Analisis SEM .1 Kesesuaian model dengan data

Dalam kriteria sosial, suatu pola pengelolaan pemanfaatan sumberdaya perikanan dikatakan berkinerja baik secara sosial, jika dapat mempertahankan tradisi aksi kolektif pola dan peran lembaga masyarakat nelayan, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan pendapatan, menjaga keharmonisan masyarakat hubungan patron-client atau principle-client atau agent serta memberi ruang bagi masalah-masalah lokal untuk dipecahkan secara bersama-sama dalam proses penyelesaian konflik. Oakerson 1992 diacu dalam Nikijuluw 2002 menambahkan bahwa pendekatan yang dilakukan dalam mengevaluasi kinerja suatu rezim pola pengelolaan sumberdaya perikanan adalah pendekatan kelembagaan sosial atau pranata sosial social institution, yang mengkaji dan memahami cara aturan hukum yang ditetapkan berpengaruh pada pola tingkah laku dan memberi dampak pada masyarakat nelayan. Tujuan pendekatan kelembagaan adalah untuk memisahkan hukum atau peraturan kelembagaan dari strategi ditetapkan oleh pelaku atau pemain organisasi. Pilihan pendekatan dalam mengevaluasi kinerja pola pengelolaan sumberdaya perikanan artisanal yang diarahkan pada pola pengelolaan berkelanjutan perlu didukung dari sisi regulasi oleh pemerintah setempat seperti: adanya pengaturan sesuai ukuran kapal dan alat tangkap, penentuan dimensi kapal dan alat tangkap, zonasi kawasan preservasi dan konservasi tata ruang laut, adanya kepastian penegakkan hukum dan perundang-undangan serta peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini akan disajikan model pengelolaan perikanan artisanal di Kelurahan Pulau Abang, kecamatan Galang, Kota Batam. 8.1 Analisis SEM 8.1.1 Kesesuaian model dengan data Setelah model dianalisis melalui analisis faktor konfirmatori, maka masing-masing peubah dalam model yang fit tersebut dapat digunakan untuk konstruk laten, sehingga full model SEM dapat dianalisis. Hasil pengolahannya dapat dilihat pada Tabel 40 dan Gambar 36. Hasil pengujian model menunjukkan bahwa model tersebut signifikan pada a = 0.05. Nilai-nilai indeks seperti GFI, AGFI, NFI, NNFI, IFI, RFI, CFI dan RMSEA berada dalam batas batas yang ditetapkan. Pengujian data menunjukkan critical ratio CR = 1.96 yang berarti data menyebar normal. Analisis descriptive statistic menunjukkan hasil bahwa data layak digunakan dan dinyatakan fit termasuk model diterima dan tidak perlu dilakukan modifikasi, hasil analisis SEM diterangkan di Lampiran 2. Selanjutnya berdasarkan model fit ini akan dilakukan pengujian terhadap enam hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Tabel 40 Indeks pengujian kelayakan kesesuaian model Indeks ke sesuaian model terhadap data Syarat sebuah model fit Hasil analisis Evaluasi model Chi-square 1 418.57 440.17 Baik Significance probability = 0.05 0.0009 Baik RMSEA root mean square error of approximation = 0.08 0.00 Baik GFI goodness-of-fit index = 0.90 0.95 Baik AGFI adjusted goodness-of- fit index = 0.90 0.92 Baik NFI normed fit index = 0.90 0.91 Baik NNFI non-normed fit index = 0.90 0.92 Baik IFI incremental fit index = 0.90 0.95 Baik RFI relatif fit index 0 -1 0.90 Baik CFI comparative fit index = 0.90 0.94 Baik Sumber: Hasil analisis data penelitian Gambar 36 Model persamaan struktural sistem pengelolaan perikanan artisanal yang berkelanjutan di Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang

8.1.2 Uji signifikasi bobot faktor

Dari hasil uji terhadap bobot faktor disajikan dalam Tabel 41, menunjukkan sampai sejauhmana kuatnya dimensi-dimensi itu membentuk faktor latennya. Analisis dengan menggunakan uji-t terhadap regression weight, apabila C.R Critical Ratio atau disebut juga dengan t-hitung dalam analisis regressi nilai C.R yang lebih besar dari 1.96 dinyatakan signifikan. Hal ini berarti model yang diusulkan dapat diterima dan terdapat dua konstruk yang berbeda dengan dimensinya . Apabila setiap peubah dari masing-masing peubah menunjukkan nilai regression weight atau standardized estimate = 2.58 dan ini sudah memenuhi syarat sehingga dapat diterima. Demikian pula halnya dengan nilai C.R Critical ratio = 1.96 dinyatakan signifikan berarti semua peubah yang dianalisis dapat diterima. Di dalam analisis ini jika ditemui nilai korelasi tinggi tidak berarti hubungan kausal sangat kuat dari setiap peubah. Nilai P secara keseluruhan menunjukkan nilai = 0.05, sehingga peubah memiliki independensi peubah satu dengan lainnya.

8.2 Pengujian Hipotesis