2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas
2.2.1 Komposisi
Sebagian besar resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.
1,4,19,20,22
Bubuknya ini memiliki sifat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai warna gingiva. Cairannya tersedia dalam botol
kedap sinar untuk mencegah premature polymerization yang disebabkan cahaya atau radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan.
Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas :
1,19,20,22
1 Polimer Bubuk
Polimer : Granul polimetil metakrilat
Inisiator : Benzoil peroksida 0,2-0,5
Zat pigmen : Merkuri sulfit atau cadmium sulfit, atau pewarna organik
2 Monomer Cairan
Monomer : Metil metakrilat
Inhibitor : Hidrokuinon 0,006
Platicizer : Dibutil pthalat
Agen Cross-linked : Glikol dimetilmetakrilat 1-2
2.2.2 Reaksi Polimerisasi
Proses polimerisasi dapat dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Secara ringkas reaksinya seperti berikut :
Bubuk polimer + Cairan monomer + Panas eksternal Polimer + Panas reaksi.
5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Reaksi polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas
1
2.2.3 Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan
monomer biasanya 3:1 berdasarkan volumenya atau 2:1 berdasarkan berat. Setelah bubuk dan cairan dicampur dengan perbandingan yang tepat, adonan atau
campuran akrilik akan mengalami 4 tahap yaitu :
19
a. Tahap Pertama : Tahap basah, seperti pasir wet sand stage
b. Tahap Kedua : Tahap lengket dan berserabut bila ditarik tacky fibrous
selama polimer mulai larut dalam monomer sticky stage.
c. Tahap Ketiga : Tahap lembut, seperti adonan yang halus, homogen dan
liat. Fase ini merupakan fase yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould. doughgel stage.
d. Tahap Keempat : Tahap kaku seperti karet rubbery-hard stage
8
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Sifat-sifat
Sifat-sifat fisik basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas :
1,19-21
1. Pengerutan Kepadatan massa bahan akan berubah dari 0,94 menjadi 1,19gcm3 ketika
monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk polimetilmetakrilat. Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21. Akibatnya, pengerutan
volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7 sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.
19
2. Perubahan Dimensi Pemproresan akrilik yang baik akan menghasilkan stabilitas dimensi yang
baik. Teknik injection moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik dibandingkan dengan teknik compression moulding. Garfunkel dan Anderson dkk
1988 menyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada injection moulding lebih rendah dibandingkan dengan compression moulding.
1,19
3. Konduktivitas Termal Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik
panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas termal yang rendah yaitu 0,0006 °Ccm.
1,20
4. Solubilitas Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin
umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut. 5. Penyerapan Air
Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu. Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika
ditempatkan pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air
sebesar 0,6 mgcm
2
. Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi.
19
Difusi adalah berpindahnya suatu substansi melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat mempengaruhi
kekuatan rantai polimer. Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air yang 9
Universitas Sumatera Utara
berlebihan dapat menyebabkan diskolorisasi.
6,8-11
Meskipun basis gigi tiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang
terdapat dalam rongga mulut.
1.19
6. Porositas Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigi tiruan yang lebih tebal.
Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul primer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik
didih bahan tersebut. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang homogen, perbandingan polimer dan monomer yang tepat, proses
pengadukan yang terkontrol dengan baik serta waktu pengisian bahan ke mould yang tepat.
19
7. Stabilitas Warna Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik.