Jepang yang memiliki samurai di negerinya juga ingin melihat kepiawaian keris di Jawa, rencong di Aceh dan Mandau di Kalimantan Kencana, 2009:43.
2.5.3 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Sejarah
Berbicara mengenai sejarah, erat hubungannya dengan pariwisata. Setiap objek wisata memiliki nilai sejarah tersendiri, dan nilai sejarah tersebut menjadi
acuan untuk objek wisata tersebut yang akan diceritakan kepada wisatawan. Dalam Bahasa Inggris sejarah disebut “History” yang artinya masa yang telah
lampau, dalam hal ini masa lampau umat manusia, oleh karena itu tentu saja sejarah membahas kegiatan umat manusia di masa lampau. Dalam Bahasa Arab,
sejarah adalah “Sajaratun” yang berarti pohon, jadi kalau kita melihat gambar silsilah rajaraja, secara sepintas akan tampak bagaikan pohon Kencana, 2009:51.
Contoh daya tarik pariwisata dari segi sejarah misalnya: Orang Amerika Serikat yang ingin kembali mengunjungi Bukit Ifar di Sentani Jayapura karena
ditempat itu Jendral Douglas Mac Arthur pernah singgah ketika kembali dari Australia untuk menyerbu Jepang, dalam Perang Dunia kedua. Umat Budha yang
ingin melihat kembali peninggalan karya umat Budha yaitu Candi Borobudur yang dibuat ratusan lalu. Umat Islam yang ingin melihat tempat Nabi Muhammad
SAW pertama kali memperoleh wahyu dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Umat Hindu yang ingin melihat Bukit Kurusetra tempat Harjuna menerima
wejangan dari Awatra Sri Kresna yang menjadi tulisan Bhatara Wisnu menjelang perang besar Bhatara Yudha.
2.5.4 Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Yang dimaksud dengan daya tarik minat khusus special interest adalah daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktifitas
untuk pemenuhan keinginan wisatawan secara spesifik, seperti: pengamatan satwa tertentu birds watching, memancing fishing, berbelanja shopping, kesehatan
dan penyegaran badan spa and rejouveration, arung jeram, Golf sport, wisata agro, GambingCasino, menghadiri pertemuan, rapat, perjalanan incentive,
conference, and exebition dan aktifitas-aktifitas wisata minat khusus lainnya biasanya terkait dengan hobi atau kegemaran seseorang wisatawan.
2.5.5 Sarana Kepariwisataan