Analisis Sistem Jaringan Komputer di PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya

(1)

ANALISIS SISTEM JARINGAN KOMPUTER

DI PT. INDONESIA POWER

UNIT PEMBANGKITAN SURALAYA

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi

Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh

Imam Muslim 10110724

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI ...i

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang ...1

1.2Perumusan Masalah ...2

1.3Maksud dan Tujuan ...2

1.4Batasan Masalah ...2

1.5Metode Penelitian ...3

1.6Sistematika Penelitian ...3

1.7Waktu dan Pelaksanaan Kerja Praktek ...4

1.8Agenda Kegiatan Pelaksanaan Kerja Praktek ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...5

2.1 Profil Tempat Kerja Praktek ...5

2.1.1 Sejarah PT. Indonesia Power ...5

2.1.2 Makna Bentuk dan Warna Pada Logo ...7

2.1.3 Visi, Misi dan Tujuan ...7

2.1.4 Lokasi PLTU Suralaya ...8

2.1.5 Layout PLTU Suralaya ...9

2.1.6 Struktur Organisasi di PT. INDONESIA POWER UBP Suralaya ...10

2.1.7 Induk Perusahaan PT. INDONESIA POWER ...10


(3)

2.2.1 Konsep Dasar Jaringan ...12

2.2.2 Klasifikasi Jaringan Komputer ...12

2.2.3 Topologi Jaringan ...16

2.2.4 Komponen Jaringan ...20

2.2.5 Media Transmisi ...23

2.2.6 Komponen Protokol Jaringan ...27

2.2.7 Keamanan Jaringan ...36

BAB III PEMBAHASAN ...38

3.1 Analisis Sistem yang Berjalan di UBP Suralaya ...38

3.2 Analisis Masalah umum pada Pengguna ...41

3.3 Komponen Jaringan di UBP Suralaya ...42

3.3.1 Komponen Perangkat Keras (Hardware) ...42

3.3.2 Komponen Perangkat Lunak (Software) ...53

3.4 Konfigurasi Jaringan ...54

3.5 Manajemen Jaringan ...62

3.5.1 Manajemen IP Address ...62

3.5.2 Keamanan Jaringan ...64

3.5.3 Manajemen Bandwith ...68

3.5.4 Kontrol Aktifitas Jaringan ...69

3.6 Maintenance ...69

3.6.1 Permasalahan Umum pada Jaringan ...71

3.6.2 Pemecahan Masalah secara Umum ...72

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...74

4.1 Kesimpulan ...74

4.2 Saran ...74


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan yang Maha Kuasa yang melimpahkan karunia kesehatan dan kesabaran serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Analisis Sistem Jaringan Komputer Di PT Indonesia Power UBP Suralaya”

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan 2 sks Kerja Praktek pada bidang studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis dalam menyusun laporan ini telah berusaha sebaik mungkin dengan harapan menghasilkan karya yang baik, namun dalam penulisan laporan ini masih mempunyai banyak kekurangan sehingga dilakukan pengembangan yang lebih lanjut. Meskipun demikian, besar harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian

Selama pelaksaan kerja praktek dan penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus – tulus nya kepada :

1. Ayah,Ibu dan Kakak tercinta yang telah medoakan penulis agar menjadi orang sabar dan memberi dukungan yang selama ini diberikan. Untuk bisa menyelesaikan Kerja Praktek

2. Pak Edy Prasetyo selaku Manager Sistem Informasi Suralaya dan Keuangan.

3. Pak Tri Wahyudianto selaku Supervisor Senior Pelaksana Sistem Informasi Suralaya. Yang telah memberikan pengarahan kepada penulis.

4. Pak Suhendra selaku Pelaksana Perangkat Keras dan Jaringan Sistem Informasi Suralaya

5. Pak Khairul Saleh selaku Pelaksana Senior Sistem Informasi Jaringan Komputer UBP Suralaya. Yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk bisa menyelesaikan laporan Kerja Praktek

6. Pak Suherman selaku Supervisor Senior Humas PT. Indonesia Power UBP Suralaya. 7. Pak Joko selaku Supervisor Humas dan Komunitas.


(5)

9. Pak Ahmad Soleh dan Pak Hawasi selaku Pelaksana Senior Humas dan Protokoler. 10.Pak Ruslan, selaku pihak Outsource yang menangani keluhan user di lapangan dan

selaku teman terdekat penulis selama pelaksaan Kerja Praktek.

11.Pak Saepulloh dan Pak Megi N S selaku Tenaga Bantu Pelaksana Humas.

12.Teman – teman Praktek Kerja Lapangan (PKL) Periode 17 Juli – 17 Agustus 2013 di PT Indonesia Power UBP Suralaya yang selalu berbagi keluh kesah selama melaksanakan Kerja Praktek dan memberikan dukungan untuk dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari segenap pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan kerja praktek ini.

Bandung, 22 Juli 2013


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesiapower.co.id/SitePages/Home.aspx diakses pada tanggal 15 agustus 2013

http://elib.unikom.ac.id diakses pada tanggal 17 agustus 2013

http://www.prakom.lipi.go.id/index.php/hardware/189-jaringan-komputer-menggunakan-fiber-optik diakses pada tanggal 18 agustus 2013


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebutuhan energi merupakan hal yang sangat penting dalam seluruh kehidupan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada masa sekarang ini adalah kebutuhan energi listrik. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri dan sebagainya.

Dalam masa sekarang ini tersediannya energi listrik merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara. Sehingga penyediaan energi listrik dituntut menjadi menyediakan energi listrik yang handal, stabil dan bermutu serta efisien yang sangat layak untuk dijadikan tumpuan dalam menjamin kesuksesan pelayanan kebutuhan secara cepat dan tepat. Dalam usaha penyediaan energi listrik yang handal dan efisien inilah Unit Pembangkitan Suralaya merupakan salah satu perusahaan yang mengoperasikan mesin pembangkit listrik yang menggunakan mesin dengan tenaga uap dengan bahan bakar utama batu bara yang terdiri dari tujuh unit, semuanya berjumlah 3400 (Tiga Ribu Empat Ratus) Mega Watt yang diperkirakan memenuhi 30% kebutuhan listrik di pulau Jawa, Bali dan Madura.

PT. Indonesia Power UBP Suralaya mempunyai luas lahan 254 Ha. yang terdapat beberapa gedung teknik untuk menunjang kegiatan proses bisnis dan satu gedung admininstrasi. Sedangkan letak nya untuk setiap gedung terpisah agak jauh. Sehingga dalam penyampaian informasi bisa memakan waktu apabila dilakukan dengan konvensional, oleh karena itu diperlukan penyampaian informasi yang sangat cepat dalam waktu yang singkat. Adapun teknologi telekomunikasi tersebut adalah Jaringan Komputer.

Teknologi informasi dan telekomunikasi sangat berpengaruh terhadap penyampaian informasi melalui komputer sehingga terjadi pergeseran dari computer terpusat menjadi jaringan komputer dimana tugas – tugas komputasi ditangani oleh banyak komputer yang


(8)

terpisah-pisah. Tetapi dapat saling berkomunikasi dalam melaksanakan tugas – tugas tersebut. Karena tanpa adanya tekonologi ini. Kecil kemungkinan bahwa dalam penyampaian informasi masih menggunakan cara yang dimana dari segi waktu pengiriman informasi dari satu tempat ke tempat lain dapat membutuhkan waktu yang sangat lama. Tidak menutup kemungkinan banyak faktor - faktor lain

Untuk mendukung teknologi informasi dalam pengiriman informasi maka dibutuhkan teknologi telekomunikasi dalam mengkomunikasikan antar komputer satu dengan lainnya di PT. Indonesia Power sendiri sudah menerapkan sistem jaringan private yang lebih dikenal sebagai intranet , karena dibalik keistimewaan nya sebagai jaringan private. Maka dari itu bagaimana tata kerja sistem jaringan komputer di PT. Indonesia power UBP Suralaya.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya yaitu Menganalisa Jaringan Komputer di PT Indonesia Power UBP Suralaya .

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah menganalisa jaringan komputer di Unit Pembangkit Bisnis (UBP) Suralaya PT Indonesia Power

Adapun tujuan dari menganalisa jaringan komputer di PT Indonesia Power ialah : a. Mengetahui dan memahami sistem jaringan komputer yang diterapkan di PT

Indonesia Power UBP Suralaya.

b. Tambahan referensi terbaru perihal sistem jaringan PT Indonesia Power UBP Suralaya.

1.4Batasan Masalah

Hal – hal yang akan dilakukan pada penulisan laporan ini dibatasi pada masalah yang akan dibahas, yaitu :


(9)

a. Hanya menganalisa sistem jaringan komputer pada PT Indonesia Power UBP Suralaya beserta perangkat keras (hardware) yang digunakan.

b. Sumber gambar perangkat keras (hardware),skema ruangan dan konfigurasi fiber optic bersumber dari dokumentasi tahunan yang dibukukan oleh bagian SIS. c. Untuk melakukan analisa sistem jaringan penulis melakukan wawancara langsung

dengan pembimbing kerja lapangan.

1.5Metode Penelitian

Metodologi pengumpulan data yang digunakan adalah a. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan data yang berdasarkan pengamatan secara langsung ke Bagian Sistem Informasi di PT Indonesia Power UBP Suralaya dan mencatat hal – hal yang berhubungan dengan permasalahan secara lengkap dan sistematis.

b. Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara Tanya jawab secara langsung dengan pembimbing lapangan dan para pekerja yang ahli di bidangnya sehingga tidak terjadi kekeliruan.

c. Metode Literatur

Dalam hal ini penulis mengambil dan menggunakan beberapa buku sebagai referensi dalam membuat teori - teori yang sangat menunjang dalam pelaksanaan kerja praktek ini, sehingga penulis dapat membuat laporan sesuai yang di harapkan.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :


(10)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini, membahas tentang latar belakang dan permasalahan, maksud dan tujuan penulisan, batasan masalah, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan tinjauan umum yang di dalamnya menjelaskan tentang profil instansi, mulai dari sejarah PT. Indonesia Power, sturuktur organisasi PT. Indonesia Power, Visi dan Misi PT Indonesia Power dan teori - teori yang meliputi penjelasan tentang jaringan komputer dengan ruang lingkup permasalahan berdasarkan studi pustaka yang dilakukan.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan uraian mengenai jaringan yang akan dianalisa meliputi bagaimana satu komputer dapat terhubung dengan komputer lain nya yang digambarkan melalui Aplikasi Cisco Packet Tracer dan perangkat keras (Hardware) yang digunakan serta hasil analisa yang diharapkan akan membantu sumber referensi untuk PT Indonesia Power UBP Suralaya

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran – saran yang didapat dari pembahasan dan aplikasi yang telah dibuat.

1.7Waktu dan Tempat Pelaksaan Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan selama satu bulan 5 hari, yaitu sejak tanggal 17 Juli 2013. Dilaksanakan di PT Indonesia Power UBP Suralaya, Jalan Komplek PLTU Suralaya Pos 15 Serang, Merak, Banten 43456


(11)

1.8Agenda Kegiatan Pelaksanaan Kerja Praktek

Berikut timeline pelaksanaan kerja praktek yang akan dilaksanakan selama waktu yang ditentukan, sebagai berikut :

No Waktu Pelaksanaan Agenda Kegiatan

1 18 Juli 2013 Melapor dan Registrasi

2 18 Juli 2013 Pengenalan Sistem K3

Pengenalan Umum PLTU Suralaya

Site Visit

3 18 Juli 2013 – 20 Agustus 2013 Mempelajari Sistem kerja, aspek – aspek bidang komputer jaringan Ikut serta dan aktif berperanserta dalam pelaksanaan kegiatan.

4 21 Agustus 2013 Draft Laporan dan revisi

laporan

5 22 Agustus 2013 Pengesahan laporan


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tempat Praktek Kerja

2.1.1 Sejarah PT INDONESIA POWER

PT. Indonesia Power berawal pada akhir abad ke 19, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari riwayat perkembangan kelistrikan di Indonesia. Saat itu sejumlah perusahaan Belanda yang bergerak di bidang perkebunan, pabrik gula dan pabrik the membangun pembangkit listrik untuk kepentingan sendiri. Selanjut, sebuah perusahaan gas swasta Belanda, bernama NV NIGM (Naamloze Vennootschap Nederlandsche Indische Gas Maatschappij) memperluas usahanya di bidang kelistrikan untuk kepentingan umum dan memperoleh ijin konsesi berdasarkan Ordonansi 1890 No. 190, tanggal 18 September 1890.

Seiring dengan peningkatan manfaat listrik bagi masyarakat, Pemerintah pada tahun 1927 membentuk Lands Waterkracht Bedrijven atau perusahaan listrik Negara yang mengelola Pusat Listri Tenaga Air (PLTA) Plengan, Lamajan, Bengkok Dago, Ubruk dan Kracak di Jawa Barat. Pembangkit- pembangkit inilah yang di kemudian hari diserahkan dan dikelola oleh PLN PJB I, di tahun 1995, disampimg beberapa pembangkit lain yang berkapasitas lebih besar. PLN pun terus berupaya membangun bidang ketenagalistrikan, sedangkan tugas pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik di Jawa dan Bali pada waktu itu ditangani oleh PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat (KJB) dan PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Timur (KJT).

Pada tahun 1994, status PLN yang semula berbentuk Perusahaan Umum beralih menjadi Persero. Pada tahun 1995 status baru tersebut diikuti dengan perubahan struktur PT PLN (Persero), yang kemudian ditindak-lanjuti dengan peningkatan fungsi PLN P2B dengan tambahan tugas Penyaluran, menjadi PLN P3B. Dengan perubahan fungsi ini maka KJB dan KJT hanya berfokus pada fungsi Pembangkitan. Dua organisasi inilah yang menjadi cikal bakal anak Perusahaan PLN, yakni Pembangkit Tenaga Listrik Jawa bali I (PJB I) dan Pembangkit Listrik


(13)

Jawa Bali II (PJB II). PLN PJB I mempunyai organisasi sendiri dengan tugas mengelola delapan Unit Pembangkit, masing- masing Suralaya, Saguling, Mrica, Priok, Perak dan Grati, Bali, Semarang, Kamojang dan satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.

Didirikan pada 3 Oktober 1995 sebagai anak perusahaan PT Pembangkitan Jawa Bali I (PT PJB I) merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak dalam usaha pembangkitan tenaga listrik didirikan pada 3 oktober 1995. Nama itu kemudian berubah menjadi PT Indonesia Power pada tangaal 3 Oktober 2000. Perubahan nama tersebut mengukuhkan penetapan tujuan Perusahaan untuk sepenuhnya berorientasi pada bisnis dan mengantisipasi kecenderungan pasar yang senantiasa berkembang. Dalam kurun waktu belasan tahun, Indonesai Power telah berkembang dengan cepat melalui kinerja usaha yang meyakinkan.

Indonesia Power mengoperasikan delapan Unit Bisinis Pembangkitan (UBP) yang tersebar di UBH lokasi- lokai strategis Jawa- Bali, dan Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan, dengan total akapsitas terpasang sebesar 8.996 MW dari 133 unit pembangkit listriknya. Selanjutnya Perseroan mengembangkan sayap dengan pendirian empat anak perusahaan, yaitu PT Cogindo Daya Bersama (CDB) pada tahun 1997 untuk mendukung usaha pembangkitan, outsourcing dan kajian energy, serta PT Artha daya Coalindo (ADC) pada 1998 yang bergerak di bidang manajemen dan perdagangan batubara serta bahan bakar lainnya. Sebagai perusahaan terbesar di bidang pembangkitan tenaga listrik di Indonesia, Indonesia Power siap memasuki era pertumbuhan baru seiring prospek bisnis yang menjanjikan dan penuh tantangan di masa depan.


(14)

2.1.2 Makna Bentuk dan Warna Logo PT. INDONESIA POWER

Logo Mencerminkan identitas dari PT Indonesia Power sebagai Power Utility Company terbesar di Indonesia. Berikut logo tersebut :

Gambar 2.1 Logo PT Indonesia Power

Bentuk huruf indonesia dan power ditampilkan menggunakan dasar jenis huruf futura book regular dan futura bold yang menandakan huruf kuat dan tegas, lalu makna dari kilatan petir pada huruf “O” melambangkan tenaga listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan. Dan untuk warna diaplikasi pada kata indonesia, menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di indonesia dan juga di luar negeri sedangkan untuk warna biru pada kata power menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri - ciri berteknologi tinggi, efisien, aman dan ramah lingkungan.

2.1.3 Visi , Misi dan Tujuan 2.1.3.1 Visi

Menjadi Perusahaan Publik dengan Kinerja kelas Dunia dan bersahabat dengan Lingkungan.


(15)

2.1.3.2 Misi

Melakukan usaha dalam bidang pembangkitan tenaga listrik, serta mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

2.1.3.3 Tujuan

Tujuan PT Indonesia Power dalam bidang kerjanya, antara lain : a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus

dalam penggunaan sumber daya perusahaan.

b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.

c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta

mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi maupun kelestarian lingkungan.

e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra kerja, sertamendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.

2.1.4 Lokasi PLTU Suralaya

PLTU Suralaya terletak di Desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang, Banten. Berjarak 120 Km arah barat Jakarta, menuju Pelabuhan Ferry Merak (7 km arah utara pelabuhan tersebut).

Luas area PLTU Suralaya lebih kurang 254 Ha, yang terdiri dari : - Gedung sentral 30 Ha

- Ash Valley 8 Ha


(16)

- Switch Yard 6.3 Ha

- Kompleks perumahan 30 Ha

- Tempat penyimpanan alat berat 2 Ha.

Selain itu, masih terdapat tanah perbukitan dan hutan, gambar lokasi PLTU suralaya terdapat pada halaman lampiran

Pertimbangan pemilihan lokasi pembangunan pembangkit listrik di Pulau Jawa adalah karena monitoring beban listrik se-Indonesia, kebutuhan tenaga listrik di Pulau Jawa adalah yang terbesar disbanding wilayah lainnya.

2.1.5 Layout PLTU Suralaya

Berdasarkan studi kelayakan, daerah suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik karena adanya beberapa berikut ini :

- Tersedianya tanah dataran yang cukup luas yang dipandang tidak produktif untuk lahan pertahian

- Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih. Hal ini berdampak baik untuk pelabuhan tempat mengangkut alat berat dan bahan bakar dan tersedianya air laut sebagai pendingin. - Akses jalan menuju lokasi PLTU sudah ada dan relative baik serta

berjarak tidak terlalu jauh dari perkotaan.

- Kondisi tanah memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat

- Tersedianya tempat penumbunan limbah abu dari sisa pembakaran batubara.

- Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk proses pembangunannya - Dampak lingkunan yang tidak terlalu berbahaya karena lokasi berada


(17)

2.1.6 Struktur Organisasi PT. INDONESIA POWER

Di PT. Indonesia Power UBP Suralaya memiliki deskripsi pekerjaan. Terlihat seperti gambar di bawah

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Suralaya

2.1.7 Induk Perusahaan PT. INDONESIA POWER 2.1.7.1 PT PLN (Persero)

Berawal di akhir abad ke 19, perkembanga ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik the mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.


(18)

Antara tahun 1942- 1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan – perusahaan belanda tersebut oleh jepang, setelah belanda menyerah kepada pasukan tentara jepang di awal perang dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir perang dunia II pada agustus 1945 pada saat jepang menyerah kepada sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda, dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama – sama dengan pompinan KNI pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan – perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesat 157,5 MW.

Pada tanggal 1 januari 1969, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik,gas dan kokas, yang dibubarkan pada tanggal 1 januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai penegelola tenaga Listrik milik Negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sector swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.


(19)

2.1.7.2 Logo PT. PLN (Persero)

Gambar 2.3 Logo PT PLN (Persero)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsep Dasar Jaringan

Jaringan Komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (Wireless). Dua unit computer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file, printer, media penyimpanan (hardisk, floopy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data berupa teks, audio maupun video, bergerak melalui kabel atau tanpa kabel (Wireless) sehingga memungkinkan pengguna computer dalam jaringan computer dapat saling bertukar file atau data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software yang terhubung dalam jaringan bersama – sama

2.2.2 Klasifikasi Jaringan Komputer

Jaringan Komputer, secara umum dibagi atas empat jenis, yaitu : a. Local Area Network (LAN)

Sebuah Lan adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah sekolah dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi.


(20)

perangkat lunak yang mengatur aktifitas jaringan, ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan oleh komputer – komputer yang terhubung ke dalam jaringan itu biasanya disebut dengan workstation. Biasanya kemampuan workstation lebih di bawah dari file server dan mempunyai aplikasi lain di dalam harddisknya selain

Aplikasi untuk jaringan. Kebanyakan LAN menggunakan media kabel untuk menghubungkan antara satu computer dengan computer lainnya.

Gambar 2.4 Jaringan Local Area Network (LAN)

Jaringan LAN dapat juga dibagi menjadi dua tipe jaringan, yaitu a. Peer to peer

Jaringan computer model peer to peer memungkinkan seorang pemakai jaringan computer membagi sumber dayanya yang ada dikomputernya, baik itu file data, printer dan mengakses sumber data pada computer lain. Adapum gambar skema nya berikut


(21)

Gambar 2.5 Jaringan Peer to Peer

Model ini tidak mempunyai sebuah file server atau sumber daya yang terpusat, seluruh computer mempunyai kemampuan yang sama untuk memakai sumber daya yang tersedia dijaringan komputer tersebut.

b. Client-Server

Jaringan client-server memungkinkan jaringan untuk mensentralisasi fungsi dan aplikasi kepada satu atau dua file server.

Gambar 2.6 Jaringan Client-Server

Sebuah file server menjadi jantung dari keseluruhan sistem, memungkinkan untuk mengakses sumber daya, dan menyediakan keamanan. Workstation dapat mengambil sumber daya yang ada pada file server.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN) merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor – kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mamp menunjang data dan suara. Bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televise kabel. Contoh jaringan MAN seperti diperlihatkan pada Gambar di bawah.


(22)

Gambar 2.7 Jaringan Metropolitan Area Network (MAN)

c. Wide Area Network (WAN)

WAN adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan Bank BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di negara – Negara lain. Menggunakan sarana WAN, sebuah bank yang ada di Bandung bisa menghubungi kantor cabangnya yang ada di Hongkong, hanya dalam beberapa menit. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam Komunikasi Global seperti Internet


(23)

2.2.3 Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah peta dari sebuah jaringan. Topologi jaringan terbagi menjadi dua yaitu topologi secara fisik dan topologi secara logika. Topologi secara fisik menjelaskan bagaimana susunan dari kabel dan computer dari lokasi dari semua komponen jaringan. Sedangkan secara logika menetapkan bagaimana informasi atau aliran data dalam jaringan. 2.2.3.1 Topologi Bintang (Star)

Topologi jaringan ini menghubungkan komputer – komputer ke komputer sentral. Bila dibandingkan dengan sistem mesh, sistem ini mempunyai tingkat kerumitan jaringan yg lebih sederhana sehingga sistem menjadi lebih ekonomis, tetapi beban yg dipikul sentral pusat cukup berat. Dengan demikian kemungkinan tingkat keruskan atau gangguan dari sentral ini lebih besar. Setiap komputer saling berhubungan dengan bantuan alat yang biasanya digunakan adalah switch/hub. Switch/hub tersebut berfungsi untuk menyediakan sebuah jalur komunikasi virtual antara dua buah workstation atau lebih yang akan berkomunikasi. Switch mendeteksi bila ada dua buah workstation yang akan saling berkomunikasi, kemudian switch/hub. Akan membuat jalur komunikasi virtual diantara kedua workstation tersebut sehingga data dapat terkirim melalui jalur tersebut seperti pada gambar di bawah


(24)

Dalam menerapkan topologi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, Adapun kelebihan dan kekurangan yaitu :

- Kelebihan a. Paling fleksibel

b. Pemasangan atau perubahan workstation sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain

c. kontrol terpusat

d. kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan atau kerusakan. e. Kemudahan pengelolaan jaringan

- Kekurangan a. Boros kabel

b. Perlu penanganan khusus

c. Kontrol terpusat yang menjadi elemen kritis

2.2.3.2 Topologi Bus

Topologi bus merupakan topologi yang banyak digunakan pada masa penggunaan kabel sepaksi menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain.

Kesulitan utama dari penggunaan kabel sepaksi adalah sulit untuk mengukur apakah kabel sepaksi yang digunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card) yang digunakan dan kinerja jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau node.).


(25)

Pada topologi bus dua ujung jaringan harus diakhiri dengan sebuah terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel BNC. Komputer yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan men tap Ethernetnya sepanjang kabel.

Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.

Gambar 2.10 Topologi Bus

- Kelebihan

a. Layout kabel sederhana sehingga instalasi relatif lebih mudah b. Kerusakan satu komputer client tidak akan mempengaruhi

komunikasi antar client lainnya

c. Hemat kabel sehingga biaya instalasi relatif lebih murah

d. Penambahan dan pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang berjalan.

- Kekurangan


(26)

b. Bila kabel utama sangat panjang maka pencarian gangguan menjadi sulit

c. Kemungkinan akan terjadi tabrakan data(data collision) apabila banyak client yang mengirim pesan dan ini akan menurunkan kecepatan komunikasi.

d. Keamanan data kurang terjamin e. Diperlukan repeater untuk jarak jauh 2.2.3.3 Topologi Mesh

Topologi Mesh adalah topologi yang tidak memiliki aturan dalam koneksi. Karena tidak teratur maka kegagalan komunikasi menjadi sulit dideteksi, dan ada kemungkinan boros dalam pemakaian media transmisi. setiap perangkat Setiap prrangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).

Gambar 2.11 Topologi Mesh - Kelebihan

a. Dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat tujuan.

b. Data dapat di kirim langsung ke computer tujuan tanpa harus melalui computer lainnya lebih cepat. Satu link di gunakan khusus untuk berkomunikasi dengan komputer yang di tuju.


(27)

c. Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi komputer A dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links) antara A dan B, maka gangguan tersebut tidak akan mempengaruhi koneksi komputer A dengan komputer lainnya. d. Mudah dalam proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi

kerusakan koneksi antar komputer. - Kekurangan

a. Setiap perangkat harus memiliki I/O port. Butuh banyak kabel sehingga butuh banyak biaya.

b. Instalasi dan konfigurasi lebih sulit karena komputer yang satu dengan yang lain harus terkoneksi secara langsung.

c. Biaya yang besar untukmemelihara hubungan yang berlebih. 2.2.3.4 Topologi Pohon (Tree)

Topologi pohon adalah pengembangan atau generalisasi topologi bus. Media transmisi merupakan satu kabel yang bercabang namun loop tidak tertutup.

Gambar 2.12 Topologi Pohon (Tree)

- Kelebihan

a. Memungkinkan untuk memiliki jaringan point to point

b. Mengatasi keterbatasan pada topologi star, yang memiliki keterbatasan pada titik koneksi hub.


(28)

d. Topologi tree ini memiliki keunggulan lebih mampu menjangkau jarak yang lebih jauh dengan mengaktifkan fungsi Repeater yang dimiliki oleh HUB.

- Kekurangan

a. Karena bercabang maka diperlukan cara untuk menunjukkan kemana data dikirim, atau kepada siapa transmisi data ditujukan. b. Perlu suatu mekanisme untuk mengatur transmisi dari terminal

terminal dalam jaringan.

c. Kabel yang digunakan menjadi lebih banyak sehingga diperlukan perencanaan yang matang dalam pengaturannya, termasuk di dalamnya adalah tata letak ruangan.

d. HUB menjadi elemen kritis. 2.2.3.5 Topologi Cincin (Ring)

Disebut topologi ring karena bentuknya seperti cincing yang melingkar. Semua komputer dalam jaringan akan di hubungkan pada sebuah cincin. Cincin ini hampir sama fungsinya dengan concenrator pada topologi star yang menjadi pusat berkumpulnya ujung kabel dari setiap komputer yang terhubung.

Gambar 2.13 Topologi Cincin (Ring)


(29)

a. Dapat melayani aliran lalulintas data yang padat

b. Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanandari server

c. Trasmisi data yang relatif sederhana seperti perjalanan paket data dalam satu arah saja.

- Kekurangan

a. Kerusakan pada salah satu media pengirim/terminal dapat melumpuhkan kerja seluruh jaringan

b. Paket data harus melewati setiap komputer antara pengirim dan penerima, sehingga menjadi lebih lambat

c. Pengembangan jaringan menjadi lebih kaku karena penambahan terminal atau node menjadi lebih sulit bila port sudahhabis.

2.2.4 Komponen Jaringan a. Router

Berfungsi untuk menerima paket dari stasiun pengirim untuk diteruskan ke stasiun penerima seperti gambar di bawah

Gambar 2.14 Router

Untuk membedakan router dengan bridge, dapat di umpamakan bus antar kota. Bridge dapat diibaratkan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), sedangkan Router diibaratkan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP)


(30)

Unsur Routing Keterangan

Kriteria Kerja - Jumlah hub

- Cost - Delay - Througput

Decision Time - Paket (Datagram)

- Session (Virtual Circuit)

Decision Place

-Network Information Source - Local

- Adjacent Nodes - Nodes Along

Route - All Nodes

Routing Strategy - Fixed

- Flooding - Random - Adaptive Adaptive Routing Update Time - Continuous

- Periodic - Majod Load

Change

- Topology Change

Tabel 2.1 Unsur – Unsur Routing

b. Concentrator/Hubs

Sebuah consentrator/hubs adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel – kabel network dari tiap – tiap workstation, server atau perangkat lain. Dalam topologi bintang, kabel twisted pair datang dari sebuah workstation masuk kedalam hub. Hub


(31)

mempunyai banyak slot concentrator yang mana dapat dipasang menurut nomor port dari kartu yang dituju.

Gambar 2.15 Hubs

c. Switch

Switch sebuah alat yang menyaring/filter dan melewatkan (mengijinkan lewat) paket yang ada di sebuah LAN. Switcher bekerja pada layer data link (layer 2) dan terkadang di Network layer (layer 3) berdasarkan referensi OSI Layar Model. Sehingga dapat bekerja untuk paket protocol apapun. LAN yang menggunakan Switch untuk berkomunikasi di jaringan maka disebut dengan Switcher LAN atau dalam fisik Ethernet jaringan disebut dengan Switcher Ethernet LAN seperti pada gambar di bawah.

Gambar 2.16 Switch


(32)

Berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan yang memiliki segmen yang sama seperti pada gambar di bawah

Gambar 2.17 Bridge

Selain memperkuat sinyal yang dilakukan repeater, bridge juga melakukan transmisi ulang paket data dari satu segmen ke segmen yang lainnya.

2.2.5 Media Transmisi

Dalam menghubungkan komputer atau perangkat lainnya membutuhkan sebuah media transmisi. Media transmisi ini akan berfungsi sebagai jalur lintas data dan distribusi informasi. Secara garis besar penggunaan media untuk menghubungkannya terbagi atas :

a. Media Transmisi Kabel 1. Twister Pair

Kabel ini memiliki dua jenis yaitu Shielded Twisted Pair (STP) dan Unshielded Twisted Pair (UTP). Perbedaan diantara keduanya adalah ada tidak nya lapisan pelindung interferensi. Kabel UTP merupakan kabel jaringan yang paling banyak digunakan karena kemudahan yang ditawarkan, yaitu kemudahan pengembangan jumlah client tanpa mengganggu sistem komunikasi. Seperti pada gambar di bawah


(33)

Gambar 2.18 Kabel UTP (Unshield Twisted Pair)

UTP terdiri dari 8 kabel yang saling berulir tiap dua kabel. Sebelum kabel ini digunakan, maka harus dipasang konektor agar dapat dihubungkan dengan peralatan komputer seperti hub atau

Network Interface Card (NIC). Umumnya kabel ini memakai

konektor RJ-45.

Arti warna dalam kabel UTP

a. Orange : berfungsi untuk mengirim paket data. b. Putih orange : berfungsi untuk mengirim paket data. c. Hijau : berfungsi untuk mengirim paket data.

d. Putih Hijau : berfungsi untuk mengirim paket data. e. Biru : berfungsi untuk mengirim paket suara. f. Putih Biru : berfungsi untuk mengirim paket suara. g. Coklat : berfungsi untuk mengirim arus DC. h. Putih Coklat : berfungsi untuk mengirim arus DC.

Untuk pemodelan dalam kabel UTP terbagi menjadi 2 macam yaitu

a. Straight


(34)

standart EIA/TIA 568B. Tipe ini digunakan untuk menghubungkan antara PC ke Switch, Router ke Switch, Router ke Hub dan PC ke Hub

Gambar 2.19 Pemodelan Straight b. Cross

Pada tipe ini ujung kabel yang satu menggunakan urutan standart EIA/TIA 568A dan ujung yang satu nya lagi menggunakan urutan kabel TIS/EIA 568B dan digunkan untuk menghubungkan PC ke PC, Switch/Hub ke Switch/Hub, dan PC ke Router.


(35)

Gambar 2.20 Pemodelan Cross

2. Fiber Optic

Serat optic menggunakan 2 buah ring. Pertama, primary ring yang digunakan untuk komunikasi data. Kedua secondary ring yang digunakan sebagai media komunikasi cadangan. Kedua ring ini bertransmisi secara berlawanan (counter rotating) seperti gambar di bawah

Gambar 2.21 Kabel Fiber Optic

Jenis konektor yang digunakan adalah duplex style connector dan epoxy connector


(36)

Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain[3] :

a. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan

b. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih tinggi

c. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio

d. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api Tidak berkarat

Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core [4]. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Bagian-bagian serat optik jenis single mode dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk kabel serat optik, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optik pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi

Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :


(37)

1. Berdasarkan mode yang dirambatkan :

- Single mode : serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya sekitar 8,3 mikron), diameter intinya sangat sempit mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding selongsong (cladding). Bahagian inti serat optik single-mode terbuat dari bahan kaca silika (SiO2) dengan sejumlah kecil kaca Germania (GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya. Untuk mendapatkan performa yang baik pada kabel ini, biasanya untuk ukuran selongsongnya adalah sekitar 15 kali dari ukuran inti (sekitar 125 mikron). Kabel untuk jenis ini paling mahal, tetapi memiliki pelemahan (kurang dari 0.35dB per kilometer), sehingga memungkinkan kecepatan yang sangat tinggi dari jarak yang sangat jauh. Standar terbaru untuk kabel ini adalah ITU-T G.652D, dan G.657[6]. - Multi mode : serat optik dengan diameter core yang

agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.

2. Berdasarkan indeks bias core

- Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.

- Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.


(38)

b. Tanpa Kabel (Wireless) 1. Wi-Fi

Wi-Fi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity yang menggunakan standar Institute Of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Wi-Fi merupakan suatu jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat dan akhirnya titik akses yang merupakan dasar dari transiver radio dua arah yang tipikalnya bekerja di bandwith 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) atau 5 GHz (802.11a).

Tabel 2.2 Spesifikasi WI-Fi

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan izin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.

Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:


(39)

Gambar 2.23 Frekeunsi pada WI-Fi

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).

Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN


(40)

atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.

Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.

Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

Gambar 2.24 Logo Wi-Fi

2.2.6 Komponen Protokol Jaringan

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model For Open Networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model “model tujuh lapis OSI” (OSI seven layer model).

Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas. Antar


(41)

pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protocol jaringan yang berbeda tidak adanya suatu protocol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.

Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokil – protocol jaringan, meski pada kenyataannya inisiatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa factor berikut :

1. Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protocol TCP/IP yang popular digunakan.

2. Model referens ini dianggap sangat komplek. Beberapa fungsi (seperti hal nya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang – ulang pada beberapa lapisan.

3. Pertumbuhan internet dan protocol TCP/IP (sebuah protocol jaringan dunia nyata) membuat OSI reference Model menjadi kurang diminati.


(42)

Penjelasan :

a. Lapisan ke 1 (Physical Layer)

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, singkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

b. Lapisan ke 2 (Data Link Layer)

Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti hal nya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menentukan bagaimana perangkat – perangkat jaringan seperti hub,bridge,repeater dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

c. Lapisan ke 3 (Network Layer)

Berfungsi mendefinisikan alamat – alamat IP, membuat header untuk paket – paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.

d. Lapisan ke 4 (Transport Layer)

Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket – paket data serta memberikan nomor urut ke paket – paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paet diterima dengan sukses (acknowledgement). dan mentransmisikan ulang terhadap paket – paket yang hilang di tengah jalan.


(43)

e. Lapisan ke 5 (Session Layer)

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.

f. Lapisan ke 6 (Presentasion Layer)

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protocol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirector (redirector software). Seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network Shell (semacam virtual network computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).

g. Lapisan ke 7 (Application Layer)

Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, ,mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan – pesan kesalahan protocol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP,SMTP dan NFS

2.2.7 Keamanan Jaringan

Keamanan jaringan saat ini menjadi isu yang sangat penting dan terus berkembang. Beberapa kasus menyangkut keamanan sistem saat ini menjadi suatu garapan yang membutuhkan biaya penanganan dan proteksi yang sedemikian besar. Sistem - sistem vital seperti pertahanan, sistem perbankan dan sistem – sistem setingkat, membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi. Hal ini lebih disebabkan karena kemajuan bidang jaringan komputer dengan konsep open sistemnya sehingga siapapun mempunyai kesempatan untuk mengakses.

Keamanan jaringan didefinisikan sebagai sebuah perlindungan dari sumber daya terhadap upaya penyingkapan, modifikasi, utilitasi, pelarangan dan perusakan oleh user yang tidak diijinkan. Beberapa insinyur jaringan


(44)

mengatakan bahwa hanya ada satu cara mudah dan ampuh untuk mewujudkan sistem jaringan komputer yang aman,, yaitu dengan menggunakan pemisah antara komputer dengan jaringan selebar satu inci. Dengan kata lain, hanya komputer yang tidak terhubung jaringanlah yang mempunyai keamanan yang sempurna. Meskipun ini adalah solusi yang buruk, tetapi ini menjadi trade-off pertimbangan fungsionalitas dan memasukkan kekebalan terhadap gangguan.

Protocol jaringan sendiri dapat dibuat aman. Server – server baru yang menerapkan protocol yang sudah dimodifikasi harus diterapkan. Sebuah protocol atau layanan (service) dianggap cukup aman apabila mempunyai kekebalan ITL kelas 0. Sebagai contoh, protoko; seperti FTP atau telnet, yang sering mengirimkan password secara terbuka melintasi jaringan. Dapat dimodifikasi dengan menggunakan teknik enkripsi. Jaringan daemon, seperti sendmail atau fingerdm dapat dibuat lebih aman oleh pihak vendor dengan pemeriksaan kode dan patching, bagaimanapun, permasalahan min-konfigurasi, seperti misalnya spesifikasi yang tidak benar dari netgroup, dapat menimbulkan permasalahan kekebalan (menjadi rentan). Demikian juga kebijakan dari departemen tekonologi informasi seringkata memunculkan kerumitan pemecahan masalah untuk membuat sistem menjadi kebal


(45)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Sistem yang Berjalan di UBP Suralaya

Penganalisaan sistem pada jaringan komputer di UBP Suralaya yang sedang berjalan terbagi dari beberapa aspek analisa. Dari sistem yang sedang berjalan di UBP Suralaya sudah sangat baik dan mengikuti standar nasional bahkan internasional (ISO). Dimana segala penerapan bidang keilmuan pada jaringan komputer seperti topologi jaringan, pengalamatan ip dan jaringan virtual private network atau (intranet) diterapkan sangat baik. Yang penerapan jaringan intranet ini hanya terhubung dengan seluruh unit - unit pembangkit yang berada di sepanjang provinsi jawa dan provinsi bali dan berpusat di kota jakarta sebagai server utama. Serta dalam pengkabelan sebagai media transmisi data. Di UBP Suralaya sudah menggunakan kabel fiber optic . Tentu nilai tambah dalam melakukan komunikasi baik pengiriman atau penerimaan informasi untuk seluruh gedung dengan kabel fiber optic menjadi sangat cepat. Namun untuk lingkup LAN (Local Area Network) masih menggunakan kabel UTP dan beberapa spot tertentu di setiap ruangan gedung di pasang router untuk transmisi menggunakan media nirkabel,

Berikut tampilan topologi yang diterapkan di UBP Suralaya . Dari beberapa gedung yang berkomunikasi dan didalam nya terdapat beberapa ruangan. Yang semua nya terkoneksi ke server utama yang terletak di gedung Adminstrasi .


(46)

Gambar 3.1 Jaringan Local Area Network (LAN) di UBP Suralaya

Bisa kita lihat bahwa setiap ruangan pada gedung seperti Gedung SDM (Sumber Daya Manusia). Gedung Batubara dan Gedung Admininstrasi memiliki router untuk melakukan pembagian alamat ip yang terhubung ke server utama untuk dapat mengakses sistem informasi yang tersimpan di server. Dan media transmisi yang digunakan di setiap router pada masing - masing gedung menggunakan kabel fiber optic . Berikut gambar skema jaringan yang digambarkan melalui aplikasi Cisco Packet Tracer.


(47)

Gambar 3.2 Jaringan Local Area Network (LAN) di UBP Suralaya

Pengaplikasian pengambaran diatas memudahkan kita untuk lebih memahami. Dan bagaimana sebuah jaringan komputer serta merta dapat terhubung satu dengan yang lainnya. Walau jarak antara komputer tersebut terpisah oleh jarak.

Topologi Star diterapkan pada jaringan Local Area Networn (LAN) di UBP Suralaya. Karena memang memiliki beberapa keuntungan dan sedikit kerugian yang dihasilkan. PT Indonesia Power memiliki unit - unit pembangkit yang tersebar diberbagai daerah, diantaranya adalah UBP Suralaya yang bertempat di Suralaya, Merak. Untuk saling terhubung dengan antar unit pembangkit dan juga kantor pusat dari PT Indonesia jalur penghubung tersebut di banging dengan menggunakan jasa dari perusahaan ICONplus, dimana ICONplus adalah anak perusahaan dari PT PLN (Persero) yang memberikan jaringan pada unit - unit pembangkit PT Indonesia Power, termasuk UBP Suralaya.


(48)

Setiap unit dapat bertukar informasi dengan cepat dan pasti tak lepas dari peran transmisi yang digunakan, pada UBP Suralaya menggunakan dua tipe kabel yaitu kabel Fiber Optic (FO) dan kabel UTP. Seperti yang telah dijelaskan, bahwa kedua kabel ini memiliki funsi yang sama tetapi spesifikasi yang berbeda, untuk menghubungkan antara komputer dengan komputer, dan komputer klien dengan komputer, dan komputer klien dengan main switch digunakan kabel UTP. Dan untuk menghubungkan antara Core Switch dengan Router, dengan UBP Suralaya dan router dengan router digunakan kabel Fiber Optic.

Gambar 3.3 Core Switch - fiber optic

Sedangkan untuk pengkabelan Fiber Optic, UBP suralaya memiliki jalur sebagai berikut


(49)

Gambar 3.4 Jalur Fiber Optic di PT Indonesia Power UBP Suralaya

Dari server yang berada pada gedung ADB diteruskan ke gedung sentral, ditempatkan dalam gedung sentral lantai 2 di ruang SDM (lantai2) , lalu dibagi menjadi dua arah ke ruang EBAN (lantai 3), dank e ruang HAR 1-4 (lantai 4). Setelah dari ruang SDM diteruskan kembali menuju gudang 1-4, alat bantu 1-4 dan Control Room 1-4. Jalur FO juga berada pada gedung batubara menuju Control Room Ash Handling 1-4, dan Control Room Ash Handling 5-7. untuk akses jalur FO yang kedua, yaitu dari ruang server menuju Control Room 5-7, lalu ke bengkel 5-7, lalu ke gudang 5-7, masuk ke ruang K3, lalu ke listrik 5-7 dan berakhir pada ruang Turbin 5-7.


(50)

Bahwa terdapat masalah yang sering terjadi pada sistem jaringan komputer di UBP Suralaya. dan terbagi dari aspek pengguna atau user Antara lain :

a.Admininstrator

Hasil analisa yang sudah dilakukan di UBP Suralaya terdapat beberapa masalah yang sering dialami oleh seorang Admin. Ialah

1.Belum adanya buku fix troubleshooting yang terbaru sesuai dengan semakin berkembang nya suatu penerapan jaringan di UBP Suralaya.

2. Perawatan perangkat keras jaringan atau hardware yang dapat mendukung sebuah jaringan komputer agar dapat dilakukan pengecekan dan update firmware ke versi yang paling terbaru. Sehingga alat yang digunakan akan menambah umur kadaluarsa.

b.Karyawan

Sebagai seorang karyawan yang mempunyai job desk masing - masing. Sehingga tidak ada waktu untuk dapat belajar mengenai jaringan komputer . Pada personal computer di ruangan dikarenakan kesalahan yang tiba - tiba memang terjadi sebuah fatal error. Yaitu

1.Apabila terjadi kesalahan pada komputer baik itu tidak terhubungnya ke server, tidak dapat melakukan printer dan sangat lambat nya bandwith yang diterima oleh setiap client. Maka karyawan harus menghubungu melalu via telepon ke bag. SIS untuk melakukan fix troubleshooting, tentu dengan hal seperti ini dalam segi waktu dan pengerjaan nya sangat tidak efektif. Mengingat karyawan pada SIS memiliki job desk masing - masing, sehingga pengalihan pekerjaan dilakukan oleh bag. Outsourcing.

2.Melakukan update aplikasi pada setiap komputer khusus nya PC karyawan masih sangat jarang dilakukan bahkan tidak sama sekali, karena sebagian besar karyawan yang usia nya sudah relatif tua. Tidak dapat melakukan nya sendiri.


(51)

Mengingat segala akses ke dunia maya sangat terbatas. Karena di server utama ditanam proxy server.

3.3 Komponen Jaringan di UBP Suralaya

3.3.1 Komponen Perangkat Keras (Hardware) a.Personal Computer (PC)

Pada dasarnya semua PC yang berada pada PT. Indonesia Power UBP Suralaya memiliki komputer client dengan spesifikasi yang sama karena sistem pengadaan komputer secara merata kepada setiap user. Adapaun spesifikasi komputer nya adalah :

Intel Pentium Core i5 3,00 GHz Memory DDR 3 4Gb

HDD 1Tb 7200RPM

VGA GeForce FX6600, 256 MB DDR DDRAM, AGP Monitor Lenovo

Tabel 3.1 Spesifikasi Personal Client (PC) b.Hub / Switch

HUB / Switch merupakan suatu perangkat jaringan yg berfungsi untuk menghubungkan peralatan – peralatan jaringan lainnya ke dalam satu segmen jaringan. dalam sistem jaringan di PT Indonesia Power UBP Suralaya saat ini di tiap gedung menggunakan Main Switch CISCO 2960G Catalyst Series, untuk menghubungkan peralatan yang ada dan secara keseluruhan dalam sistem jaringan tersebut terdapat 21 Switch di seluruh gedung. Sedangkan untuk Core Switch menggunakan Cisco Catalyst 457R Series

adapun pembagian pemasangan HUB/Switch di tiap ruangan dan gedung pada jaringan di Indonesia Power UBP Suralaya yaitu sebagai berikut :


(52)

Gedung admininstrasi atau yang lebih dikenal dengan gedung ADB adalah gedung pusat segala kegiatan administrasi dan sekretariatan perusahaan UBP Suralaya. Gedung Administrasi memiliki dua lantai, lantai pertama terdiri atas Ruang Humas, Politeknik, Tindakan, Anggaran, Persatuan Pegawai, Keuangan, dan Ruangan Logistik. Sedangkat pada lantai dua terdapat ruangan pengembangan Asset, Logistik Investasi, Management Asset, Auditor, SMT, kepegawaian, MREE, General Manager, Engineer, Deputi General Umum dan Ruang Server.

Pada gedung ADB sendiri terdapat beberapa switch yang digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan Gedung ADB memiliki 6 switch yang terletak pada ruangan Keuangan, ruang logistic, ruang SIS (Sistem Informasi Suralaya), ruang Enginerring, ruang Investasi Logistik dan ruang DF Umum, riang investasi Logistik dan ruang DG umum. Device yang digunakan adalah Cisco Catalyst 2960G Series. Dari semua switch yang ada, semuanya terhubung kedalam satu device core switch CISCO Catalyst 4570R Series yang terletak pada Ruang Server.

Gambar 3.5 CISCO Catalyst 4507R Series

2.Hub/Switch yang berada di Gd. Unit 5-7

Gedung Unit 5-7 adalah gedung penanganan semua factor yang berkaitan dengan area 5-7, yaitu area pemprosesan tenaga listrik dan turbin pembangkit


(53)

listrik. Didalam unit 5-7 terdapat 1 core switch yang menghubungkan beberapa switch, core switch tersebut adalah device Cisco Catalyst 3750G series yang diletakkan pada Control Room unit 5-7. sedangkan untuk pembagian jaringannya digunakan 6 main switch Cisco Catalyst 2960G series yang diletakkan pada ruang Control Room, Bengkel 5-7, Gudang 5-7, K3 , ruang Listrik 5-7, dan ruang turbin 5-7.

Gambar 3.6 WS-C2960G


(54)

3.Hub/Switch ang berada di Gd.Batubara

Gedung Batubara memiliki sedikit kesamaan dengan gedung ADB, hanya saja gedung Batubara menangani semua proses bahan bakar UBP Suralaya yang berasal dari tambang batubara. Didalam gedung ini terdapat beberapa ruangan yaitu : PIB, Sipil, Perencanaan Cool Handling, MREP, MSipil, MPLA,MIEP,Albes 1-7,CHCR 1-7, CR Ash Handling 1-4, CR Ash Handling 1-7 Desal 1-4, Desal 5-7.untuk mempermudah pengiriman informasi maka di gedung Batubara terdapat 1 core switch untuk mengatur beberapa switch, core switch yang ada sama dengan unit 5-7 yaitu Cisco Catalyst 3750G series. Didalam gedung batubara sendiri terdapat 8 switch yang bertipe Cisco Catalyst 2960

Gambar 3.8 WS-C2960G

Gambar 3.8 WS-C3750G


(55)

Gedung sentral sesuai dengan namanya pasti terletak pada bagian tengah. Dari semua gedung, gedung sentral adalah gedung yang paling besar. Gedung sentral memiliki 4 lantai dan gudang mesin. Untuk lati 1 dalam gedung g sentral tidak terdapat ruangan. Untuk lantai 2 terdapat ruang komputer IHT, House Training, Draff SDM. Lantai 3 terdapat ruang teknik, SUHL, Mesin 1-4, SUHM, dan Senior Mesin, EBAN 1-4. Untuk lantai 4 terdapat ruang Turbin, Teknisi Turbin, Staff Kimia, SPS KBBPL, HAR 1-4, dan Labora. Serta Control Room 1-4 dan Gudang yang masih menjadi 1 bagian dan gedung sentral.

Untuk pemasangan jaringannya, gedung sentral memiliki 1 device core switch yang memilikiti tipe yang sama dengan core switch gedung yang lain yaitu Catalyst 3750G series yang terpasang di lantai 2 gedung sentral. Untuk main switch nya, gedung Sentral terpasang 5 switch yang terhubung dengan core switch. Device yang digunakan adalah Cisco Catalyst 2960G series yang telah terpasang pada ruang HAR 1-4 yang terletak pada lantai 4, Ruangan EBAN lantai 3, Alat Bantu 3, Alat Bantu 1-4, Control Room dan Gudang 1-4.

Gambar 3.10 Switch di Gedung Sentral


(56)

Setiap Client memiliki keinginan yang berbeda untuk menggunakanjaringan komputer yang berupa internet, ada yang ingin menggunakan sebagai akses ke jaringan social ada pula yang ingin menggunakan untuk kepentingan pengiriman informasi kerja. Untuk membatasi penggunaan jalur tersebut, sistem jaringan di PT Indonesia Power UBP Suralaya menggunakan bandwitdth ke setiap jaringan komputer agar setiap client dapat menggunakan bandwitch dengan normal dan akses internet tetap stabil adapun alat tersebut yaitu Riverbeed Steelhead 1050 Series Appliances.

Gambar 3.11 Riverbeed Steelhead 1050 Series Appliances d.Router

Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (lapisan jaringan seperti internet protocol) dari stack layer tujuh lapis OSI.

Pada sistem jaringan di PT Indonesia Power UBP Suralaya menggunakan router CISCO Router ISR 2821


(57)

Gambar 3.12 CISCO Router ISR 2821 e.Komputer Server

Total server yang digunakan oleh PT Indonesia Power UBP Suralaya sebanyak 15buah. Yang dimana server – server tersebut memiliki kegunaannya masing – masing, yaitu sebagai berikut :

1. DHCP Server

2. Proxy Server

3. Aplikasi intranet dan extranet 4. AntiVirus

5. FTP Server

6. Database Server menggunakan Orcale 9i Server 7. Domain Server

Pada PT Indonesia Power UBP Suralaya server yang digunakan adalah produk dari IBM System x3650 M2 dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Processor Xeon 3Ghz 2. Memory DDR 2 GB 3. HDD 1TB

4. Dual 10/100/1000 Ethernet

5. CDROM

6. Support Full Dupplex

7. 251W Auto Switch PS With ASR f.Media Transmisi


(58)

transmisi yaitu berupa jaringan wireless dan kabel. Untuk jaringan kabel sendiri, UBP Suralaya menggunakan kabel tipe yang telah dijelaskan. Tipe kabel yang digunakan.

1.Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

Kabel UTP ini sangat berguna bagi terhubungnya satu komputer dengan komputer lain. Banyak jenis kabel untuk kategori UTP, tetapi pada UBP Suralaya ini, kabel yang digunakan kategori 6, atau dengan nama singkatnya yaitu cat 7. Dalam kinerjanya, kabel cat 6 ini mampu mentransmisikan data dari antar komputer dengan sangat cepat, karena mendukung kecepatan transmisi sebesar 1000mbp atau sebesar 1Gbps. Dengan kecepatan transmisi yang sangat besar tersebut, maka pengambilan dan penerimaan data akan semakin cepat, sehingga informasi yang akan dikirimkan semakin mudah dipahami.

Untuk satu utas kabel LAN cat 6, panjang maksimal yang dimiliki adalah 100meter, jadi apabila panjang yang dibutuhkan melebihi 100meter, maka dapat menambahkan switch untuk membuat sambungan yang baru dan berffungsi sebagai termina transmisi perpanjangan. Sebagai konektor digunakan RJ-45. Untuk sambungan LAN dengan UTP digunakan RJ-45


(59)

2.Fiber Optic

Sedangkan untuk jarak yang cukup jauh, contohnya dari PT Indonesia Power UBP Suralaya ke pusat dan juga dari gedung antar unit yang ada dipakailah kabel Fiber Optic Maximum data yang dapat ditransmisikan melebiji 1000Gbps tanpa menggunakan repeater.

Gambar ini menerangkan penempatan fiber optic pada enclosure pada saat pemasangan. Enclosure sendiri merupakan terminal fiber optic yang akan diteruskan kembali pada switch

Gambar 3.14 fiber optic di core switch 3.Access Point

Selain menggunakan media transmisi kabel, kini PT. Indonesia Power UBP Suralaya juga memasang access point di beberapa ruangan. Seperti pada hal nya gedung ADB dan gedung Batubara. Access Point yang digunakan sebagai media transmisi tanpa kabel ini menggunakan Cisco-Linksys. Salah satu model yang digunakan untuk wireless ini yaitu Cisco-Linksys WRT120N Wireless-N Home Router


(60)

Gambar 3.15 Access Point di Gedung ADB

3.3.2 Komponen Perangkat Lunak (Software)

Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa penyusunan sebuah jaringan terdiri atas dua komponen yang sangat penting, yaitu komponen hardware dan komponen software. Setelah selesai menjelaskan komponen hardware yang dipakai, maka sekarang akan menjelaskan komponen software yang ada. Dari penggabungan dua komponen tersebut, maka akan terjadi kestabilan jaringan dan maksimalitas fungsional jaringan.

PT.indonesia Power UBP Suralaya memiliki jaringan yang kompleks sehingga membutuhkan pengoperasian yang baik agar sistem jaringan dapat berjalan tanpa hambatan. Adapun komponen software yang digunakan di dalam jaringan komputer PT.Indonesia Power UBP Suralaya adalah sebagai berikut :

1.Sistem Operasi

Sistem operasi yang digunakan di PT. Indonesia Power UBP Suralaya terpasang pada dua bagian utama, yaitu untuk server dan untuk masing – masing, yaitu untuk server dan untuk masing – masing workstation/ client seperti yang ada di bawah ini


(61)

a. Sistem Operasi Server

Untuk sistem operasi yang digunakan oleh server pada PT. Indonesia Power UBP Suralaya yaitu Microsoft Windows Server 2003, namun aka nada pergantian menjadi Microsoft Windows Server 2008.

b. Sistem Operasi Client

Selain standarisasi hardware untuk client seperti yang sudah disebutkan di atas, untuk komponen perangkat lunak pada client juga dilakukan hal yang sama. Berikut ini adalah standar pemasangant perangkat lunak untuk tiap client di PT Indonesia Power UBP Suralaya:

- Microsoft Windows 7 Profesional x64 - Internet Explorer 9

- Microsoft Office 2010 - Adobe Reader

- K-Lite Codec - Trend Micro - Maximo

- Oracle 9i Client - Crystal Report

3.4 Konfigurasi Jaringan

Sistem jaringan yang ada pada UBP Suralaya sangat besar dan tertata, demikian juga dengan konfigurasi disetiap hardware nya. dengan adanya dokumentasi konfigurasi ini, semakin mempermudah pengecekan tata letak tiap device yang ada .


(62)

Adapun konfigurasi yang ada adalah : a.Konfigurasi Enclosure

Enclosure adalah tempat terminal untuk kabel fiber optic. Gambar dibawah menunjukkan tata letak enclosure pada tiap gedung yang digunakan untuk pemasangan fiber optic.

Gambar 3.16 Konfigurasi Enclosure di gedung ADB Ruang Server


(63)

Gambar 3.18 Konfigurasi Enclosure B di gedung Batubara B


(64)

b.Konfigurasi fiber optic

Fiber optic merupakan kabel transmisi jaringan yang sangat tinggi spesifikasinya. Cara kerja fiber optic sangat cepat memungkinkan pengiriman data yang cepat pula, maka dari itu UBP Suralaya menggunakan kabel ini. Konfigurasi ini digunakan agar lebih memahami tata letak dan pemasangan pada device ini. Gambar 4.xx menunjukkan konfigurasi fiber optic yang ada pada server menuji tiap gedung. Ada 4 line yang berbeda warna menunjukkan perbedaan port yang ada pada terminal

Gambar 3.20 Konfigurasi Fiber Optic unit 1-4


(65)

Gambar 3.22 Konfigurasi Fiber Optic 2

Gambar 3.23 Konfigurasi fiber optic 3 c.Konfigurasi Kabel Local Area Network (LAN)

Untuk penghubung yang digunakan antar core switch dengan PC Client digunakan UTP cat6, konfigurasi tiap gedungnya dapat dilihat pada gambar di bawah :


(66)

Gambar 3.24 Konfigurasi LAN Unit 1-4

Gambar 3.25 Konfigurasi LAN Unit 5-7

Gambar 3.26 Konfigurasi Control Room ASH Handling di Unit 1-4 & 5-7 From Server

From Server


(67)

Sedemikian hal nya dengan jaringan antar ruangan yang ada pada UBP Suralaya, jaringan penghubung nya melalui UTP cat6, adapun konfigurasi penempatan device switch tiap ruangan nya sebagai berikut, dikarenakan jumlah ruangan yang sangat banyak sehingga penulis hanya akan membahas 5 ruangan saja sebagai implementasi nya

Gambar 3.27 Konfigurasi Cat6-switch di ruang SDM


(68)

Gambar 3.29 Konfigurasi cat6-switch di gudang 1-4

Gambar 3.30 Konfigurasi cat6-switch di HAR 1-4


(69)

3.5 Manajemen Jaringan

Sistem jaringan komputer yang dimiliki oleh PT Indonesia Power UBP Suralaya termasuk dalam sistem jaringan yang berukuran besar. Jumla client yang terhubung dengan server juga tidak sedikit, terdapat kurang lebih sejumlah 400 PC client yang terhubung dengan server di PT Indonesia Power UBP Suralaya.

Mengingat jalur bandwith yang disediakan oleh pusat untuk akses ke luar juga terbatas, yaitu sebesar 3 MBps, tentunya diperlukan suatu sistem manajemen yang baik agar jaringan komputer yang ada dapat berjalan dan setidak nya tidak mengalami hamabatan yang mengakibatkan kerugian transferring data dan timing data transfer.

3.5.1 Manajemen IP Address

IP Address yang merupakan kepanjangan dari Internet Protocol Address adalah alamat unik yang dimiliki oleh sebuah komputer apabila terhubung kedalam jaringan baik jaringan luar maupun jaringan local. Karakteristik dari IP Address yaitu memiliki deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, protocol TCP/IP merupaka protocol standard dan juga protocol yang paling umum digunakan di dalam sistem jaringan komputer. TCP/IP dapat melakukan konfigurasi yang kompleks seperti IP Address, subnet mask, gateway, Router, DNS, DHCP.

IP Address yang terdapat di layer internet pada arsitektur layer TCP/IP bertugas mengirimkan data ke alamat yang tepat. Dengan menentukan IP address, kita melakukan pemberian identitgas yang universal bagi setiap interface komputer. Setiap komputer yang tersambung ke internet harus memiliki sebuah IP Address pada setiap interface-nya. IP address sesungguhnya


(70)

tidak merujuk ke sebuah komputer, tetapi ke sebuah interface. Untuk manajemen IP di UBP Suralaya menggunakan dua cara, yaitu dengan modem Backbone dan Segmentasi, serta dan Virtual Local Area Network (VLAN).

a.Backbone dan Segmentasi

Jaringan yang dimiliki oleh UBP Suralaya termasuk ke dalam jaringan kelas C dan dikarenakan dengan banyaknya client yang terhubung dengan sistem jaringan yang ada maka untuk mempermudah pengelolaan IP UBP Suralaya menggunakan metode backbone dan segment. Jaringan UBP Suralaya ni dibagi menjadi 3 segment utama yaitu :

- Segment satu : 192.168.21.x - Segment dua : 192.168.101.x - Segment tiga : 192.168.201.x

Untuk pengalamatan IP setiap client yang ada menggunakan dua metode, yaitu IP Statis dan Dinamis. IP Statis digunakan untuk client yang terhubung pada jaringan melalui media kabel, sedangkan untuk yang menggunakan nirkabel / wireless alamat IP menggunakan IP dinamis dimana alamat IP tersebut dari DHCP Server.

b.Virtual Local Area Netowk (VLAN)

Dalam pengalamatan IP untuk tiap client di UBP Suralaya, selain dibagi menjadi tiga segment, tiap komputer client juga dikelompokkan lagi dengan menggunakan model VLAN (Virtual Local Area Network). Klasifikasi VLAN dapat dilihat berdasarkan cara pengelompokkannya itu sendiri, baik itu menggunakan port, MAC Address, tipe protocol yang digunakan, alamat pada subnet IP, ataupun berdasarkan aplikasi lainnya.UBP Suralaya mengelompokkan tiap client berdasarkan port.


(71)

berdasarkan port yang digunakan maka database akan mengindikasikan port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya dapat melalui switch dapat diatur seperti yang terpasang di UBP Suralaya, yaitu Cisco Switch C2960G Series.

Switch Cisco inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki informasi yang sama. Switch tersebut akan menentukan kemana data – data akan diteruskan atau dapat pula digunakan suatu software pengalamatan (bridging software) yang berfungsi mencatat/menandai suatu VLAN beserta workstation yang didalamnya

3.5.2 Keamanan Jaringan

Sebagai suatu sistem jaringan yang besar, PT Indonesia Power UBP Suralaya tentu memerlukan sistem keamanan jaringan. Tujuannya agar tidak ada gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang ada, baik itu disebabkan oleh suatu program maupun seseorang.

Selain untuk mencegah hal yang tidak di inginkan dari pihak luar, tujuan dari keamanan jaringan ini juga untuk membuat kinerja para pegawai menjadi lebih baik, dan dapat memanfaatkan jam kerja dengan efisien. Berikut ini adalah beberapa hal yang dilakukan oleh PT Indonesia Power UBP Suralaya dalam melakukan konfigurasi keamanan jaringannya

a.Proxu Server

Proxy Server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainnya untuk melakukan request terhadap content dari internet dan intranet. PT Indonesia Power UBP Suralaya menggunakan software aplikasi Fortinet untuk pengaturan proxy server-nya. ada tiga fungsi utama dari proxy server ini. Yaitu :


(72)

Dalam suatu jaringan lokal yang terhubung kejaringan lain atau internet, pengguna tidak langsung berhubungan dengan jaringan luar atau internet, tetapi harus melewati suatu gateway, yang bertindak sebagai batas antara jaringan local (private) dan jaringan (public). Gateway ini sangat penting, karena jaringan lokal harus dapat dilindungi dengan baik dari bahaya yang mungkin berasal dari internet, dan hal akan sulit dilakukan bila tidak ada garis batas yang jelas antara jaringan lokal dan internet.

Gateway juga bertindak sebagai titik dimana sejumlah koneksi dari pengguna lokal akan terhubung, dan suatu koneksi ke jaringan luar juga terhubung kepadanya. Dengan demikian, koneksi dari jaringan lokal ke internet aakan menggunakan sambungan yang dimiliki oleh gateway secara bersama – sama (connection sharing). Dalam hal ini, gateway adalah juga sebagai proxy server, karena menyediakan layanan sebagai perantara antara jaringan lokal dan jaringan luar atau internet. Singkatnya satu IP public dapat digunakan oleh banyak user. selain itu juga untuk melindungi jaringan dalam dari serangan luar.

2. Caching (Internet Object Caching)

Suatu cara untuk menyimpan hasil permintaan internet-object. (seperti : data yang ada dari HTTP, FTP, dang hoper protocol untuk membuat sistem dekat dengan permintaan daripada ke sumber aslinya. Web browser dapat menggunakan lokal squid cache sebagai proxy HTTP server, ini akan mengurangi waktu akses seperti hal nya penghematan bandwith. Dengan kata lain sebuah client tidak harus melakukan kontak dengan server untuk meminta layanan akan

Tetapi client dapat mendapatkan layanan (data) yang sudah tersimpan pada proxy server, dengan ini maka akses di UBP Suralaya


(1)

Adapun prosedur yang harus dilakukan pada saat akan melakukan maintenance.

1.Semua aktifitas pekerjaan pada UBP Suralaya dalam keadaan free,

maksud nya dilakukan pada saat jam pulang kantor dan ditargetkan selesai pada keesokan pagi nya. Atau dilakukan pada hari libur kerja . Di UBP Suralaya sendiri memiliki hari libur yaitu sabtu dan minggu.

2.Dilakukan oleh admininstrator bag SIS , dengan melakukan remote pada komputer server yang berada di gedung ADB di UBP Suralaya.

Dan berikut adalah beberapa proses maintenance yang sering dilakukan pada komputer server

1. Scanning Malware

Dengan keamanan dalam jaringan yang bisa dibilang rawan,

misalnya dari serangan malware terhadap komputer client. Maka scanning yang dilakukan oleh antivirus trendmicro. Dilakukan beberapa jam sekali.

2. Application Server Maintenance

Agar tiap server dapat berjalan dengan baik, ada beberapa maintenance yang dilakukan oleh Network Administrator di UBP Suralaya. Biasanya ketika ada keluhan dari pegawai untuk akses ke salah satu aplikasi server yang ada terlalu lama merespon, maka admininstrator network akan mengecek terlebih dahulu apakah server tersebut kelebihan arus data atau tidak, jika memang terbukti maka akan dilakukan maintenance selama beberapa menit dengan melakukan reboot.

3. Scanning IP Address Network Device

Maintenance server adalah langkah awal pencegahan serangan malware yang berbahaya, pihak SIS di UBP Suralaya terutama network admininstrator melakukan maintenance dengan metode scanning IP


(2)

Address untuk tiap device dalam jaringan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui unit client masih terhubung ke server atau tidak.

3.6.1 Permasalahan Umum pada Jaringan Komputer di UBP Suralaya

Sebaik apapun struktur dan sistem suatu jaringan, tidak mungkin tidak pernah mengalami permasalahan. Selama melaksanakan kerja praktik di PT Indonesia Power UBP Suralaya ini, beberapa permasalahan umum yang terkadang muncul dam sistem jaringan UBP Suralaya, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Rusaknya device jaringan

Masalah utama penyebab rusaknya device jaringan dikarenakan kurang nya pengecekan rutin terhadap device jaringan itu sendiri. Yang pada akhirnya berdampak ke sistem jaringan baik dalam lingkup local area network (LAN) dalam ruang kerja atau seluruh client di UBP Suralaya. Atau bahkan disebabkan oleh human error .

2. Serangan Virus

Virus sudah menjadi momok dalam sebuah sistem operasi. Apalagi sistem operasi Windows. Baik yang berlisensi atau bajakan. Karena cenderung penggunaan di masyarakat bahkan di PT Indonesia Power menggunakan windows. Datang nya virus itu sendiri sebagian besar muncul dari sharing data storage seperti flashdisk.

3. Gangguan Email

Biasa nya terjadi apabila mail-server mengalami gangguan karena traffic yang besar dikarenakan karyawan yang berjumlah 700 orang melakukan segala sharing file,komunikasi dsb menggunakan email.


(3)

Untuk windows error biasanya masih mencakup hal – hal yang kecil seperti human error . yang kesalahan nya dilakukan oleh manusia itu sendiri. Dalam hal ini masih mencakup karyawan. Yang di karenakan kesalahan tidak disadari.

5. Sharing Printer

Device yang sangat penting dalam kebutuhan client, dimana client dapat lebih mudah dalam percetakan hasil yang telah dibuat. Tetapi pada jaringan UBP Suralaya sering terjadi loss koneksi antara PC dan Printer, oleh sebab itu terhambatnya pekerjaan yang harus diselesaikan

3.6.2 Pemecahan Masalah pada Jaringan Komputer di UBP Suralaya

Untuk mengatasi permasalahan yang sering timbul di jaringan UBP Suralaya ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya yaitu :

1. Selalu melakukan pengecekan rutin untuk setiap device yang sangat berperan penting dalam fungsionalitas nya. dan device jaringan yang rusak dapat diperbaiki oleh bagian eksternal. Dan apabila kerusakanya parah diharusnya membeli device yang baru.

2. Serangan Virus, Walau sudah memasang antivirus yang server sebagai pencegahan, namun malware masih dapat memasuki jaringan yang ada. Salah satunya dengan menyusup lewat flash drive user. jika virus tersebut, misalnya worm win32, sudah dapat menginfeksi PC Client yang ada maka untuk mengatasinya dapat melalui cara berikut ini :

a) Terlebih dahulu masuk kedalam windows safemode lalu scan virus dengan antivirus yang ter-up to date.

b) Jika sudah bersih terhadap virus, untuk menghindari terjadinya kehilangan data, maka data pada PC di backup dengan menggunakan Program Back Up sebelum di lakukan repair


(4)

windows sesudah di Backup maka windows di repair ulang untuk repair file yang hilang atau corrupt,

c) Jika ada aplikasi yang corrupt maka harus diinstal ulang kembali aplikasinya.


(5)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan di PT. Indonesia Power UBP Suralaya. didapat kesimpulan, antara lain :

1. Penerapan topologi jaringan yang kompleks dan tertata rapi sehingga mempermudah pengalamatan jaringan.

2. Belum adanya pembukuan terbaru dokumentasi fix troubleshooting di UBP Suralaya PT. Indonesia Power

3. Masih banyaknya pegawai yang belum dapat melakukan fix human error pada

personal computer yang digunakan.

4. Sangat rentan nya personal computer pada client terhadap serangan virus, yang penyebarannya terjadi pada pertukaran file di flashdisk dan E-mail pada jaringan intranet di UBP Suralaya

4.2 Saran

Setelah melakukan analisa dan riset pada jaringan di UBP Suralaya, ada beberapa saran yang penulis perlu sampaikan :

1. Belum terealisasikan nya fix troubleshooting kepada seluruh karyawan di UBP Suralaya, yang dimana mayoritas karyawan nya berumur di atas 40 tahun. Tentu sebab itu perlu adanya suatu pembinaan sederhana. Pada saat kelak setiap karyawan tersebut dapat melakukan fix troubleshooting yang di sebabkan human error.

2. Agar setiap melakukan fix troubleshooting terutama dalam hal ini sistem jaringan komputer di UBP Suralaya untuk dapat melakukan pembukuan informasi. Agar nanti saat terjadi kembali sudah ada referensi untuk melakukan perbaikan.

3. Diharapkan agar fungsionalitas software yang digunakan pada personal computer


(6)

tambah apabila memiliki sistem yang up to date. Tentu dibarengi dengan lisensi yang sesuai peraturan.

4. Lakukan perawatan berkala pada server utama di UBP Suralaya. Seperti

maintenance server. Agar fungsionalitas dari apa yang dimanfaatkan dan digunakan hal layak nya sebuah server yang di akses oleh ratusan client di UBP Suralaya dapat terpenuhi. Sehingga mengurani resiko troubleshooting.