PENDAHULUAN LANDASAN TEORI Pendugaan parameter model hidden markov

8

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, banyak kejadian yang bersifat stokastik. Setiap kejadian terkait erat dengan penyebab kejadian, hanya saja terkadang penyebabnya tidak diamati secara langsung. Penyebab kejadian bisa membentuk berbagai model matematis, diantaranya model rantai Markov. Pasangan kejadian dan penyebabnya disebut dengan model hidden Markov. Model hidden Markov ini sudah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu, salah satunya yaitu di bidang telekomunikasi. Contohnya yaitu transnisi siaran radio yang ditransmisikan pada channel komunikasi yang sibuk. Penggunaan model hidden Markov di bidang telekomunikasi ini telah dikembangkan oleh Rabiner, 1989. Selain telekomunikasi, model hidden Markov juga dikembangkan dalam bidang ekonomi, biologi dan lain sebagainya. Model hidden Markov dibangun oleh parameter-parameter yang akan digunakan untuk memprediksi kejadian di masa yang akan datang. Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka dapat diduga parameter dari model hidden Markov. Salah satu metode yang digunakan untuk menduga parameter model hidden Markov adalah algoritma EM Expectation Maximization. Dengan algoritma EM, diharapkan akan diperoleh pendugaan parameter yang akan memaksimumkan prediksi terhadap kejadian di masa yang akan datang. Tujuan Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menentukan parameter yang akan memaksimumkan peluang suatu kejadian berdasarkan barisan kejadian sebelumnya dengan men ggunakan algoritma EM Expectation Maximization.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul dapat diketahui, tetapi hasil pada percobaan berikutnya tidak dapat diduga dengan tepat. Percobaan semacam ini, yang dapat diulang dalam kondisi yang sama disebut percobaan acak . [Hogg dan Craig, 1995] Definisi 1.1 Ruang Contoh dan Kejadian Himpunan dari semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan acak disebut ruang contoh, dinotasikan dengan Ω . Suatu kejadian A adalah himpunan bagian dari Ω . [Grimmett dan Stirzaker, 1992] Definisi 1.2 Medan- σ Medan- σ adalah suatu himpunan yang anggotanya terdiri atas himpunan bagian ruang contoh Ω , yang memenuhi kondisi berikut: 1. F ∈ φ , 2. Jika F ∈ K , , 2 1 A A maka F ∈ ∞ = U 1 i i A , 3. Jika F ∈ A maka F ∈ c A . [Grimmett dan Stirzaker, 1992] Definisi 1.3 Ukuran Peluang Misal F adalah m edan- σ dari ruang contoh Ω . Ukuran peluang adalah suatu fungsi [ ] 1 , : → F P pada F , Ω yang memenuhi: 1. = φ P , 1 = Ω P , 2. Jika F ∈ K , , 2 1 A A adalah himpunan yang saling lepas yaitu φ = I j i A A untuk setiap pasangan j i ≠ , maka 9 ∑ =     ∞ = ∞ = 1 1 i i i i A P A P U . Pasangan P , , F Ω disebut ruang peluang . [Grimmett dan Stirzaker, 1992] Definisi 1.4 Kejadian Saling Bebas Misal P , , F Ω ruang peluang dan F ∈ B A, . Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika B P A P B A P . = I . Misal I adalah himpunan indeks. Himpunan kejadian { } I i A i ∈ , dikatakan saling bebas jika ∏ =     ∈ ∈ J i i J i i A P A P I untuk setiap himpunan bagian berhingga J dar i I. [Grimmett dan Stirzaker, 1992] Teorema 1.5 Teorema Bayes Misal P , , F Ω ruang peluang dan F ∈ i C , k i ,.., 2 , 1 = . Misalkan kejadian C terjadi hanya dengan salah satu kejadian i C . Maka peluang bersyarat dari j C setelah diketahui C adalah ∑ = = ∩ = k i i i j j j j C C P C P C C P C P C P C C P C C P 1 [bukti lihat Hogg dan Craig, 1992] Teorema 1.6 Peluang Bersyarat Dari Dua Kejadian Saling Bebas Misal P , , F Ω ruang peluang dan F ∈ B A, . Jika A dan B merupakan kejadian yang saling bebas, maka peluang bersyarat dari A setelah diketahui B adalah A P B A P = . [Grimmett dan Stirzaker, 1992] Teorema 1.7 Absolut Kontinu Jika v dan µ merupakan ukuran peluang pada F , Ω . Ukuran peluang v dikatakan absolut kontinu ke ukuran peluang µ jika = A µ maka = vA , untuk setiap F ∈ A . Dinotasikan µ v [Royden, 1963] Teorema 1.8 Radon-Nikodym Jika P dan P merupakan dua ukuran peluang pada F , Ω sehingga untuk setiap F ∈ B , = B P menyebabkan = B P , akibatnya ada peubah acak tak-negatif Λ , sehingga ∫ Λ = C dP C P untuk semua F ∈ C . Dinotasikan Λ = F dP P d . [Bukti lihat Wong dan Hajek, 1985] 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran Definisi 2.1 Peubah Acak Misal F adalah m edan- σ dari ruang contoh Ω . Suatu peubah acak X adalah suatu fungsi ℜ → Ω : X dengan sifat { } F ∈ ≤ Ω ∈ x X ω ω ; , untuk setiap ℜ ∈ x . [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Peubah acak dinotasikan dengan huruf besar seperti Z Y X , , . Sedangkan nilai peubah acak dinotasikan dengan huruf kecil seperti z y x , , . Definisi 2.2 Fungsi Sebaran Misal P , , F Ω ruang peluang. Fungsi sebaran dari peubah acak X adalah suatu fungsi [ ] 1 , : → ℜ F yang didefinisikan oleh x X P x F X ≤ = . [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 2.3 Peubah Acak Diskret Peubah acak X dikatakan diskret jika nilainya hanya pada himpunan bagian yang terhitung dari ℜ . [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Catatan : Suatu himpunan bilangan C disebut terhitung jika C terdiri atas bilangan berhingga anggota C dapat dikorespondensikan 1-1 dengan bilangan bulat positif. Definisi 2.4 Fungsi Kerapatan Peluang Misal P , , F Ω ruang peluang. Fungsi kerapatan peluang dari peubah acak diskret X adalah fungsi [ ] 1 , : → ℜ p yang diberikan oleh x X P x p X = = . [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 2.5 Peubah Acak Kontinu Peubah acak X dikatakan kontinu jika fungsi sebarannya dapat dinyatakan sebagai 10 , du u f x F x X X ∫ = ∞ − ℜ ∈ x , dengan ∞ → ℜ , : f adalah fungsi yang terintegralkan. Fungsi f dikatakan fungsi kepekatan peluang dari peubah acak X [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 2.6 Fungsi Sebaran Bersama Dua Peubah Acak Fungsi sebaran bersama dari dua peubah acak X dan Y adalah suatu fungsi [ ] 1 , : → ℜ F yang didefinisikan oleh y Y x X P y x F ≤ ≤ = , , . [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 2.7 Fungsi Kepekatan Peluang Bersama dan Fungsi Kepekatan Peluang Marjinal Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu, maka fungsi kepekatan peluang bersama dari X dan Y adalah fungsi yang didefinisikan oleh y x y x F f X Y ∂ ∂ ∂ = , 2 dan dx y x f y f XY Y , ∫ = ∞ ∞ − adalah fungsi kepekatan peluang marjinal dari peubah acak Y. [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 2.8 Fungsi Kepekatan Peluang Bersyarat Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang marjinal y f Y , maka fungsi kerapatan peluang bersyarat dari X dengan syarat y Y = adalah , y f y x f y x f Y XY Y X = dengan XY f fungsi kepekatan peluang bersama dari X dan Y. [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 2.9 Nilai Harapan Jika X adalah peubah acak diskret dengan fungsi kerapatan peluang x X P x p X = = maka nilai harapan dari X adalah [ ] ∑ = x X x p x X E , asalkan jumlah di atas konvergen mutlak. [Hogg dan Craig, 1995] Definisi 2.10 Nilai Harapan Jika X adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang x f X maka nilai harapan dari X adalah [ ] dx x f x X E X ∫ = ∞ ∞ − , asalkan integralnya ada. [Hogg dan Craig, 1995] Definisi 2.11 Nilai Harapan Bersyarat Jika X dan Y adalah peubah acak kontinu dengan y x f Y X adalah fungsi kepekatan peluang bersyarat dari X dengan syarat y Y = , maka nilai harapan dari X dengan syarat y Y = adalah [ ] dx y x f x y Y X E Y X ∫ = = ∞ ∞ − . [Hogg dan Craig, 1995] Definisi 2.12 Nilai Harapan Bersyarat Misal P , , F Ω ruang peluang dan A sub- medan- σ dari F . Jika X peubah acak tak negatif dan terintegralkan maka A X E didefinisikan sebagai peubah acak yang terukur- A dan bersifat tunggal kecuali pada kejadian peluang nol, serta memenuhi [ ] ∫ ∫ = A A dP X E dP X A , A ∈ ∀ A [Elliot, Lakhdar dan Moo re, 1995] Lemma 2.13 Penentuan Nilai Harapan melalui Nilai Harapan Bersyarat Jika X dan Y adalah peubah acak, maka nilai harapan dari X dapat ditentukan lewat nilai harapan X dengan syarat Y sebagai berikut: [ ] [ ] [ ] Y X E E X E = . [Hogg dan Craig, 1995] Lemma 2.14 Ragam dari Fungsi Linear Misalkan i X peubah acak dengan rataan i µ dan ragam 2 i σ , k i ,..., 2 , 1 = . Jika k X X X , , , 2 1 L saling bebas dan k c c c , , , 2 1 L adalah konstanta, maka rataan dan ragam dari fungsi linear k k X c X c X c Y + + + = L 2 2 1 1 adalah ∑ = = k i i i Y c 1 µ µ dan ∑ = = k i i i Y c 1 2 2 2 σ σ [bukti lihat Hogg dan Craig, 1992] 11 Lemma 2.15 Misalkan X peubah acak dari sebaran normal baku, 1 , ~ N X , maka aX Y = adalah peubah acak sebaran normal dengan rataan nol dan ragam 2 a , , ~ 2 a N aX , dan b aX Y + = adalah peubah acak sebaran normal dengan rataan b dan ragam 2 a , , ~ 2 a b N b aX + . [bukti lihat Hogg dan Craig, 1992] 2.3 Rantai Markov Definisi 3.1 Ruang State Misalkan N S ℜ ⊂ , Ν ∈ N , merupakan nilai dari barisan peubah acak, maka S disebut ruang state [Grimmett dan Stirzaker, 1992 Definisi 3.2 Proses Stokastik Proses Stokastik } : { Ν ∈ k X k yang terdefinisi pada ruang peluang P , F , Ω adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke ruang state S . [Ross, 1996] Definisi 3.3 Rantai Markov dengan Waktu Diskret Misal P , , F Ω ruang peluang dan S ruang state . Proses stokastik } : { Ν ∈ k X k dengan ruang state { } N e e e S , , , 2 1 K = , disebut Rantai Markov dengan waktu diskret jika untuk setiap k = {0, 1,....} berlaku , , , 1 1 1 i X i X i X j X P k k k k = = = = − − + L 1 i X j X P k k = = = + untuk semua kemungkinan nilai dari S j i i i i k ∈ − , , , , , 1 1 L . [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 3.4 Matriks Transisi Misalkan } : { Ν ∈ k X k rantai Markov dan S ruang state yang berukuran N. Matriks transisi ji p P = berukuran N x N adalah matriks dari peluang transisi i X j X P p k k ji = = = + 1 untuk N j i ..., , 2 , 1 , = [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 3.5 Rantai Markov yang Homogen Rantai Markov { } k X disebut homogen jika ji k k p i X j X P i X j X P = = = = = = + 1 1 untuk semua N k ∈ dan S j i ∈ , [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 3.6 Martingale Proses Stokastik } : { Ν ∈ k X k disebut proses Martingale jika [ ] ∞ k X E untuk semua k dan [ ] k k k X X X X X E = + , , , 2 1 1 L [Ross, 1996] Definisi 3.7 Inkremen Bebas dan Inkremen Stasioner 1 Suatu proses stokastik } : { Ν ∈ k X k dengan waktu kontinu disebut inkremen bebas jika untuk semua k k k k k L 2 1 peubah acak 1 1 , , − − − t t k k k k X X X X L adalah bebas. 2 Suatu proses stokastik } : { Ν ∈ k X k dengan waktu kontinu disebut memiliki inkremen stasioner jika k l k X X − + memiliki sebaran yang sama untuk semua nilai Ν ∈ l k , [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 3.8 Filtrasi Misalkan { } K , , 1 G G G = merupakan barisan submedan - σ dari F , G disebut filtrasi jika 1 + ⊆ k k G G untuk semua N k ∈ [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 3.9 Measurable terukur Misal P , , F Ω ruang peluang. Jika { } F ∈ ≤ Ω ∈ x X ω ω ; untuk setiap ℜ ∈ x maka X dikatakan terukur- F [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Definisi 3.10 Adapted Misal P , F , Ω ruang peluang. Barisan peubah acak { } Ν ∈ = k X X k : dikatakan adapted ke filtrasi F jika k X merupakan terukur- F untuk semua k [Grimmett dan Stirzaker, 1992]. Defnisi 3.11 Predictable Misal P , F , Ω ruang peluang. Barisan peubah acak { } k Φ dikatakan predictable ke 12 filtrasi k F jika { } k Φ adalah terukur - 1 − k F untuk setiap N k ∈ . [Elliot, Lakhdar dan Moore, 1995]

2.4 Ruang Perkalian Dalam Definisi 4.1 Ruang Vektor

V disebut ruang vektor, jika untuk setiap vektor V w v u ∈ , , dan sebarang skalar k dan l dipenuhi aksioma berikut: 1. Jika V v u ∈ , , maka V v u ∈ + 2. u v v u + = + 3. w v u w v u + + = + + 4. Ada V ∈ sehingga u u u = + = + , V u ∈ ∀ 5. Untuk V u ∈ ∀ , ada V u ∈ − yang dinamakan negatif u sehingga = + − = − + u u u u 6. jika k adalah sebarang skalar dan V u ∈ , maka V k u ∈ 7. k v k u v u k + = + 8. lu k u u l k + = + 9. u k l lu k = 10. u u = 1 [H. Anton,1997] Definisi 4.2 Perkalian Dalam Jika n u u u u K , , 2 1 = dan n v v v v , , , 2 1 K = adalah sebarang vektor pada n ℜ , maka hasil kali dalam euclid v u . didefinisikan dengan n n v u v u v u v u + + + = L 2 2 1 1 . . [H. Anton,1997] Definisi 4.3 Ruang Hasil Kali Dalam Sebuah hasil kali dalam pada ruang vektor real V adalah fungsi yang mengasosiasikan bilangan real v u, dengan masing – masing pasangan vektor u dan v pada V sedemikian rupa sehingga aksioma-aksioma berikut dipenuhi untuk semua V w v u ∈ , , skalar k. 1. u v v u , , = 2. w v w u w v u , , , + = + 3. v u k v k u , , = 4. , ; , = ≥ v v dan v v jika dan hanya jika = v Sebuah ruang vektor real dengan sebuah hasil kali dalam dinamakan ruang hasil kali dalam real [H. Anton,1997]

III. PEMBAHASAN