HUBUNGAN KEJADIAN SKABIES DENGAN GAMBARAN DIRI SANTRI DI PONDOK PESANTREN BAHRUL MAGHFIROH MALANG

(1)

i

HUBUNGAN KEJADIAN SKABIES DENGAN GAMBARAN

DIRI SANTRI DI PONDOK PESANTREN BAHRUL

MAGHFIROH MALANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

YULIANTO BUDI WIBOWO NIM. 08060026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yulianto Budi Wibowo Nim : 08060026

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : HubunganKejadian Skabies Dengan Gambaran Diri Santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, 25 Oktober 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Yulianto Budi Wibowo NIM. 08060026


(5)

v

MOTTO

Seberat apapun harimu, jangan pernah biarkan

seseorang membuatmu merasa bahwa kamu tidak

pantas mendapatkan apa yang kamu impikan”

Percaya dengan impian kamu, kerjakan, kerjakan,

kerjakan, dan ketika kamu terjatuh jangan pernah

takut untuk selalu bangkit. Semakin banyak kamu

gagal maka semakin besar kesuksesan yang kamu

raih. Ketika kamu percaya itu maka kamu akan

sampai pada impian-

impian kamu”

“Orang yang paling sulit dikalahkan adalah orang

yang tidak pernah menyerah.”

“Just do it”

“Sesungguhnya sh

0latku, ibadahku,

hidupku dan matiku hanya untuk ALLAH

S.W.T yang maha gaib”


(6)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim....

Segala puji dan syukur ku persembahkan bagi sang penggenggam langit dan bumi, dengan rahman rahim yang menghampar melebihi luasnya angkasa raya. Dzat yang menganugerahkan kedamaian bagi jiwa-jiwa yang senantiasa merinduakan kemaha besarannya. Lantunan sholawat beriring salam penggugah hati dan jiwa, menjadi persembahan penuh kerinduan pada sang revolusioner Islam, pembangun peradaban manusia yang beradab Habibana wanabiyana Muhammad SAW...

Alhamdulillah maha besar Allah, sembah sujud sedalam qalbu hamba haturkan atas karunia dan rizki yang melimpah, kebutuhan yang tercukupi, dan kehidupan yang layak. Pada akhirnya tugas akhir (skripsi) ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu (insya’Allah), bila meminjam pepatah lama “Tak ada gading yang tak retak” maka sangatlah pantas bila pepatah itu disandingkan dengan karya ini. Karya ini merupakan wujud dari kegigihan dalam ikhtiar untuk sebuah makna kesempurnaan dengan tanpa berharap melampaui kemaha-sempurnaan sang “Maha Sempurna”. Dengan hanya mengharap ridho-Mu semata, kupersembahkan hasil karya kecil dan kelulusan ini untuk orang terkasih dan terhebat yang selalu menghiasi hari-hariku :


(7)

vii

Doa tulus kepada ananda seperti air dan tak pernah berhenti yang terus mengalir, pengorbanan, motivasi, kesabaran, ketabahan dan tetes air matamu yang terlalu mustahil untuk dinilai, walaupun jauh, engkaulah sebaik – baik panutan meski tidak selalu sempurna.

Adindaku tercinta “Desi Dwi Rahmawati”

Kebersamaan, dukungan, doa, kasih sayang, dan perhatianmu padaku, maafkan jika kakakmu belum bisa menjadi contoh yang baik, semoga engkau selalu jadi yang terbaik.

“My Big Family”

“Suprapto, S.E, Yusuf Mardani, Mbah Anti, dan semua yang tidak bisa disebutkan satu-persatu”, terima kasih atas do’a dan dukungan serta nasehat yang telah kalian berikan.

“Sahabat Terbaikku”

“Zaky, Dodik, Sigit, Angger”, terima kasih atas kebersamaan dikala susah dan senang yang telah kalian berikan padaku, kalian adalah sahabat terbaikku

“Teman-teman Seperjuangan”

Keluarga Besar PSIK A 2008, Alhamdulillah 4 tahun sudah lewati bersama mengarungi 154 SKS disaat susah maupun senang, kalian adalah keluarga baruku, mohon maaf jika selama ini terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak, sukses selalu buat kita semua.

Keluarga besar Kontrakan 1079 Dinoyo “Fandee, Angger, Sigit, Yunan, Dodik, Zacky, Putra, Ali, Ipul” terima kasih atas dukungan, nasehat, dan kebersamaan selama berada di gubuk tanah rantau ini, kalian adalah keluarga


(8)

viii

baruku, tanpa kalian hidup tak punya cerita, semoga tali silaturahmi ini selalu terjaga selamanya.

Semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih, semoga Allah membalas semua kebaikan kita semua. Amien…


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Alhamdulillah dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Hubungan Kejadian Skabies dengan Gambaran Diri Santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang”.Tugas Akhir Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini terselesaikan dengan baik karena adanya bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua Orang tua saya tercinta Bapak dan Ibu yang tidak henti-hentinya selalu memberikan doa dan semangat kepada saya, buat Kakak-kakakku terimakasih atas semangat dan doa yang di berikan kepada saya.

2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Nurul Aini, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak DR. Moch. Agus Krisno B., M.Kes selaku pembimbing I, terima kasih atas bimbingannya selama ini yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes, selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.


(10)

x

6. Responden, yang telah berperan aktif dan meluangkan waktu untuk penelitian saya sehingga pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan. 7. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu untuk saya selama ini. 8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan jiwa.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, 25 Oktober 2014


(11)

xi

HUBUNGAN KEJADIAN SKABIES DENGAN GAMBARAN DIRI SANTRI DI PONDOK PESANTREN BAHRUL MAGHFIRO MALANG

Yulianto Budi Wibowo1, DR. Moch. Agus Krisno B., M. Kes2, Tutu April Ariani, S.Kp.,M. Kes3

ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit scabies pada umumnya menyerang individu yang hidup berkelompok seperti di asrama, pesantren, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, dan perkampungan padat penduduk. Masalah ini dirasa sangat wajar oleh santri karena sudah menjadi hal yang sering terjadi di pondok pesantren. Bahkan ada gurauan yang menyatakan bahwa belum sah jika seorang santri yang mondok disebuah ponpes jika belum terserang skabies. Walaupun tidak sampai membahayakan jiwa, penyakit scabies perlu mendapatkan perhatian karena tingkat penularannya yang tinggi serta dapat mengganggu kenyamanan, dan gangguan konsep diri

Metode Penelitian:Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan korelasional menggunakan metode cross sectional yang meneliti hubungan antara variabel. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2014 di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang. Subyek penelitian adalah santri yang mengidap skabies, jumlah sampel sebanyak 134 orang yang diambil dengan metode purposive sampling. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (kejadian skabies) menggunakan observasi dan variabel dependen (gambaran diri) yang dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur kuisioner. Uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji statistik non parametris menggunakan uji koefisien kontingensi dengan tarap signifikan 5%.

Hasil:Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk kejadian skabies dari 134 responden, 69 santri (51,5%) terkena skabies dan 65 santri (48,5%) tidak mengidap skabies. Sedangkan untuk gambaran diri dari 134 responden, 55 santri (41,0%) memiliki gambaran diri positif, dan 79 santri (59,0%) memiliki gambaran diri negatif. Terdapat hubungan antara kejadian skabies dengan gambaran diri dengan nilai p=0,000 (p<0,05).

Kesimpulan: Ada hubungan antara kejadian skabies dengan gambaran diri santri.

Kata kunci: skabies, gambaran diri, santri.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(12)

xii

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

THE RELATIONSHIP INCIDENCE OF SCABIES WITH SELF IMAGE OF STUDENTS IN PONDOK PESANTREN BAHRUL MAGHFIRO

MALANG

Yulianto Budi Wibowo1, DR. Moch. Agus Krisno B., M. Kes2, Tutu April Ariani, S.Kp.,M. Kes3

ABSTRACT

Background:. Scabies disease primarily affects individuals who live in groups such as in dormitories, boarding schools, prisons, hospital, and densely populated settlements.This problem is considered very reasonable by most students because it is a common thing in boarding school. There's even a joke that have not been valid if a students in boarding school that if not attacked by scabies. Although not to be life threatening, disease scabies should receive more attention because of the high transmission rate and can interfere pleasure, and impaired self concept.

Methods: This study is a non experimental cross sectional correlational method to examine the relationship between variables. This research was conducted in july 2014 in Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang. Subjects were student who suffer from scabies, the amount of samples are 134 people taken by purposive sampling method. This study consists of two variables: the independent variable (incidence of scabies) using observated and the dependent variable (self image of students) using questionnaire. Tests be done in this study is a non parametric statistical tests using coefisien contingensi test with 5% significantly.

Results:The resultsof this study indicate that for the incidence of scabies of 134 respondents, 69 student (51,5%) contracted scabies and 65 student (48,5%) not infected with scabies. As for self image rate of 134 respondents, 55 student (41,0%) have positive self image and 79 student (59,0%) have negative self image. There is a relationship incidence of scabies with a self image of students with ap-value =0.000(p<0.05).

Conclusion:There is a relationship incidence of scabies with a self image of students.

Keywords: scabies, self image, student

1. Student on Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of MuhammadiyahMalang

2. Lecture on Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

3. Lecture on Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang


(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Dan Keaslian Penelitian ... iv

Motto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... ix

Abstrak ... xi

Abstract ... xii

Daftar Isi ... xiii

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Tabel ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Teoritis ... 5

1.4.2 Praktis ... 5

1.5 Batasan Penelitian ... 6

1.6 Keaslian Penelitian ... 6

1.7 Penegasan Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Skabies ... 10

2.1.1 Pengertian …... 10

2.1.2 Etiologi ... 10

2.1.3 Epidemologi ... 12


(14)

xiv

2.1.5 Patofisiologis... 12

2.1.6 Gejala Klinis...13

2.1.7 Histopatologis Skabies ... 15

2.1.8 Imunologi Skabies ... 15

2.1.9 Klasifikasi Skabies ... 15

2.1.10 Dampak Skabies ... 18

2.1.11 Pengobatan ... 19

2.1.12 Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Skabies ... 21

2.2 Konsep Gambaran Diri ... 23

2.2.1 Konsep Gambaran Diri ... 23

2.2.2 Komponen Gambaran diri ... 24

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Gambaran Diri ... 25

2.2.4 Gangguan Gambaran Diri ... 30

2.2.5 Tanda Yang Menunjukkan Gangguan Gambaran Diri ... 31

2.2.6 Tanda dan Gejala dari Gangguan Gambaran Diri ... 32

2.2.7 Dimensi Gambaran Diri ... 32

2.2.8 Pembagian Gambaran Diri ... 34

2.3 Hubungan Kejadian Skabies Terhadap Gambaran Diri Santri ... 35

2.4 Peran Perawat ... 38

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 39

3.1 Kerangka Konsep ... 39

3.2 Hipotesis Penelitian ... 40

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 41

4.1 Desain Penelitian ... 41

4.2 Kerangka Penelitian ... 41

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ... 42

4.3.1 Populasi ... 42

4.3.2 Teknik Sampling ... 42

4.3.3 Sampel Penelitian... 42

4.4 Variabel Penelitian ... 43

4.4.1 Variabel Independen (X) ... 43

4.4.2 Variabel Dependen (Y) ... 43

4.5 Definisi Operasional ... 43

4.6 Tempat Penelitian ... 44

4.7 Waktu Penelitian ... 45

4.8 Instrumen Penelitian ... 45

4.9 Prosedur Pengumpulan Data dan Analisa Data... 46

4.9.1 Pengumpulan Data... 46

4.9.2 Analisa Data... 47

4.10 Etika Penelitian ... 49

4.10.1 Informed Consent ... 49

4.10.2 Anonimity ... 50

4.10.3 Confidentality ... 50


(15)

xv

5.1 Karakteristik Sampel ... 51

5.1.1 Berdasarkan Usia ... 51

5.1.2 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 52

5.2 Kejadian Skabies ... 52

5.3 Gambaran Diri ... 53

5.4 Analisis Hubungan Kejadian Skabies Dengan Gambaran Diri ... 53

BAB VI PEMBAHASAN ... 57

6.1 Identifikasi Karakteristik Santri Mukim ... 57

6.2 Identfikasi Kejadian Skabies Pada Santri ... 59

6.3 Identifikasi Gambaran Diri Santri ... 60

6.4 Analisis Hubungan Kejadian Skabies Dengan Gambaran Diri Santri... ...62

6.5 Keterbatasan Penelitian ... 65

6.6 Implikasi Keperawatan ... 66

BAB VII PENUTUP ... 69

7.1 Kesimpulan ... 69

7.2 Saran ... 70


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rancangan Sistematis Kerangka Konseptual Penelitian ... 39 Gambar 4.2Kerangka Penelitian... 41


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.5 Definisi Operasional ... 44

Tabel 4.8 Kisi-Kisi Kuisoner... 45

Tabel 5.1.1 Distribusi Data usia... 51

Tabel 5.1.2 Distribusi Data berdasarkan tingkat pendidikan ... 52

Tabel 5.2 Kejadian Sekabies Pada Santri... 52

Tabel 5.3Gambaran Diri Santri ... 53

Tabel 5.4 Kejadian Skabies Dengan Gambaran Diri Santri ... 54

Tabel 5.5 Hasil Analisis Hubungan Kejadian Skabies Dengan Gambaran Diri Santri... 55


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Studi Pendahuluan dan Penelitian …… ... 75

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Ponpes Bahrul Magfiroh Malang... 76

Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden ... 77

Lampiran 4Distribusi Gambaran Diri Santri... 86

Lampiran 5 Data Kejadian Skabies ... ... 90

Lampiran 6 Hasil Uji Statistik Dan SPSS ... 95

Lampiran 7 Lembar Konsultasi ... 97


(19)

xix

DAFTAR PUSTAKA

Afraniza, Yuzzi. 2011. Hubungan Antara Praktik Kebersihan Diri dan Angka Kejadian Skabies di Pesantren Kyai Gading Kabupaten Demak. Artikel Ilmia Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.

Al-Falakh. 2009. Scabies. Diakses 05 Mei 2013. http://alfalakh. blogspot. com/2009/04/skabies.html

Asrina, Haerani. 2013. Makalah Citra Tubuh. Diakses pada tanggal 05 november 2013 pukul 10.30 dari web: http://haeraniasrina.blogspot.com

Aulia, Mike. 2012. Makalah Body Image. tanggal 05 november 2013 pukul 10.00 dari web: http://mikeauliaputri.blogspot.com

Budiar, Fillah. 2013. Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh dan Kejadian Female Athlete Triad (FAT) pada Remaja Putri. Journal of Nutrition College, volume 2, No. 4, 2013: 705-712. http://ejournal-s1.undip.ac.id/indek.php/jnc.

Cak, Moki. 2007. Skabies: Kulit Gatal Bikin Sebal. Diakses 05 Mei 2013 dari web: http://www.k-sate-edu/parasitlogy/625tutorials/Anthropods01.html

Dariyono, Agoes. 2004. Psikologi perkembangan remaja. Bogor Selatan: Galia Indonesia. Djuanda, A., Hamzah M., Aisah S. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ermawati, Suliswati, Pipin, Rochimah, Endang. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial Jakarta: atrans Info Media.

Hasanah, Uswatun. 2013. Pembentukan Identitas Diri dan Gambaran Diri Pada Remaja Putri Bertato di Samarinda. eJournal Psikologi, 2013, 1 (2): 177-186.

ejournal.ip.fisip.unmul.org

Handajani. 2007. hubungan Antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon. Diakses: 10 november 2013. http://etd.eprints.ums.ac.id/9272/2/J410050011.pdf

Handri. 2010. Info Kesehatan Penyakit Kulit. Jakarta.

Honigman, Robert dan David. J. Castle. 2007. Living Whit Your Looks. Victoria: University of Western Australia Press


(20)

xx

Ilhamd, agiil. 2013. Askep skabies. Diakses 14 Januari 2014 pukul 12.00 dari web: http://kedokcakep.blogspot.com

Indika, Kinanti. 2010. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas. Skripsi Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sumatra Utara. Diakses 15 mei 2013. http://digilib.unimus.ac.id

Kartika. H. 2008. Skabies. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. http://henykartika.wordpress.com.

Kuspriyanto. 2002. Pengaruh Sanitasi dan Higiene Perorangan Terhadap Penyakit Kulit. Tesis. Surabaya: pascasarjana Universitas Airlangga.

Kusumawati. F., Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: salemba medika. Lutfiwati, Sri. (2012). Hubungan Antara Citra Tubuh Dengan Kecemasan pada Wanita Yang

Menghadapi Menopause. Diakses 10 Mei 2013.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-widayatnim-6673-5-daftarp-a.pdf

Melliana, Annastasia. 2006. Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan.

Yogyakarta : LKIS Pelangi Aksara

Nelly, Sitti, Agnes. (2012). Faktor Resiko Skabies pada Siswa Pondok Pesantren (Kajian di Pondok Pesantren Darul Hijrah, Kelurahan Cindai Alus, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan). Jurnal Buski, volume 4, No. 1, juni 2012: 14-22.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugraheni. 2008. Pengaruh sikap tentang kebersihan diri terhadap Timbulnya skabies ( gudik ) pada santriwati di pondok pesantren al-muayyad Surakarta. Diakses: 10 November 2011. http://etd.eprints.ums.ac.id/889/1/J210040035.pdf

Nursalam. 2013. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Oswari. 2005. Bedah dan Perawatannya, Ed. Ke-4. Universitas Indonesia.

Papalia, D.E., Olds, S. & W. Feldman D.R. 2008. Human Development ( Psikologi Perkembangan ) Edisi ke 9. Jakarta : Kencana.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta : EGC.

Primanggono, Silvianus. 2012. Askep Skabies. Diakses pada tanggal 5 januari 2014 pukul 10.00 dari web: http://areamahasiswarantau.blogspot.com


(21)

xxi

Rejeki, Sri. 2009. Persepsi Remaja Tentang Body Image Ditinjau Dari Konsep Diri. Skripsi Mahasiswa Fakultas Psikologi, UNIKA, Semarang.

Ridha, Muhammad. (2012). Hubungan Antara Body Image Dengan Penerimaan Diri pada Mahasiswa Aceh Di Yogyakarta. EMPATHY. Vol. I No.1, Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Rohmawati. N. Riris. Hubungan Antara Faktor Pengetahuan dan Perilaku Dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren AL-Muayyad Surakarta. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, UMS, surakarta.

Santrock, Jhon W. 2003. Adolescence; Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Soemardini, Heni, Ulfah. (2012). Hubungan Gambaran Diri Dengan Tingkat Kecemasan

Ibu pada Masa Perimenopause di RW 03 Desa Pakis Kembar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Majalah Kesehatan Fakultas Kedokteran, UB, malang. Stuart dan sundden. 2006. Buku Saku Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC

Sudirman. T. 2006. Skabies : Masalah Diagnosis dan Pengobatannya. Majalah Kesehatan Damianus. Vol. 5, No. 3.

Sugiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Tarjadi. 2009. Gambaran Diri. Diakses tanggal 14 januari 2014 pukul 12.30 dari web: http://wordpress.com

Supri. S. 2013. Asuhan Keperawatan Skabies. Diakses tanggal 1 Mei 2014. http://alfrz.blogspot.com.

Villi, Dona. (2007). Citra Tubuh Remaja Putri Menikah Dan Memiliki Anak. Jurnal Psikologi, Volume 1, No. 1, Desember 2007.

Wayan. D. 2014. Trend dan Isu Keperawatan Jiwa Dalam Terapi. Diakses tanggal 20 Februari 2014. http://nswayandarsana.blogspot.com.

Wong. S. 2009. Body Image Pada Remaja. Diakses tanggal 10 Mei 2013. http://anwarsasake.wordpress.com.

Yasin. 2009. Prevalensi Skabies dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Siswa Siswi Pondok Pesantren Darul Mujadah Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah Bulan Oktober Tahun 2009. Laporan Penelitian Mahasiswa Kedokteran, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Yusnita, Henny. 2005. Gambaran Faktor Lingkungan yang Menimbulkan Skabies Pada Pondok Pesantren Modern Raudhatul Hasnah Paya Bundung Medan


(22)

xxii

Tahun 2005. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara, Medan.


(23)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skabies merupakan penyakit kulit yang masih sering di jumpai di Indonesia dan tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat (Sudirman, 2006). Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisa situngau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh (Djuanda, 2007). Skabies merupakan penyakit endemi di masyarakat. Penyakit ini banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua golongan umur. Penyakit kulit skabies merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan seksual. Penularan secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan selimut (Djuanda, 2007). Penyakit ini mudah menular dan banyak faktor yang membantu penyebarannya antara lain kemiskinan, hygiene individu yang jelek dan lingkungan yang tidak sehat (Sudirman, 2006).

Penyakit scabies pada umumnya menyerang individu yang hidup berkelompok seperti di asrama, pesantren, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, perkampungan padat, dan rumah jompo (Sudirman, 2006). Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit skabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Skabies mudah


(24)

2

menyebar baik secara langsung atau melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah dipergunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau sarcoptesnya. Skabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti disela-sela jari, siku, selangkangan (Nugraheni, 2008).

Menurut hasil penelitian Handayani (2007), di Pondok Pesantren Nihayatul Amal menunjukkan bahwa persentase responden yang terkena skabies ada 62,9% mempunyai kebiasaan mencuci pakaian bersama pakaian temannya 61,4%, mempunyai kebiasaan tidur bersama temannya yang menderita skabies 60,0%, mempunyai kebiasaan memakai selimut bersama-sama temannya yang menderita skabies 54,3% dan 32,8% yang mempunyai kebiasaan berwudlu tidak menggunakan kran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan pemakaian sabun mandi, kebiasaan pemakaian handuk, kebiasaan berganti pakaian, kebiasaan tidur bersama, dan kebiasaan mencuci pakaian bersama penderita skabies dengan kejadian skabies.

Masalah ini dirasa sangat wajar oleh sebagian santri karena sudah menjadi hal yang sering terjadi di Pondok Pesantren. Bahkan ada gurauan dikalangan santri dan kyai bahwa belum sah jika seorang santri yang mondok disebuah ponpes jika belum terserang penyakit kudis (scabies). Untuk meningkatkan derajat kesehatan santri perlu adanya upaya untuk membuat sebuah unit atau pusat kesehatan santri (puskestren) sehingga diharapkan adanya peningkatan derajat kesehatan perorangan dengan hasil akhir menurunnya angka kesakitan penyakit menular. Walaupun tidak sampai membahayakan jiwa, penyakit skabies perlu mendapatkan perhatian karena tingkat penularannya yang tinggi


(25)

3

serta dapat mengganggu kenyamanan, terutama saat tidur dimalam hari dan gangguan konsep diri. Selain itu adanya kelainan kulit menyerupai dermatis dengan adanya papul, vesikel, urtika akan mengakibatkan perubahan penampilan yang mempengaruhi gambaran diri atau body image.

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap dirinya baik sadar maupun tidak sadar atau tidak sadar. Persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, serta potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Jika individu menerima dan menyukai dirinya, merasa aman dan bebas dari rasa cemas disebut selft esteem meningkat (Hartono, 2010).

Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh bertempat di Ds Watu Gong Jl Joyo Agung Atas No 02 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, dengan luas kurang lebih 500 m2. Jumlah santri di ponpes bahrul Maghfiroh terdapat 200 santri. Model pendidikan yang diberikan kepada santri adalah menggunakan pendidikan salaf. Tempat istirahat santri bermodelkan asrama yang terdiri dari kamar-kamar. Setiap kamarnya dihuni oleh beberapa orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari data yang dimiliki Puskesmas Dinoyo selaku tempat pelayanan kesehatan dari Ponpes Bahrul Maghfiroh diperoleh angka kejadian penyakit scabies pada santri untuk bulan September terdapat 60 kasus, Oktober 22 kasus, November 29 kasus, dan bulan Desember 55 kasus dalam tahun 2013.

Kurang efektifnya penerapan tatanan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) di Pondok Pesantren yang meliputi : kebersihan perorangan, penggunaan air bersih, kebersihan tempat wudhlu, penggunaan jamban, kebersihan asrama, kepadatan penghuni, kebersihan ruang belajar, dan kebersihan halaman menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kejadian


(26)

4

skabies di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. Hal ini juga didukung oleh personal hygine santri yang kurang baik, kebiasaan mencuci pakain satu minggu sekali, masih terdapat kebiasaan bertukar-tukar handuk dan pakaian, itensitas mandi yang kurang, kamar yang berpenghuni padat yaitu sampai 20 orang, kebiasaan makan yang bersamaan dalam suatu wadah dan tidak melakukan mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan tersebut bertentangan dengan adanya ungkapan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Sikap yang dimiliki oleh para santri hendaknya diterapkan dalam perilaku hidup bersih dan sehat perorangan sehingga diharapkan akan menurunkan angka kesakitan penyakit skabiesdi lingkungan Pondok Pesantren.

Sehubungan dengan permasalahan yang di jelaskan diatas mengenai adanya ungkapan di Pondok Pesanteren bahwa santri belum sah menjadi santri jika belum terkena scabies, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang tingkat gambaran diri pada santri yang mengidap skabies di Pondok Pesantren.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : Adakah hubungan kejadian skabies dengan gambaran diri santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang.


(27)

5

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kejadian skabies dengan gambaran diri santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kejadian scabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Magfiro Malang.

b. Mengidentifikasi gambaran diri santri penderita scabies di Pondok Pesantren Bahrul Magfiro Malang.

c. Mengidentifikasi gambaran diri santri yang tidak terkena skabies di pondok pesantren Bahrul Maghfiro Malang

d. Menganalisis hubungan kejadian scabies dengan gambaran diri santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan adanya pengaruh antara hubungan kejadian sabies dengan gambaran diri.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya dalam bidang Ilmu Keperawatan, khususnya menyangkut peran perawat sebagai edukator.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan dampak dari kejadian skabies.


(28)

6

1.4.2 Praktis

a. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perawat dalam melakukan intervensi di dalam keluarga dan masyarakat, pada penyakit scabies dengan cara meningkatkan gambaran dirinya.

1.5 Batasan penelitian

a. Sampel yang akan diteliti adalah santri mukim dengan usia 15-20 tahun di pondok pesantren Bahrul Magfiro Malang.

b. Tempat yanga akan dijadikan penelitian mencakup lingkungan pondok pesanteren Bahrul Maghfiro.

c. Variable yang akan diteliti adalah gambaran diri santri yang terkena skabies.

d. Penelitian ini hanya bersifat untuk mengetahui bagaimana hubungan kejadian scabies dengan gambaran diri santri di pondok pesantren Bahrul Mahgfiro Malang.

1.6 Keaslian penelitian

Dari hasil kajian pustaka, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian tentang hubungan motivasi diri dengan perilaku diet pada remaja putri belum pernah dilakukan, namun penelitian yang memiliki kemiripan pernah dilakukan seperti tercantum sebagai berikut :

Kinanti Indika (2010), yaitu “gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah incidental sampling. Hasil menunjukkan bahwa citra tubuh pada remaja yang obesitas yang berada dalam


(29)

7

kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), kategori netral sebanyak 39 orang (39%), dan kategori positif sebanyak 33 orang (33%).

Perbedaan dengan penelitiaan ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kejadian scabies sebagai variabel independen dan gambaran diri santri sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control dengan metode purposive sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

Penelitian kedua dilakukan oleh Rini megawati (2005), yaitu “gambaran

kejadian penyakit skabies di pondok pesantren”, Penelitian ini termasuk kelompok penelitian deskriptif karena hanya akan menggambarkan kejadian penyakit scabies pada santriwan dan santriwati. Dari beberapa sampel yang diperiksa terdapat 47% orang yang tergolong dalam kategori baik dan 53% tergolong dalam kategori buruk.

Perbedaan dengan penelitiaan ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kejadian scabies sebagai variabel independen dan gambaran diri santri sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control dengan metode purposive sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

Penelitian ketiga adalah Raisa Andea (2009), yaitu “hubungan antara body image dengan perilaku diet pada remaja”. Menggunakan penelitian yang bersifat


(30)

8

dengan perilaku diet pada remaja. Dari hasil analisa penelitian yaitu terdapat hubungan negatif antara body image degan perilaku diet dengan nilai r = -.554,p (two tailed) < 0.01. artinya semakin positif body image maka intensitas perilaku diet yang dilakukan akan semakin rendah, dan sebaliknya, semakin tinggi body image maka intensiitas perilaku diet yang dilakukan akan semakin tinggi.

Perbedaan dengan penelitiaan ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kejadian scabies sebagai variabel independen dan gambaran diri santri sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control dengan metode purposive sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

Penelitian keempat yang dilakukan oleh Marga (2007) berjudul

“hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian kolerasi deskriptif. Hasil penelitian ini adalah 1) mayoritas ibu menopause di kelurahan Lhok Keutapang Tapak tuan memiliki gambaran diri menerima, 2) 56,3% ibu menopause di kelurahan Lhok Keutapang Tapak tuan memiliki tingkat kecemasan yang ringan, 3) ada kolerasi positif yang signifikan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu menopause ( r = 0,39; p = 0,02 ) dengan interpretasi hubungan sedang, 4) nilai koefisien kolerasi positif 0,39 maka gambaran diri menerima maka tingkat kecemasan berkurang.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini


(31)

9

adalah kejadian scabies sebagai variabel independen dan gambaran diri santri sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control dengan metode purposive sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

1.7 Penegasan istilah

a. Scabies : adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei dan produknya (Djuanda, 2007). Gejala klinis yang ditimbulkan adalah gatal-gatal yang timbul terutama pada malam hari, timbulnya bintik-bintik merah (rash), adanya kunikulus, dan ditemukannya tungau.

b. Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar, sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, potensi tubuh saat ini dan masa lalu secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman yang baru. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan.

c. Pondok pesantren : sekolah islam bersama (Islamic boarding School) dan pendidikan umum yang persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum. Para pelajar pesantren disebut santri yang dibedakan menjadi dua yaitu, santri mukim (santri yang menetap di pesantren dalam kurun waktu yang cukup lama) dan santri kalong (santri yang tidak menetap di pesantren)


(1)

skabies di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. Hal ini juga didukung oleh personal hygine santri yang kurang baik, kebiasaan mencuci pakain satu minggu sekali, masih terdapat kebiasaan bertukar-tukar handuk dan pakaian, itensitas mandi yang kurang, kamar yang berpenghuni padat yaitu sampai 20 orang, kebiasaan makan yang bersamaan dalam suatu wadah dan tidak melakukan mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan tersebut bertentangan dengan adanya ungkapan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Sikap yang dimiliki oleh para santri hendaknya diterapkan dalam perilaku hidup bersih dan sehat perorangan sehingga diharapkan akan menurunkan angka kesakitan penyakit skabies di lingkungan Pondok Pesantren.

Sehubungan dengan permasalahan yang di jelaskan diatas mengenai adanya ungkapan di Pondok Pesanteren bahwa santri belum sah menjadi santri jika belum terkena scabies, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang tingkat gambaran diri pada santri yang mengidap skabies di Pondok Pesantren.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : Adakah hubungan kejadian skabies dengan gambaran diri santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang.


(2)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kejadian skabies dengan gambaran diri santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kejadian scabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Magfiro Malang.

b. Mengidentifikasi gambaran diri santri penderita scabies di Pondok Pesantren Bahrul Magfiro Malang.

c. Mengidentifikasi gambaran diri santri yang tidak terkena skabies di pondok pesantren Bahrul Maghfiro Malang

d. Menganalisis hubungan kejadian scabies dengan gambaran diri santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiro Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan adanya pengaruh antara hubungan kejadian sabies dengan gambaran diri.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya dalam bidang Ilmu Keperawatan, khususnya menyangkut peran perawat sebagai edukator.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan dampak dari kejadian skabies.


(3)

1.4.2 Praktis

a. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perawat dalam melakukan intervensi di dalam keluarga dan masyarakat, pada penyakit scabies dengan cara meningkatkan gambaran dirinya.

1.5 Batasan penelitian

a. Sampel yang akan diteliti adalah santri mukim dengan usia 15-20 tahun di pondok pesantren Bahrul Magfiro Malang.

b. Tempat yanga akan dijadikan penelitian mencakup lingkungan pondok pesanteren Bahrul Maghfiro.

c. Variable yang akan diteliti adalah gambaran diri santri yang terkena skabies.

d. Penelitian ini hanya bersifat untuk mengetahui bagaimana hubungan kejadian scabies dengan gambaran diri santri di pondok pesantren Bahrul Mahgfiro Malang.

1.6 Keaslian penelitian

Dari hasil kajian pustaka, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian tentang hubungan motivasi diri dengan perilaku diet pada remaja putri belum pernah dilakukan, namun penelitian yang memiliki kemiripan pernah dilakukan seperti tercantum sebagai berikut :

Kinanti Indika (2010), yaitu “gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah incidental sampling. Hasil menunjukkan bahwa citra tubuh pada remaja yang obesitas yang berada dalam


(4)

kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), kategori netral sebanyak 39 orang (39%), dan kategori positif sebanyak 33 orang (33%).

Perbedaan dengan penelitiaan ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kejadian scabies sebagai variabel independen dan gambaran diri santri sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control dengan metode purposive sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

Penelitian kedua dilakukan oleh Rini megawati (2005), yaitu “gambaran kejadian penyakit skabies di pondok pesantren”, Penelitian ini termasuk kelompok penelitian deskriptif karena hanya akan menggambarkan kejadian penyakit scabies pada santriwan dan santriwati. Dari beberapa sampel yang diperiksa terdapat 47% orang yang tergolong dalam kategori baik dan 53% tergolong dalam kategori buruk.

Perbedaan dengan penelitiaan ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kejadian scabies sebagai variabel independen dan gambaran diri santri sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control dengan metode purposive sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

Penelitian ketiga adalah Raisa Andea (2009), yaitu “hubungan antara body image dengan perilaku diet pada remaja”. Menggunakan penelitian yang bersifat korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image


(5)

dengan perilaku diet pada remaja. Dari hasil analisa penelitian yaitu terdapat hubungan negatif antara body image degan perilaku diet dengan nilai r = -.554,p (two tailed) < 0.01. artinya semakin positif body image maka intensitas perilaku diet yang dilakukan akan semakin rendah, dan sebaliknya, semakin tinggi body image maka intensiitas perilaku diet yang dilakukan akan semakin tinggi.

Perbedaan dengan penelitiaan ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kejadian scabies sebagai variabel independen dan gambaran diri santri sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control dengan metode purposive sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

Penelitian keempat yang dilakukan oleh Marga (2007) berjudul “hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian kolerasi deskriptif. Hasil penelitian ini adalah 1) mayoritas ibu menopause di kelurahan Lhok Keutapang Tapak tuan memiliki gambaran diri menerima, 2) 56,3% ibu menopause di kelurahan Lhok Keutapang Tapak tuan memiliki tingkat kecemasan yang ringan, 3) ada kolerasi positif yang signifikan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu menopause ( r = 0,39; p = 0,02 ) dengan interpretasi hubungan sedang, 4) nilai koefisien kolerasi positif 0,39 maka gambaran diri menerima maka tingkat kecemasan berkurang.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini


(6)

adalah kejadian scabies sebagai variabel independen dan gambaran diri santri sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control dengan metode purposive sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

1.7 Penegasan istilah

a. Scabies : adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei dan produknya (Djuanda, 2007). Gejala klinis yang ditimbulkan adalah gatal-gatal yang timbul terutama pada malam hari, timbulnya bintik-bintik merah (rash), adanya kunikulus, dan ditemukannya tungau.

b. Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar, sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, potensi tubuh saat ini dan masa lalu secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman yang baru. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan.

c. Pondok pesantren : sekolah islam bersama (Islamic boarding School) dan pendidikan umum yang persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum. Para pelajar pesantren disebut santri yang dibedakan menjadi dua yaitu, santri mukim (santri yang menetap di pesantren dalam kurun waktu yang cukup lama) dan santri kalong (santri yang tidak menetap di pesantren)


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI MUKIM DI PONDOK PESANTREN BAHRUL MAGHFIROH MALANG

15 102 30

HUBUNGAN SKABIES DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SANTRI PONDOK PESANTREN DI BANDAR LAMPUNG

0 18 56

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 4 14

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN AS-SALAM Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta 2013.

0 1 14

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN AS-SALAM Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta 2013.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA (SANTRI) PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

2 6 16

HUBUNGAN ANTARA PERSONAL HYGIENE SANTRI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN AL-HASANI KOMYOS SUDARSO - Repository UM Pontianak

0 0 15