Pendahuluan Hasil Pengujian HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis dari material komposit yang divariasikan dengan komposisi serat sabut kelapa dengan matriks resin dengan jenis BQTN 157. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik tensile strenght, pengujian kekerasan hardness. Dan pada bab IV ini akan di bahas hasil dari pengujian yang di lakukan

4.2 Hasil Pengujian

Hasil pengujian pada penelitian ini meliputi hasil pengujian dari sifat mekanisnya seperti pengujian tarik, dan pengujian kekerasan.

4.2.1 Hasil Uji Tarik

Berikut ini adalah hasil pengujian dan tabel hasil pengujian untuk tegangan, regangan dan modulus elastisitas dari hasil uji kekuatan tarik: Tegangan σ Tegangan pada uji tarik merupakan berat beban P dibagi dengan luas penampang A pada sepesimen. Maka hasil perhitungan tegangan pada untuk setiap spesimennya sama. Dapat dihitung dengan persamaan berikut: σ = � � …………………………….. 1 Dimana : σ = Tegangan Nmm 2 A = Luas penampang mm 2 P = Beban pada Maksimal N Regangan ε Regangan pada uji tarik merupakan perpanjangan ΔL dibagi dengan panjang awal L pada sepesimen dikali dengan 100. Maka hasil Universitas Sumatera Utara perhitungan tegangan pada untuk setiap spesimennya sama. Dapat dihitung dengan persamaan berikut: ε = ∆� �� ×100 …………………………….. 2 Dimana: ε = Regangan ΔL = Perpanjangan mm L f = Panjang Akhir mm L = Panjang Awal mm Modulus elastis E Modulus elastisitas pada uji tarik merupakan tegangan σ dibagi dengan regangan ε pada sepesimen. Maka hasil perhitungan tegangan pada untuk setiap spesimennya sama. Dapat dihitung dengan persamaan berikut: E = σ ε …………………………….. 3 Dimana: E = Modulus Elastisitas Nmm 2 σ = Tegangan Nmm 2 ε = Regangan Tabel 4.1 Data hasil uji tarikmulur spesimen Serat Sampel Tebal mm Lebar mm LuasAo mm² Gaya pada saat putus kg.f Panjang spesimen L0 mm Pertambahan panjang ΔL mm A1 7 12 84 146,948 83 3,33562 A2 7,01 12 84,12 154,573 82 3,42970 Universitas Sumatera Utara A3 6,61 12 79,32 161,586 85 3,57132 10 B1 6,75 12 81 116,713 86 4,38815 B2 6,84 13 88,92 106,009 85 3,63945 B3 7,57 12 90,84 102,474 85 3,71873 20 C1 6,43 13 83,59 44,361 85 4,38608 C2 6,5 13 84,5 87,401 85 4,05658 C3 6,02 12 72,24 73,597 90 4,35928 30 D1 6,12 13 79,56 10,572 87 3,94791 D2 6,38 13 82,94 12,287 87 4,66591 D3 6,24 13 81,12 10,24 85 7,34755 Dari hasil pengujian tabel 4.1 diperoleh beban tarik maksimum pada campuran serat 0 dengan resin 100 sebesar 161,586 kgf, sedangkan beban tarik minimum pada campuran serat 30 dengan resin 70 sebesar 9,24 kgf. Perhitungan Berdasarkan tabel di atas, maka kekuatan tarik, kemuluran dan modulus elastis spesimen dapat dicari berdasarkan perhitungan sebagai berikut: 1kgf=9,807N. Luas penampang awal Ao 0 serat : 100 Resin Sampel A1 adalah : Ao = 7mm x 12mm = 84mm² Fmaks = 146,948 x 9,807N = 1441,119036N Universitas Sumatera Utara Maka kekuatan tarik maks σstress spesimen adalah : σmaks = ����� �� = 1441 ,119036 84 = 17,156179Mpa Regangan ε merupakan perbandingan antara pertmabhan panjang dengan panjang mula-mula Lo dimana panjang mula-mula spesimen 83mm dan pertambahan panjang spesimen 3,33562mm maka di peroleh : ε = ΔL �� �100 = 3,33562 83 � 100 = 4,0188 Modulus elastis E merupakan konstanta dari perbandingan lurus antara tegangan dan regangan. Besarnya modulus ini sama dengan angka kemiringan dari kurva tegangan – regangan yang berupa garis lurus pada bagian yang dekat ke titik 0. E= σmaks ε = 17,156179 0,04188 = 426,89805 Untuk spesimen selanjutnya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang sama seperti di atas, dan hasilnya terdapat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Hasil HitunganOlah Data W Serat Sampel Kekuatan Tarik Mpa Elongasi Modulus Elastisitas Mpa A1 17,15617 4,1088 426,89805 A2 18,02065 4,1825 430,9085 A3 19,97823 4,2015 475,49687 B1 14,13091 5,1025 276,94091 Universitas Sumatera Utara Dari hasil perhitungan uji tarik yang telah dilakukan, maka diperoleh 4 sampel yang memiliki kondisi optimum, yaitu : 1. Sampel A3 dengankomposisi 0 serat : 100 Resin 2. Sampel B1 dengankomposisi 10 serat : 90 Resin 3. Sampel C2 dengankomposisi 20 serat : 80 Resin 4. Sampel D2 dengankomposisi 30 serat :70 resin Berikut adalah kurva stress vs strain dari spesimen pada kondisi optimum: 1. Sampel A3 dengan komposisi 0 serat : 100 Resin 10 B2 11,69174 4,2817 273,06303 B3 11,06299 4,374 252,92615 20 C1 5,20454 5,61 100,8631 C2 10,14368 4,772 210,7414 C3 9,99122 4,843 206,3022 30 D1 1,30316 4,537 28,72294 D2 1,45284 5,363 27,09006 D3 1,11706 8,086 12,9229 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Kurva stress vs strainsampel A3 dengan komposisi 0serat : 100 resin. Penjelasan Gambar : Gambar merupakan gambar dari kurva hasil pengujian tarik kondisi optimum pada komposisi 0serat : 100 resinsampel A3 yang sudah dilakukanpengujian. Dimulai dari titik nol yang merupakan awal dari penarikan spesimen, pergerakan garis menuju keatas menunjukkan kenaikan tarik yang diberikan pada spesimen hingga putus, sedangkan pergerakan garis menuju kekanan menunjukkan kenaikan nilai regangan.garis bergerak perlahan dari titik nol menuju titik kekuatan tarik maksimal. Sampai dititik maksimalyang merupakan titik puncak dan diketahui sebesar 19,97823MPayang kemudian garis pada kurva turun secara vertikal kebawah yang artinya spesimen yang diuji putus dengan regangan sebesar 4,2015. 2. Sampel B1 dengan komposisi 10 serat : 90 Resin Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Kurva stress vs strain sampel B1 dengan komposisi 10serat :90 resin. Penjelasan Gambar : Gambar merupakan gambar dari kurva hasil pengujian tarik kondisi optimum pada komposisi 10serat : 90 resinsampel B1 yang sudah dilakukanpengujian. Dimulai dari titik nol yang merupakan awal dari penarikan spesimen, pergerakan garis menuju keatas menunjukkan kenaikan tarik yang diberikan pada spesimen hingga putus, sedangkan pergerakan garis menuju kekanan menunjukkan kenaikan nilai regangan.garis bergerak perlahan dari titik nol menuju titik kekuatan tarik maksimal. Sampai dititik maksimalyang merupakan titik puncak dan diketahui sebesar 14,13091MPayang kemudian garis pada kurva turun secara vertikal kebawah yang artinya spesimen yang diuji putus dengan regangan sebesar 5,1025. Universitas Sumatera Utara 3. Sampel C2 dengan komposisi 20 serat : 80 Resin Gambar 4.3 Kurva stress vs strainsampel C2 dengan komposisi 20serat : 80 resin. Penjelasan Gambar : Gambar merupakan gambar dari kurva hasil pengujian tarik kondisi optimum pada komposisi 20serat : 80 resinsampel C2 yang sudah dilakukanpengujian. Dimulai dari titik nol yang merupakan awal dari penarikan spesimen, pergerakan garis menuju keatas menunjukkan kenaikan tarik yang diberikan pada spesimen hingga putus, sedangkan pergerakan garis menuju kekanan menunjukkan kenaikan nilai regangan.garis bergerak perlahan dari titik nol menuju titik kekuatan tarik maksimal.Sampai dititik maksimalyang merupakan titik puncak dan diketahui sebesar 10,14368MPayang kemudian garis pada kurva turun secara vertikal kebawah yang artinya spesimen yang diuji putus dengan regangan sebesar 4,772. Universitas Sumatera Utara 4. Sampel D2 dengan komposisi 30 serat :70 resin Gambar 4.4 Kurva stress vs strain sampel D2 dengan komposisi 30serat :70 resin. Penjelasan Gambar : Gambar merupakan gambar dari kurva hasil pengujian tarik kondisi optimum pada komposisi 30serat : 70 resinsampel D2 yang sudah dilakukanpengujian. Dimulai dari titik nol yang merupakan awal dari penarikan spesimen, pergerakan garis menuju keatas menunjukkan kenaikan tarik yang diberikan pada spesimen hingga putus, sedangkan pergerakan garis menuju kekanan menunjukkan kenaikan nilai regangan.garis bergerak perlahan dari titik nol menuju titik kekuatan tarik maksimal.Sampai dititik maksimalyang merupakan titik puncak dan diketahui sebesar 1,45284MPayang kemudian garis pada kurva turun secara vertikal kebawah yang artinya spesimen yang diuji putus dengan regangan sebesar 5,363.

4.2.2 Hasil Uji Kekerasan

Kekerasan merupakan ukuran ketahanan beban terhadap deformasi tekan.Sebuahindentor yang keras di tekankan kepermukaan spesimen yang di uji. Universitas Sumatera Utara Depormasi yang terjadi merupakan kombinasi perilaku elastis dan plastis, akan tetapi kekerasan umumnya hanya berkaitan dengan sifat plastis dan hanya sebagian kecil bergantung pada sifat elastis. Pengujian kekerasan dalam penelitian ini dilakukan agar dapat di ketahui pengaruh pencampuran serat serat sabut kelapa terhadap Polyester Resin BQTN 157 Penghitungan nilai kekerasan dari benda uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Rockwell dengan nilai RHNRockwell Hardness Number disesuaikan dengan tabel kekerasan. Tabel nilai RHN material komposit dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 tabel nilai RHN Spesimen Sampel Rockwell Hardness Number RHN Nilai Rata-rata Spesimen A 100 resin A1 A2 A3 78,77 77,51 76,61 77,63 Spesimen B 90 resin B1 B2 B3 13,65 11,94 13,44 13,01 Spesimen C 80 resin C1 C2 C3 10,97 10,53 10,93 10,81 Spesimen D 70 resin D1 D2 9,03 8,36 9,053 Universitas Sumatera Utara D3 9,77 Pada tabel 4.3 diperoleh nilai hasil uji kekerasan maksimum pada spesimen A 100 resin nilai RHN 78,77 sedangkan nilai hasil uji tarik minimum pada spesimen D 70 resin nilai RHN 8,36. Grafik nilai RHN rata-rata material komposit dengan persen serat pembentuk material komposit dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.5 grafik nilai RHN

4.3 DISKUSI HASIL PENELITIAN