TEORI BELAJAR WILLIAM BROWNELL TEORI GESTALT

3.21

4. Dalil Pengaitan

Dalil pengaitan menyatakan bahwa dalam matematika itu setiap konsep berkaitan dengan konsep lainnya terdapat hubungan yang erat, bukan saja dari segi isi,namun juga dari segi rumus yang digunakan. Materi yang satu mungkin merupakan prasyarat bagi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya. Misalnya bila guru akan menyajikan konsep perkalian, siswa terlebih dahulu memliki konsep penjumlahan. Guru harus dapat menjelaskan kaitan-kaiatan tersebut kepada anak.Hal ini penting agar siswa dalam belajar matematika lebih berhasil. Dengan melihat kaitan – kaitan itu diharapkan siswa tidak beranggapan bahwa cabang – cabang dalam matematika itu berdiri sendiri melainkan saling keterkaitan satu sama lainnya.

C. TEORI BELAJAR WILLIAM BROWNELL

Teori belajar William Brownell didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara terus-menerus untuk waktu yang lama. Salah satu cara bagi anak-anak untuk mengembangkan pemahaman tentang matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tertentu ketika mereka mempelajari konsep matematika. Sebagai contoh, pada saat anak-anak baru pertama kali diperkenalkan dengan konsep membilang, mereka akan lebih mudah memahami konsep itu jika mereka menggunakan benda kongkret yang mereka kenal, seperti mangga, kelereng, bola, atau sedotan. Dengan kata lain, teori belajar William Brownell ini mendukung penggunaan benda-benda kongkret untuk dimanipulasikan sehingga anak-anak dapat memahami makna dari konsep dan keterampilan baru yang mereka pelajari. Teori belajar William Brownell ini dikenal dengan nama Meaning Theory.

D. TEORI GESTALT

Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Ia mengemukakan bahwa pelaksanaan Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini : a Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian b Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual siwa, dan c Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar. 3.22 Dari ketiga hal di atas, dalam menyajikan pelajaran guru jangan memberikan konsep yang harus diterima begitu saja, melainkan harus lebih mementingkan pemahaman terhadap proses terbentuknya konsep tersebut daripada hasil akhir. Untuk hal ini guru bertindak sebagai pembimbing dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan proses melalui metode induktif. Pendekatan dan metode yang digunakan tersebut haruslah disesuaikan pula dengan kesiapan intelektual siswa. siswa SMP masih ada pada tahap operasi konkret, artinya jika ia akan memahami konsep abstrak matematika harus dibantu dengan menggunakan benda kongkrit. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran mulailah dengan menyajikan contoh- contoh kongkret yang beraneka ragam, kemudian mengarah pada konsep abstrak tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan proses pembelajaran bisa berjalan secara bermakna. Kita ketahui bahwa faktor eksternal bisa mempengaruhi pelaksanaan dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, sebelum, selama, dan sesudah mengajar guru harus pandai-pandai berusaha untuk menciptakan kondisi agar siswa siap untuk belajar dengan perasaan senang, tidak merasa terpaksa.

E. TEORI DIENES