beradaptasi akan sangat mudah dikalahkan oleh pihak yang lebih kuat dan dominan.
2. Komunikasi Persona
Menurut Mulyana 2003: 141 komunikasi persona interpersona mengacu kepada proses-proses mental yang dilakukan orang untuk
mengatur dirinya sendiri dalam dan dengan lingkungan sosio- budayanya, mengembangkan cara-cara melihat, mendengar, memahami,
dan merespons lingkungan. Ruben dalam Mulyana, 2003: 141 “Komunikasi persona dapat dianggap sebagai merasakan, memahami,
dan berperilaku terhadap objek-objek dan orang-orang dalam suatu lingkungan. Komunikasi persona merupakan proses yang dilakukan
individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Konsep komunkasi persona digunakan untuk menganalisis
hambatan berkomunkasi dan hambatan bahasa yang digunakan mahasiswa Papua selama kuliah dan tinggal di Unnes. Salah satu variabel
terpenting dalam komunikasi persona adalah kompleksitas struktur kognitif dari mahasiswa Papua tentang pola-pola dan aturan-aturan
sistem komunkasi pribumi. Melalui cara-cara melihat, mendengar, memahami dan merespons lingkungan mahasiswa Papua mengetahui
cara berkomunikasi masyarakat Jawa terjadi secara halus dan tenang berbeda dengan mahasiswa Papua yang berkomunikasi dengan
mahasiswa Papua lain secara keras dan lantang. Perbedaan cara berkomunikasi ini yang kemudian menjadi hambatan apabila mahasiswa
Papua menerapkan cara berkomunkasi yang biasa digunakan dengan sesama mahasiswa Papua kepada mahasiswa dan masyarakat Jawa.
Kemampuan melakukan komunikasi persona dapat dijadikan strategi beradaptasi bagi mahasiswa Papua dalam pergaulan dan
komunikasi dengan masyarakat Jawa. Komunikasi seperti ini harus dilakukan dua arah sehingga tidak terjadi hambatan atau misinterpretasi
makna komunikasi. Suatu variabel komunikasi persona lainnya dalam proses adaptasi adalah citra diri self image imigran berkaitan dengan
citra-citra imigran tentang lingkungannya. Mahasiswa Unnes dan masyarakat perlu melakukan komunikasi persona untuk memudahkan
proses komunikasi. Kurangnya pemahaman dan toleransi mengakibatkan hambatan komunikasi dan rasa rendah diri mahasiswa Papua.
3. Stereotip