HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI MUKIM DI PONDOK PESANTREN BAHRUL MAGHFIROH MALANG

(1)

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI MUKIM DI PONDOK

PESANTREN BAHRUL MAGHFIROH MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

SIGIT HARRY NUGROHO 07060041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI MUKIM DI PONDOK

PESANTREN BAHRUL MAGHFIROH MALANG

SKRIPSI

Disusun oleh:

SIGIT HARRY NUGROHO 07060041

Skripsi ini telah disetujui Tanggal 23 April 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Ainur Rofieq, M. Kes Rohmah Susanto,S.Kep.,Ns

NIP.19651001.19900311.004 NIP.UMM.112.0309.0392

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Nurul Aini, S.kep.,Ns.,M.Kep NIP.UMM 112.0501.0419


(3)

ii

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI MUKIM DI PONDOK

PESANTREN BAHRUL MAGHFIROH MALANG

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Disusun Oleh: Sigit Harry Nugroho

07060041 Diujikan

Pada Tanggal 02 Mei 2012

Penguji I, Penguji II,

Drs. Ainur Rofieq, M.Kes Rohmah Susanto,S.Kep.,Ns

NIP.19651001.19900311.004 NIP.UMM.112.0309.0392

Penguji III, Penguji IV,

Aini Alifatin, Skp.,M.Kep Yoyok Bekti P., M.Kep.,Sp.Kom

NIP.UMM.112.9311.0305 NIP. UMM. 112.0309.0405

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M.Kep,Sp.Mat NIP.UMM. 112.9311.0304


(4)

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sigit Harry Nugroho

Nim : 07060041

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Skabies pada Santri Mukim di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambialihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, 14 April 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Sigit Harry Nugroho NIM. 07060041


(5)

iv

MOTTO

“Ilmu menunjukan kebenaran akal, maka

barang siapa yang berakal, niscaya dia berilmu”

(Sayyidina Ali bin Abi Tholib)

Barang siapa yang menuntut ilmu tanpa

bimbingan Syekh (Guru Mursyid) maka wajib

setan Gurunya”

(Abu Yazid al-Bisthami)

Sesali masa lalu karena ada kekecewaan

dan kesalahan

kesalahan, tetapi jadikan

penyesalan itu sebagai senjata untuk masa

depan agar tidak terjadi kesalahan lagi


(6)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, syukur tak terhingga kepada ALLAH SWT, Rabb yang menguasai bathin dan jasadku. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjunganku Rosulullah Muhammad SAW.

Karya kecil ini ku persembahkan untuk :

Guru Besarku (Mursyid)

Ucapan terimakasih tak terukur pada Guru besarku (Mursyid) Alm. Syech Abdurroqib Bin Abdurrahim (Al-H. Syekh Fadlan Ilzham Harromain) dan Syekh Hasan Abdullah sebagai Mursyid Thorikoh Qodiriyah Wannaqsyabandiyah Al-Abroriyah Al-Bustomiyah yang telah

memberikan barokah do’a dan ridhonya atas segala apa yang penulis capai sampai saat ini.

Serta terimakasih untuk Gus Hafid (kakakku) yang selama ini telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Kedua Orang Tuaku

Terimakasih buat ibu bapakku tercinta yang tak pernah lelah mendidik dan mendukung dalam setiap langkah hidupku, kasih sayang kalian takkan tergantikan.

Kedua Kakakku

Terimakasih atas nasehat, dukungan dan kasih sayang yang selalu kakak curahkan kepadaku.

Jama’ah Thoriqoh Qodiriyah Wannaqsyabandiyah Al-Abroriyah Al-Bustomiyah

Terimakasih buat seluruh jamaah Thoriqoh Qodiriyah Wannaqsyabandiyah Abroriyah Al-Bustomiyah khususnya jamaah malang (muhammad aqil, joko,yudo, yuda, mashudi, arif, rizky, ndaru, irwan, mas aan, rizal, Arik, Rezy, dll) atas bantuan, doa dan dukungannya,

”kalian adalah bagian dari keluarga besarku”.

Teman-temanku,

Thank for all.


(7)

vi

Hanya ucapan terima kasih yang dapat saya sampaikan

kepada kalian semua, (yang mengenal, mendukung dan

mendoakan saya) sehingga saya sampai menjadi seperti

sekarang. Semoga Allah SWT membalas semua yang kalian

berikan bagi saya…….Amien.

Terima

kasih

kepada

orang-orang

yang

telah

memberikan dukungan semangat ketika aku mulai

berputus asa thanks for all (04 April 2012).

Terimakasih kepada orang-orang yang membantuku

pada saat tgl 13 Maret 2012 (Mas Arif, Ipul, herian, ali,

dodik, zaki, dan liyan).

To irwan, terimakasih banyak... tetaplah ingat dengan

tgl 13 ya...

”tetaplah melangkah dengan semangat

yang tak pernah lengah.”

Teman-teman yang membantu skripsiku ketika aku

mengalami kesulitan, Terima kasih atas ilmu yang telah

kalian salurkan kepadaku.

Teman-teman seperjuanganku semasa kuliah, Semoga

kita semua jadi orang yang sukses di masa

depan…amien.

Teman-teman satu bimbingannya Bapak Rofieq yang

terdahulu(Riska,Brian,dkk) dan yang terbaru (Septi)

yang telah berjuang bersama mulai awal bimbingan

Gunung Arjuno 3339 mdpl

“UNTUK SEMUA ORANG YANG


(8)

vii

yang selalu sabar antri dan menunggu Bapak

memberikan nasehat, arahan dan motivasi kepada kita

semua dalam khususnya penyelesaian skripsi.

Teman-teman kontrakan Dinoyo Gang 10 no 1079A

(Angger, Yunan, Fandy, Dodik, Zaki, Liyan).

Semua teman-teman PSIK A 07, Alhamdulillah kita

sudah lewati hari-hari bersama semasa kuliah, kalian

adalah kelurgaku ketika aku jauh dari orang tuaku.

Terima kasih atas saran, nasehat dan semua

pembelajaran yang teman-teman berikan.

Semua teman-teman PSIK 07 (A & B), semoga setelah

lulus wisuda dan profesi, kalian semua menjadi orang

yang sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa…amien.

Adik tingkat PSIK 08, terimakasih ya...

Semua pihak yang telah turut membantu, yang tidak

dapat saya sampaikan satu persatu. Terima kasih.

Gunung Panderman 2030 mdpl

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah

dituturkan dari mulut ke mulut tetapi

cinta adalah anugerah Tuhan yang

indah dan suci jika manusia dapat


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Skabies pada Santri Mukim di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Malang “. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan tulus kepada :

1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

3. Drs. Ainur Rofieq, M.Kes selaku pembimbing I sekaligus penguji I yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penyusunan penelitian ini.

4. Rohmah Susanto, S.Kep, Ns selaku pembimbing II sekaligus penguji II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penyusunan penelitian ini.

5. Aini Alifatin,S.kp., M.Kep selaku penguji III dalam skripsi ini. Terimakasih atas saran yang telah diberikan guna menambah pengatahuan saya dalam penyelesaian penelitian ini.

6. Yoyok Bekti P., M.Kep., Sp.Kom. selaku penguji IV dalam skripsi ini. Terimakasih atas masukan-masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Edi Purwanto S.kep., Ns. yang telah sedikit banyak memberikan masukan-masukannya dalam penyelesaian skripsi ini

8. Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang yang telah memberikan izin peneliti untuk dapat melakukan penelitian.

9. Kepala Puskesmas Dinoyo, Malang yang telah memberikan banyak informasi dalam penelitian ini.


(10)

ix

10. Bu lilik selaku Pemegang kendali bagian Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Dinoyo. Terimakasih atas bantuannya dalam pendataan responden dalam penelitian ini.

11. Mas Harun Selaku perwakilan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, yang telah banyak membantu peneliti dalam melakukan penelitian .

12. Bapak, Ibu dan Kakakku tercinta yang telah memberikan dukungan serta nasehatnya selama menempuh pendidikan ini.

13. Semua dosen PSIK UMM yang telah memberikan ilmu, pendidikan serta bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa di PSIK UMM.

14. Santri Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

15. Temen-temen yang telah memberikan motivasi kepada saya dalam penyelesaian penelitian ini.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Malang, 14 April 2012


(11)

x ABSTRAK

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Skabies pada Santri Mukim di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Malang

Sigit Harry Nugroho1, Ainur Rofieq2, Rohmah Susanto3

Latar belakang : Skabies merupakan penyakit kulit yang masih sering di jumpai di Indonesia dan tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat. Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-ganti pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi. Selain itu faktor penularannya bisa melalui tidur bersama dalam satu tempat tidur, lewat pakaian, perlengkapan tidur atau benda -benda lainnya. Cara penularan (transmisi ): kontak langsung misal berjabat tangan, tidur bersama dan kontak seksual. Kontak tidak langsung misalnya melalui pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain.

Metode : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian observasi analitik dengan pendekatan case control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 santri mukim di Pondok Pesantren Bahrul maghfiroh, Malang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan fixed disease sampling. Dengan variabel independen adalah perilaku hidup bersih dan sehat dan variable dependen adalah kejadian skabies. Analisa data yang digunakan adalah dengan uji Chie Square dengan taraf signifikasi 0,05.

Hasil : Dari hasil uji chi square didapatkan hasil bahwa χ2 hitung adalah 6,2 dan χ2 tabel adalah 3,841 sehingga χ2 hitung > χ2 tabel maka H

0 ditolak. Maka Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berhubungan dengan kejadian skabies pada santri mukim. Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri mukim di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Kejadian Skabies, Santri Mukim

1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang


(12)

xi ABSTRACT

Relations Clean and Healthy Behavior by Genesis Scabies in be a resident of student at Boarding School Bahrul Maghfiroh, Malang

Sigit Harry Nugroho1, Ainur Rofieq2, Rohmah Susanto3

Background of the Study: Scabies is a skin disease that is frequently encountered in Indonesia and remains a public health problem. Factors that support the development of this disease include low socioeconomic, poor hygiene, sexual promiscuity and its nature (change sexual partners), fault diagnosis and demographic development and ecology. In addition to the transmission factor through sleep together in one bed, through clothing, bedding or other objects. Modes of transmission (transmission): Direct contact eg shaking hands, sleeping together, and sexual contact. Indirect contact such as through clothes, towels, sheets, pillows, and others.

Method: The study design used in this study is the design of observational analytic study with case-control approach. The sample in this study amounted to 90 be a resident of students at boarding school Bahrul Maghfiroh, Malang. Sampling technique in this study using fixed disease sampling. With the independent variable is the behavior of clean and healthy and the dependent variable was the incidence of scabies. Analysis of the data used is to test the level of significance Chi Square 0.05. Result: From the chi square test showed that the calculated χ2 is 6,2 and χ2 table is 3.841 so that the calculated χ2> χ2 table then H0 is rejected. So Clean and Healthy Behavior associated with the incidence of scabies in be a resident of students.

Conclusion: There was a significant association between the behavior of clean and healthy with the incidence of scabies in be a resident of students in the boarding school Bahrul Maghfiroh Malang.

Key Words : Clean and Healthy Behavior, Genesis Scabies, be a resident of student

1. Program Study of Nursing Science, Health Faculty, Muhammadiyah University of Malang 2.Lecturer of Muhammadiyah University of Malang


(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Bagi Peneliti ... 6

1.4.2 Bagi Santri ... 6

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ... 7

1.5 Definisi Istilah ... 7

1.6 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) ... 10

2.1.1 Definisi PHBS ... 10

2.1.2 Tujuan dari PHBS ... 10

2.1.3 Program PHBS ... 10


(14)

xiii

2.1.5 Manajemen PHBS ... 12

2.1.6 Manfaat PHBS ... 12

2.2 Perilaku Hidup Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di dalam Tatanan Pondok Pesantren(PONPES) ... 13

2.2.1 PHBS di PONPES ... 13

2.2.2 Indikator Tatanan PONPES ... 13

2.3 Berbagai Penyakit karena pengelolaan PHBS ... 14

2.3.1 Berbagai penyakit yang terjadi di PONPES ... 15

2.4 Konsep Skabies ... 15

2.4.1 Definisi Skabies ... 15

2.4.2 Etiologi ... 15

2.4.3 Epidemiologi... 16

2.4.4 Cara Penularan... 16

2.4.5 Patogenesis ... 17

2.4.6 Gambaran Klinis ... 17

2.4.7 Hispatologi Skabies ... 18

2.4.8 Imunnologi Skabies ... 18

2.4.9 Klasifikasi ... 19

2.4.10Pengobatan ... 20

2.4.11Kriteria sembuh ... 20

2.5 Teori Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan kejadian Skabies di dalam Model Konsep Keperawatan ... 21

2.5.1 Peran perawat ... 22

2.6 Konsep Santri dan Pondok Pesantren(PONPES) ... 22

2.6.1 Definisi santri... 22

2.6.2 Perbedaan Santri Mukim dengan Santri Kalong ... 23

2.6.3 Konsep PONPES ... 24

2.7 Hubungan Perilaku Bersih dan Sehat dengan Kejadian Skabies ... 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerang Konsep ... 27

3.2 Hipotesi Penelitian ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 31


(15)

xiv

4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik sampling ... 32

4.2.1 Populasi ... 32

4.2.2 Teknik Sampling ... 32

4.2.3 Sampel ... 33

4.3 Variabel Penelitian ... 34

4.4 Definisi Operasional ... 34

4.4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 34

4.4.2 Kejadian Skabies... 34

4.4.3 Usia ... 34

4.4.4 Jenis Kelamin ... 35

4.4.5 Lama Tinggal ... 35

4.4.6 Odds Rasio ... 35

4.5 Tempat dan Waktu penelitian ... 35

4.6 Instrumen Penelitian ... 35

4.6.1 Uji Validitas ... 37

4.6.2 Reliabilitas ... 37

4.7 Prosedur Pegumpulan Data ... 37

4.7.1 Kuesioner ... 38

4.7.2 Observasi ... 38

4.8 Analisa Data ... 40

4.8.1 Analisi Statistik dan Deskriptif ... 40

4.8.2 Analisa Odds Ratio ... 40

4.8.3 Analisis dengan chi-square ... 41

4.9 Etika Penelitian ... 42

4.9.1 Lembar Persetujuan atau informed consent ... 42

4.9.2 Tanpa Nam atau Anonimity ... 43

4.9.3 Kerahasian atau confidentiality... 43

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA PENELITIAN 5.1 Karakteristik Sampel ... 44

5.2 Hasil Penelitian ... 44

5.2.1 Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 44

5.2.2 Data Kejadian Skabies ... 46


(16)

xv

5.3.1 Analisa Statistika Deskriptif ... 47 5.3.2 AnalisisOdds Rasio ... 48 5.3.3 Uji Chi-Square ... 49 BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Skabies pada Santri Mukim di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh

Malang ... 52 6.2 Kejadian Skabies ... 53 6.3 Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Angka

Kejadian Odds Ratio dengan Kejadian Skabies pada

Santri Mukim ... 56 6.4 Keterbatasan Penelitian ... 57 6.5 Implikasi Keperawatan ... 58 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 61 7.2 Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 64


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.7 Definisi Operasional Variabel ... 39 Tabel 5.1 Tabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Santri Mukim ... 44 Tabel 5.2 Persentase Santri Mukim yang Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Positif berdasarkan Usia ... 45 Tabel 5.3 Persentase Santri Mukim yang Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Negatif berdasarkan Usia ... 45 Tabel 5.4 Tabel Kejadian Skabies pada Santri Mukim ... 46 Tabel 5.5 Presentase Kejadian Skabies berdasarkan Usia Santri ... 46 Tabel 5.6 Persentase Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terhadap

Kejadian Skabies ... 47 Tabel 5.7 Persentase Kejadian Skabies berdasarkan Pola Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat ... 48 Tabel 5.8 Hasil Uji Chi-Square Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 29 Gambar 4.1 Desain Penelitian Kasus Kontrol Hubungan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat dengan Kejadian Skabies pada Santri Mukim

di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang ... 31 Gambar 5.1 Nilai Odds Rasio ... 48


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Studi Pendahuluan UPT Puskesmas Dinoyo... 66

Lampiran 2 Permohonan Izin Studi Pendahuluan dan Izin Penelitian Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh ... 67

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian Dari Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh ... 68

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden... 69

Lampiran 5 Lembar Kuesioner ... 70

Lampiran 6 Lembar Observasi Kejadian Skabies ... 72

Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 73

Lampiran 8 Master Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 76

Lampiran 9 Master Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kejadian Skabies pada Santri Mukim ... 80

Lampiran 10 Master Tabel Distribusi Frekuensi Kejadian Skabies dan Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Santri ... 83

Lampiran 11 Hasil Perhitungan Analisis ... 86

Lampiran 12 Nilai-Nilai Chi Kuadrat ... 88

Lampiran 13 Lembar Konsultasi ... 89

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ... 92


(20)

xix

DAFTAR PUSTAKA

Al-Falakh. 2009. Scabies. Diakses 05 Mei 2011. http://alfalakh. blogspot. com/2009/04/skabies.html

Anggrahita R, FKM UI, 2009 Studi intervensi peningkatan SDN Cisalak I Depok mengenai PHBS. Diakses 12 Mei 2011. http://www.lontar.ui.ac.id

Amalia, 2009. Hubungan antara pendidikan, pendapatan dan perilaku Hidup bersih dan sehat (phbs) pada pedagang hidangan Istimewa kampung (hik) di pasar kliwon dan Jebres kota

surakarta. Diakses: 10 Mei 2011.

http://etd.eprints.ums.ac.id/5963/1/J410050016.PDF

Cak Moki. 2007. Skabies : Kulit Gatal Bikin Sebal. Diakses 05 Mei 2011. http://www.k-sate-edu/parasitlogy/625tutorials/Anthropods01.html

Dinkes Sulawesi Selatan. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Diakses 11 Mei 2011. http://dinkes-sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. Pedoman Umum Pelaksanaan Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Melalui Pendekatan PKMD, Jakarta.

Djuanda, A., Hamzah M., Aisah S., 2006. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Handajani. 2007. hubungan Antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon.

Diakses: 10 Mei 2011. http://etd.eprints.ums.ac.id/9272/2/J410050011.pdf Harahap, M., 2000. Ilmu Penayakit Kulit, Jakarta : Hipokrates

Hidayat, Aziz Alimul. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Iskandar. T. 2000. Masalah Skabies Pada Hewan dan Manusia Serta Penanggulangannya. Wartazoa . Vol. 10, No. 1 th 2000. hal 28-34

Kartika. H. 2008. Skabies. Diakses 10 Januari 2010.http://henykartika. Wordpers .com /2008/02/24/skabies

Khazanah, 2007. Definisi santri. http://oase.malhikdua.com/2011/05/23/santri-dalam definisi/Diakses 27 juli 2011

Kurnitasari. 2004. Faktor-raktor yang Berhubungan dengan Penyakit Skabies di Pondok Pesantren di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.


(21)

xx

Diakses: 10 Mei 2011.http://fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4& idx=2228

Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatis dan Kualitatif. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Ma’rufi. I. 2005. Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan Terhadap Prevalensi Penyakit Skabies. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 2, No. 1. juli 2005. hal : 11-18.

Muzakir. 2007. Faktor yang berhubungan kejadian skabies pada pesantren di kabupaten aceh besar. Diakses 12 Mei 2011.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf Notoatmodjo, Soekidjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugraheni. 2008. Pengaruh sikap tentang kebersihan diri terhadap Timbulnya skabies ( gudik )

pada santriwati di pondok pesantren al-muayyad Surakarta. Diakses: 10 Mei 2011. http://etd.eprints.ums.ac.id/889/1/J210040035.pdf

Nursai. D, 2007. elib.unikom.ac.id/download.php?id=15402. Diakses 27 juli 2011

Potter, PA. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan Praktik. Ed/4, Vol.1. Jakarta : EGC

Pratama D.A.2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi Keluarga untuk melakukan program perilaku hidupBersih dan sehat di desa mangunharjo jatipurno Wonogiri. http://etd.eprints.ums.ac.id/6436/1/J210050091.pdf

Ratnasari S. 2011. PHBS Pesantren. Diakses 02 juni 2011. http://Siskaunipdu.Blogspot.Com/

Sastroasmoro, Ismael. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.

Siregar, R.S., 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 164-166.

Sudirman. T. 2006. scabies : Masalah Diagmosis dan Pengobatan. Majalah Kesehatan Damianus. Vol. 5, No. 3. September 2006. Hal : 177-190

Sugiyono. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sungkar, S., 2001. Scabies, Jakarta : IDI

UPTD Puskesmas Dinoyo. Laporan data pengobatan santri dan informasi kesehatan. Malang

Utomo. P. 2004. Pengendalian Parasit dengan Genetik Host Resistance. Wartazoa. Vol. 14. no. 4. th 2004. Halaman: 160-172


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyakit kulit banyak dijumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena Indonesia beriklim tropis. Iklim tersebut yang mempermudah perkembangan bakteri, parasit maupun jamur. Penyakit yang sering muncul karena kurangnya kebersihan diri adalah berbagai penyakit kulit (Utomo, 2004). Skabies merupakan penyakit kulit yang masih sering di jumpai di Indonesia dan tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat (Sudirman, 2006). Penyakit skabies pada umumnya menyerang individu yang hidup berkelompok seperti di asrama, pesantren, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, perkampungan padat, dan rumah jompo (Sudirman, 2006). Asrama atau Pondok Pesantren termasuk tempat yang beresiko terjadi skabies karena merupakan salah satu tempat yang berpenghuni padat. "Tidak ada santri yang tidak mungkin terkena penyakit skabies (gatal), kalau belum terkena skabies belum syah menjadi santri." merupakan salah satu fenomena tersendiri di kalangan santri.

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh (Djuanda, 2007). Skabies merupakan penyakit endemi di masyarakat. Penyakit ini banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua golongan umur (Harahap, 2000). Penyakit kulit skabies merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan seksual. Penularan secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan selimut (Djuanda, 2007). Penyakit ini mudah menular dan banyak faktor yang membantu


(23)

2

penyebarannya antara lain kemiskinan, higiene individu yang jelek dan lingkungan yang tidak sehat (Sudirman, 2006).

Untuk meningkatkan derajat kesehatan santri perlu adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan santri tentang kesehatan secara umum, khususnya tentang penyakit menular sehingga diharapkan ada perubahan sikap serta diikuti dengan perubahan prilaku kebersihan perorangan dengan hasil akhir menurunnya angka kesakitan penyakit menular. Upaya peningkatan, pencegahan dan penanggulangan masalah penyakit menular dapat ditempatkan sebagai ujung tombak paradigma sehat untuk mencapai indonesia sehat. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (Depkes, 2000).

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Pratama, 2009). Indikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di enam tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan sekolah, tatanan sarana kesehatan dan tatanan pondok pesantren (UPTD Puskesmas Dinoyo, 2011).

Perilaku hidup bersih dan sehat terutama kebersihan perseorangan di pondok pesantren pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari santri (Depkes, 2000). Tinggal bersama dengan sekelompok orang seperti di pesantren memang pribadi dan lingkungan tidak terjaga dengan baik. Faktanya, sebagian pesantren tumbuh dalam


(24)

3

lingkungan yang kumuh, tempat mandi dan WC yang kotor, lingkungan yang lembab, dan sanitasi buruk (Nugraheni, 2008). Ditambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti menggantung pakaian di kamar, saling bertukar pakai benda pribadi, seperti sisir dan handuk, Hal inilah umumnya menjadi penyebab timbulnya penyakit skabies. Faktor yang mempengaruhi penularan penyakit skabies adalah sosial ekonomi yang rendah, kebersihan perseorangan yang buruk, perilaku yang tidak mendukung kesehatan, hunian yang padat, tinggal satu kamar, ditambah kebiasaan saling bertukar pakaian, handuk, dan perlengkapan pribadi meningkatkan risiko penularan (Nugraheni, 2008).

Menurut hasil penelitian Handayani (2007), di Pondok Pesantren Nihayatul Amal menunjukkan bahwa persentase responden yang terkena skabies ada 62,9% mempunyai kebiasaan mencuci pakaian bersama pakaian temannya 61,4%, mempunyai kebiasaan tidur bersama temannya yang menderita skabies 60,0%, mempunyai kebiasaan memakai selimut bersama-sama temannya yang menderita skabies 54,3% dan 32,8% yang mempunyai kebiasaan berwudlu tidak menggunakan kran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan pemakaian sabun mandi, kebiasaan pemakaian handuk, kebiasaan berganti pakaian, kebiasaan tidur bersama, dan kebiasaan mencuci pakaian bersama penderita skabies dengan kejadian skabies.

Menurut penelitian Ma’rufi (2005) di Pondok Pesantren Lamongan, penilaian higiene perorangan dalam penelitian tersebut meliputi frekuensi mandi, memakai sabun atau tidak, pakaian dan handuk bergantian, dan kebersihan alas tidur. Sebagian besar santri di Pesantren Lamongan 63.0% mempunyai higiene perorangan yang jelek dengan prevalensi penyakit skabies 73,7%. Perilaku yang tidak mendukung berperilaku hidup bersih dan sehat dalam mencegah skabies diantaranya adalah sering


(25)

4

memakai baju atau handuk bergantian dengan teman serta tidur bersama dan berhimpitan dalam satu tempat tidur.

Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh bertempat di Ds Watu Gong Jl Joyo Agung Atas No 02 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, dengan luas kurang lebih 500 m2. Jumlah santri di Ponpes Bahrul Maghfiroh terdapat 280 santri. Model pendidikan yang diberikan kepada santri adalah menggunakan pendidikan salaf. Tempat istirahat santri terdapat dua gedung, untuk gedung yang pertama bersikan puluhan santri dan gedung yang kedua bersikan ratusan santri.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari data yang dimiliki Puskesmas Dinoyo selaku tempat pelayanan kesehatan dari Ponpes Bahrul Maghfiroh diperoleh angka kejadian penyakit skabies pada santri untuk bulan Januari terdapat 67 kasus, Februari 55 kasus, bulan Maret 21 kasus, bulan april 29 Kasus, dan pada bulan Mei 22 kasus dalam tahun 2011. Dari hasil survei pendahuluan dengan pemegang promosi kesehatan yang ada di Puskesmas Dinoyo mengatakan bahwa kejadian skabies disebabkan oleh faktor-faktor personal higine santri yang kurang baik, kebiasaan mencuci pakain 1 minngu sekali, masih terdapat kebiasaan bertukar-tukar handuk dan pakaian, itensitas mandi yang kurang, kebiasaan makan yang bersamaan dalam suatu wadah dan tidak melakukan mencuci tangan sebelum makan, dan masalah lingkungan seperti tempat istirahat yang berpenghuni padat yaitu sampai puluhan hingga ratusan santri dalam setiap rungannya. Sikap yang dimiliki oleh para santri hendaknya diterapkan dalam perilaku hidup bersih dan sehat perorangan sehingga diharapkan akan menurunkan angka kesakitan penyakit skabies di lingkungan pondok pesantren (UPTD Puskesmas Dinoyo, 2011).


(26)

5

Berdasarkan ulasan diatas diketahui bahwa penyakit kulit skabies merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan seksual. Penularan secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan selimut (Djuanda, 2007). Penyakit ini mudah menular dan banyak faktor yang membantu penyebarannya antara lain kemiskinan, higiene individu yang jelek dan lingkungan yang tidak sehat (Sudirman, 2006).Sehingga dari latar belakang inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sejauh mana hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat khususnya di lingkungan santri yang berada di sebuah pondok pesantren. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan cara memberikan edukasi dan konselor para santri.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1 Bagaimana pola perilaku hidup bersih dan sehat pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang?

2 Bagaimana kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang?

3 Bagaimana hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri?

4. Berapa odds rasio kejadian skabies pada santri berdasarkan perilaku kesehatannya?


(27)

6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pola perilaku hidup bersih dan sehat pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

2. Mengidentifikasi kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

3. Mengidentifikasi hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri.

4. Mengidentifikasi odds ratio kejadian skabies berdasarkan perilaku

kesehatannya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam melakukan penelitian dan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.

2. Bagi santri

Para santri dapat mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasan santri yang tidak sehat yang dapat mempengaruhi terjadinya skabies dan juga harapannya santri dapat menanamkan pola perilaku hidup bersih dan sehat tentang kebersihan diri dan lingkungan sekitar Asrama sehingga terbebas dari penularan penyakit skabies.


(28)

7

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumbangan referensi dan kepustakaan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM.

1.5 Definisi Istilah

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Pratama, 2009) 2. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi

tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh (Djuanda, 2007).

3. Santri adalah sebutan untuk siapa saja yang telah memilih Pesantren sebagai tempat menuntut ilmu. (Khazanah, 2011).

4. Pesantren adalah lembaga pendidikan agama (islam) yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama (tafaqquh fiddiin) dengan menekankan pentingnya moral agama islam sebagai pedoman hidup dan kehidupan bermasyarakat (Nursai, 2007).

1.6.1 Keaslian Penelitian

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ma’rufi, (2005), didapatkan hasil bahwa faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit Skabies dikalangan para santri Ponpes di Kabupaten Lamongan adalah sanitasi Ponpes (terutama sanitasi dan ventilasi kamar tidur para santri), perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat terhadap penyakit Skabies, serta higiene perorangan Variabel yang digunakan dalam penelitian . Variabel independen terdiri dari : (1) Sanitasi lingkungan Ponpes yang terdiri dari lokasi dan konstruksi Ponpes,


(29)

8

penyediaan air bersih, ketersediaan jamban, pengelolaan sampah, sistem pembuangan air limbah, sanitasi dan kepadatan pemondokan, sanitasi ruang belajar santri, dan sanitasi masjid Ponpes; (2) Higiene perorangan meliputi frekuensi mandi, sabun dan handuk yang dipergunakan, kebiasaan sikat gigi, cuci tangan setelah kegiatan, dan mencuci pakaian; (3) Perilaku santri mencakup pengetahuan, sikap dan praktek yang mencegah penularan penyakit Skabies.Variabel dependen adalah angka prevalensi penyakit Skabies pada santri. Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan rancangan penelitian observasional yang dilakukan secara cross-sectional .Pengambilan sampel dilakukan secara multistage random sampling. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit Skabies dikalangan para santri Ponpes di Kabupaten Lamongan adalah sanitasi Ponpes (terutama sanitasi dan ventilasi kamar tidur para santri), perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat terhadap penyakit Skabies, serta higiene perorangan yang buruk dari para santri.

Perbedaan antara penelitian Ma’rufi (2005) dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku hidup bersih dan sehat sebagai variabel independen dan kejadian skabies sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian observasi analitik dengan pendekatan case control dengan metode fixed disease sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Malang pada Bulan Maret 2012.

Penelitian kedua yang juga relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurnitasari (2004), didapatkan hasil bahwa Ada hubungan antara jumlah air bersih, kepadatan penghuni, kebiasaan mandi, kebiasaan ganti baju, kebiasaan menggunkan alat-alat bersama dengan penyakit skabies. Tidak ada


(30)

9

hubungan antara pengetahuan dan sikap santri mukim dengan penyakit skabies. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah jumlah air bersih, kepadatan penghuni, kebiasaan mandi, kebiasaan ganti baju, kebiasaan menggunkan alat-alat bersama dengan penyakit skabies, pengetahuan dan sikap santri mukim sebagai variabel independent dan penyakit skabies sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dilaksanakan di pondok pesantren di kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara. Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan rancangan peneltian yang digunakan merupakan rancangan peneltian analitik, dengan pendekatan cross sectional, Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik survai dan sampel penelitian yang digunakan total populasi penelitian. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Ada hubungan antara jumlah air bersih, kepadatan penghuni, kebiasaan mandi,kebiasaan ganti baju,kebiasaan menggunkan alat-alat bersama dengan penyakit skabies. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap santri mukim dengan penyakit skabies.

Perbedaan antara penelitian Kurnitasari (2004) dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah pemberian perilaku hidup bersih dan sehat sebagai variabel independen dan kejadian skabies sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian observasi anlitik dengan pendekatan case control dengan metode fixed disease sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Malang pada Bulan Maret 2012.


(1)

memakai baju atau handuk bergantian dengan teman serta tidur bersama dan berhimpitan dalam satu tempat tidur.

Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh bertempat di Ds Watu Gong Jl Joyo Agung Atas No 02 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, dengan luas kurang lebih 500 m2. Jumlah santri di Ponpes Bahrul Maghfiroh terdapat 280 santri. Model pendidikan yang diberikan kepada santri adalah menggunakan pendidikan salaf. Tempat istirahat santri terdapat dua gedung, untuk gedung yang pertama bersikan puluhan santri dan gedung yang kedua bersikan ratusan santri.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari data yang dimiliki Puskesmas Dinoyo selaku tempat pelayanan kesehatan dari Ponpes Bahrul Maghfiroh diperoleh angka kejadian penyakit skabies pada santri untuk bulan Januari terdapat 67 kasus, Februari 55 kasus, bulan Maret 21 kasus, bulan april 29 Kasus, dan pada bulan Mei 22 kasus dalam tahun 2011. Dari hasil survei pendahuluan dengan pemegang promosi kesehatan yang ada di Puskesmas Dinoyo mengatakan bahwa kejadian skabies disebabkan oleh faktor-faktor personal higine santri yang kurang baik, kebiasaan mencuci pakain 1 minngu sekali, masih terdapat kebiasaan bertukar-tukar handuk dan pakaian, itensitas mandi yang kurang, kebiasaan makan yang bersamaan dalam suatu wadah dan tidak melakukan mencuci tangan sebelum makan, dan masalah lingkungan seperti tempat istirahat yang berpenghuni padat yaitu sampai puluhan hingga ratusan santri dalam setiap rungannya. Sikap yang dimiliki oleh para santri hendaknya diterapkan dalam perilaku hidup bersih dan sehat perorangan sehingga diharapkan akan menurunkan angka kesakitan penyakit skabies di lingkungan pondok pesantren (UPTD Puskesmas Dinoyo, 2011).


(2)

Berdasarkan ulasan diatas diketahui bahwa penyakit kulit skabies merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan seksual. Penularan secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan selimut (Djuanda, 2007). Penyakit ini mudah menular dan banyak faktor yang membantu penyebarannya antara lain kemiskinan, higiene individu yang jelek dan lingkungan yang tidak sehat (Sudirman, 2006).Sehingga dari latar belakang inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sejauh mana hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat khususnya di lingkungan santri yang berada di sebuah pondok pesantren. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan cara memberikan edukasi dan konselor para santri.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1 Bagaimana pola perilaku hidup bersih dan sehat pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang?

2 Bagaimana kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang?

3 Bagaimana hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri?

4. Berapa odds rasio kejadian skabies pada santri berdasarkan perilaku kesehatannya?


(3)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pola perilaku hidup bersih dan sehat pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

2. Mengidentifikasi kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

3. Mengidentifikasi hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santri.

4. Mengidentifikasi odds ratio kejadian skabies berdasarkan perilaku kesehatannya.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam melakukan penelitian dan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.

2. Bagi santri

Para santri dapat mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasan santri yang tidak sehat yang dapat mempengaruhi terjadinya skabies dan juga harapannya santri dapat menanamkan pola perilaku hidup bersih dan sehat tentang kebersihan diri dan lingkungan sekitar Asrama sehingga terbebas dari penularan penyakit skabies.


(4)

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumbangan referensi dan kepustakaan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM.

1.5 Definisi Istilah

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Pratama, 2009) 2. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi

tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh (Djuanda, 2007).

3. Santri adalah sebutan untuk siapa saja yang telah memilih Pesantren sebagai tempat menuntut ilmu. (Khazanah, 2011).

4. Pesantren adalah lembaga pendidikan agama (islam) yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama (tafaqquh fiddiin) dengan menekankan pentingnya moral agama islam sebagai pedoman hidup dan kehidupan bermasyarakat (Nursai, 2007).

1.6.1 Keaslian Penelitian

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ma’rufi, (2005), didapatkan hasil bahwa faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit Skabies dikalangan para santri Ponpes di Kabupaten Lamongan adalah sanitasi Ponpes (terutama sanitasi dan ventilasi kamar tidur para santri), perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat terhadap penyakit Skabies, serta higiene perorangan Variabel yang digunakan dalam penelitian . Variabel independen terdiri dari : (1) Sanitasi lingkungan Ponpes yang terdiri dari lokasi dan konstruksi Ponpes,


(5)

penyediaan air bersih, ketersediaan jamban, pengelolaan sampah, sistem pembuangan air limbah, sanitasi dan kepadatan pemondokan, sanitasi ruang belajar santri, dan sanitasi masjid Ponpes; (2) Higiene perorangan meliputi frekuensi mandi, sabun dan handuk yang dipergunakan, kebiasaan sikat gigi, cuci tangan setelah kegiatan, dan mencuci pakaian; (3) Perilaku santri mencakup pengetahuan, sikap dan praktek yang mencegah penularan penyakit Skabies.Variabel dependen adalah angka prevalensi penyakit Skabies pada santri. Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan rancangan penelitian observasional yang dilakukan secara cross-sectional .Pengambilan sampel dilakukan secara multistage random sampling. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap tingginya prevalensi penyakit Skabies dikalangan para santri Ponpes di Kabupaten Lamongan adalah sanitasi Ponpes (terutama sanitasi dan ventilasi kamar tidur para santri), perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat terhadap penyakit Skabies, serta higiene perorangan yang buruk dari para santri.

Perbedaan antara penelitian Ma’rufi (2005) dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku hidup bersih dan sehat sebagai variabel independen dan kejadian skabies sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian observasi analitik dengan pendekatan case control dengan metode fixed disease sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Malang pada Bulan Maret 2012.

Penelitian kedua yang juga relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurnitasari (2004), didapatkan hasil bahwa Ada hubungan antara jumlah air bersih, kepadatan penghuni, kebiasaan mandi, kebiasaan ganti baju, kebiasaan menggunkan alat-alat bersama dengan penyakit skabies. Tidak ada


(6)

hubungan antara pengetahuan dan sikap santri mukim dengan penyakit skabies. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah jumlah air bersih, kepadatan penghuni, kebiasaan mandi, kebiasaan ganti baju, kebiasaan menggunkan alat-alat bersama dengan penyakit skabies, pengetahuan dan sikap santri mukim sebagai variabel independent dan penyakit skabies sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dilaksanakan di pondok pesantren di kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara. Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan rancangan peneltian yang digunakan merupakan rancangan peneltian analitik, dengan pendekatan cross sectional, Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik survai dan sampel penelitian yang digunakan total populasi penelitian. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Ada hubungan antara jumlah air bersih, kepadatan penghuni, kebiasaan mandi,kebiasaan ganti baju,kebiasaan menggunkan alat-alat bersama dengan penyakit skabies. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap santri mukim dengan penyakit skabies.

Perbedaan antara penelitian Kurnitasari (2004) dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah pemberian perilaku hidup bersih dan sehat sebagai variabel independen dan kejadian skabies sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian observasi anlitik dengan pendekatan case control dengan metode fixed disease sampling. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Malang pada Bulan Maret 2012.


Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Santri Perempuan di Pesantren Syamsudhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh utara

21 158 71

PERBANDINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SANTRI MUKIM PADA PONDOK PESANTREN MODERN DAN PONDOK PESANTREN SALAFI

3 27 28

PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) ANTARA SANTRI MUKIM DAN NON MUKIM DI PONDOK PESANTREN SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN

0 64 26

HUBUNGAN MUTU PHBS DENGAN KEJADIAN SCABIES SANTRI MUKIM DI PONDOK PESANTREN AL-ITTIHAD BELUNG KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

5 42 35

HUBUNGAN KEJADIAN SKABIES DENGAN GAMBARAN DIRI SANTRI DI PONDOK PESANTREN BAHRUL MAGHFIROH MALANG

0 4 31

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN Pedikulosis kapitis PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN PPAI AN-NAHDLIYAH DESA KEPUHARJO KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

10 35 31

Promosi Kesehatan, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Pondok Pesantren

0 3 6

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 4 14

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYYAH MLANGI NOGOTIRTO SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Skabies pada Santriwati Pondok

0 0 14