PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT)
DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2008

Skripsi
Oleh :
Sholeh Wibawa
K 5404056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2010

i


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT)
DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2008

SKRIPSI

Disusun Oleh :
Sholeh Wibawa
K 5404056

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2010
ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II


Drs. Wakino, M.S
NIP. 19521103 197603 1 003

Rahning Utomowati, S.Si
NIP. 19671114 199903 2 001

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.


Pada Hari : ...……………………….
Tanggal

: ....………………………

Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

………………………….....…..

: Drs. Partoso Hadi, M.Si

Sekretaris : Setya Nugraha, S.Si, M.Si

…………………………….......


Anggota I : Drs. Wakino, M.S

…………………………….......

Anggota II : Rahning Utomowati, Ssi

….……………....……………..

Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah,
M.Pd
commit
to user
NIP. 19600727 198702 1 001
iv


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Sholeh Wibawa. PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG
TUNAI (BLT) DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2008. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret, Mei 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Persebaran penerima
BLT di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008. (2) Karakteristik
penerima BLT di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008. (3)
Efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun
2008.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif geografis dengan analisis
peta dan analisis tabel. Populasi adalah penerima BLT sebanyak 3.927 KK dan
sampel yang digunakan adalah 161 responden untuk mengetahui karakteristik
sosial ekonomi dan 35 responden untuk mengetahui efektivitas penyaluran BLT.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan observasi. Data
yang diperoleh, kemudian diolah dan diklasifikasikan untuk dapat dianalisis
sebarannya. Karakteristik sosial ekonomi yang diteliti adalah karakteristik sosial
ekonomi yang tercantum pada Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK / PKSK /
dan PCL yang terdiri dari luas lantai setiap anggota keluarga, jenis lantai
bangunan, jenis dinding, fasilitas buang air besar, sumber penerangan, sumber air
minum, bahan bakar untuk memasak, kemampuan mengkonsumsi protein hewani,
kemampuan membeli pakaian, konsumsi makanan, kemampuan berobat, sumber
dan penghasilan kepala keluarga, tingkat pendidikan, dan kepemilikan barang
berharga atau modal. Efektivitas penyaluran BLT berdasarkan analisis dari data
karakteristik penerima BLT. Efektivitas penyaluran BLT diketahui dari
perbandingan jumlah penerima BLT berdasarkan kriteria penerima BLT dan
kecukupan jumlah kalori.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) persebaran penerima
BLT di Kecamatan Gatak termasuk dalam kategori rendah. Banyak sedikitnya
jumlah penerima BLT di setiap desa berdasarkan jumlah keluarga miskin dan
jumlah keluarga (jumlah KK) yang dimiliki setiap desa. Jumlah KK yang besar
pada akan berpengaruh pada jumlah keluarga miskin yang terdapat pada desa
tersebut. (2) berdasarkan karakteristik sosial ekonomi penerima BLT di

Kecamatan Gatak tahun 2008 terdapat 19 keluarga miskin (18,63 %), 67 keluarga
hampir miskin (41.61 %), dan 64 keluarga tidak miskin (39,75 %) (3) efektivitas
penyaluran BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 kurang efektif.
.

commit to user

v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
Sholeh Wibawa. DIRECT CASH ASSISTANCE (BLT) RECEIVER
MAPPING IN DISTRICT GATAK REGENCY OF SUKOHARJO IN 2008.
Thesis. Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University,
2010.
The purposes of this research are to know: (1) distribution of BLT receiver
in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. (2) characteristic of BLT

receiver in Subdistrict Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. (3) and the
effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in
2008.
This research uses the geographical descriptive method with map and
tables analysis. BLT population is 3.927 of family leader, 161 respondents as
characteristic of BLT receiver sample and 35 respondents as effectivveness of
BLT distribution sample. Technigue sampling use puposive sampling technique
and the data collecting technique is used interview and observation. The received
data can be manner and to be classified to get distribution analysis. Social
economic characteristic that is researched is the social economic characteristic
which is available in field execution guidance of KSK/PKSK/and PCL that
consist of the wide floor type of each family, type of building floor, type of wall,
toilet facility, light source, mineral water source, fuels for cook, the ability to
consume animal protein, to buy clothes, ability to consume food, ability to buy
medicine, the source of family leader income, education stratification, luxurious
stuff ownership. Effectiveness of BLT distribution known from comparison the
BLT receiver based on criteria of BLT receiver and sufficiency of calorie.
Based on this result can be conclude: (1) distribution of BLT receiver in
Subdistrict Gatak included in low category, less or many BLT receiver in each
village based on the poor family number and family number in every villages, (2)

based on social economic characteristic of BLT receiver in Subdistrict Gatak in
2008 obtained 19 poor family (18,63 %), 67 near poor family (41,61 %), and 64
not poor family (39,75 %). (3) Effectiveness of BLT receiver in Subdistrict Gatak
in 2008 is not effective.

commit to user

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO
“Alloh tidak akan membebankan suatu beban, kecuali sesuai dengan
kesanggupannya”.
(QS. Al Baqoroh : 286)
“Yang bisa kita lakukan sebagai manusia ialah mencoba dan tidak takut
untuk melangkah, karena tidak semua hal akan datang menghampiri
kita”

(Anonim)
“Semua itu indah bila kita mensyukuri….”
(Penulis)

commit to user

vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Dengan ucapan syukur Allhamdulillah
karya ini kupersembahkan untuk:

 Bapak dan Ibuku yang tercinta.
 Adik-adikku yang aku sayangi.

 Seseorang yang selalu mendukungku.
 Sahabat Geografi ’04.

 Almamater.
commit to user

viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
Banyak hambatan dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat
bimbingan, petunjuk, bantuan, dan saran-saran yang bermanfaat dari berbagai
pihak sehingga tugas ini dapat selesai dengan baik. Dalam kesempatan ini dengan
rasa syukur, hormat dan bahagia disampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah
mengkomunikasikan dengan pihak luar UNS.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
dalam rangka penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Wakino, M.S, selaku Pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Rahning Utomowati, S.Si, selaku Pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Geografi atas bimbingan dan bekal ilmu
yang telah diberikan selama belajar.
7. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Camat Gatak beserta jajarannya, Kepala Desa di Kecamtan Gatak dan
jajarannya, dan warga Kecamatan Gatak yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
commit to user

ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

9. Sahabatku Arief, Sukma, Habib, Eka, Linda, Prawita, dan seluruh anak
geografi angkatan 04, Thank’s for all. Terima kasih atas bantuan, motivasi
dan kerjasamanya selama ini.
10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.
Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan imbalan yang sepadan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun
demi sempurnanya skripsi ini sangat diharapkan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Amiin.

Surakarta,

Mei 2010

Penulis

commit to user

x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v
HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR PETA .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7
1. Pemetaan ..................................................................................... 7
2. Kemiskinan ................................................................................. 12
3. Bantuan Langsung Tunai (BLT) ................................................. 20
4. Efektivitas Penyaluran BLT ........................................................ 23
B. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 24
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 29
commit to user

xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 32
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 32
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................ 33
C. Sumber Data ........................................................................................ 33
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ............................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 38
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 30
G. Prosedur Penelitian .............................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 44
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 44
1. Letak ........................................................................................... 44
2. Luas ............................................................................................ 44
3. Penggunaan Lahan ...................................................................... 46
4. Keadaan Penduduk ...................................................................... 50
a. Jumlah dan Persebaran Penduduk ........................................ 50
b. Kepadatan Penduduk ............................................................ 51
c. Komposisi Penduduk ............................................................ 49
5. Penduduk Miskin dan Penerima BLT di Kecamatan Gatak ....... 56
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 62
1. Persebaran Penerima BLT .......................................................... 62
2. Karakteristik Penerima BLT ....................................................... 73
a. Luas Lantai Setiap Anggota Keluarga .................................. 73
b. Jenis Lantai Bangunan .......................................................... 74
c. Jenis Dinding ........................................................................ 75
d. Fasilitas Bauang Air Besar ................................................... 76
e. Sumber Penerangan .............................................................. 77
f. Sumber Air Minum .............................................................. 78
g. Bahan Bakar Memasak ......................................................... 79
h. Kemampuan Mengkonsumsi Protein Hewani ...................... 80
i. Kemampuan Membeli pakaian ............................................. 81
commit
to user
j. Konsumsi Makanan
..............................................................
82
xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

k. Kemampuan Berobat ............................................................ 83
l. Sumber dan Penghasilan Kepala Keluarga .......................... 85
m. Tingkat Pendidikan ............................................................... 87
n. Barang Berharga atau Modal ................................................ 88
3. Efektivitas Penyaluran BLT ........................................................ 92
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................ 103
A. Kesimpulan ......................................................................................... 103
B. Implikasi .............................................................................................. 103
C. Saran .................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106
LAMPIRAN

commit to user

xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.

Contoh Simbol Piktoral, Geometrik, dan Huruf ............................ 11

Tabel 2.

Penelitian yang Relevan. ............................................................... 26

Tabel 3.

Tahap Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 31

Tabel 4.

Persebaran Sampel Penerima BLT di Kecamatan Gatak
Tahun 2008..................................................................................... 36

Tabel 5.

Pembagian Luas Kecamatan Gatak .............................................. 42

Tabel 6.

Penggunaan Lahan di Kecamamatan Gatak .................................. 47

Tabel 7.

Jumlah dan Distribusi Penduduk di Kecamatan Gatak Tahun 2007 50

Tabel 8.

Kepadatan Penduduk di Kecamatan Gatak tahun 2007 ................ 51

Tabel 9.

Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Gatak Tahun 2007 ....................................................... 54

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan
Gatak Tahun 2008 ......................................................................... 56
Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan
Gatak Tahun 2007 ......................................................................... 59
Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Gatak Tahun 2007 ............. 63
Tabel 13. Jumlah Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008 ............. 66
Tabel 14. Perbandingan Jumlah KK dan Penerima BLT di Kecamatan
Gatak Tahun 2008 ......................................................................... 72
Tabel 15. Jenis lantai yang Digunakan Penerima BLT di Kecamatan Gatak
Tahun 2008 .................................................................................... 75
Tabel 16. Jenis Dinding yang Digunakan Penerima BLT di Kecamatan
Gatak Tahun 2008 ......................................................................... 76
Tabel 17. Kepemilikan Fasilitas Buang Air Besar Penerima BLT di
Kecamatan Gatak Tahun 2008 ...................................................... 77
Tabel 18. Sumber Penerangan Penerima BLT di Kecamatan Gatak
Tahun 2008..................................................................................... 78
commit to user

xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 19. Sumber Air minum Penerima BLT di Kecamatan Gatak
Tahun 2008 .................................................................................... 79
Tabel 20. Bahan bakar unutk Memasak Penerima BLT di Kecamatan Gatak
Tahun 2008 .................................................................................... 80
Tabel 21. Kemampuan Mengkonsumsi Protein Hewani (dalam 1 minggu)
Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008 ......................... 81
Tabel 22. Kemampuan Membeli Pakaian (dalam 1 minggu) Penerima BLT
di Kecamatan Gatak Tahun 2008 .................................................. 79
Tabel 23. Kemampuan Makan (dalam 1 hari) Penerima BLT di Kecamatan
Gatak Tahun 2008 .......................................................................... 83
Tabel 24. Kemampuan Berobat Penerima BLT di Kecamatan Gatak
Tahun 2008 .................................................................................... 84
Tabel 25. Jenis mata Pencaharian Kepala Keluarga Penerima BLT di
Kecamatan Gatak Tahun 2008 ....................................................... 85
Tabel 26. Penghasilan Kepala Keluarga Penerima BLT di Kecamatan Gatak
Tahun 2008 .................................................................................... 86
Tabel 27. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Penerima BLT di Kecamatan
Gatak Tahun 2008 .......................................................................... 87
Tabel 28. Barang Berharga dan Barang Modal yang Dimilki Penerima BLT di
Kecamatan Gatak Tahun 2008 ....................................................... 88
Tabel 29. Skor Karakteristik Sosial Ekonomi RTS BLT .............................. 89
Tabel 30. Klasifikasi Keluarga Miskin Sesuai RTS-BLT di Kecamatan Gatak
Tahun 2008 .................................................................................... 90
Tabel 31. Klasifikasi RTS-BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008 .............. 93
Tabel 32. Jumlah Penerima BLT yang Layak Menerima BLT di Kecamatan
Gatak Tahun 2008. ......................................................................... 97
Tabel 33. Perhitungan Jumlah Kalori dengan Nilai Tukar Rupiah ................. 101
Tabel 34. Klasifikasi Kelas Sosial Ekonomi Berdasarkan Jumlah Kalori ...... 102
Tabel 35. Perbandingan Kelas Sosial Ekonomi Berdasarkan Kriteria Penerima
BLT dan Kecukupan Jumlah Kalori ............................................. 103
commit to user

xv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR PETA

Halaman
Peta 1.

Persebaran Sampel Kecamatan Gatak Tahun 2008 ........................ 37

Peta 2

Administrasi Kecamatan Gatak ...................................................... 45

Peta 3.

Penggunaan Lahan Kecamatan Gatak Tahun 2008 ........................ 49

Peta 4.

Kepadatan Penduduk Kecamatan Gatak Tahun 2010 ..................... 53

Peta 5.

Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Gatak Tahun 2008 ...... 57

Peta 6.

Matapencaharian Penduduk Kecamatan Gatak Tahun 2008 .......... 60

Peta 7.

Persebaran Kepala Keluarga Kecamatan Gatak Tahun 2008 ......... 65

Peta 8.

Persebaran Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 ............. 67

Peta 9.

Perbandingan Jumlah Kepala Keluarga dan Penerima BLT
Kecamatan Gatak Tahun 2008 ........................................................ 71

Peta 10. Persebaran Kelas Sosial Ekonomi Penerima BLT Kecamatan
Gatak Tahun 2008 ........................................................................... 91
Peta 11. Kelayakan Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 ............. 95
Peta 12. Kesesuaian Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 ............. 96
Peta 13. Rekomendasi Pendataan Ulang Penduduk Miskin Kecamatan Gatak
Tahun 2008 ..................................................................................... 105

commit to user

xvi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Pemikiran .............................................. 31
Gambar 2. Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Gatak ........................... ..48
Gambar 3. Alur Pembuatan Peta Perbandingan Jumlah KK dan Penerima
BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008.............................................. 70

commit to user

xvii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

Lampiran 2.

Ijin Penyusunan Skripsi

Lampiran 3.

Permohonan Ijin Research / Try Out

Lampiran 4.

Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 5.

Surat Rekomendasi Survey / Riset dari Badan Kesatuan Bangsa
Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Sukoharjo

Lampiran 6.

Surat Rekomendasi Survey / Riset dari Kecamatan Gatak

Lampiran 7.

Daftar Nama Responden

Lampiran 8.

Lembar Wawancara dan Observasi

Lampiran 9.

Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran 10. Perhitungan Luas Lantai per Anggota Keluarga
Lampiran 11. Klasifikasi Sosial Ekonomi Penerima BLT
Lampiran 12. Lembar Wawancara (data tambahan)
Lampiran 13. Daftar Nama, Jumlah Pemasukan dan Pengeluaran Responden
Lampiran 14. Penghitungan Pendapatan Per Orang Per Bulan
Lampiran 15. Perbandingan Klasifikasi Kelas Sosial Ekonomi Berdasarkan
Kriteria Penerima BLT dan Jumlah Kalori
Lampiran 16. Perhitungan Kepadatan Penduduk Tahun 2010

commit to user

xviii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun semakin meningkat. Di Jawa
Tengah pada bulan Juli 2005 tercatat 6.533.500 jiwa (20,49 %) penduduk miskin
sedangkan pada bulan Juli 2007 tercatat 6.556.000 jiwa penduduk miskin
(http://jateng.bps.go.id/, 28 Agustus 2008). Selama periode Juli 2005 – Maret
2007 terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 22.500 jiwa.
Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut tersebar di daerah pedesaan
(16.000 jiwa) dan daerah perkotaan (6.500 jiwa). Persentase penduduk miskin
antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah, dalam dua tahun
tersebut sebagian besar penduduk miskin berada di daerah pedesaan.
Kemiskinan merupakan masalah yang sering terjadi di masyarakat dalam
sebuah Negara. Sebab-sebab kemiskinan menurut Rais (1995: 146) adalah:
1. Kesempatan kerja. Seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan dia tidak
memiliki penghasilan dan jika seseorang bekerja tidak penuh baik dalam
ukuran hari, minggu, atau bulan atau tahun bisa disebut dengan gejala
setengah menganggur.
2. Upah gaji dibawah minimum. Seseorang bisa memiliki pekerjaan tertentu
tetapi jika upahnya dibawah standar sementara pengeluarannya relatif tinggi
maka orang tersebut bisa digolongkan sebagai orang miskin.
3. Produktivitas kerja yang rendah, pada umumnya kemiskinan terjadi di sektor
pertanian karena produktivitasnya yang masih rendah.
4. Ketiadaan asset, di bidang pertanian kemiskinan terjadi karena petani tidak
memiliki lahan atau kesempatan untuk mengolah lahan. Petani yang tidak
memiliki lahan bisa digolongkan miskin dengan pendapatan yang lebih kecil
dari pemilik lahan.
5. Diskriminasi, kemiskinan juga bisa disebabkan oleh diskriminasi antara
commit to user
penghasilan laki-laki dengan penghasilan
perempuan.

1

perpustakaan.uns.ac.id

2
digilib.uns.ac.id

6. Tekanan harga, pendapatan yang rendah bukan hanya disebabkan oleh
rendahnya produktifitas melainkan juga karena tekanan harga, terutama
berlaku pada petani kecil dan pengrajin dalam industri rumah tangga.

Salah satu penyebab meningkatnya penduduk miskin adalah kenaikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pada tanggal 1 September 2005 pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban
APBN khususnya subsidi BBM. Kenaikan BBM tersebut menjadi salah satu
penyebab meningkatnya penduduk miskin dari tahun 2005 ke tahun 2007.
Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 belum mengalami penurunan
tetapi harga minyak mentah mengalami peningkatan lagi. Sejak Januari sampai
Oktober 2007, harga minyak tidak pernah mengalami penurunan dalam
pergerakan bulanan. Bahkan, bila dibanding harga pada tahun 2000 yang masih
USD 27,00 per barel, harga minyak dunia pada 7 Juni 2008 sudah mencapai $
138,54 per barel (http://muttaqiena.blogspot.com, 24 September 2008). Untuk
menyelamatkan APBN dan perekonomian nasional, maka setelah melalui
pertimbangan yang seksama pemerintah melalui Peraturan Menteri Energi dan
Sumberdaya Mineral no.16/2008 menaikkan harga premium, solar, dan minyak
tanah yang mulai berlaku pada 24 mei 2008 (www.esdm.go.id, 6 September
2008).
Dampak kenaikan harga BBM dalam negeri dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat. Masyarakat

miskin dengan penghasilan rendah yang paling

merasakan dampak dari kebijakan tersebut. Untuk mempertahankan kesejahteraan
masyarakat yang berpenghasilan rendah terutama masyarakat miskin pemerintah
mengadakan program kompensasi salah satunya adalah program Bantuan
Langsung Tunai (BLT).
Program BLT bersifat sementara (selama 1 tahun), diarahkan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan ketergantungan serta tidak mendorong
menguatnya culture of poverty. Besarnya BLT adalah Rp. 100.000,00 per bulan
per Rumah Tangga Sasaran (RTS). Bentuk BLT adalah uang tunai yang diberikan
commit daya
to user
dengan tujuan untuk mencegah turunnya
beli masyarakat miskin.

perpustakaan.uns.ac.id

3
digilib.uns.ac.id

BLT merupakan program kompensasi jangka pendek akibat kenaikan
harga BBM. Program BLT bertujuan untuk:
1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya.
2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan
ekonomi.
3. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama. Sasaran BLT adalah rumah
tangga yang masuk dalam kategori sangat miskin, miskin, dan hampir miskin.
(www.depsos.go.id,6 September 2008).

Penerima bantuan BLT adalah rumah tangga sangat miskin, miskin, dan
hampir miskin. Dalam program BLT tahun 2008 kriteria rumah tangga miskin
yang digunakan untuk menentukan kebijakan bersumber dari Badan Pusat
Statistik (BPS).
Kabupaten Sukoharjo termasuk ke dalam salah satu kabupaten yang
terbebani atas kenaikan harga bahan bakar minyak. Jumlah Rumah Tangga
Sasaran (RTS) di Kabupaten Sukoharjo terdapat 73.401 dari 3.157.816 yang
terdapat di Propinsi Jawa Tengah (www.kompensasi.info, 20 Oktober 2008).
Penyaluran BLT di Kabupaten Sukoharjo dilakukan secara bergilir sesuai jadwal
di 167 Balai Desa lokasi penyaluran BLT. Masing-masing warga menerima Rp.
100.000,00 setiap bulan.
Kecamatan Gatak merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Sukoharjo
yang mempunyai luas 19,45 km2 dan dihuni oleh 44.220 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata – rata 227 jiwa/km2. Di kecamatan ini terdapat 14 desa yaitu: Desa
Blimbing: Desa Geneng, Desa Jati, Desa Kagokan, Desa Klaseman, Desa Krajan,
Desa Luwang, Desa Mayang, Desa Sanggung, Desa Sraten, Desa Tempel, Desa
Trangsan, Desa Trosemi, dan Desa Wironanggan. Berdasarkan pada data
penerima BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008 jumlah penerima BLT terdapat
3.927 KK. Jumlah ini cukup besar bila dibanding dengan kecamatan-kecamatan
lain yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini menandakan bahwa
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

4
digilib.uns.ac.id

di Kecamatan Gatak masih banyak rumah tangga yang termasuk dalam rumah
tangga hampir miskin, miskin, dan sangat miskin.
Data RTS BLT tahun 2008 di Kecamatan Gatak hanya tersedia dalam
bentuk tabel. Data dalam bentuk tabel cukup mudah dibaca akan tetapi data itu
mempunyai kelemahan yaitu data tersebut tidak bisa memberikan gambaran
mengenai distribusi spasial. Alat bantu yang baik untuk mengetahui distribusi
spasial adalah peta. Dari peta dapat diketahui persebaran RTS BLT yang ada di
Kecamatan Gatak sehingga informasi yang ditampilkan lebih jelas dan lebih
mudah dipahami.
Penerima BLT yang ada di Kecamatan Gatak adalah keluarga yang sangat
miskin, miskin dan hampir miskin. Keluarga sangat miskin, miskin, dan hampir
miskin diketahui dari karakteristik sosial ekonomi keluarga tersebut. Dalam
penyaluran BLT karakteristik yang menjadi tolak ukur dalam menentukan status
ekonomi masyarakat adalah karakteristik yang tercantum dalam Pedoman
Pelaksanaan Lapangan KSK / PKSK / dan PCL yang terdiri dari 14 kriteria.
Semua kriteria tersebut perlu diteliti apakah sesuai dengan penerima BLT
di Kecamatan Gatak. Karena setiap kriteria dalam Pedoman Pelaksanaan
Lapangan KSK / PKSK / dan PCL mempunyai nilai dalam menentukan status
ekonomi rumah tangga sasaran BLT. Setelah dilakukan penelitian mengenai
karakteristik penerima BLT di Kecamatan Gatak maka akan dapat diketahui
efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008.
Efektivitas penyaluran BLT yang dimaksud adalah apakah penyaluran
BLT sesuai dengan sasaran BLT yaitu keluarga yang sangat miskin, miskin dan
sangat miskin. Efektivitas penyaluran BLT perlu diteliti untuk mengetahui apakah
penyaluran BLT di Kecamatan Gatak sudah sesuai dengan sasaran BLT dan dapat
menjadi alat banding untuk program-program kompensasi pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan, sehingga program-program pengentasan pemerintah
dapat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Sesuai permasalahan yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai persebaran penerima BLT, karakteristik penerima
user
BLT dan efektivitas penyaluran commit
BLT ditoKecamatan
Gatak tahun 2008 dengan

5
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

judul: "Pemetaan Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kecamatan
Gatak Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008".

B.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana

persebaran

penerima

BLT

di

Kecamatan

Gatak,

BLT

di

Kecamatan

Gatak,

BLT

di

Kecamatan

Gatak,

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008?
2. Bagaimana

karakteristik

penerima

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008?
3. Bagaimana

efektivitas

penyaluran

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui persebaran BLT di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2008.
2. Mengetahui

karakteristik

penerima

BLT

di

Kecamatan

Gatak,

BLT

di

Kecamatan

Gatak,

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008.
3. Mengetahui

efektivitas

penyaluran

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini sebagai bentuk presentasi data yang berupa angka atau
tulisan-tulisan tentang informasi persebaran penerima BLT dalam bentuk peta,
sehingga dapat digunakan sebagai studi keruangan tentang program
commit to user
pengentasan kemiskinan, khususnya di Kecamatan Gatak.

6
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2. Untuk dunia pendidikan diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan
pembelajaran geografi mengenai antroposfer dan aspek kependudukan Kelas
IX IPS semester I.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah
yang berupa teori-teori dengan kenyataan sesungguhnya di lapangan. Dengan
demikian pemahaman tentang teori akan lebih mendalam.
b. Bagi Badan Pusat Statistik Sukoharjo
1. Dapat memberikan masukan dalam pendataan penduduk miskin di
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
2. Dapat menjadi acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut
mengenai program pengentasan kemiskinan di Kecamatan Gatak.

commit to user

7
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Tinjauan Pustaka

1.

Pemetaan

Peta menurut ICA (1973) dalam Sinaga (1999: 5) adalah suatu representasi
atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih di
permukaan bumi, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau bendabenda angkasa, dan pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil atau diskalakan. Sedangkan menurut Subagio (1996:12) peta adalah
gambaran sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang disajikan dalam
skala tertentu.
Semua peta mempunyai satu hal yang sifatnya umum yaitu menambah
pengetahuan dan pemahaman geografi bagi pengguna peta. Dalam perencanaan
pembangunan hampir semua memerlukan peta sebelum perencanaan tersebut
memulai. Hal ini sesuai dengan fungsi peta dalam perencanaan suatu kegiatan
seperti yang dikemukakan oleh Sinaga (1999: 7) adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari suatu
daerah.
2. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang
dilakukan.
3. Sebagai suatu alat menganalisis dalam mendapatkan suatu kesimpulan.
4. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.

Demikian pula dalam suatu kegiatan penelitian, peta berfungsi sebagai:
1. Alat bantu sebelum melakukan survei untuk mendapatkan gambaran tentang
daerah yang akan diteliti.
2. Sebagai alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukkan data
yang ditemukan di lapangan.
to user
3. Sebagai alat untuk melaporkancommit
hasil penelitian.

7

perpustakaan.uns.ac.id

8
digilib.uns.ac.id

a. Jenis-Jenis Peta
Berdasarkan sumber datanya peta dikelompokkan ke dalam dua golongan
(Subagio, 1996: 2), yaitu :
1. Peta induk.
Peta induk adalah peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan dan
dilakukan secara sistematis. Peta dasar adalah peta yang dijadikan acuan
dalam pembuatan peta lainnya, khususnya acuan untuk kerangka geometris.
2. Peta Turunan
Peta turunan adalah peta yang dibuat berdasarkan acuan peta yang sudah ada,
sehingga survei langsung ke lapangan tidak diperlukan.

Berdasarkan jenis data yang disajikan, peta dapat digolongkan dalam dua
kelompok, yaitu:
1. Peta topografi,
Peta topografi merupakan gambaran sebagian kecil permukaan bumi di atas
bidang datar atau bidang yang didatarkan yang dibuat dalam skala tertentu
serta dilakukan dengan metode tertentu pula. Karena banyaknya data topografi
yang dapat disajikan di atas suatu peta, maka perlu dilakukan pemilihan data
yang akan disajikan sehingga kerumitan isi peta dapat dihindari. Dalam
pemilihan data tersebut, perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti: skala
peta yang akan dibuat, sumber data pemetaan, serta jenis data yang akan
disajikan.
2. Peta tematik,
Peta Tematik adalah peta yang hanya menyajikan data atau informasi dari
suatu konsep atau tema tertentu saja baik itu berupa data kualitatif maupun
data kuantitatif, dalam hubungannya dengan detail topografi yang spesifik,
terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut. Yang dimaksud dengan data
kualitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi berupa gambar
atau keterangan seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah, dan lain
sebagainya. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang menyajikan unsurcommitbesaran
to user tertentu, seperti ketinggian titik,
unsur topografi yang menyatakan

9
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

nilai kontur, jumlah penduduk, dan lain sebagainya.

Berdasarkan

skala

peta

dapat

digolongkan

dalam

4

kelompok

(Sinaga, 1999: 7), yaitu:
1. Skala Sangat Besar
Apabila skala peta lebih besar dari 1: 10.000. peta dengan skala ini digunakan
untuk aplikasi teknik yang membutuhkan informasi yang sangat akurat dan
sangat detail.
2. Skala Besar
Apabila skala peta lebih besar dari 1: 10.000 dan lebih kecil dari 1: 100.000.
3. Skala Sedang
Apabila skala peta lebih besar dari 1: 1000.000 dan lebih kecil dari
1: 100.000.
4. Skala Kecil
Apabila skala peta lebih kecil dari 1: 1000.000.

b. Skala Peta
Skala merupakan perbandingan antara jarak di peta, globe, model relatif
atau penampang melintang dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi.
(Prihandito,1989: 9).
Sedangkan menurut Sinaga (1999:9) skala peta adalah perbandingan jarak
antara dua titik di peta dengan jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi
(dengan satuan yang sama). Jenis-jenis skala peta sebagai berikut:
1. Skala angka / skala pecahan,
Skala angka / skala pecahan adalah skala yang dinyatakan dengan angka atau
pecahan secara langsung sesuai besaran skala.
Contoh:
Skala angka (Numeric scale)

=

1: 50000

Skala pecahan (Representative fraction)

=

1/50000

commit to user

10
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2. Skala verbal
Skala verbal adalah skala yang dinyatakan dengan menggunakan kalimat.
Contoh:
1 inchi to one miles (skala verbal)

= 1: 63660 (skala numerik)

1 inchi to two miles (skala verbal)

= 1: 126720 (skala numerik)

3. Skala grafis
Skala grafis adalah suatu bentuk penyajian skala peta di atas garis lurus yang
mempunyai panjang tertentu, dan pada sisi garis yang satu dituliskan panjang
garis tersebut di peta (dalam satuan cm) serta pada sisi yang lain dituliskan
panjang garis tersebut di lapangan (dalam satuan km), sehingga kedua panjang
garis tersebut mempunyai perbandingan skala.
Contoh:
0
0

1
1

2

3 km

2
3

4

5

=

1: 50000 (skala numerik)

6 cm

c. Simbol-Simbol Peta
Peta adalah suatu media komunikasi grafis, berarti informasi yang
diberikan dalam peta berupa gambar atau simbol. Dengan demikian simbol dalam
peta memegang peranan yang sangat penting. Dalam peta-peta khusus atau
tematik, simbol merupakan suatu informasi utama untuk menunjukkan tema suatu
peta. Secara sederhana simbol dapat diartikan suatu gambar atau tanda yang
mempunyai makna atau arti. (Sinaga, 1999: 26)
Menurut bentuknya, simbol dibedakan menjadi:
1. Simbol titik
Simbol titik digunakan untuk menyatakan lokasi atau bentuk unsur-unsur lain
yang erat hubungannya dengan skala peta. Besarnya simbol titik dari mulai
yang kecil yang dibutuhkan untuk menunjukkan letak sebuah titik sampai
pada sebuah simbol yang dengan sengaja dibesarkan untuk menggambarkan
sebuah nilai atau ukuran.
commit to user

11
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

2. Simbol garis
Simbol garis digunakan untuk mewakili unsur-unsur yang berbentuk garis
seperti sungai, jalan, batas administrasi, garis pantai dan lain sebagainya.
3. Simbol luas
Simbol luas atau ruang, digunakan untuk mewakili unsur-unsur topografi yang
berbentuk luas seperti areal permukiman, danau, daerah administrasi dan lain
sebagainya.

Menurut artinya, simbol dibedakan menjadi:
1. Simbol piktoral
Simbol piktoral adalah simbol yang melukiskan bentuk asli dari unsur yang
diwakilinya.
2. Simbol geometrik
Simbol geometrik adalah simbol abstrak yang penggambarannya tidak mirip
dengan bentuk asli dari unsur yang diwakilinya.
3. Simbol huruf
Simbol huruf adalah yang simbol yang menggunakan huruf atau angka untuk
menggambarkan obyek yang diwakili. Biasanya menggunakan huruf pertama
atau kedua dari nama obyek yang diwakilinya.
Tabel 1. Contoh Simbol Piktoral, Geometrik, dan Huruf.
Bentuk /
Simbol
Ujud
Piktoral
Geometrik
Huruf / Angka

h
Rumah makan

Rumah makan

X

Titik

Pompa bensin

Pompa bensin

commit to user

Rm
Rumah makan

P
Pompa bensin

12
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

V

B
Bandara

Bandara

Bandara

Jalan

Batas kabupaten

bb
bbb

bbb
bbbb

Garis

Sungai

Batas desa

Batas

Sawah
Sawah

Sawah

Perkebunan

Perkebunan

Bidang
Perkebunan

2.

Kemiskinan

a. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh
manusia. Masalah kemiskinan itu sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu
sendiri dan implikasi permasalahannya dapat melibatkan keseluruhan aspek
kehidupan manusia walaupun seringkali tidak disadari kehadirannya bagi manusia
yang bersangkutan. Kemiskinan menurut
Rais
(1995: 9) adalah kondisi depresiasi
commit to
user

perpustakaan.uns.ac.id

13
digilib.uns.ac.id

terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar, sedangkan kesenjangan
adalah ketidakmerataan akses terhadap sumber ekonomis yang dimiliki.

Substansi kemiskinan (Sudibyo dalam Rais 1995: 11) adalah kondisi
depresiasi terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa
sandang, pangan, papan, dan pendidikan dasar. Sedangkan substansi kesenjangan
adalah ketidakmerataan akses terhadap sumberdaya ekonomis. Masalah
kesenjangan adalah masalah keadilan, yang berkaitan dengan masalah sosial.
Kemiskinan (Friedmann dalam Suyanto, 1995: 207)

adalah ketidaksamaan

kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Kemiskinan
memang merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja melibatkan faktor
ekonomi tetapi juga faktor sosial dan faktor budaya.
Menurut Suparlan (1993: 9) kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi
pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan
yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang
rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan
kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong
sebagai orang miskin.
Dalam ilmu sosial pemahaman mengenai pengertian kemiskinan dilakukan
dengan menggunakan tolak ukur tertentu. Menurut Suparlan (1993: 10) tolak ukur
yang pertama adalah tingkat pendapatan per waktu kerja, dengan adanya tolak
ukur ini maka jumlah dan siapa-siapa saja yang tergolong sebagai orang miskin
dapat diketahui, untuk dijadikan sebagai kelompok sasaran yang diperangi
kemiskinannya. Tolak ukur yang kedua adalah tolak ukur kebutuhan relatif perkeluarga yang batasannya dibuat berdasarkan kebutuhan minimal yang harus
dipenuhi sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya secara
sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak. Tercakup dalam
tolak ukur kebutuhan relatif per keluarga ini adalah: kebutuhan-kebutuhan yang
berkenan dengan biaya sewa rumah, biaya-biaya untuk memelihara kesehatan dan
commit
to user
untuk pengobatan, biaya-biaya untuk
menyekolahkan
anak-anak, dan biaya untuk

perpustakaan.uns.ac.id

14
digilib.uns.ac.id

sandang yang sewajarnya dan pangan yang sederhana tetapi mencukupi dan
memadai.

b. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Sebab-sebab kemiskinan menurut Rais (1995: 146) adalah:
1. Kesempatan kerja. Seseorang itu tidak mempunyai pekerjaan, sehingga dia
tidak memiliki penghasilan dan jika seseorang bekerja tidak penuh baik dalam
ukuran hari, minggu, atau bulan atau tahun bisa disebut dengan gejala
setengah menganggur.
2. Upah gaji dibawah minimum. Seseorang bisa memiliki pekerjaan tertentu
tetapi jika upahnya dibawah standar sementara pengeluarannya cukup tinggi
maka orang tersebut bisa digolongkan sebagai orang miskin.
3. Produktivitas kerja yang rendah, pada umumnya kemiskinan terjadi di sektor
pertanian karena produktivitasnya yang masih rendah.
4. Ketiadaan asset, di bidang pertanian kemiskinan terjadi karena petani tidak
memiliki lahan atau kesempatan untuk mengolah lahan dia pemilikan dan
penguasaan lahan. Petani yang tidak memiliki lahan bisa digolongkan miskin
dengan pendapatan yang lebih kecil dari pemilik lahan.
5. Diskriminasi, kemiskinan juga bisa disebabkan oleh diskriminasi antara
penghasilan laki-laki dengan penghasilan perempuan.
6. Tekanan harga, pendapatan yang rendah bukan hanya disebabkan oleh
rendahnya produktifitas melainkan juga karena tekanan harga, terutama hal ini
berlaku pada petani kecil dan pengrajin dalam industri rumah tangga.

Menurut Ghose dan Griffin dalam Suyanto (1995:106) sekurangkurangnya ada empat faktor yang menyebabkan kemiskinan di pedesaan, faktorfaktor tersebut adalah:
Pertama , karena adanya pemusatan pemilikan tanah yang dibarengi

dengan adanya proses fragmentasi pada arus bawah masyarakat. Jumlah penduduk
pedesaan yang terus bertambah tetapi tidak diimbangi dengan bertambahnya tanah
commit to tanah
user yang dapat dimiliki petani kecil
telah menyebabkan semakin berkurangnya

perpustakaan.uns.ac.id

15
digilib.uns.ac.id

sehingga akan terjadi yang disebut dengan shared poverty atau pembagian
kemiskinan. Di samping itu tekanan kebutuhan sehari-hari yang terus menerus
meningkat dan harga produksi pertanian yang tidak menentu menyebabkan
banyak warga desa sedikit demi sedikit terpaksa menjual lahannya untuk
menyambung hidup.
Kedua , nilai tukar hasil produksi warga pedesaan khususnya sektor

pertanian yang semakin jauh tertinggal dengan hasil produksi lainnya termasuk
kebutuhan sehari-hari warga.
Ketiga, karena lemahnya posisi masyarakat desa khususnya petani dalam

rantai perdagangan. Biasanya pihak yang dominan menentukan harga adalah pada
pedagang atau tengkulak. Mungkin saja pada saat tertentu harga jual produk
pertanian tertentu naik. Tetapi karena sudah terjerat sistem ijon atau karena lemah
posisi harga barang maka acap kali tetap harus menanggung kerugian karena
harga beli ditekan serendah-rendahnya.
Keempat, karena faktor karakter struktur sosial masyarakat pedesaan yang

terpolarisasi, warga elit desa yang secara ekonomi mapan dan memiliki akses
terhadap kekuasaan dengan mudah dapat mengambil keuntungan dari paket-paket
inovasi yang masuk. Sementara, warga desa kebanyakan yang kurang
berpendidikan dan miskin harus puas hanya sebagai penonton.

c. Karakteristik Golongan Miskin

Menurut Zelinsky (1996: 88) karakteristik penduduk dapat dikategorikan
dalam beberapa klasifikasi berdasarkan rumah tempat tinggal, tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan, penggunaan lahan, dan kecukupan gizi serta perawatan kesehatan
bisa menjadi indikator peningkatan kehidupan sosial masyarakat.
Karakteristik golongan miskin menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002:
13) adalah:
1. Karakteristik demografi dari penduduk miskin.
Secara umum, rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin di Indonesia
commit
to user
adalah 5,8 orang sedangkan yang
bukan
miskin adalah 4,5 orang. Banyaknya

16
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

jumlah anggota rumah tangga adalah indikasi yang dominan dalam
menentukan miskin atau ketidak-miskinan suatu rumah tangga. Bertambah
besarnya jumlah anggota rumah tangga maka bertambah besar pula
kecenderungan menjadi miskin. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa
Keluarga Berencana (KB) memiliki tujuan untuk membatasi jumlah anggota
rumah tangga adalah relevan dengan upaya-upaya pengentasan kemiskinan.

2. Karakteristik ekonomi dari penduduk miskin
Karakteristik dari ekonomi rumah tangga mencakup informasi atas pekerjaan
kepala rumah tangga apakah sebagai karyawan atau sebagai pengusaha atau
bahkan sebagai keduanya. Pekerjaan kepala rumah tangga mempengaruhi
jumlah pendapatan keluarga. Pola pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan
indikator kemiskinan. Jumlah pengeluaran rumah tangga untuk pangan sangat
besar perbandingannya dengan pengeluaran bukan pangan adalah salah satu
karakteristik ekonomi penduduk miskin.

3. Karakteristik dilihat dari pekerjaan kepala rumah tangga.
Pekerjaan

kepala

karyawan/buruh

rumah
dan

tangga

terbagi

pengusaha/majikan.

menjadi
Pekerjaan

dua

jenis

yaitu:

dengan

status

karyawan/buruh dalam istilah ini merupakan kepala rumah tangga yang
memperoleh upah atau gaji sebagai imbalan atau balas jasa dari pekerjaannya
sebagai contoh pegawai negeri, karyawan perusahaan, buruh pabrik, pembantu
rumah tangga, pengemudi dengan sistem upah atau gaji.
Kepala keluarga yang mempunyai pekerjaan sebagai pengusaha misalnya
sebagai pemilik tanah, nelayan yang mempunyai atau menyewa kapal dan
lain-lain. Di perkotaan dan pedesaan seperti di Jawa dan Bali, di bagian timur
Indonesia, maupun di bagian barat Indonesia lebih banyak kepala rumah
tangga miskin yang menjadi pengusaha ketimbang yang menjadi buruh.

4. Kara