Sedangkan analisis data dilakukan dengan melakukan perhitungan ulang atas harga pokok produksi dengan sistem Activity Based Costing dengan
menggunakan data yang digunakan sistem konvensional sehingga akan terlihat bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan sistem Activity
Based Costing lebih akurat dari pada menggunakan sistem konvensional tradisional.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara:
1. Penelitian Lapangan
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian langsung pada objek yang diteliti, dalam hal ini perusahaan, untuk memperoleh data yang
diperlukan. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara:
a. Wawancara
Dilakukan dengan pihak-pihak yang berwenang dan dianggap sebagai sumber data yang kompeten dan relevan untuk kepentingan penelitian, yaitu manajer
produksi, manajer akuntansi serta pihak-pihak yang terkait untuk dimintai keterangan tentang informasi yang mereka ketahui yang berkaitan dengan
perhitungan harga pokok produk atau proses produksi yang menjadi objek penelitian.
b. Observasi dan dokumentasi
Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung atas kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perhitungan harga
pokok produk.
Universitas Kristen Maranatha
2. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data untuk memperoleh data, dengan mencari dan mempelajari bahan-bahan yang relevan, membandingkan beberapa sumber
kepustakaan seperti buku, majalah, jurnal, dan literatur-literatur lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dalam melaksanakan penulisan ini dilakukan pada PT. DIRGANTARA INDONESIA yang beralamat Jln. Padjajaran No. 154 Bandung.
Waktu penelitian diperkirakan dari Bulan Maret sampai dengan selesai.
Universitas Kristen Maranatha
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di departemen produksi PT Dirgantara Indonesia mengenai harga pokok produk yang selama ini dilakukan
serta kemungkinan untuk menerapkan metode Activity Based Costing dalam pembebanan biaya tidak langsung overhead pada produk, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Proses perhitungan harga pokok produk yang diterapkan PT. Dirgantara Indonesia adalah sistem akuntansi biaya konvensional yang memadai, karena
terdapatnya unsur prime cost biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Namun dalam mengalokasikan biaya overhead, PT. Dirgantara Indonesia
hanya menggunakan satu pemicu biaya yaitu jam kerja orang 2.
Pada sistem Activity Based Costing, penetapan harga pokok produk didasarkan atas aktivitas dimana aktivitas mengkonsumsi sumber daya dan produk
mengkonsumsi aktivitas. Aktivitas yang terdapat pada departemen PT. Dirgantara Indonesia dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu
Unit Level Activity, Batch Level Activity, Product Level Activity, Facility Level Activity. Dengan menggunakan sistem Activity Based Costing, biaya-biaya
dari aktivitas ini dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi aktivitas oleh masing-masing produk. Jadi, dalam sistem Activity Based Costing terdapat
bermacam-macam pemicu biaya cost driver yang tidak hanya didasarkan 81
Universitas Kristen Maranatha