TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

2 1. PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan teknologi pada bidang manufaktur sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang manufaktur adalah teknik penyambungan joining. Diantara teknik penyambungan dalam bidang manufaktur sering kita jumpai las titik tahanan listrik Resistance Spot Welding yang lebih dikenal sebagai las titik. Las titik telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari selain pada bidang manufaktur las ini pun kerap digunakan dalam bidang industri otomotif, dirgantara, perkapalan, sampai industri alat-alat rumah tangga serta industri karosesri. Pada industri manufaktur sendiri salah satu part hasil dari penyambungan logam menggunakan las yaitu Tailor Welded Blanks TWB. TWB kerap digunakan oleh industri manufaktur karena dianggap lebih ringan dan hemat biaya produksi dibandingkan pembuatan produk dengan cara konversional. Pada saat ini TWB kerap digunakan pada industri manufaktur otomotif, digunakan saat proses pembuatan panel pintu mobil dimana memiliki beda ketebalan guna menghemat biaya produksi. Gambar 1. TWB pada panel mobil Kinsey, 2011 Untuk mengetahui kemampuan TWB saat proses pembentukan dapat dilakukan dengan metode uji cup drawing. Dimana hasil dari cup untuk mengetahui kualitas pada sambungan las maupun pada logam dasar serta fenomena kegagalan yang terjadi

2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kemampuan mekanis antara spesimen raw material dengan TWB terhadap kekuatan tarik geser. 2. Mengetahui perbandingan hasil pengujian proses cup drawing antara plat TWB dengan raw material. 3. BATASAN MASALAH Mengingat begitu luas permasalahan yang terjadi dibidang pengelasan, khususnya pengelasan titik maka dari itu perlu untuk membatasi permasalahan agar dalam pembahasan agar dalam pembahasan lebih terfokus. Batasan-batasan tersebut antara lain adalah: 1. Logam induk base metal menggunakan plat mild steel. 2. Suhu ruangan pada proses pengelasan dianggap selalu konstan 25°C. 3. Kekasaran permukaan semua spesimen dianggap sama. 4. Gaya yang diberikan pada pedal mesin las titik saat proses pengelasan dianggap selalu sama setiap prosesnya. 5. Besarnya diameter elektroda dianggap selalu sama sebesar 7mm. 6. Arus output pada mesin las titik dianggap sesuai dengan parameter yang di input operator. 7. Kesimetrisan dalam pembuatan blank dianggap sesuai dengan design rencana. 8. Gaya penarikan blank didapat sesuai hasil keluaran pada mesin uji. 9. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui kemampuan tarik TWB dengan sambungan las titik dan mengidentifikasi cacat yang terjadi hasil proses cup drawing. 4. TINJAUAN PUSTAKA Wahyuno, 2008 menganalisa cacat kerut wringkling pada plat Tailored Welded Blanks pada proses deep drawing. Dalam penelitianya menggunakan metode ekspesrimen dengan material plat ST-37 ketebalan 1 mm dan 0,8 mm. Penyambungan yang digunakan dalam penelitian menggunakan sambungan las oxy-acetylene. Hasil eksperimen menunjukan bahwa terjadi cacat kerut didinding cup pada ketebalan 0,8 mm. Pada pengukuran juga diketahui penyimpangan lajur las bagian dinding dan bagian sisa cup, mengalami pergerakan ke arah ketebalan 0,8 mm. Handra, 2013 dalam studi kekuatan sambungan plat pada spot welding ditinjau dari kekuatan tarik dan geser menggunaka plat baja karbon rendah ST 37 yang berbeda type, plat galvanis dan plat hitam dengan ketebalan 1,2 mm. 3 Dalam proses penyambungannya digunakan parameter arus 26 ampere dengan variasi waktu penekanan 2 dt, 2,5 dt, 3 dt, dan 3,5 dt. Pengujian meliputi uji tarik dan geser dengan standar pengujian ASTM B 565. Hasil pengujian menunjukan tegangan tarik tertinggi pada waktu penekanan 3,5 dt dengan rata-rata diameter sebesar 5,95 mm. 5. LANDASAN TEORI 5.1 Pengertian