Analisis Strategi Pengembangan Metode Analisis Data

Faktor tersebut dievaluasi dengan menggunakan matriks IFE Internal Factor Evaluation dengan langkah sebagai berikut David, 2002 : 1 Menentukan faktor kekuatan strenghts dan kelemahan weakness dengan responden terbatas. a Produksi Kualitas produk yang dihasilkan berupa salak pondoh dan bagaimana mempertahankan kualitas produknya b Manajemen dan Pendanaan Bagaimana para petani salak pondoh memanajemen usahanya dan bagaimana ketersediaan modal yang mendukung kegiatan oprasional usahatani, meliputi sumber modal dari dalam maupun sumber modal dari luar usahatani. c Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia mencangkup bagaimana kualitas SDM petani salak pondoh d Investasi Apakah investasi yang dimiliki sudah baik atau tidak kemudian dapat dimanfaatkan secara baik atau tidak. e Lokasi Usahatani Lokasi usahatani dekat pasar dan konsumen. 2 Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor internal bobot. Penentuan bobot faktor internal dilakukan dengan memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing- masing faktor. Penilaian angka pembobotan adalah sebagai berikut: 2 jika faktor vertikal lebih penting dari faktor horizontal, 1 jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor horizontal dan 0 jika faktor vertikal kurang penting dari faktor horizontal. Memberikan skala rating 1 sampai 4 untuk setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor tersebut mewakili kelemahan utama peringkat = 1, kelemahan kecil peringkat = 2, kekuatan kecil peringkat = 3, dan kekuatan utama peringkat = 4. 3 Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor tertimbang. 4 Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai 1 menunjukkan bahwa kondisi internal yang sangat buruk dan nilai 4 menunjukkan kondisi internal yang sangat baik, rata-rata nilai yang dibobotkan adalah 2,5. Nilai lebih kecil dari 2,5 menunjukkan bahwa kondisi internal selama ini masih lemah. Sedangkan nilai lebih besar dari 2,5 menunjukkan kondisi internal kuat. 5 Analisis faktor di atas dapat menggunakan matriks pada Tabel 4. Tabel 4. Kerangka matrik faktor strategi internal Komponen Bobot Rating Skor Rangking Kekuatan Sumberdaya lahan Potensi lahan subur dan luas Investasi Sarana produksi mudah didapatkan Produk Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik SDM Banyak tenaga kerja yang tersedia Lokasi Lokasi usahatani merupakan sentra salak pondoh Kelemahan Modal dan pendanaan Modal petani terbatas infrastruktur pendukung infrastruktur yang kurang memadai Produksi Produksi belum optimal SDM SDM berpendidikan rendah Lokasi Lokasi usahatani salak yang jauh dari kota Total Skor IFE 1 Sumber : Rangkuti, 2006. Keterangan pemberian rating: 4 = kekuatankelemahan yang dimiliki usahatani salak pondoh sangat kuat 3 = kekuatankelemahan yang dimiliki usahatani salak pondoh kuat 2 = kekuatankelemahan yang dimiliki usahatani salak pondoh rendah 1 = kekuatan yang dimiliki usahatani salak pondoh sangat rendah b Analisis Faktor Eksternal Analisis eksternal digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial dan budaya,, pesaing, ilkim dan cuaca, bahan baku, serta kebijakan pemerintah. Analisis eksternal ini menggunakan matriks EFE dengan langkah-langkah sebagai berikut David, 2002 : 1 Membuat faktor utama yang berpengaruh penting pada kesuksesan dan kegagalan yang mencakup peluang opportunities dan ancaman threats dengan melibatkan beberapa responden. a Ekonomi, sosial dan budaya Adanya peningkatan jumlah penduduk, kesadaran pola hidup sehat masyarakat dan kondisi ekonomi disekitar wilayah usahatani mempengaruhi produksi salak pondoh b Pasar Luas atau tidaknya jangkauan pasar salak pondoh dapat mempengaruhi penjualan salak pondoh c Persaingan Banyaknya pelanggan yang menyukai salak pondoh dapat mempengaruhi persaingan baik ditingkat petani maupun pedagang. d IPTEK Pemahaman akanilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu petani menghadapi masalah saat budidaya seperti hal nya penanganan penyakit dan memudahkan petani dalam hal produksi hingga pemasaran. e Iklim dan cuaca Iklim dan cuaca merupakan faktor penting dalam lingkungan eksternal usahatani. Iklim dan cuaca yang cocok dapat meningkatkan produksi dan menghasilkan salak pondoh dengan kualitas yang baik. Selain itu juga faktor ini mempengaruhi harga salak pondoh. 2 Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor eksternal bobot. Penentuan bobot dilakukan dengan memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing-masing faktor. Penilaian angka pembobotan adalah sebagai berikut : 2 jika faktor vertikal lebih penting dari faktor horizontal, 1 jika faktor vertikal sama dengan faktor horizontal dan 0 jika faktor vertikal kurang penting dari faktor horizontal. Memberikan peringkat rating 1 sampai 4 pada peluang dan ancaman untuk menunjukkan seberapa efektif strategi mampu merespon faktor- faktor eksternal yang berpengaruh tersebut. Nilai peringkat berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 4 jika jawaban rata-rata dari responden sangat baik dan 1 jika jawaban menyatakan buruk. 3 Menentukan skor tertimbang dengan cara mengalikan bobot dengan rating. 4 Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan total skor. Nilai 1 menunjukkan bahwa respon terhadap faktor eksternal sangat buruk dan nilai 4 menunjukkan sangat baik. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Nilai lebih kecil dari 2,5 menunjukkan respon terhadap eksternal masih lemah. Sedangkan nilai lebih besar dari 2,5 menunjukkan respon yang baik. Secara garis besar aspek peluang dan ancaman suatu organisasi atau perusahaan dapat dilihat dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan,pasar, pesaing, ilmu pengetahuan dan teknologi serta iklim dan cuaca. 5 Analisis faktor di atas dapat menggunakan matriks pada Tabel 5. Tabel 5. Kerangka matrik faktor strategi eksternal Komponen Bobot Rating Skor Rangking Peluang Daya beli konsumen Daya beli konsumen tinggi Manajemen persediaan Ketersediaan produk yang kontinyu Pasar Peluang pasar cukup besar Pesaing Persaingan tidak begitu berpengaruh besar Iklim Iklim cocok untuk budidaya salak pndoh Ancaman Kebijakan pemerintah Kenaikan harga BBM dan sembako Produk Busuk buah Pemasaran Rantai tataniaga cukup panjang Pesaing Muncul pesaing baru Iklim dan cuaca Air terbatas dan serangan hama serta penyakit Total Skor EFE 1 Sumber : Rangkuti, 2006. Keterangan pemberian rating: 4 = Peluang Ancaman yang dimiliki usahatani salak pondohsangat mudah diraihdiatasi 3 = PeluangAncaman yang dimiliki usahatani salak pondohmudah diraihdiatasi 2 = PeluangAncaman yang dimiliki usahatani salak pondohsulit diraihdiatasi 1 = PeluangAncaman yang dimiliki usahatani salak pondohsangat sulit diraihdiatasi 2. Tahap analisis SWOT Faktor-faktor internal dan eksternal yang didapatkan dari identifikasi yaitu faktor kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang kemudian dimasukkan ke dalam matrik SWOT untuk dianalisis. Analisis SWOT ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi usahatani, yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks SWOT akan mempermudah perumusan strategi yang perlu dilakukan oleh suatu kegiatan usaha, karena matriks swot menjelaskan berbagai aspek yang mempengaruhi keberlangsungan suatu perusahaan, dimulai dari segi internal yaitu kekuatan dan kelemahan, hingga segi eksternal yaitu peluang dan ancaman. Matrik ini akan menghasilkan 4 set kemungkinan strategi antara lain strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Pilih strategi yang sesuai dengan kuadran I, II , III , IV. Bentuk matrik SWOT disajikan pada Gambar 7. Strengths S Tentukan 5-10 faktor yang menjadi kekuatan Weakness W Tentukan 5-10 faktor yang menjadi kelemahan Opportunities O Tentukan 5-10 faktor yang menjadi peluang Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats T Tentukan 5-10 faktor yang menjadi ancaman Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Gambar 7. Bentuk matrik SWOT , David,2002

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus

1. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus

Sejarah perkembangan daerah Tanggamus, menurut catatan yang ada diawali pada tahun 1889 pada saat Belanda mulai masuk di daerah Kota Agung, yang pada saat itu pemerintahannya dipimpin oleh seorang Kontroller yang memerintah di Kota Agung. Pemerintahan pada waktu itu telah dilaksanakan oleh Pemerintah Adat yang terdiri dari 5 lima Marga yaitu: a. Marga Gunung Alip Talang Padang b. Marga Benawang c. Marga Belunguh d. Marga Pematang Sawah e. Marga Ngarip Masing-masing marga tersebut dipimpin oleh seorang Pasirah yang membawahi beberapa Kampung. Tahun 1944 berdiri Pemerintahan Kecamatan dan Kewedanaan, dan tahun 1953 berdiri pula Pemerintahan Negeri sekaligus menghapus Pemerintahan Adat. Masa Pemerintahan Kewedanaan Kota Agung mengkoordinir 4 empat Daerah Kecamatan, yaitu Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Wonosobo, Kecamatan Cukuh Balak, dan Kecamatan Talang Padang yang mencakup Kecamatan Pulau Panggung. Pada tahun 1964, Pemerintahan Kewedanaan dihapuskan dan pada tahun 1971 Pemerintahan Negeri juga dihapuskan. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1141979 tanggal 30 Juni 1979 dalam rangka mengatasi rentang kendali dan sekaligus merupakan persiapan pembentukan Pembantu Bupati Lampung Selatan, Daerah Kota Agung ditetapkan berkedudukan di Kota Agung serta terdiri dari 10 sepuluh Kecamatan dan 7 tujuh Perwakilan Kecamatan dengan 300 tiga ratus Desa dan 3 tiga Kelurahan serta 4 empat Desa Persiapan. Pada akhirnya Kabupaten Tanggamus terbentuk dan menjadi salah satu dari 15 lima belas KabupatenKota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997 yang diundangkan pada tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan menjadi kabupaten tanggal 21 Maret 1997 Tanggamus Dalam Angka, 2014

2. Keadaan Geografis Kabupaten Tanggamus

Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 18’ - 105 12’ Bujur Timur dan antara 5 05’ – 5 56’ Lintang Selatan. Kabupaten Tanggamus bagian barat semakin ke utara condong mengikuti lereng Bukit Barisan. Bagian selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk yang besar yaitu Teluk Semaka. Di Teluk Semaka terdapat sebuah pelabuhan yang merupakan pelabuhan antar pulau dan terdapat tempat pendaratan ikan. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut: 1 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah. 2 Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. 3 Sebelah Barat berbatsan dengan Kabupaten Lampung Barat. 4 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu.

3. Topografi dan Iklim Kabupaten Tanggamus

Kabupaten Tanggamus mempunyai luas wilayah daratan 2.855,46 Km 2 ditambah luas wilayah laut seluas 1.799,50 Km 2 disekitar Teluk Semaka dengan panjang pesisir 210 Km. Topografi wilayah darat bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung yakni sekitar 40 dari seluruh wilayah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0 sampai dengan 2.115 meter. Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Terdapat beberapa sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan antara lain: perkembangan emas, bahan galian seperti grant dan batu pualam atau

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Kakao(Studi Kasus : Desa Kuala Lau Bicik, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang)

19 155 59

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA POGALAN KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK

7 18 176

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL, NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS SALAK DI KABUPATEN JEMBER

1 17 13

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL, NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS SALAK DI KABUPATEN JEMBER

0 23 22

KARAKTERISTIK PETANI SAYURAN LAHAN SAWAH DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2011

1 34 66

PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR SEBAGAI KEBUTUHAN PENDUDUK DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2012

0 29 181

Potensi dan Analisis Pusat-pusat Pengembangan Usahatani Salak Pondoh di Wilayah Kabupaten Sleman

0 10 101

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI SALAK PONDOH (Salacca Zalacca) (Studi Kasus pada Petani Salak Pondoh Anggota Kelompok Salak Kencana Desa Cimara Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan).

3 11 2

PENYULUHAN BUDIDAYA SALAK ORGANIK (TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN SALAK (Salacca edulis) SEHAT DAN BERBUAH LEBAT) DI DESA WONOHARJO KECAMATAN SUMBER REJO KABUPATEN TANGGAMUS

0 0 34

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI SALAK PONDOH DI DESA WONOHARJO, KECAMATAN SUMBEREJO, KABUPATEN TANGGAMUS ( Financial Feasibility of Salak Pondoh Farming in Wonoharjo Village, Sumberejo District, Tanggamus Regency) Muhammad Azmi, Wan Abbas Zakaria,

0 0 7