lxiv benar akan menguntungkan secara ekonomi. Alat bantu yang digunakan
adalah RC rasio dengan memperhitungkan biaya riil dan biaya tidak riil. Hasil analisis RC rasio untuk budidaya kacang tanah di peroleh rata-rata
sebesar 2,02 dengan produksi panen antara 1000-1500 kg. Sedangkan untuk budidaya jati diperoleh rata-rata sebesar 20,22 dengan produksi panen antara
300-400 batang pada usia 15-20 tahun. Berdasarkan nilai RC rasio ini dapat diambil kesimpulan bahwa model sistem agroferestri untuk tanaman jati dan
kacang tanah tersebut menguntungkan petani karena keuntungan dapat dicapai apabila nilai RC rasio 1. Nilai RC rasio 1 ini menunjukkan bahwa dalam
usaha tani tersebut terdapat efisiensi penggunaan modal berdasarkan nilai komparatif yang dihasilkan. Efisiensi penggunaan modal ini akan mampu
memberi keuntungan pada petani sehingga investasi untuk tersebut layak untuk diusahakan.
Pengembangan sistem agroforestri jati dengan kacang tanah di daerah ini juga sangat menguntungkan karena dengan melihat kondisi lahan dan iklim
yang ada daerah penelitian yang tidak begitu bagus serta bila dibandingkan dengan penanaman tanaman jati saja atau penanaman tanaman kacang tanah
saja. Hal ini mengacu pada Martin dan Sherman 1992, yang mengemukakan bahwa salah satu tujuan utama agroforestri yaitu dapat meningkatkan
kesejateraan masyarakat dan peran sertanya dalam melindungi sumberdaya alam konservasi. Sehingga sistem agroforestri tanaman jati dan kacang tanah
dapat mengambarkan peningkatan nilai manfaat sosial ekonomi sumberdaya bagi masyarakat.
Dari uraian tersebut maka penanaman secara bersamaan antara tanaman jati dan kacang tanah dapat meningkat kondisi ekonomi para petani. Dimana
tanaman jadi menjadi sumber penghasilan jangka panjang dan kacang tanah sebagai penghasilan jangka pendek. Sehingga parea petani dapat meraup
keuntungan yang berlipat dalam waktu yang berbeda.
lxv
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesesuaian lahan a. Tanaman jati
Kesesuaian lahan untuk tanaman jati pada SPT1
K1-3
dan SPT6
K1-3
adalah Nwa
2
;rc
2
, untuk SPT1
K4
dan SPT6
K4
adalah Nwa
2
;rc
2
;eh
1,
SPT2
K1-3
adalah Nwa
2
;oa, SPT2
K4
adalah Nwa
2
;oa;eh
1,
SPT3
K1-3
dan SPT4
K1-3
adalah Nwa
2
;eh
2
, SPT4
K4
adalah Nwa
2
;eh
12
sedangkan untuk SPT5
K1-3
adalah Nwa
2
. b. Tanaman kacang tanah
Kesesuaian lahan tanaman kacang tanah pada SPT1
K1-3,
SPT2
K1-3
, SPT3
K1-3
, SPT4
K1-3
, SPT5
K1-3
dan SPT6
K1-3
adalah N;wa
1
, sedangkan
pada SPT1
K4
, SPT2
K4
, SPT4
K4
dan SPT6
K4
mempunyai kelas kesesuaian lahan N;wa
1
,eh
1
. 2. Analisis usaha tani
a. RC rasio rata-rata untuk tanaman jati sebesar 20,22 layak b. RC rasio rata-rata untuk tanaman kacang tanah sebesar 2,02 layak
Tanaman jati dan kacang tanah layak untuk diusahakan.
B. Saran
1. Untuk budidaya tanaman jati perlu dilakukan pengecekan kembali mengenai analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan kriteria lain
seperti yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan. 2. Pada lahan yang mempunyai kerapatan tanaman jati lebih diusahakan
untuk ditanami jenis tanaman lain yang toleran terhadap naungan. 3. Karena penelitian ini menggunakan pendekatan monodisiplin, maka yang
diperhatikan hanya beberapa aspek saja, yaitu tanah, lereng dan penggunaan lahan, alangkah baiknya untuk penelitian berikutnya
mengenai kesesuaian lahan menggunakan pendekatan multidisiplin.
65
lxvi
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T.S. 1996. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim. 2006. Laporan Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS Wilayah Indonesia Bagian Barat Tahun 2005.
Departemen Kehutanan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS Indonesia Bagian Barat.
Surakarta.
, 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditi Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.
, 2006. http:digilib.itb.ac.id. Diakses pada 20 September 2006. , 2006. Jati. http:www.dephut.go.id HTM.
Diakses tanggal 19 Desember 2006.
, 2006. Kacang Tanah. www.wikipedia.org
. Diakses tanggal 16 Desember 2006.
, 2006.
Kajian Model
Pengelolaan DAS
Terpadu. http:www.bappenas.go.idDAS_Acc. Diakses tanggal 19 Desember
2006. , 2007. Kacang Tanah. http:www.bi.go.id. Diakses 19 Desember 2006.
AKK. 1989. Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. UGM Press. Yogyakarta. de Foresta, H., A. Kusworo, G. Michon dan W.A. Djatmiko. 2000. Ketika Kebun
Berupa Hutan: Agroforest Khas Indonesia., Sebuah Sumbangsih Masyarakat. ICRAF, Bogor. pp.249.
Dewi, N.K. 2005. Kesesuaian Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Vol 1 No.2 Oktober 2005. Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Djaenudin, D., H. Marwan, H. Subagjo dan Hidayat, A. 1994. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kehutanan. Centre For Soil and
Agroclimate Research. Bogor. Djikerman. J.C dan D.W. Dianingsih. 1985. Evaluasi Lahan. Unibraw Press.
Malang. Hakim, Ismatul. 2005. Penguatan
kelembagaan dalam pengelolaan DAS Solo. Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Volume 5 No.3. Halaman 209-217.
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Jakarta. Kartasapoetra, A. G. 1991. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha untuk
Merehabilitasinya. Bina Aksara. Jakarta. 66