Budaya Kearifan Lokal Indonesia sebagai

Budaya Kearifan Lokal Indonesia sebagai Alternatif dalam Upaya
Perdamaian di Mesir
oleh: Dedy Darmawan Nasution
I. Pendahuluan
Islam yang diturunkan Allah swt. melalui jibril kepada Muhammad saw.
telah menjadi jalan menuju masyarakat madani. Madani dari segi ilmu kebahasaan
mengandung makna peradaban.1 Peradaban yang beradab dapat diwujudkan
dengan perdamaian antar golongan yang juga dilandasi dengan keberpegangan
umat kepada agama (baca: Islam). Indonesia yang sebagian besar budayanya telah
terwarnai oleh Islam, sangat tinggi akan toleransi dan tenggang rasa akan
perbedaan pendapat. Dalam hal ini, Islam yang dibawa oleh orang-orang Arab,
telah menjadi unsur pelengkap dalam penyempurnaan budaya di Indonesia.
Peranan Islam dalam perkembangan budaya di Indonesia sangatlah besar.
Dengan Islam yang disebarkan kepada kaum pribumi melalui para saudagar Arab,
akhirnya menciptakan kedekatan emosional (keagamaan) yang sangat dekat
hingga saat ini.2 Salah satu negara dari kawasan di Timur Tengah yang memiliki
kedekatan tersebut adalah Mesir. Kedekatan Indonesia-Mesir telah terjalin sejak
pengakuan Mesir terhadap kemerdekaan Indonesia. Mesir telah banyak membantu
Indonesia dalam legalitas kemerdekaan hingga bidang pendidikan saat ini3.
Tetapi, kendatipun kedekatan yang erat telah terjalin lama, Indonesia belum
mampu dalam membantu Mesir mengatasi konflik-konflik yang terjadi. Penyebab

utama dalam huru-hara di Mesir adalah akibat Arab Spring yang bermula di
Tunisia sehingga masyarakat Mesir mempunyai keinginan untuk menumbangkan
pemimpin mereka hingga terjadi revolusi sebanyak dua kali dalam dua tahun.4
Disisi lain, masyarakat Arab secara umum belum menunjukan rasa persatuan dan
mengorbankan nasionalisme demi identitas lokal.5
Sebagai bangsa yang memiliki kearifan lokal serta toleransi antar
golongan yang amat besar, Indonesia dapat menjadi penengah di tengah kemelut
1 Taufiq, dkk. 2012. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Karakter Berbasis Agama Islam. Surakarta: Yuma
Pustaka. Hlm. 114
2 Sihbudi, dkk. 1993. Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah. Bandung: Eresco. Hlm: 146
3 Internet. 2014. Indonesia Perluas Kerjasama dengan Mesir. Dikti.go.id (diakses pada tanggal 15 Oktober
2014 pkl. 18.46).
4 Agastya. 2013. Arab Spring; Badai Revolusi Timur Tengah Yang Penuh Darah. Jogjakarta: IRCiSoD. Hlm: 42
5 Barakat. 2012. Dunia Arab. Bandung: Nusa Media. Hlm: 62

1

konflik Mesir yang tak kunjung usai. Pendekatan budaya dengan pemanfatan
globalisasi dan berbagai kedekatan Indonesia-Mesir dapat menjadi pintu awal
agar perdamaian di Mesir dapat terealisasikan. Dalam esai singkat ini, akan

dibahas seperti apa budaya Indonesia yang dapat dijadikan alternatif dalam upaya
mewujudkan perdamaian di Mesir.
II. Pembahasan
A. Sistem Sosial Budaya Indonesia
Sistem sosial pada dasarnya ialah suatu sistem dari tindakan-tindakan.6
Adapun budaya adalah hasil dari suatu perasaan komitmen yang dibangun oleh
keseluruhan

sistem

sosial

karena

keintiman

hubungan

timbal


balik,

kesetiakawanan, keramahtamahan, kelompok kecil, kelompok etnik, organisasi
dan bahkan oleh seluruh masyarakat.7
Indonesia yang bermasyarakat majemuk memiliki ciri khas tersendiri jika
dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Beragam suku dan etnis yang berbeda,
membentuk sebuah integritas nasional yang terwujud dalam Binekha Tunggal Ika.
Meskipun Islam adalah mayoritas dari masyarakat Indonesia, equilibrium antar
suku, ras, dan agama senantiasa dijaga satu sama lain demi menjaga jati diri
bangsa Indonesia. Manifestasi untuk senantiasa menjaga perbedaan satu sama lain
juga tertuang pada bunyi sila yang kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.
Hemat penulis, kelemahan dari masyarakat yang majemuk adalah apabila
terdapat dari salah satu pihak rasa paling terhormat atau mengkastanisasikan
kelompoknya dalam sebuah komunitas besar. Fenomena tersebut berpotensi
menyebabkan perpecahan antar kelompok masyarakat. Inilah yang dapat menjadi
dampak paling fatal di Indonesia. Faktor-faktor penyebab dari perpecahan
tersebut, dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Salah
satu faktor internal adalah seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa rasa paling
terhormat dan menganggap yang lain berada diposisi bawahnya. Sedangkan

eksternal erat kaitannya dengan masuknya budaya dari luar Indonesia yang dapat
menjadi provokator bagi salah satu etnis di Indonesia untuk melakukan kejahatan
6
7

Ranjabar. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta. Hlm: 132
Aloliliweri. 2011. Gatra-gatra Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm: 4

2

terhadap kelompok yang lain. Seperti gerakan-gerakan radikal dari Timur Tengah
yang secara langsung maupun tidak langsung “mengompori” organisasiorganisasi Islam untuk berbuat semena-mena terhadap suku-etnik selain Islam.
Oleh karenanya hadirlah Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia sebagai
pegangan wajib bagi seluruh masyarakat untuk terus bersama-sama menyatukan
pikiran demi kepentingan bersama. Berawal dari hal tersebut terbentuklah sebuah
sistem budaya nasional yang menjadi filter bagi setiap budaya-budaya luar yang
masuk ke Indonesia. Dalam konteks ini, sistem budaya nasional cenderung
memaksa sistem budaya lain (etnik dan agama) untuk menghilangkan unsurunsurnya yang tidak sesuai dengan nilai yang bersifat nasional.8 Sejauh
pengamatan penulis, salah satu contoh konkretnya adalah masuknya Islam dari
Arab sehingga ikut andil dalam pembentukan budaya di Indonesia kemudian

menghasilkan produk budaya hasil akulturasi seperti Halal bi Halal.
B. Akulturasi Budaya Islam dari Timur Tengah ke Indonesia
Awal kedatangan Islam sekitar tahun 611 Masehi, membawa pengaruh
besar bagi Timur Tengah-Arab dari sisi kebudayaan.9 Salah satu dampak besar
yang dapat kita lihat adalah meleburnya budaya Arab dan Islam menjadi kesatuan
sosial yang padu. Selanjutnya berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan,
agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-VII.10 Peran Walisongo yang
menyebarkan Islam di Jawa juga memainkan peranan penting dalam masa awal
peleburan budaya antara Islam dan budaya nusantara. Penyebaran Islam oleh
Walisongo sangat mudah diterima masyarakat tanpa harus terjadi tragedi
pertumpahan darah.
Dengan semakin berkembangnya pola hidup manusia, maka Islam yang
mulai berkembang pesat masuk pada seluruh lapisan masyarakat. Sehingga,
pelekatan budaya menjadi erat dan membentuk sebuah budaya baru yang awalnya
dikuasi oleh Hindu-Budha. Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, peran Islam
dalam menyebarkan semangat jihad juga menjadi faktor penting dalam
memperjuangkan kemerdekaan. Hasil konkret yang dapat kita rasakan saat ini

8


Ranjabar. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta. Hlm: 149
Jurnal. Muslifah. 2013. Akulturasi Budaya Timur Tengah Ke Indonesia dan Pengaruhnya Dalam
Kesusastraan (Studi Kasus Pada Serat Centhini). Surakarta: Jurnal CMES UNS. Hlm: 104
10 Ibid. Hlm: 104.
9

3

adalah bahwa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang religius di tengah
keanekaragaman masyarakatnya (ini adalah hal yang dirasakan penulis).
Jika kita masuk lebih jauh ke dalam masyarakat, banyak wujud akulturasi
budaya yang akan kita temukan. Seperti contohnya dalam arsitektur, bangunan
masjid, makam, perayaan sekaten di Jawa, seni rupa wayang, selametan, hingga
kosa kata dan tulisan Arab pegon.
Peran bangsa Arab dalam mewarnai budaya Indonesia sangat beragam.
Tetapi bangsa Arab sendiri, kini mulai mengalami banyak konflik, dan salah satu
yang paling ramai dalam pemberitaan media adalah Mesir. Sudah kewajiban bagi
Indonesia untuk turut andil dalam permasalahan-permasalahan yang ada di Mesir.
Tetapi, belum ada wujud nyata dari Indonesia untuk Mesir. Padahal, antara Mesir
dan Indonesia mempunyai banyak kedekatan dan hubungan kerjasama di berbagai

bidang. Namun sekali lagi, Indonesia belum mampu untuk menjadi problem
solver dalam berbagai konflik di Arab termasuk yang terjadi di Mesir.

C. Beberapa Kedekatan antara Indonesia dan Mesir
Berbicara tentang kedekatan, terdapat berbagai hubungan harmonis antara
Indonesia dengan Mesir, dan menurut penulis yang paling menonjol adalah
kedekatan historis, agama, serta kerjasama dalam pendidikan. Sebagaimana yang
telah kita ketahui bersama bahwa Mesir adalah negara berdaulat yang paling
pertama mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia. Tepat pada tanggal 18
November 1946 yang setahun kemudian pada 10 Juni 1947 lewat Treaty of
Friendship and Cordiality meresmikan hubungan diplomatik antara Indonesia

dan Mesir.11 Kemerdekaan Indonesia tentu tidak akan sah tanpa pengakuan dari
negara

lain.

Begitu

besar


perhatian

Mesir

terhadap

Indonesia

dalam

memperjuangkan kedaulatan negara, maka sudah sepantasnya untuk membalas
jasa terhadap Mesir.
Dalam hal agama, tentu hal ini adalah sesuatu yang telah diketahui oleh
khalayak umum, bahwa Mesir dan Indonesia bagaikan saudara kandung. Islam
adalah agama mayoritas dari kedua negara ini. Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim
di Indonesia yang dihasilkan dari didikan Universitas Al-Azhar di Kairo maupun
universitas-universitas lainnya di Mesir. Tidak dapat dinafikan bahwa kata Mesir
11


Internet. 2009. Mesir; Profil Negara dan Kerja Samanya dengan Indonesia. Kemlu.go.id (diakses pada
tanggal 13 Oktober 2014 pkl. 22.30 wib).

4

dan Al-Azhar (yang paling dominan) sudah sangat melekat di tengah masyarakat
kita, khususnya ketika membicarakan tentang Islam. Kedekatan agama ini dapat
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk terus bersama-sama berkerja sama dalam
menuju kehidupan antar negara yang lebih harmonis.
Bidang pendidikan adalah satu dari sekian banyak bentuk kerjasama yang
nyata antara Indonesia dan Mesir. Setiap tahun, peningkatan kerjasama antara
pendidikan terus ditingkatkan. Salah satu bukti adalah seperti yang dikutip dalam
harian republika online;
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sebanyak 16 universitas dari Indonesia menjajaki
kerja sama dengan Universitas Terusan Suez Mesir dalam bidang pengembangan bahasa
Arab. Penjajakan kerja sama itu diawali dengan lokakarya internasional di Kairo yang
diprakarsai KBRI Kairo bekerja sama dengan Universitas Terusan Suez. 12

Bentuk afiliasi yang terus dikembangkan dalam bidang pendidikan,
menimbulkan dampak positif bagi kedua belah pihak. Dalam hal ini para pelajar

Indonesia-Mesir yang bertukar tempat tinggal menjadi aktor terpenting dalam
pertukaran budaya. Lewat kerjasama pendidikan banyak keuntungan yang
didapatkan oleh Indonesia, selain peningkatan wawasan kelimuan bagi para anak
bangsa juga peningkatan keharmonisan atas dua kedekatan lain seperti yang telah
disinggung diatas.
D. Pendekatan Budaya dengan Pemanfaatan Globalisasi serta Berbagai
Kedekatan Indonesia-Mesir
Mesir jika dipandang dari tingkat pengelompokan komunal, dapat
dianggap sebagai negara yang relatif homogen ketimbang negara-negara Arab
yang lain.13 Jika dibandingkan dengan Indonesia, masyarakatnya tergolong
kedalam masyarakat heterogen. Agama yang biasanya menjadi hal paling sensitif,
dapat dipertahankan keutuhannya hingga saat ini. Kehidupan beragama dari
agama-agama besar tersebut berlangsung dalam suasana rukun dan penuh
toleransi.14 Seharusnya, terkait perdamaian masyarakat di sebuah negara, Mesir
dapat lebih mudah untuk menciptakan kondisi yang damai bagi negaranya (jika
dilihat dari keberagaman kompleksitas suku dan agama). Disisi lain, kesamaan
12

Internet. 2013. 16 Universitas RI Jajaki Kerjasama dengan Mesir. Republika.co.id (diakses pada tanggal 13
Oktober 2014 pkl. 07.40 wib).

13 Barakat. 2012. Dunia Arab. Bandung: Nusa Media. Hlm: 20
14 Aripudin. 2012. Dakwah Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Hlm:92

5

watak terkadang juga dapat menjadi penghalang dalam menuju satu pemahaman.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Sejauh pengamatan penulis, kearifan lokal di Indonesia yang paling
dikenal oleh dunia adalah tingginya toleransi antar umat beragama, dan budaya
gotong royong. Penyebaran budaya dari Indonesia dapat memanfaatkan tiga
kedekatan dan hubungan yang telah dibahas sebelumnya. Ketiga unsur tersebut
seharusnya dapat menjadi perekat antar kedua negara serta memunculkan rasa
kesamaan dan persaudaraan.
Era Globalisasi yang sudah sedemikian rupa, dapat menjadi pintu untuk
terus mempromosikan kearifan lokal di Indonesia. Persentuhan budaya antar
wilayah bukan sesuatu yang mustahil. Selain itu, sebagai salah satu contohnya,
kerjasama dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai pendukung pertama
dalam pendekatan ini. Dimana para pelajar terdidik bisa menjadi promotor bagi
kebudayaan Indonesia di Mesir. Hal terebut akan mendorong terjadinya proses
difusi kebudayaan, yaitu proses penyebaran perilaku dari kesatuan sosial yang
satu ke kesatuan yang lain. Lebih jauh, akan terjadi pergumulan dasar, nilai, dan
kaidah sosial yang dapat melahirkan perubahan sosial.15 Meskipun proses
perubahan sosial tidak dapat berubah dalam waktu singkat, hal terpenting adalah
progres dalam perubahan itu sendiri. Perlahan tapi pasti.
Melalui berbagai jalur diplomatik yang telah dilakukan sebelumnya,
Indonesia belum berhasil sepenuhnya dalam membantu perdamaian di Mesir.
Berbagai halangan terus bermunculan akibat campur tangan dari negara-negara
adikuasa. Sejauh ini Indonesia hanya membawa isu Mesir untuk di bahas di DK
PBB serta OKI, namun kenyataannya dua organisasi besar ini belum memberikan
kontribusi yang nyata.16 Maka dari itu, pendekatan budaya sebagaimana yang
telah dibahas dapat menjadi alternatif dalam membantu penyelesaian konflik di
Mesir.

15

Sulasman & Gumilar. 2013. Teori-teori Kebudaayan dari Teori Hingga Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Hlm: 150.
16 Paper. Setiawan. Potensi Peran Indonesia dalam Konflik yang Terjadi di Mesir. Academia.edu (diakses
pada tanggal 11 Oktober 2014 pkl 12.30 wib)

6

III. Kesimpulan
Setelah mengetahui dasar sistem sosial budaya di Indonesia, peran Timur
Tengah dalam akulturasi budaya di Indonesia, serta kedekatan dan wujud
kerjasamanya, maka seharusnya Indonesia berpotensi besar dalam membantu
perdamaian di Mesir. Indonesia dan Mesir mempunyai kedekatan agama yang
kuat, juga dari sisi historis serta kerjasama bilateral seperti pendidikan. Cara-cara
politis sangat sulit untuk ditempuh karena banyaknya campur tangan negara lain
yang juga menjadi provokator dalam terjadinya konflik.
Dalam pendekatan budaya ini, juga mempunyai tantangan, yaitu
penerimaaan dari masyarakat Mesir sendiri. Langkah paling pertama yang mutlak
harus dilakukan adalah penguatan jati diri bangsa terlebih dahulu. Nilai-nilai
kearifan lokal khususnya di mata para pemuda dan kaum terdidik perlu
ditingkatkan. Permasalahan serta konflik-konflik kecil antara suku, ras, dan agama
harus diredam. Namun jika dilihat dari keberjalanannya, Indonesia selalu mampu
mengatasi permasalahannya sendiri. Salah satu faktornya adalah tingginya rasa
persatuan antar suku, ras, dan agama.
Sebuah budaya akan berkembang apabila telah bersentuhan dengan
budaya lain. Ketika ada sebuah budaya yang dinilai buruk jika dilihat dari sudut
pandang penerima, maka budaya asli (budaya si penerima) akan menjadi filter
untuk menghindari pencemaran budaya. Hal semcam itulah yang terjadi di
Indonesia. Persebaran Islam dari Arab sangat berjasa dalam penyempurnaan
sebagian besar budaya di Indonesia, sehingga kita bisa menikmatinya saat ini.
Tetapi ketika dunia Arab (termasuk Mesir) menghadapi masalah, mereka terlihat
sangat sulit dalam menemukan jalan keluarnya. Disinilah Indonesia dapat hadir
sebagai penengah. Sebuah bangsa yang budayanya telah terwarnai oleh Arab,
muncul kembali untuk ikut menjadi problem solver bagi permasalahan di Mesir.
Saling melengkapi budaya satu sama lain akan memunculkan benih-benih
perubahan sosial budaya yang dapat dimanfaatkan sebagai penyempurnaan
budaya. Indonesia dan Mesir adalah bagaikan saudara kandung. Sudah saatnya
bagi Indonesia untuk terus ambil bagian dalam penyelesaian konflik di Mesir.

7

Daftar Pustaka
BUKU
ABM, M. Agastya. 2013. Arab Spring; Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh
Darah.
Jogjakarta: IRCiSoD.
Aloliliweri. 2011. Gatra-gatra Komunikasi Antar Budaya . Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Aripudin, Acep. 2012. Dakwah Antar Budaya . Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.
Barakat, Halim. 2012. Dunia Arab. Bandung: Nusa Media.
Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Shihbudi, M. Riza, dkk. 1993. Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah. Bandung:
PT Eresco.
Sulasman & Gumilar, Setia. 2013. Teori-teori Kebudaayan dari Teori Hingga
Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Taufiq, Ahmad, dkk. 2012. Pendidikan Agama Islam Pendidikan
Berbasis Agama Islam. Surakarta: Yuma Pustaka.

Karakter

JURNAL & PAPER
Muslifah, Siti. 2013. Akulturasi Budaya Timur Tengah Ke Indonesia dan
Pengaruhnya Dalam Kesusastraan (Studi Kasus Pada Serat Centhini).
Surakarta: Jurnal CMES UNS.
Setiawan.Tanpa Tahun. Potensi Peran Indonesia dalam Konflik yang Terjadi di
Mesir. Academia.edu.
INTERNET
dikti.go.id. 2014. Indonesia Perluas Kerjasama dengan Mesir . (diakses pada
tanggal 15 Oktober 2014 pkl. 18.46).
kemlu.go.id. 2009. Mesir; Profil Negara dan Kerja Samanya dengan Indonesia.
(diakses pada tanggal 13 Oktober 2014 pkl. 22.30 wib).
republika.co.id. 2013. 16 Universitas RI Jajaki Kerjasama dengan Mesir . (diakses
pada tanggal 13 Oktober 2014 pkl. 07.40 wib).

8

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111