0.01 0.01 Uji Jumlah Mata Pisau pada Alat Pengiris Singkong Mekanis

Lampiran 4. Data pesentase bahan yang tidak teriris sempurna Jumlah mata pisau Ulangan Total Rataan I II III M1 3.20 4.16 3.00 10.36 3.45 M2 4.00 4.66 3.66 12.32 4.11 M3 4.33 5.00 4.83 14.16 4.72 Total 11.53 13.82 11.49 36.84 Rataan 3.84 4.61 3.83 4.09 Analisis Sidik Ragam SK Db JK KT Fhit. F.05 F.01 Perlakuan 2 2.407 1.204 4.724 tn 5.14 10.92 Galat 6 1.529 0.255 Total 8 3.936 Ket : FK = 1820.729 = sangat nyata = Nyata tn = tidak nyata Uji LSR Jarak LSR Jumlah Mata Pisau Rataan Notasi

0.05 0.01

0.05 0.01

- M1 3.45 a A 2 1.0083 1.5271 M2 4.11 ab A 3 0.4634 1.6058 M3 4.72 b A Universitas Sumatera Utara Lampiran 5.Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Persiapan Alat Pembersihan Alat Peersiapan Bahan Pemilihan Bahan Pengupasan Bahan Pencucian Bahan Penimbangan Bahan Layak Pengujian Alat Pemasangan Hopper Tidak Ya Pengaturan Jarak Mata Pisau Penyalaan Alat Pemasukan Bahan Penampungan Hasil Irisan Pengukuran Parameter Data Analisis Data Selesai Kapasitas Alat Persentase Bahan Tertinggal Persentase Teriris Sempurna Keseragaman Hasil Irisan Universitas Sumatera Utara Lampiran 6.Gambar teknik alat Tampak depan Universitas Sumatera Utara Tampak samping Universitas Sumatera Utara Tampak atas Universitas Sumatera Utara Lampiran 7.Gambar alat Tampak depan Universitas Sumatera Utara Tampak samping Universitas Sumatera Utara Tampak atas Universitas Sumatera Utara Singkong yang belum dikupas Gambar 8. Singkong sebelum dikupa Singkong yang sudah dikupas Universitas Sumatera Utara Singkong yang sudah diiris dengan 1 mata pisau Bahan yang tertinggal di dalam alat dengan 1 mata pisau Singkong yang tidak teriris sempurna dengan 1 mata pisau Universitas Sumatera Utara Singkong yang sudah di iris dengan 2 mata pisau Singkong yang tidak teriris sempurna dengan 2 mata pisau Singkong yang tertinggal dalam alat dengan 2 mata pisau Universitas Sumatera Utara Lampiran 8. Spesifikasi alat pengiris singkong mekanis Dimensi Singkong yang sudah diiris dengan 3 mata Bahan yang tidak teriris sempurna dengan 3 mata pisau Singkong yang tertinggal dalam alat dengan 3 mata pisau Universitas Sumatera Utara Panjang : 75 cm Lebar : 50 cm Tinggi : 80 cm Piringan pengiris Tebal : 0,8 cm Diameter : 30 cm Sarang rumah pengiris Diameter : 30 cm Lebar : 15 cm Saluran pemasukan hopper Panjang : 20 cm Lebar : 20 cm atas, 7 cm bawah Tinggi : 15 cm Pengumpan Diameter : 6,5 cm Panjang : 55 cm Saluran Pengeluaran Panjanng : 50 cm Lebar : 15 cm Kapasitas efektif : 54,05 kgjam Lampiran 9. Prinsip kerja alat Universitas Sumatera Utara Pengirisan singkong adalah suatu proses untuk mengecilkan ukuran bahan dengan proses pengirisan bahan. Singkong dimasukkan ke dalam alat melalui hopper pada saat piringan pengiris sudah berputar. Pada saat piringan berputar, pisau akan mengiris bahan yang masuk secara horizontal. Piringan pengiris dipasang tegak lurus denga poros as yang dihubungkan dengan pulley. V-belt menghubungkan pulley 9 inci yang terdapat di poros dengan pulley 3 inci yang terdapat pada motor listrik dan pulley akan digerakkan dengan motor listrik dengan tenaga 0,25 HP dan kecepatan putaran 1450 rpm. Untuk menghasilkan jarak mata pisau yang diinginkan seperti jarak 1mm, 2 mm, dan 3 mm, digunakan jangka sorong bentuk T untuk mengukur jarak mata pisau. Lampiran 10. Pemeliharaan alat Universitas Sumatera Utara Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan alat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk merawat serta menjaga setiap fasilitas atau peralatan dari bagian-bagian alat pemarut singkong mekanis agar dalam keadaan siap pakai dengan kondisi yang baik dan tahan lama.Jadi, dengan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan pada alat pemarut singkong mekanis maka alat dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana atau tidak terganggu sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Adapun tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut : - Menjaga kondisi peralatan agar dalam keadaan siap pakai - Menghindari kerusakan yang lebih berat - Alat dapat tahan lama dan dapat beroperasi dengan baik - Hasil yang diharapkan dapat tercapai. Pemeliharaan bagian-bagian alat Agar pemeliharaan alat pemarut singkong mekanis dapat dilakukan dengan baik dan benar maka harus terlebih dahulu diketahui prinsip kerja dari alat tersebut.Diharapkan dengan menguasai prinsip kerja maka kemungkinan kerusakan yang terjadi dapat ditanggulangi sedini mungkin.Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah perawatan preventif. Tabel 6. Pemeliharaan bagian-bagian alat pengiris singkong mekanis Universitas Sumatera Utara No Bagian alat Bentuk pemeliharaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sabuk V Pulley Piringan Pengiris Sarang rumah pengiris Motor Listrik Hopper Poros - Menyetel tegangan sabuk agar tidak kendur - Menjauhkan bahan-bahan atau cairan kimia yang dapat erusak sabuk - Membersihkan dari minyak dan kotoran yang menyebabkan terganggunya pentransmisian daya dari pulley motor listrik pada pulley silinder pengiris - Dibersihkan sebelum digunakan untuk menjaga kebersihan bahan hasil irisan - Dibersihkan setiap selesai digunakan - Dibersihkan dari kotoran dan cairan yang dapat menyebabkan korosi Hindari terkena air untuk mencegah hubungan pendek listik - Dibersihkan sebelun dan sesudah digunakan - Membersihkan kotoran yang menempel yang dapat menyebabkan korosi Lampiran 11. Keselamatan Kerja Universitas Sumatera Utara Pada saat pengoperasian alat pengiris singkong mekanis dipastikan pulley dan sabuk v terpasang dengan baik untuk menghindari kecelekaan jika terlepas dari tempatnya.Rumah pengiris dipastikan tertutup dengan rapat untuk menghindari mata pisau dan bahan yang telah teriris terlempar ke luar karena piringan pisau pengiris berputar dengan kencang. Dipastikan alat pendorong bahan tidak mengenai mata pisau pengiris jika terlalu dekat karena akan terjadi benturan yang kuat. Dipastikan juga semua kabel tidak ada yang terbuka dan tidak terkena air untuk menghidari hubungan pendek arus listrik. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 28 DAFTAR PUSTAKA Danarty, S. N., 1999. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta. Daryanto, 2007. Dasar – Dasar Teknik Mesin. Bina Aksara, Jakarta. Daywin, F. J., R. G. Sitompul dan I. Hidayat., 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu, Yogyakarta. Degarmo,E.P.,dkk. 1999. Ekonomi teknik. Prenhallindo. Jakarta. Hartanto, 1997. Mekanisasi Tanaman Pangan. Bakti Aksara. Bengkulu. Harun,D.K., 1994. Ekonomi teknik. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung. Mabie, H. H and F.W. Ocvirrk., 1967. Mechanics and Dynamic of Machinery. Jhon Wiley Sons, Inc., New York. Maleev, L. 1991. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga, Jakarta. Pratomo, M dan Irwanto., 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Prihatman, K., 2000. Ketela Pohon singkong. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta. Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU, Medan. Roth, L. O., F. R. Crow, and G.W.A. Mahoney., 1982.AgricultureEngineering.AVI Publishing. Westport, USA. Rubatzky,V.E., dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran dunia 1. Prinsip, Produksi, dan Gizi. Edisi kedua. Penerbit ITB Bandung, Bandung. Sinaga, S., 2012.Uji Jarak Mata Pisau Terhadap Ketebalan Hasil Irisan Pada Alat Pengiris Singkong Mekanis. Program Studi Keteknikan PertanianFakultas Pertanian USU, Medan. Soenarta, N dan S. Furuhama., 2002.Motor Serbaguna. Pradnya Paramita, Jakarta. Stolk, J. dan C. Kross., 1986. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta. Sularso dan K. Suga., 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramitha, Jakarta. Universitas Sumatera Utara Widianata,A., dan Widi. P.D., 2008. Ubi Kayu sebagai Bahan Alternatif. http:isnanimurti.wordpress .com. Wiriaadmadja,S.,1995. Pengiris dan Pemotong. Penebar Swadaya. Jakarta. Universitas Sumatera Utara 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,pada bulan Mei-Oktober 2012. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah singkong, kawat las, baut dan mur, plat aluminium, support siku, plat siku, pulley, motor listrik, bearing bantalan, sabuk V V belt, cat dan mata pisau dengan jumlah mata pisau 3 buah. Adapun alat-alat yang digunakan adalah mesin las, mesin bubut, mesin bor, mesin gerinda, mistar siku, jangka sorong, water pass, kunci pas dan ring, gergaji besi, timbangan, ember, stopwatch, kalkulator, alat tulis, dan komputer. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan acak lengkap RAL non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu jumlah matapisaupada alat pengiris. Adapun jumlah mata pisau yang diuji adalah : M1 = 1 Mata Pisau M2 = 2 Mata Pisau M3 = 3 Mata Pisau Banyaknya ulangan pada masing-masing perlakuan sebanyak tiga kali ulangan. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan Penelitian Komponen Alat Alat pengiris pisang mekanis ini mempunyai beberapa bagian penting, yaitu: 1. Kerangka Alat Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya, yang terbuat dari besi siku.Alat ini mempunyai panjang 75 cm, tinggi 80 cm, dan lebar 50 cm. 2. Sarang Rumah Pengiris Sarang Rumah Pengiris adalah tempat piringan pengiris yang terbuat dari plat aluminiumdengan ukuran diameter 30 cm dan lebar 15 cm. 3. Piringan Pengiris Piringan pengiris adalah komponen utama yang akan mengiris bahan. Diameter sebesar 30 cm dan tebal sebesar 0,8 cm dengan sudut kemiringan mata pisau pengiris lebih kurang 45 o dari permukaan piringan. 4. Motor Listrik Motor listrik berguna sebagai sumber penggerak. Pada alat ini digunakan motor listrik berkekuatan 0,25 HP dengan 1450 rpm. 5. Lubang Pemasukan Hopper Lubang pemasukan berguna untuk memasukkan bahan yang akan diiris pada piringan pengiris. Dimensi hopper, ukuran lubang bagian atas dengan panjang 20 cm, ukuran lubang bagian bawah dengan panjang 20 cm, lebar atas 20 cm dan lebar bawah 7 cm dan tinggi 15 cm. Hopper ini terbuat dari bahan alumunium. Universitas Sumatera Utara 6. Mata Pisau Pada alat ini digunakan satu buah mata pisau pengiris yang terbuat dari bahan baja stainless steel untuk menghindari terjadinya korosi. 7. Pengumpan Pengumpan berguna untuk memasukkan bahan yang akan diiris pada piringan pengiris. Bahan yang akan diiris yang turun dari hopper didorong secara manual menuju pisau pengiris. Dimensi saluran pengumpan, diameter 6,5 cm dan panjang 55 cm. 8. Saluran pengeluaran Saluran pengeluaran ini berguna untuk menyalurkan bahan yang sudah diiris daripiringan pengiris ke tempat penampungan bahan hasil irisan. Dimensi saluaran pengeluaran, ukuran panjang 50 cm, lebar 15 cm dan tinggi 5 cm. Persiapan bahan 1. Disiapkan bahan yang akan diiris dalam penelitian bahan yang diiris adalah singkong. 2. Dikupas dan dibersihkan singkong yang akan diiris. 3. Ditimbang bahan singkong yang akan diiris dimana dalam penelitian berat bahan adalah 1 kg dalam satu kali ulangan. 4. Singkong siap untuk diiris. Universitas Sumatera Utara Prosedur Penelitian Adapun prosedur pengujian alat adalah : 1. Dipasang mata pisau sesuai dengan yang diinginkan. 2. Ditimbang bahan yang akan diiris sebanyak 1 kg 3. Dinyalakan alat pengiris singkong mekanis. 4. Dimasukkan bahan ke dalam saluran pemasukan. 5. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan. 6. Dihitung kapasitas alat, kapasitas hasil, dan kerusakan hasil. 7. Perlakuan tersebut diulangi sebanyak 3 kali ulangan. Parameter yang Diamati 1. Kapasitas efektif alat kgjam Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat bahan yang diparut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan. T BB KA  ………………………………………………1 Keterangan: KA = kapasitas alat kgjam BB = berat bahan yang telah diiris kg T = waktu yang dibutuhkan untuk mengiris bahan jam. 2. Persentase bahan yang tidak teriris Kriteria bahan yang tidak teriris yaitu bahan yang hancur, bahan dalam bentuk butiran serta bahan berbentuk setengah lingkaran. Pengukuran persentase bahan yang tidak teriris dapat ditentukan dengan rumus:  Ptt 100 x BA BTT ............................................................ 2 Universitas Sumatera Utara Dimana: Ptt : persentase singkong yang tidak teriris BTT : bahan yang tidak teriris kg BA : berat bahan awal kg 3. Persentase bahan yang tertinggal di dalam alat Kriteria bahan yang tertinggal dalam alat adalah semua semua bahan maupun hasil irisan yang tertinggal dalam: saluran pemasukan, ruang pengirisan, dan saluran pengeluaran. Pengukuran persentase bahan yang tertinggal di dalam alat dapat ditentukan dengan rumus:  Pt 100 x BA BT ............................................................ 3 Dimana: Pt : persentase singkong yang tertinggal di dalam alat BT : bahan yang tertinggal di alat kg BA : berat bahan awal kg Universitas Sumatera Utara 20 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian pengujian jumlah mata pisau pada alat pengiris singkong mekanis terhadap parameter yang diamati dapat dilihatpada data pengamatan hasil penelitian Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian jumlah mata kapasitas persentase bahan persentase bahan pisau efektif alat yang tertinggal yang tidak teriris kgjam di dalam alat sempurna M1 45.82 3.59 3.45 M2 49.70 4.07 4.11 M3 68.59 10.10 4.72 Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa kapasitas efektif alat tertinggi diperoleh dari M3 dengan tiga mata pisau sebesar 68,59 kgjam sedangkan kapasitas efektif alat terendah diperoleh dari M1dengan satu mata pisau sebesar 45,82 kgjam. Persentase bahan yang tertinggal di dalam alat tertinggi diperoleh pada M3 dengan tiga mata pisau sebesar 10,10 , sedangkan persentase bahan yang tertinggal di dalam alat terendah diperoleh pada M1 dengan satu mata pisau sebesar 3,59 . Persentase bahan yang tidak teriris sempurna tertinggi diperoleh pada M3 dengan tiga mata pisau sebesar 4,72 , sedangkan Persentase bahan yang tidak teriris sempurna terendah diperoleh pada M1 dengan satu mata pisau sebesar 3,45 . Kapasitas Efektif Alat Kapasitas efektif suatu alat menunjukkan produktifitas alat selama pengoperasian tiap satuan waktu. Dalam hal ini kapasitas efektif alat diperoleh Universitas Sumatera Utara dengan mambagi banyaknya singkong yang diiris pada alat pengiris singkong mekanis terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat. Dari hasil sidik ragam Lampiran 2 dapat dilihat bahwa jumlah mata pisau memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat.Hal ini dapat dilihat pada hasil pengujian Least Significant Range LSR pada pada data pengamatan hasil penelitian Tabel 2. Tabel 2. Pengujian jumlah mata pisau terhadap kapasitas alat Jarak LSR Jumlah Mata Pisau Rataan Notasi

0.05 0.01