pengiris. Bahan yang akan diiris yang turun dari hopper didorong secara manual menuju pisau pengiris. Dimensi saluran pengumpan, diameter 6,5 cm
dan panjang 55 cm. 8.
Saluran pengeluaran Saluran pengeluaran ini berguna untuk menyalurkan bahan yang sudah diiris
daripiringan pengiris ke tempat penampungan bahan hasil irisan. Dimensi saluaran pengeluaran, ukuran panjang 50 cm, lebar 15 cm dan tinggi 5 cm.
Persiapan bahan
1. Disiapkan bahan yang akan diiris dalam penelitian bahan yang diiris adalah
singkong. 2.
Dikupas dan dibersihkan singkong yang akan diiris. 3.
Ditimbang bahan singkong yang akan diiris dimana dalam penelitian berat bahan adalah 1 kg dalam satu kali ulangan.
4. Singkong siap untuk diiris.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur pengujian alat adalah : 1.
Dipasang mata pisau sesuai dengan yang diinginkan. 2.
Ditimbang bahan yang akan diiris sebanyak 1 kg 3.
Dinyalakan alat pengiris singkong mekanis. 4.
Dimasukkan bahan ke dalam saluran pemasukan. 5.
Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan. 6.
Dihitung kapasitas alat, kapasitas hasil, dan kerusakan hasil. 7.
Perlakuan tersebut diulangi sebanyak 3 kali ulangan.
Parameter yang Diamati
1. Kapasitas efektif alat kgjam
Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang diparut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan.
T BB
KA
………………………………………………1
Keterangan: KA = kapasitas alat kgjam
BB = berat bahan yang telah diiris kg T
= waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan jam.
2. Persentase bahan yang tidak teriris
Kriteria bahan yang tidak teriris yaitu bahan yang hancur, bahan dalam bentuk butiran serta bahan berbentuk setengah lingkaran. Pengukuran
persentase bahan yang tidak teriris dapat ditentukan dengan rumus:
Ptt
100 x
BA BTT
............................................................ 2
Universitas Sumatera Utara
Dimana: Ptt
: persentase singkong yang tidak teriris BTT : bahan yang tidak teriris kg
BA : berat bahan awal kg 3.
Persentase bahan yang tertinggal di dalam alat Kriteria bahan yang tertinggal dalam alat adalah semua semua bahan maupun
hasil irisan yang tertinggal dalam: saluran pemasukan, ruang pengirisan, dan saluran pengeluaran. Pengukuran persentase bahan yang tertinggal di dalam
alat dapat ditentukan dengan rumus:
Pt
100 x
BA BT
............................................................ 3 Dimana:
Pt : persentase singkong yang tertinggal di dalam alat
BT : bahan yang tertinggal di alat kg BA : berat bahan awal kg
Universitas Sumatera Utara
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian pengujian jumlah mata pisau pada alat pengiris singkong mekanis terhadap parameter yang diamati dapat dilihatpada data
pengamatan hasil penelitian Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian
jumlah mata kapasitas
persentase bahan persentase bahan
pisau efektif alat
yang tertinggal yang tidak teriris
kgjam di dalam alat
sempurna M1
45.82 3.59
3.45 M2
49.70 4.07
4.11 M3
68.59 10.10
4.72
Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa kapasitas efektif alat tertinggi diperoleh dari M3 dengan tiga mata pisau sebesar 68,59 kgjam sedangkan kapasitas efektif
alat terendah diperoleh dari M1dengan satu mata pisau sebesar 45,82 kgjam. Persentase bahan yang tertinggal di dalam alat tertinggi diperoleh pada M3
dengan tiga mata pisau sebesar 10,10 , sedangkan persentase bahan yang tertinggal di dalam alat terendah diperoleh pada M1 dengan satu mata pisau
sebesar 3,59 . Persentase bahan yang tidak teriris sempurna tertinggi diperoleh pada M3 dengan tiga mata pisau sebesar 4,72 , sedangkan Persentase bahan
yang tidak teriris sempurna terendah diperoleh pada M1 dengan satu mata pisau sebesar 3,45 .
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas efektif suatu alat menunjukkan produktifitas alat selama pengoperasian tiap satuan waktu. Dalam hal ini kapasitas efektif alat diperoleh
Universitas Sumatera Utara
dengan mambagi banyaknya singkong yang diiris pada alat pengiris singkong
mekanis terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat.
Dari hasil sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa jumlah mata pisau memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat.Hal ini dapat
dilihat pada hasil pengujian Least Significant Range LSR pada pada data pengamatan hasil penelitian Tabel 2.
Tabel 2. Pengujian jumlah mata pisau terhadap kapasitas alat
Jarak LSR
Jumlah Mata Pisau
Rataan Notasi
0.05 0.01