Perubahan Warna Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Kunyit

(1)

PERUBAHAN WARNA PADA RESIN AKRILIK

POLIMERISASI PANAS SETELAH

PERENDAMAN DALAM

LARUTAN KUNYIT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi

Oleh:

HARINDREN A/L SUBRAMANIAM NIM: 110600157

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Tahun 2015

Harindren Subramaniam

Perubahan Warna Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Kunyit.

xiii + 37 halaman

Resin polimerisasi panas digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan di bidang kedokteran gigi karena mempunyai sifat estetik dan kekuatan relatif baik. Stabilitas warna juga merupakan salah satu dari sifat basis gigi tiruan yang sangat dititikberatkan dalam mencapai nilai estetik yang baik. Stabilitas warna resin akrilik boleh berubah setelah perendaman dalam larutan kunyit. Zat warna kuning pada larutan kunyit ini adalah kurkuminoid, dimana terjadi interaksi antara kurkuminiod dengan zat warna resin akrilik yaitu merkuri sulfit sehingga menyebabkan perubahan warna resin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan kunyit. Sampel yang digunakan berjumlah 24 sampel dengan ukuran 20 x 10 x 1,5 mm yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 6 sampel kelompok kontrol (tidak direndam), 6 sampel kelompok perendaman selama 1 hari, 6 sampel perendaman 2 hari dan 6 sampel perendaman 3 hari. Desain penelitian ini adalah post test only control group. Setelah perendaman, semua sampel digerus dan dilarutkan dalam xylene lalu diukur menggunakan


(3)

uv-spectrophotometer dan dibandingkan hasilnya dengan menggunakan analisa uji ANOVA satu arah untuk melihat hubungan antara kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi untuk kelompok A adalah 0.2974 ± 0.0219921, untuk kelompok B adalah 0.2932 ± 0.0584548, untuk kelompok C adalah 0.3280 ± 0.0115682 dan untuk kelompok D adalah 0.3421 ± 0.0138149. Berdasarkan hasil uji ANOVA satu arah terlihat bahwa perubahan intensitas warna pada kelompok perendaman selama 3 hari (D) berbeda secara signifikan (p<0,05) dari kelompok A, B dan C. Dari pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada perubahan warna pada resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan kunyit dan perubahan terbesar adalah hari ketiga. Semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan kunyit, semakin besar perubahan warna pada resin akrilik tersebut.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes., selaku Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku tim penguji, atas keluangan waktu, saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Rusfian, drg. M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Material dan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Ricca Chairunnisa, drg., Sp. Prost, selaku penasehat akademik, yang telah banyak memberikan motivasi, nasehat dan arahan selama penulis menjalani masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 5. Henny Sri Wahyuni, S.Farm., M.Si., Apt.; Ajeng Pramitha, Amd selaku

Pengelola Bagian Laboratorium Kimia Farmasi USU atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.

6. Drs. Suryanto, M.Si., Apt., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Farmasi USU, atas bantuan dan dukungannya kepada penulis.

7. Maya Fitria, SKM, M.Kes, selaku konsultan statistik yang telah meluangkan waktu membantu penulisan dalam analisis statistik penelitian di Departemen Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(5)

8. Ayahanda Subramaniam, Ibunda Saroja, serta saudara mara lain atas segala cinta, kasih, perhatian, semangat, dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

Semoga segala kebaikan yang pernah mereka berikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Maha Esa.

Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki menjadikan skripsi ini kurang sempurna, tetapi penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu, dan masyarakat serta bagi FKG-USU.

Medan, 25 Mei 2015 Penulis

Harindren Subramaniam


(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji proposal skripsi

Medan, 25 Mei 2015

Pembimbing : Tanda Tangan

Rusfian, drg. M.Kes


(7)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 25 Mei 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg. M.Kes ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg. Ph.D

2. Rusfian, drg. M.Kes


(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Hipotesis Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik ... 5

2.1.1 Pengertian ... 6

2.1.2 Jenis Resin Akrilik ... 6

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas ... 7

2.2.1 Komposisi... 7

2.2.2 Reaksi Polimerisasi ... 7

2.2.3 Manipulasi ... 8

2.2.4 Sifat-Sifat ... 9

2.3 Stabilitas Warna ... 10

2.3.1 Alat Pengukuran Warna ... 11

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna ... 11

2.3.2.1 Faktor Intrinsik ... 12

2.3.2.2 Faktor Ekstrinsik ... 12

2.4 Kunyit ... 12

2.4.1 Kandungan Kunyit ... 12

2.4.1 Kerangka Teori ... 13


(9)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 15

3.2 Desain Penelitian ... 15

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

3.3.1 Tempat Pembuatan Sampel... . 15

3.3.2 Tempat Pengujian Sampel ... 15

3.3.3 Waktu Penelitian ... 15

3.4 Sampel dan Besar Sampel ... 15

3.4.1 Sampel Penelitian ... 15

3.4.2 Besar Sampel Penelitian ... 16

3.5 Variabel Penelitian ... 16

3.5.1 Variabel Bebas ... 16

3.5.2 Variabel Tergantung ... 16

3.5.3 Variabel Terkendali ... 16

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali ... 17

3.5.5 Kriteria Sampel ... 17

3.5.6 Definisi Operasional ... 17

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 18

3.6.1 Alat Penelitian ... 18

3.6.1.1 Alat yang Digunakan untuk Membuat sampel ... 18

3.6.2 Bahan Penelitian ... 22

3.7 Prosedur Penelitian ... 23

3.7.1 Pembuatan Sampel Penelitian ... 23

3.7.2 Pembuatan Larutan Kunyit... 27

3.7.3 Perlakuan Sampel ... 27

3.7.4 Pengukuran Stabilitas Warna ... 28

3.8 Analisis Data ... 29

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 30

4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.2 Analisa Hasil Penelitian ... 33

BAB 5 PEMBAHASAN ... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

6.1. Kesimpulan... 38

6.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rumus struktur resin akrilik ... 6

2. Reaksi polomerisasi resin akrilik ... 8

3. Sampel ... 15

4. Kuvet dan timbangan digital ... 18

5. Rubber bowl dan spatula ... 19

6. Waterbath dan straight handpiece ... 19

7. Press manual ... 20

8. Bur white stone dan fraser ... 20

9. Lekron dan pot akrilik ... 21

10. UV-Visible Spectrophotometer ... 21

11. Resin akrilik ... 22

12. Bubuk kunyit ... 22

13. Xylene ... 22

14. Pembuatan sampel wax ... 23

15. Adonan gips dituang ke dalam kuvet ... 23

16. Wax diletakkan pada gips yang mulai mengeras ... 24

17. Pengecoran dengan air panas ... 24

18. Pengadukan polimer dan monomer sampai mencapai dough-stage ... 25

19. Mould yang telah diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik ... 25

20. Proses kuring resin akrilik ... 26

21. Sampel resin akrilk dirapikan dengan menggunakan fraser ... 26

22. Sampel yang tidak direndam dan yang direndam dalam larutan kunyit.. . 28

23. Sampel sebelum dimasukkan dalam UV-Spectrometer ... 29

24. Sampel yang tidak direndam dan direndam 1,2 dan 3 hari ... 31


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Mean dan Standar Deviasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas ... 30

2. Hasil analisa normalitas... 33

3. Uji anova satu arah ... 33


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Alur Penelitian 2. Hasil Penelitian SPSS

3. Lembar persetujuan izin penelitian di Departmen Farmasi,Fakultas Farmasi USU 4. Surat Pernyataan telah melakukan pengolahan data SPSS di Fakultas Kesehatan


(13)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Tahun 2015

Harindren Subramaniam

Perubahan Warna Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Kunyit.

xiii + 37 halaman

Resin polimerisasi panas digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan di bidang kedokteran gigi karena mempunyai sifat estetik dan kekuatan relatif baik. Stabilitas warna juga merupakan salah satu dari sifat basis gigi tiruan yang sangat dititikberatkan dalam mencapai nilai estetik yang baik. Stabilitas warna resin akrilik boleh berubah setelah perendaman dalam larutan kunyit. Zat warna kuning pada larutan kunyit ini adalah kurkuminoid, dimana terjadi interaksi antara kurkuminiod dengan zat warna resin akrilik yaitu merkuri sulfit sehingga menyebabkan perubahan warna resin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan kunyit. Sampel yang digunakan berjumlah 24 sampel dengan ukuran 20 x 10 x 1,5 mm yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 6 sampel kelompok kontrol (tidak direndam), 6 sampel kelompok perendaman selama 1 hari, 6 sampel perendaman 2 hari dan 6 sampel perendaman 3 hari. Desain penelitian ini adalah post test only control group. Setelah perendaman, semua sampel digerus dan dilarutkan dalam xylene lalu diukur menggunakan


(14)

uv-spectrophotometer dan dibandingkan hasilnya dengan menggunakan analisa uji ANOVA satu arah untuk melihat hubungan antara kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi untuk kelompok A adalah 0.2974 ± 0.0219921, untuk kelompok B adalah 0.2932 ± 0.0584548, untuk kelompok C adalah 0.3280 ± 0.0115682 dan untuk kelompok D adalah 0.3421 ± 0.0138149. Berdasarkan hasil uji ANOVA satu arah terlihat bahwa perubahan intensitas warna pada kelompok perendaman selama 3 hari (D) berbeda secara signifikan (p<0,05) dari kelompok A, B dan C. Dari pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada perubahan warna pada resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan kunyit dan perubahan terbesar adalah hari ketiga. Semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan kunyit, semakin besar perubahan warna pada resin akrilik tersebut.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Basis gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigi tiruan. Bahan basis gigi tiruan yang optimal harus memiliki beberapa sifat yaitu mempunyai sifat fisik kuat, estetis, biokompabilitas, tidak toksik, tidak dipengaruhi dan tidak larut dalam cairan rongga mulut, sifat mekanik kuat, mudah dimanipulasi dan diperbaiki, radiopak dan tidak mengiritasi.1-3

Berbagai macam bahan telah digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan seperti kayu, tulang, dan keramik namun pada kebiasaannya bahan yang digunakan menjadi dua kelompok yaitu logam dan non-logam. Bahan logam yang digunakan sebagai basis gigi tiruan pada umumnya berupa aluminium kobalt, logam emas, aluminium dan stainless steel.3,4 Meskipun bahan logam memiliki kekuatan yang baik, tahan terhadap fraktur dan abrasi, tetapi bahan ini mempunyai kelemahan seperti pembuatannya sulit serta estetis yang kurang.5

Kebanyakan basis gigi tiruan terbuat dari bahan non logam terutama polimer seperti resin akrilik atau disebut polimetil metakrilat. Resin akrilik dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu resin akrilik polimerisasi panas, polimerisasi sinar dan swapolimerisasi. Sampai saat ini bahan resin akrilik polimetil metakrilat jenis polimerisasi panas masih digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan dibidang kedokteran gigi karena resin akrilik mempunyai sifat estetik dan kekuatan relatif baik, tidak memiliki sifat toksik, mudah dimanipulasi, warna dan tekstur mirip dengan gingiva sehingga estetik di dalam mulut baik, daya serap air relatif rendah serta perubahan dimensi kecil. Kekurangan dari resin akrilik adalah mudah fraktur atau patah bila jatuh, mudah terbentuk pori dan elastisitasnya tinggi.6,7

Perubahan warna resin dapat mengakibatkan masalah estetika. Pemilihan bahan dan teknik harus dipastikan supaya meminimalkan perubahan warna. Perubahan warna dapat terjadi akibat beberapa faktor seperti kotoran, polimerasi


(16)

tidak sempurna dan pengolahan selama manufaktur atau manipulasi. Kebanyakan bahan yang digunakan untuk restorasi resin tergantung pada proses penyerapan dan adsorpsi cairan.1,6,8

Polimetil metakrilat menyerap air secara perlahan dari waktu ke waktu. Perubahan warnabasis gigi tiruan polimer dapat disebabkan oleh oksidasi dari akselerator amina atau dengan penetrasi larutan berwarna. Terdapat bukti bahawa minuman seperti teh, kopi dan anggur meningkatkan kadar stain secara signifikan pada enamel dan resin akrilik.1,6,8 Selain itu, terdapat perubahan warna pada bahan basis gigi tiruan setelah paparan cairan pembersih mulut dan pembersih gigi tiruan. Selain menjadi efektif dalam metode kontrol karies, gingivitis dan sebagai topikal pada lesi oral, masyarakat menggunakan larutan pembersih mulut untuk alasan sosial dan kosmetik.1,6

Perubahan warna dari basis gigi tiruan polimer dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor ekstrinsik yang menyebabkan perubahan warna antara lain adalah staining akibat adhesi atau penetrasi pewarna sebagai akibat dari kontaminasi dari sumber seperti eksogen, kopi dan teh dan larutan berwarna. Sedangkan diskolorasi intrinsik, terjadi pada saat pembentukan struktur gigi.6,8 Diskolorasi gigi dapat pula disebabkan intake fluoride yang melebihi batas aman. Selain itu, penambahan bahan penguat seperti kaca turut menyebabkan perubahan warna pada basis gigi tiruan.7

Menurut S.V Singh dan Aggarwal P. (2012), terdapat perubahan warna pada semua merek resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan kunyit.9 Serta pada tahun 2011, Gaurav Gupta dan Tina Gupta telah melakukan penelitian mengenai perubahan warna pada bahan provisional dan mendapati larutan kunyit memiliki potensi pewarnaan maksimum diikuti oleh kopi, teh dan Pepsi.10 Larutan kunyit akan menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik polimerisasi panas. Hal ini karena pewarna kunyit lebih polar. Um dan Ruyter (1991) menyatakan dalam penelitian mereka bahwa ‘pewarna yang polar dan hidrofilik akan mempengaruhi perubahan warna karena resin basis protesa yang hidrofilik menarik lebih banyak pewarna larut air'.9 Menurut penelitian Madhyastha PS dan Kotian R (2013), di antara semua agen


(17)

pewarnaan yang digunakan, kunyit menunjukkan perubahan warna tertinggi pada basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas.11

Stabilitas warna merupakan salah satu sifat yang sangat diperhatikan dalam mencapai nilai estetik yang baik. Pasien harus menyadari kebiasaan diet mereka jika ingin menggunakan gigi tiruan untuk jangka waktu yang panjang dan oleh karena itu, harus menghindari atau meminimalkan konsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan perubahan warna seperti minuman mengandung stain seperti kopi, teh, minuman berkarbonat dan konsumsi kunyit.6,8,9,11 Dokter gigi harus memberikan perhatian terhadap perkembangan estetik di bidang kedokteran gigi karena ia dapat mempengaruhi penampilan pemakai gigitiruan.

Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di negara-negara Asia. Kunyit sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan sejenis gulai, dan juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan, atau sebagai pengawet. Dikatakan bahwa konstituen utama dari kunyit (Curcuma) adalah kurkuminoid, yaitu prinsip warna kuning yang menyebabkan noda.12,14-16 Perubahan warna pada resin dengan pigmen cairan seperti larutan kunyit disebabkan oleh adsorpsi atau absorpsi pewarna oleh resin. Conjugated diarylheptanoids seperti kurkumin menyebabkan warna kuning dan oleh itu terjadi perubahan warna tertinggi pada basis gigi tiruan dengan larutan kunyit.10 Berdasarkan hal di atas peneliti sebagai mahasiswa FKG USU tertarik untuk meneliti perubahan warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam dalam larutan kunyit.


(18)

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam dalam larutan kunyit setelah direndam 1, 2 dan 3 hari.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan kunyit selama 1, 2 dan 3 hari.

1.4 Hipotesa Penelitian

Tidak ada perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan kunyit selama 1, 2 dan 3 hari.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk mengadakan penelitian - penelitian selanjutnya.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman langsung bagi peneliti, dokter gigi dan masyarakat.

Manfaat Praktis :

1. Untuk menambah wawasan dan sumber informasi pada masyarakat luas tentang pentingnya penjagaan basis gigi tiruan supaya dapat digunakan untuk waktu yang lama.

2. Sebagai usaha untuk dapat menghasilkan bahan basis gigi tiruan yang lebih baik.

3. Sebagai usaha untuk dapat memperbaiki kelemahan sifat bahan kedokteran gigi.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik

Polimetil metakrilit yaitu resin akrilk telah diperkenalkan oleh Rohm dan Hass (1936) dan dalam bentuk bubuk oleh Nemours (1937). Dr.Walter Wright (1937) memperkenalkan resin akrilik sebagai basis gigi tiruan yang mana berkembang menjadi polimer utama yang digunakan untuk 10 tahun seterusnya.4 Resin akrilik telah berkembang menjadi basis gigi tiruan yang paling banyak digunakan & diterima di antara semua bahan basis gigi tiruan dan diperkirakan bahwa ia mewakili 95% dari resin di prostodontik. Resin akrilik adalah bahan ekonomis yang membutuhkan manipulasi dan metode konstruksi yang relatif mudah.17 Resin telah luas digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan, peralatan ortodonsia dan pedodonsia, mahkota dan jembatan (resin akrilik atau resin komposit), protesa maksilofasial, dai lepasan, pelindung mulut untuk atlet, sendok cetak, space maintainer dan sebagai splint.1,18,19

Sampai saat ini bahan resin akrilik polimetil metakrilat jenis polimerisasi panas masih digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan dibidang kedokteran gigi karena resin akrilik mempunyai sifat estetik dan kekuatan relatif baik, tidak memiliki sifat toksik, mudah dimanipulasi, warna dan tekstur mirip dengan gingiva sehingga estetik di dalam mulut baik, daya serap air relatif rendah serta perubahan dimensi kecil. Resin akrilik menjadi popular karena basis gigi tiruan yang diperbuat daripada resin akrilik lebih mudah diproses menggunakan teknik yang ekonomis, dan memuaskan secara estetik kepada pasien.20


(20)

2.1.1 Pengertian

Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya.

Gambar 1. Rumus struktur resin akrilik

Ada dua kelompok resin akrilik dalam kedokteran gigi. Satu kelompok adalah turunan asam akrilik, CH2=CHCOOH dan kelompok lain dari asam metakrilik

CH2=C(CH3)COOH.1,19,20

2.1.2 Jenis Resin Akrilik

Resin akrilik diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu resin akrilik polimerisasi panas, polimerisasi sinar dan swapolimerisasi. Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin yang memerlukan energi panas untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut dengan menggunakan perendaman air di dalam waterbath dan jenis resin akrilik panas lain menggunakan proses polimerisasi dengan oven gelombang mikro. Resin akrilik polimerisasi sinar adalah resin akrilik yang diaktifkan dengan sinar yang terlihat oleh mata. Resin akrilik swapolimerisasi adalah adalah resin akrilik yang menggunakan energi gelombang mikro dan panas untuk melakukan proses polimerisasi basis gigi tiruan.1,19,20


(21)

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas 2.2.1 Komposisi

Sebagian besar resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.1,4,19,20,22 Bubuknya ini memiliki sifat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai warna gingiva. Cairannya tersedia dalam botol kedap sinar untuk mencegah premature polymerization yang disebabkan cahaya atau radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan.

Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas : 1,19,20,22

1 Polimer (Bubuk)

Polimer : Granul polimetil metakrilat Inisiator : Benzoil peroksida (0,2-0,5%)

Zat pigmen : Merkuri sulfit atau cadmium sulfit, atau pewarna organik

2 Monomer (Cairan)

Monomer : Metil metakrilat Inhibitor : Hidrokuinon (0,006%) Platicizer : Dibutil pthalat

Agen Cross-linked : Glikol dimetilmetakrilat (1-2%)

2.2.2 Reaksi Polimerisasi

Proses polimerisasi dapat dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Secara ringkas reaksinya seperti berikut :

Bubuk (polimer) + Cairan (monomer) + Panas (eksternal) Polimer + Panas (reaksi).5 7


(22)

Gambar 2. Reaksi polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas1

2.2.3 Manipulasi

Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan monomer biasanya 3:1 berdasarkan volumenya atau 2:1 berdasarkan berat.

Setelah bubuk dan cairan dicampur dengan perbandingan yang tepat, adonan atau campuran akrilik akan mengalami 4 tahap yaitu : 19

a. Tahap Pertama : Tahap basah, seperti pasir (wet sand stage)

b. Tahap Kedua : Tahap lengket dan berserabut bila ditarik (tacky fibrous) selama polimer mulai larut dalam monomer (sticky stage).

c. Tahap Ketiga : Tahap lembut, seperti adonan yang halus, homogen dan liat. Fase ini merupakan fase yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould. (dough/gel stage). d. Tahap Keempat : Tahap kaku seperti karet (rubbery-hard stage)


(23)

2.2.4 Sifat-sifat

Sifat-sifat fisik basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas :1,19-21 1. Pengerutan

Kepadatan massa bahan akan berubah dari 0,94 menjadi 1,19g/cm3 ketika monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli(metilmetakrilat). Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya, pengerutan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.19

2. Perubahan Dimensi

Pemproresan akrilik yang baik akan menghasilkan stabilitas dimensi yang baik. Teknik injection moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik dibandingkan dengan teknik compression moulding. Garfunkel dan Anderson dkk (1988) menyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada injection moulding lebih rendah dibandingkan dengan compression moulding.1,19

3. Konduktivitas Termal

Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas termal yang rendah yaitu 0,0006 (°C/cm).1,20

4. Solubilitas

Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.

5. Penyerapan Air

Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu. Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0,6 mg/cm2. Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi.19 Difusi adalah berpindahnya suatu substansi melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air yang 9


(24)

berlebihan dapat menyebabkan diskolorisasi.6,8-11 Meskipun basis gigi tiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.1.19

6. Porositas

Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigi tiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul primer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang homogen, perbandingan polimer dan monomer yang tepat, proses pengadukan yang terkontrol dengan baik serta waktu pengisian bahan ke mould yang tepat.19

7. Stabilitas Warna

Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik.19 Perubahan warna basis gigi tiruan mungkin disebabkan oleh oksidasi dari akselerator amina atau melalui penetrasi solusi berwarna. Banyak penelitian telah dilakukan terhadap perubahan warna bahan basis gigi tiruan saat terpapar dalam oral fluid, pembersih gigi tiruan, dan minuman. Terdapat bukti bahawa minuman seperti teh, kopi dan anggur secara signifikan meningkatkan pengembangan noda pada resin akrilik.23-26

2.3 Stabilitas Warna

Stabilitas warna adalah kemampuan suatu bahan mempertahankan warna atau perubahan sedikit warna dari warna asalnya.1,19 Lebih sedikit perubahan terjadi pada suatu bahan maka semakin baik pula stabilitas warna bahan tersebut. Warna merupakan salah satu sifat bahan restorasi gigi yang cukup penting. Suatu basis gigi tiruan yang ideal seharusnya memiliki warna yang mendekati warna alami jaringan lunak rongga mulut.9,24


(25)

2.3.1 Alat pengukuran warna

Alat-alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dan panjang gelombang cahaya diantaranya adalah colorimeter, spectrophotometer, densitometer dan photometer.27 Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dan panjang gelombang tertentu dan fotometer mengukur intensitas sinar suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk sampel serta blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dengan blanko tersebut.

Spektrofotometer UV-Visible adalah alat yang umum digunakan di laboratorium kimia. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Visible didasarkan pada fenomena penyerapan sinar spesi kimia tertentu di daerah ultra lembayung (ultraviolet) dan sinar tampak (visible).29

Jenis-jenis spektrofotometer dibagi menjadi tiga jenis pencahayaan, yaitu spektrofototmetri visible, spektrofotometri UV (ultraviolet), spektrofotometri UV-Visible.27 Pada penelitian ini digunakan sumber pencahayaan spektrofotometer Visible.

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna

Perubahan warna yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah ukuran sampel, mikroporositas sampel dan lamanya kontak antara bahan. Perubahan sifat optik bahan bertanggungjawab untuk perubahan warna atau ketidakstabilan warna. Sifat optik memainkan peran penting dalam pencocokan warna, karena cahaya yang ditransmisikan dengan informasi optik atau warna latar belakang dan lingkungan sekitarnya akan mempengaruhi tampilan resin. Perubahan warna (staining) adalah salah satu di antara faktor yang mempengaruhi properti optik. Penelitian secara klinis dan in vitro mendapati senyawa diet sebagai faktor etiologi utama dalam pewarnaan bahan akrilik yang mengarah ke ketidakpuasan pasien, waktu dan biaya tambahan untuk penggantian prostesis.11


(26)

2.3.2.1Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik melibatkan perubahan warna resin itu sendiri dan perubahan matriks yang terjadi selama proses penuaan materi akibat berbagai kondisi fisik dan kimia.6

2.3.2.2Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah stain akibat absorpsi bahan pewarna dari sumber-sumber eksogen seperti teh, kopi, minuman ringan, dan bahan pembersih gigi tiruan. Kedua faktor ini menyebabkan terjadinya reaksi kimia-fisik pada bahan resin. Konsentrasi dan lama paparan bahan stain dalam minuman dapat mempengaruhi pigmentasi resin.6,8-11

2.4 Kunyit

Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan, masakan, atau sebagai pengawet. Terbukti memiliki aktivitas bakteri pada tahun 1949, kurkumin juga telah terbukti memiliki anti-inflamasi, anti-oksidan, pro-apoptosis, kemopreventif, kemoterapi, anti-proliferasi, penyembuhan luka, anti-nociceptive, antiparasit, dan sifat anti malaria juga. Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa kurkumin dapat aktif terhadap berbagai penyakit manusia, termasuk diabetes, obesitas, neurologis dan gangguan kejiwaan, dan kanker, serta penyakit kronis yang mempengaruhi mata, paru-paru, hati, ginjal, dan saluran pencernaan dan sistem kardiovaskular. 12,14-16

2.4.1 Kandungan kunyit

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin, bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri. Kunyit juga mengandung lemak, karbohidrat, protein, pati, vitamin c dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.14-16,30


(27)

Kerangka Teori

PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN

KUNYIT

RESIN AKRILIK

Pengertian Klasifikasi

Self Curing Acrylic Light Curing Acrylic Heat Curing Acrylic

Kuring Manipulasi Sifat-sifat Komposisi Pengerutan Perubahan dimensi Konduktivitas termal Solubiliti Porositas Penyerapan air Stabilitas warna Faktor intrinsik

Faktor ekstrinsik

Kopi Larutan kunyit

Bahan pembersih Perendaman Kesimpulan Analisa Data Pengolahan Data Pengukuran

BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN

Teh Soda


(28)

Kerangka Konsep

Resin akrilik

Resin akrilik polimerisasi panas

Sifat

Stabilitas warna

Faktor Ekstrinsik Perubahan warna

Larutan Kunyit


(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian : Eksperimental Laboratorium

3.2 Desain Penelitian : Post Test only control group

3.3 Tempat dan Waktu penelitian

3.3.1 Tempat Pembuatan Sampel

Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Tempat Pengujian Sampel

Laboratorium Kimia Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

3.3.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Disember 2014 sampai Maret 2015

3.4 Sampel dan Besar Sampel 3.4.1 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik polimerisasi panas yang berbentuk persegi dengan ukuran 20 x 10 x 1,5 mm.9

Gambar 3. Sampel

20 mm

10 mm 1,5 mm


(30)

3.4.2 Besar Sampel Penelitian

Pada penelitian ini jumlah sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus Frederer sebagai berikut:28

(t-1)(r-1) ≥ 15 Keterangan :

t : Jumlah perlakuan r : Jumlah ulangan

Dalam rumus ini akan digunakan t = 4 karena menggunakan 4 kelompok perlakuan, maka jumlah sampel (n) minimal tiap kelompok ditentukan sebagai berikut :

(t - 1) (r - 1) ≥ 15 (4 - 1) (r - 1) ≥ 15

r ≥ 6

Maka jumlah sampel minimal untuk setiap kelompok perlakuan adalah 6 sampel. Total sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 24 sampel, yaitu 6 sampel untuk kelompok kontrol yaitu sampel yang tidak direndam, 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 1 hari, 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 2 hari dan 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 3 hari dalam larutan kunyit.

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas

1. Lama perendaman resin akrilik dalam larutan kunyit selama 1,2 dan 3 hari.

3.5.2 Variabel Tergantung

Stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas.

3.5.3 Variabel Terkendali

a. Ukuran sampel (20 x 10 x 1,5 mm)

b. P/W ratio polimer dan monomer resin akrilik polimerisasi panas (9g : 3,6ml)

c. Jenis resin akrilik polimerisasi panas


(31)

e. Suhu dan waktu kuring (fase I 740C,90 menit dan fase II 1000C ,60 menit.)

f. Bubuk kunyit (3g)

g. Volume cairan perendaman (15ml) h. Kecepatan bur (25000rpm)

i. Teknik dan waktu pemolesan (teknik otomatis dan manual, lama pemolesan 1,5 jam)

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali

a. Kecepatan pengadukan resin akrilik b. Kecepatan pengadukan gips

c. Tekanan pengepressan kuvet

d. Waktu pengadukan akrilik hingga mencapai fase dough e. Waktu pengadukan gips hingga homogen

3.5.5 Kriteria Sampel Kriteria Inklusi

1. Sampel resin akrilik berbentuk persegi dengan ukuran 20 x 10 x 15 mm.

Kriteria Ekslusi

1. Sampel resin akrilik yang memiliki poreus.

2. Sampel resin akrilik yang kotor atau terkontaminasi dengan bahan lain.

3.5.6 Definisi Operasional

a. Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan resin akrilik yang terdiri atas polimer dan monomer yang setelah pencampuran dan pemanasan membentuk suatu bahan padat yang kaku.


(32)

b. Lama perendaman resin akrilik adalah waktu yang diperlukan oleh resin tersebut untuk mengalami perubahan warna setelah direndam dalam larutan kunyit.

c. Stabilitas warna adalah kemampuan suatu bahan mempertahankan warna atau perubahan sedikit warna dari warna asalnya. Lebih sedikit perubahan terjadi maka makin baik stabilitas warna bahan tersebut. d. Kunyit merupakan bahan masakan sehari-hari yang berpengaruh

terhadap perubahan warna pada basis gigi tiruan.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1 Alat Penelitian

3.6.1.1Alat yang Digunakan untuk Membuat Sampel

1. Kuvet (Smic, China)

2. Timbangan digital (CE Cy-ES 200)


(33)

3. Rubber bowl dan spatula

Gambar 5. Rubber bowl (kiri) dan spatula (kanan) 4. Waterbath (Schutzart DIN 40050-IP, Germany)

5. Straight Handpiece(Strong, Korea)

Gambar 6. Waterbath (kiri) dan Straight handpiece (kanan)


(34)

6. Pres Manual

Gambar 7. Press manual 7. Mata bur fraser

8. Mata bur white stone


(35)

9. Lekron 10. Pot akrilik

Gambar 9. Lekron (kiri) dan pot akrilik (kanan) 11. Tisu

12. Motor dan bur polish 13. Kaliper digital, (Krisbow) 14. mortar

15. Becker Glass 16. Kertas saring

17. Kertas pasir waterproof (Taiyo, nomor 150, 280 dan 600) 18. Alat UV/VisibleSpectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240)

Gambar 10. UV-Visible Spectrophotometer


(36)

3.6.2 Bahan Penelitian

a. Resin akrilik polimerisasi panas (QC 20, England)

Gambar 11. Bubuk/liquid resin akrilik polimerisasi panas b. Malam (anchor)

c. Bubuk kunyit (Serbuk kunyit Babas,25g)

Gambar 12. Bubuk kunyit d. Gips keras (Moldano, China)

e. Vaselin

f. Cold mould seal sebagai bahan separasi (QC, England) g. Xylene

Gambar 13. Xylene h. Aquades


(37)

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Pembuatan Sampel Penelitian

1. Pembuatan Mould

a. Pembuatan sampel wax sebagai model induk dengan ukuran 20 x 10 x 1,5 mm3 sebanyak 24 buah.9

Gambar 14. Pembuatan sampel wax

b. Membuat adonan gips keras, perbandingan gips keras dengan air untuk kuvet bawah adalah 300 gram : 90 ml.13

c. Adonan diaduk dengan spatula sehingga tercampur homogen.

Gambar 15. Adonan gips dituang kedalam kuvet

d. Wax diletakkan pada adonan gips keras yang akan mulai mengeras yang ada di dalam kuvet lalu didiamkan sampai gips keras mengeras selama 30 menit.


(38)

Gambar 16. Wax diletakkan pada gips yang mulai mengeras

e. Permukaan gips keras diolesi vaselin dan kuvet atas diisi dengan adonan gips keras.

f. Setelah gips keras mengeras, pembuangan wax dilakukan dengan cara merendam kuvet dalam waterbath sehingga wax meleleh, kemudian kuvet dibuka dan wax yang masih tertinggal dibuang dengan cara pengecoran dengan air panas.

Gambar 17. Pengecoran dengan air panas

g. Setelah kering gips diolesi dengan cold mould seal. 2. Pengisian Resin Akrilik Polimerisasi Panas pada Mould


(39)

a. Polimer dan monomer diaduk dalam pot akrilik dengan perbandingan 9 gr : 3,6 ml sehingga adonan mencapai dough stage.

Gambar 18. Pengadukan polimer dan monomer sampai mencapai dough stage

b. Mould yang telah diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik.

Gambar 19. Mould diisi dengan adonan resin akrilik

c. Plastik selopan diletakkan antara kuvet atas dan bawah, lalu ditutup dan ditekan perlahan dengan press manual selama beberapa menit (proof press).


(40)

d. Kuvet dibuka kembali dan kelebihan akrilik dipotong dengan menggunakan lecron, kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan pengepresan, pemberian tekanan dilanjutkan sampai sebagian besar kuvet berkontak rapat satu sama lain lalu baut dipasang (final press).

3. Kuring resin akrilik

Kuring unit diisi dengan air, suhu dan waktu diatur pada fase I 740C selama 1 jam 30 menit dan fase II 1000C selama 60 menit. Kuvet dikeluarkan dari alat kuring dan dibiarkan dingin pada suhu kamar.1

Gambar 20. Proses kuring resin akrilik 4. Penyelesaian Akhir dan Pemolisan

a. Sampel dikeluarkan dari kuvet lalu dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dan mendapatkan permukaan yang rata dengan dengan bur fraser.

Gambar 21. Sampel resin akrilik diratakan dengan bur fraser


(41)

b. Permukaan sampel dihaluskan dengan menggunakan bur white stone dilanjutkan dengan menggunakan kertas pasir waterproof di bawah air hingga dihasilkan permukaan yang benar-benar rata dan halus.

c. Pemolisan sampel dilakukan dengan menggunakan motor dan brush polish serta bubuk pumice sehingga diperoleh permukaan yang mengkilat.

d. Setelah itu, semua sampel dibersihkan dengan air untuk menghilangkan kotoran.

3.7.2 Pembuatan Larutan Kunyit

1. Larutan kunyit disediakan dengan merendam 3 gram serbuk kunyit dalam 15ml air kemudian dididihkan pada suhu 1000C. Larutan itu kemudian disaring dengan kertas saring.

3.7.3 Perlakuan Sampel

1. Sampel dari bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dibagi menjadi 4 kelompok masing- masing 6 sampel.

2. Untuk Kelompok A (kontrol), sampel tidak direndam.

3. Untuk Kelompok B, sampel direndam dalam larutan kunyit (15ml) selama 1 hari pada suhu kamar.

4. Untuk Kelompok C, sampel direndam dalam larutan kunyit (15ml) selama 2 hari pada suhu kamar.

5. Untuk Kelompok D, sampel direndam dalam larutan kunyit (15ml) selama 3 hari pada suhu kamar.

6. Larutan diaduk sekali setiap hari agar tidak terjadi endapan.

7. Sampel dikeluarkan dan dibersihkan dengan air kemudian diletakkan di atas tisu kering sehingga kering pada suhu kamar.


(42)

Gambar 22. Sampel yang tidak direndam (kiri) dan sampel yang direndam dalam larutan kunyit

3.7.4 Pengukuran Stabilitas Warna

1. Pengukuran stabilitas warna dilakukan dengan menggunakan alat UV-Visible spectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240).

2. Pengukuran dilakukan pada sampel yang tidak direndam dan sampel yang direndam dalam larutan kunyit.

3. Sampel digerus menggunakan bur fraser lalu dihaluskan dengan menggunakan mortar dan alu sampai menjadi bubuk resin akrilik yang halus, kemudian bubuk resin akrilik tersebut dilarutkan ke dalam pelarut xylene dengan perbandingan sampel : pelarut yaitu 0,6 gr : 20 ml selanjutnya diletakkan pada alat pengukur untuk mengukur absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang 552 nm. 4. UV-Visible Spectrophotometer akan membaca nilai absorbansi resin


(43)

Gambar 23. Sampel sebelum dimasukkan dalam UV-Visible Spectrometer

3.8 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji ANOVA satu arah (p<0,05) dan analisis post hoc untuk mengetahui perbandingan perubahan warna pada sampel yang telah direndam dalam larutan kunyit.


(44)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil pengukuran absorbansi warna pada seluruh sampel dapat dilihat pada tabel 1. Pengukuran absorbansi dilakukan pada sampel resin akrilik polimerisasi panas. Sampel resin akrilik polimerisasi panas kelompok kontrol (A) menunjukkan nilai rerata 0.2974 ± 0.0219921; kelompok yang direndam selama 1 hari (B) menunjukkan nilai rerata 0.2932 ± 0.0584548; kelompok yang direndam selama 2 hari (C) menunjukkan nilai rerata 0.3280 ± 0.0115682; dan kelompok yang direndam selama 3 hari (D) menunjukkan nilai rerata 0.3421 ± 0.0138149 dalam larutan kunyit. (Tabel 1) Pada Tabel 1 dapat dilihat resin akrilik polimerisasi panas yang direndam 3 hari menunjukkan absorbansi warna yang tertinggi dalam larutan kunyit yaitu 0.3421.

Tabel 1. Nilai rerata dan Standar Deviasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas No Sampel Kelompok A (tidak direndam) Kelompok B (direndam 1 hari) Kelompok C (direndam 2 hari) Kelompok D (direndam 3 hari)

1. 0.3029 0.1749 0.3125 0.3279

2. 0.2654 0.3089 0.3423 0.3357

3. 0.2834 0.3298 0.3386 0.3339

4. 0.2906 0.3212 0.3243 0.3656

5. 0.3198 0.3142 0.3317 0.3385

6. 0.3223 0.3099 0.3188 0.3510

Mean 0.2974 0.2932 0.3280 0.3421 SD 0.0219921 0.0584548 0.0115682 0.0138149


(45)

Dari pandangan visual, dapat dilihat resin akrilik polimerisasi panas pada kelompok kontrol (A) tidak menunjukkan perubahan warna; sampel kelompok yang direndam selama 1 hari (B) menunjukkan perubahan warna yang kecil ; sampel kelompok yang direndam selama 2 hari (C) menunjukkan perubahan warna menjadi lebih kuning; dan sampel kelompok yang direndam selama 3 hari (D) menunjukkan perubahan warna kuning yang jelas dalam larutan kunyit. (Gambar 29)

A B C D

Gambar 24. Sampel yang tidak direndam dalam larutan kunyit (A), sampel yang direndam dalam larutan kunyit selama 1 hari (B), direndam selama 2 hari (C) dan direndam selama 3 hari (D)


(46)

Nilai rerata absorbansi warna resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan kunyit dapat diringkaskan dan dilihat melalui gambar 25.

Gambar 25. Nilai rerata absorbansi warna resin akrilik polimerisasi panas tanpa perendaman, sampel yang direndam dalam larutan kunyit selama 1 hari, direndam selama 2 hari dan direndam selama 3 hari.


(47)

4.2 Analisa hasil penelitian

Analisa normalitas merupakan syarat untuk melakukan test Anova untuk sampel n<50. Dari data analisis normalitas, (tabel 2) dapat dilihat hasil signifikan untuk semua kelompok A,B,C dan D adalah p>0.05. Ini menunjukkan data distribusi normal.

Tabel 2. Hasil analisa normalitas

Kelom pok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai A .179 6 .200* .948 6 .727

B .440 6 .061 .626 6 .051

C .153 6 .200* .962 6 .835

D .269 6 .198 .899 6 .367

Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan p<0.05. Uji ANOVA satu arah didapatkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan yaitu 0.045 (p<0.05). Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Uji Anova Satu Arah

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups Within Groups Total .010 .021 .031 3 20 23 .003 .001

3.202 .045 33


(48)

Untuk mengetahui lebih lanjut letak perbedaan tersebut, maka dilanjutkan dengan uji Pos Hoc Test (Tukey HSD) pada tabel 4. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA satu arah dengan Post Hoc LSD, didapatkan rerata perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas antara kelompok kontrol dan kelompok perendaman selama 1 hari adalah sebesar 0.0043 dengan nilai signifikasi 0.823. Rerata perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas antara kelompok kontrol dan kelompok perendaman selama 2 hari adalah sebesar 0.0306 dengan nilai signifikasi 0.118. Rerata perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas antara kelompok kontrol dan kelompok perendaman selama 3 hari adalah sebesar 0.0447 dengan nilai signifikasi 0.027.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa terdapat perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah direndam dalam larutan kunyit selama 1,2 dan 3 hari. Namun, perubahan yang signifikan dapat dilihat pada kelompok sampel perendaman selama 3 hari apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa ditolak yang berarti ada perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman selama1,2 dan 3 hari dalam larutan kunyit.

Tabel 4. Signifikansi Nilai Absorbansi Resin Akrilik dengan Post Hoc Test (Tukey LSD)

Post Hoc Test (I) Group J (Group) Signifikan Tukey HSD Tidak direndam Direndam 1 hari

Direndam 2 hari Direndam 3 hari

0.823 0.118 0.027*

Keterangan :

*Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) dengan uji Tukey HSD resin akrilik yang direndam selama 3 hari.


(49)

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada pengukuran intensitas warna resin akrilik polimerisasi panas dengan menggunakan alat UV-Visible Spectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240) diperoleh data nilai absorbansi sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1. Hasil penelitian menunjukkan nilai absorbansi untuk kelompok A adalah 0.2974 ± 0.0219921, untuk kelompok B adalah 0.2932 ± 0.0584548, untuk kelompok C adalah 0.3280 ± 0.0115682 dan untuk kelompok D adalah 0.3421 ± 0.0138149. Dari uji ANOVA satu arah diperoleh p=0,045 (p<0,05) pada kelompok D (sampel yang direndam dalam larutan kunyitselama 3 hari), hal ini menunjukkan bahwa lama resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan kunyit meningkatkan perubahan warna resin akrilik tersebut menjadi lebih kuning. Dari hasil uji ini terlihat bahwa makin lama waktu perendaman resin akrilik maka nilai absorbansi semakin meningkat.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kelompok D mempunyai nilai absorbansi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok A, B, dan C. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan warna yang signifikan pada sampel yang direndam selama 3 hari dibandingkan dengan sampel yang tidak direndam dan dalam larutan kunyit selama 1 hari dan 2 hari.

Pengukuran perubahan warna pada resin akrilik yang dilakukan pada penelitian ini dinyatakan dalam nilai absorbansi dengan panjang gelombang 552 nm. Semakin lama perendaman dalam larutan kunyit menyebabkan warna resin akrilik polimerisasi panas berubah sehingga perubahan warna semakin besar. Hal ini dapat terlihat pada nilai rerata nilai absorbansi yang semakin lama semakin meningkat dengan bertambahnya lama perendaman. Penggunaan panjang gelombang ini didasarkan pada rentang panjang gelombang 552 nm. Panjang gelombang ini dipakai untuk melakukan uji absorbansi warna pada kelompok sampel yang diberi perlakuan.


(50)

Pada penelitian ini, terlihat tampilan visual resin akrilik yang direndam dalam larutan kunyit terlihat lebih kuning dibandingkan dengan resin akrilik yang tidak direndam.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Prashanthi dan Ravindra (2013) yang membuktikan adanya perubahan warna lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan kunyit.11 Penelitian S.V Singh dan Aggarwal P. (2012) menunjukkan bahwa larutan kunyit menunjukkan efek staining yang paling signifikan terhadap stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas berbanding larutan lain seperti teh dan kopi.9 Akan tetapi resin akrilik polimerisasi panas memiliki sifat porositas sehingga masih tetap mungkin terjadi penyerapan air yang dapat mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik. Porositas dapat disebabkan oleh pengadukan yang tidak tepat antara polimer dan monomer dan juga karena sisa monomer yang tidak berpolimerisasi sempurna dengan polimer. Hal ini karena tidak semua monomer akan bersatu dengan polimer, oleh karena itu monomer yang tersisa akan menguap dan menghasilkan porositas.19,20

Perubahan warna yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ukuran sampel, mikroporositas sampel dan lamanya kontak antar bahan. Lama kontak antara resin dan larutan perendaman yang mengandung zat warna berbanding lurus dengan perubahan warnanya, artinya semakin lama suatu bahan itu direndam maka semakin tinggi perubahan warna yang terjadi diikuti ikatan fisik dan kimia antara zat warna dan resin. Hal ini karena kecenderungan kontak zat warna dari larutan juga akan semakin besar.20

Peningkatan nilai absorbansi resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh banyaknya warna dari larutan kunyit yang diserap pada resin akrilik. Warna kuning yang terdapat di dalam larutan kunyit ini adalah warna yang dihasilkan dari kurkuminoid, dimana terjadi interaksi antara kurkuminiod dengan zat warna resin akrilik yaitu merkuri sulfit sehingga akan menghasilkan warna yang lebih kuning.14-16 Reaksi antara merkuri dengan warna kuning dari kurkuminiod ini akan membentuk endapan kuning sehingga akan mempengaruhi intensitas warna resin akrilik polimerisasi panas.


(51)

Perubahan warna pada sampel resin akrilik polimerisasi panas dapat disebabkan oleh salah satu sifat resin akrilik polimerisasi panas yaitu menyerap air. Perubahan ini disebabkan oleh kemampuan menyerap cairan pada bahan dan lingkungan sekitar rongga mulut sehingga zat warna pada kunyit yang terserap dapat bereaksi dengan unsur dalam resin akrilik polimerisasi panas.11,19

Mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Masuknya cairan ke dalam resin melalui proses difusi diikuti oleh penyerapan substansi lain dari cairan tersebut seperti zat warna. Zat warna ini bersifat akumulatif terutama pada daerah yang terdapat porositas dan pada ruang-ruang kosong diantara matrik polimer. Akumulasi dari zat warna inilah yang menyebabkan perubahan dari resin yaitu perubahan warna.6,19

Hasil penelitian menunjukkan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan kunyit mempengaruhi perubahan warna dilihat secara perhitungan statistik.


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian eksperimental laboratoris yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perubahan warna pada resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan kunyit selama 1,2 dan 3 hari.

2. Semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan kunyit, semakin besar perubahan warna pada resin akrilik tersebut.

3. Perubahan warna pada resin akrilik polimerisasi panas yang terbesar adalah pada hari ketiga.

6.2 Saran

1. Diharapkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek perubahan warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam di dalam bahan masakan lain.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

1. Powers JM, Sakaguchi RL. Craig’s Dental Materials. 12thed. London: Mosby,

2006:514-48.

2. Kurniawan C, Sebayang P, Muljadi, Hasibuan SR. Peningkatan sifat fisis dan mekanik bahan gusi tiruan berbasis komposit resin akrilik dengan

penambahan variasi ukuran serat kaca

http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/290627.html (Maret 8,2015)

3. Meng TR, Latta MA. Physical properties of four acrylic denture base resins. J contemporary dental practice 2005;(6)4:93-100

4. Tandon S, Gupta S, Agarwal SA. Denture Base Material:From past to future. Indian Journal of Dental Sciences 2010; 2(2): 33-9.

5. Nallaswamy D. Textbook of Prosthodontics. 4thed. Delhi: Jaypee, 2007:377. 6. Goiato MC, Nóbrega AS, Santos DM, Andreotti AM, Moreno A. Effect of

different solutions on color stability of acrylic resin-based dentures. Braz oral res 2014; 28(1):1-7.

7. Sitorus Z, Dahar E.Perbaikan sifat fisis dan mekanis resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca. Dentika Dental Journal 2012; 17(1) : 24-9.

8. Duymus ZE, Yanikoglu N, Arik M. Evaluation of colour changed of acrylic resin materials in the different solutions. Asian journal of chemistry 2010; 22(9) : 6669-76.

9. Singh SV, Aggarwal P. Effect of tea, coffee and turmeric solutions on the colour of denture base acrylic resin: An in vitro study. J Indian Prosthodont Soc 2012; 12(3) : 149-53.

10.Gupta G, Gupta T. Evaluation of the effect of various beverages and food material on the color stability of provisional materials – An in vitro study. J Conserv Dent 2011; 4(3) : 287-92.


(54)

11.Madhyastha PS, Kotian R. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical. J Indian Prosthodont Soc 2013; 4(1) : 549-59.

12.Andarwulan N, Faradilla RH. Pewarna Alami untuk Pangan. Seafast Center 2012:51-7.

13.Kortrakulkij K. Effect of denture cleanser on color stability and flexural strength of denture base materials. Thesis. Bangkok: University of Mohidol, 2008: 1-73.

14.Hardjo WA, Yamrewav PA. Ekstraksi kurkumin dari kunyit. Prosiding seminar nasional rekasaya kimia dan proses Semarang 2004 : 1-7.

15.USDA National Nutrient Database for Standard Reference Release. Basic report turmeric. http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/273/turmeric.html (Agustus 25,2014)

16.Gupta SC, Patchva S, Koh W, Aggarwal BB. Discovery of curcumin, a component of the golden spice, and its miraculous biological activities. Clin Exp Pharmacol Physiol 2012; 39(3) : 283-99.

17.Khazil AS. Evaluation of color alteration of heat-polymerized acrylic resin. Dental Material Journal 2008; 5(4) : 384-92.

18.Ergun G, Sagesen LM, Ozkan Y, Demirel E. In vitro color stability of provisional crown and bridge restoration materials. Dental Material Journal 2005; 24(3) : 342-50.

19.Manappallil JJ. Basic Dental Materials. 2nded. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers, 2003:98-134.

20.Van Noort R. Introduction to Dental Materials. 3rded. London: Mosby, 2007:216-23.

21.Powers JM, Wataha JC. Dental material: propeties and manipulation. 9thed. Missouri: Mosby, 2008:18-35.

22.Wady AF, Machado AL, Vergani CE, Pavarina AC, Giampaolo ET. Impact strength of denture base and reline acrylic resins subjected to long term water immersion. Braz Dent J 2011; 22(1) : 56-61.


(55)

23.Wozniak WT, Muller TP, Silverman R, Moser JB. Photographic assessment of color changes in cold and heat cure resins. Journal of oral rehabilitation 2005; 8(1) : 333-9.

24.Saied HM. Influence of dental cleansers on the color stability and surface roughness of three types of denture bases. J Bagh College Dentistry 2011; 23(3) : 17-22.

25.Noegroho W, Kresnoadi U, Subianto A. The change of temperature on the shear strength of permanent soft-liner on acrylic resin. Maj Ked Gigi (Dent. J.) 2006; 39(2) 77-9.

26.Al-Taie GA, Fatihallah AA, Hachim TM. Assessment of visible light absorption using different curing cycles and colorant drinks in vitro study. J Bagh College Dentistry 2009; 21(2) : 10-3.

27.Faltermeier A, Rosentritt M, Reicheneder C, Behr M. Discolouration of orthodontic adhhesives caused by food dyes and ultarviolet light. Eur J orthodont 2008; 30:89-93

28.Hanafiah KA. Rancangan percobaan teori & aplikasi. eds.3. Jakarta: Rajawali pers, 2011: 8-11.

29.Huda N. Pemeriksaan kinerja spektrofotometer uv-vis. Gbc 911a menggunakan pewarna tartrazine cl 19140. Sigma Epsilon 2001; 20-21: 15. 30.Lawande SA. Therapeutic applications of turmeric (Curcuma longa) in

dentistry: A promising future. J Pharm Biomed Sci 2013; 27(27): 586-91. 41


(56)

Lampiran 1 Alur Penelitian

Pengisian kuvet atas

Penanaman plat malam pada kuvet bawah Pembuatan plat malam ukuran 20 x 10 x 1,5

mm3

Pengangkatan plat malam

Pengisian resin akrilik pada mould

Perendaman sampel dalam larutan kunyit Sampel Penelitian

Proses Akhir dan Pemolisan

Kuring di waterbath pada suhu 740C selama 90 menit kemudian temperatur dinaikkan menjadi 1000C selama 60 menit

Pengepresan kuvet dengan hidrolik press

Hasil

Pengukuran Stabilitas Warna Tidak

direnda


(57)

Lampiran 2

Tests of Normality Kelomp

ok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai A .179 6 .200* .948 6 .727

B .440 6 .061 .626 6 .051

C .153 6 .200* .962 6 .835

D .269 6 .198 .899 6 .367

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

ONEWAY Nilai BY Kelompok

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY /PLOT MEANS

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Oneway

Notes

Output Created 08-May-2015 21:51:02

Comments

Input Data C:\Users\User\Documents\HARINDREN

FKG.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 24

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on

cases with no missing data for any variable in the analysis.


(58)

Syntax ONEWAY Nilai BY Kelompok

/STATISTICS DESCRIPTIVES

HOMOGENEITY /PLOT MEANS /MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Resources Processor Time 00:00:00.374

Elapsed Time 00:00:00.385

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\HARINDREN FKG.sav

Descriptives Nilai

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

A 6 .297400 .0219921 .0089782 .274321 .320479 .2654 .3223

B 6 .293150 .0584548 .0238641 .231805 .354495 .1749 .3298

C 6 .328033 .0115682 .0047227 .315893 .340173 .3125 .3423

D 6 .342100 .0138149 .0056399 .327602 .356598 .3279 .3656

Total 24 .315171 .0368749 .0075271 .299600 .330742 .1749 .3656

Test of Homogeneity of Variances Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(59)

ANOVA Nilai

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .010 3 .003 3.202 .045

Within Groups .021 20 .001

Total .031 23


(60)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Nilai

LSD (I) Kelompo k

(J) Kelompo k

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

A B .0042500 .0187645 .823 -.034892 .043392

C -.0306333 .0187645 .118 -.069775 .008509

D -.0447000* .0187645 .027 -.083842 -.005558

B A -.0042500 .0187645 .823 -.043392 .034892

C -.0348833 .0187645 .078 -.074025 .004259

D -.0489500* .0187645 .017 -.088092 -.009808

C A .0306333 .0187645 .118 -.008509 .069775

B .0348833 .0187645 .078 -.004259 .074025

D -.0140667 .0187645 .462 -.053209 .025075

D A .0447000* .0187645 .027 .005558 .083842

B .0489500* .0187645 .017 .009808 .088092

C .0140667 .0187645 .462 -.025075 .053209


(1)

23.

Wozniak WT, Muller TP, Silverman R, Moser JB. Photographic assessment

of color changes in cold and heat cure resins. Journal of oral rehabilitation

2005; 8(1) : 333-9.

24.

Saied HM. Influence of dental cleansers on the color stability and surface

roughness of three types of denture bases. J Bagh College Dentistry 2011;

23(3) : 17-22.

25.

Noegroho W, Kresnoadi U, Subianto A. The change of temperature on the

shear strength of permanent soft-liner on acrylic resin. Maj Ked Gigi (Dent.

J.) 2006; 39(2) 77-9.

26.

Al-Taie GA, Fatihallah AA, Hachim TM. Assessment of visible light

absorption using different curing cycles and colorant drinks in vitro study. J

Bagh College Dentistry 2009; 21(2) : 10-3.

27.

Faltermeier A, Rosentritt M, Reicheneder C, Behr M. Discolouration of

orthodontic adhhesives caused by food dyes and ultarviolet light. Eur J

orthodont 2008; 30:89-93

28.

Hanafiah KA. Rancangan percobaan teori & aplikasi. eds.3. Jakarta: Rajawali

pers, 2011: 8-11.

29.

Huda N. Pemeriksaan kinerja spektrofotometer uv-vis. Gbc 911a

menggunakan pewarna tartrazine cl 19140. Sigma Epsilon 2001; 20-21: 15.

30.

Lawande SA. Therapeutic applications of turmeric (Curcuma longa) in

dentistry: A promising future. J Pharm Biomed Sci 2013; 27(27): 586-91.

41


(2)

Lampiran 1

Alur Penelitian

Pengisian kuvet atas

Penanaman plat malam pada kuvet bawah

Pembuatan plat malam ukuran 20 x 10 x 1,5

mm

3

Pengangkatan plat malam

Pengisian resin akrilik pada mould

Perendaman sampel dalam larutan kunyit

Sampel Penelitian

Proses Akhir dan Pemolisan

Kuring di waterbath pada suhu 74

0

C selama 90 menit kemudian temperatur

dinaikkan menjadi 100

0

C selama 60 menit

Pengepresan kuvet dengan hidrolik press

Hasil

Pengukuran Stabilitas Warna

Tidak

direnda


(3)

Lampiran 2

Tests of Normality Kelomp

ok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai A .179 6 .200* .948 6 .727

B .440 6 .061 .626 6 .051

C .153 6 .200* .962 6 .835

D .269 6 .198 .899 6 .367

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

ONEWAY Nilai BY Kelompok

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY /PLOT MEANS

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Oneway

Notes

Output Created 08-May-2015 21:51:02

Comments

Input Data C:\Users\User\Documents\HARINDREN

FKG.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 24

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on


(4)

Syntax ONEWAY Nilai BY Kelompok

/STATISTICS DESCRIPTIVES

HOMOGENEITY /PLOT MEANS /MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).

Resources Processor Time 00:00:00.374

Elapsed Time 00:00:00.385

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\HARINDREN FKG.sav

Descriptives Nilai

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound

Upper Bound

A 6 .297400 .0219921 .0089782 .274321 .320479 .2654 .3223

B 6 .293150 .0584548 .0238641 .231805 .354495 .1749 .3298

C 6 .328033 .0115682 .0047227 .315893 .340173 .3125 .3423

D 6 .342100 .0138149 .0056399 .327602 .356598 .3279 .3656

Total 24 .315171 .0368749 .0075271 .299600 .330742 .1749 .3656

Test of Homogeneity of Variances Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(5)

ANOVA Nilai

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .010 3 .003 3.202 .045

Within Groups .021 20 .001

Total .031 23


(6)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Nilai

LSD (I) Kelompo k

(J) Kelompo k

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

A B .0042500 .0187645 .823 -.034892 .043392

C -.0306333 .0187645 .118 -.069775 .008509

D -.0447000* .0187645 .027 -.083842 -.005558

B A -.0042500 .0187645 .823 -.043392 .034892

C -.0348833 .0187645 .078 -.074025 .004259

D -.0489500* .0187645 .017 -.088092 -.009808

C A .0306333 .0187645 .118 -.008509 .069775

B .0348833 .0187645 .078 -.004259 .074025

D -.0140667 .0187645 .462 -.053209 .025075

D A .0447000* .0187645 .027 .005558 .083842

B .0489500* .0187645 .017 .009808 .088092

C .0140667 .0187645 .462 -.025075 .053209