Kejahatan adalah akibat dari pembawaan sifat-sifat tertentu si

yang terletak di luar individu itu, jadi dari faktor lingkungan. Meningkatnya kejahatan berarti, bahwa keadaan lingkungan sudah sedemikian rupa untuk sejumlah besar orang, sehingga kesempatan yang ada pada mereka meningkat untuk melakukan kejahatan. Berkurangnya kejahatan merupakan suatu petunjuk bahwa keadaan lingkungan telah bertambah baik, sehingga orang-orang yang secara berpotensi dapat menjadi jahat dalam jumlahnya yang lebih besar, tidak melakukan kejahatan. Menurut Bonger unsur bakat merupakan faktor yang konstan tetap tidak berubah, unsur lingkungan merupakan faktor yang variabel berubah-ubah, dan faktor variabel inilah yang harus dianggap sebagai sebab musabab.

2. Kejahatan adalah akibat dari pembawaan sifat-sifat tertentu si

pembuat Para penganut ajaran ini berpendapat bahwa kejahatan merupakan akibat dari sifat-sifat si pembuat yang erat bertalian dengan pembawaannya. Beberapa dari mereka melihat hal tersebut lebih jauh lagi dan berpendapat bahwa kejahatan tak dapat tiada merupakan bentuk perwujudan dari bakat. Acapkali pula, unsur bakat dilihat sebagai ditentukan oleh keturunan, terutama dalam literatur Jerman dari tahun 1933 sampai tahun 1945, sehingga kejahatan dipandang sebagai unsur keturunan. Sebagian penganut yang lain tidak sejauh itu dan hanyalah berbicara tentang faktor-faktor pembawaan perorangan, tanpa mempersoalkan bahwa faktor-faktor bakat seharusnya merupakan faktor- faktor keturunan. Menurut mereka, bukan tipe geno tetapi tipe phaenolah yang Universitas Sumatera Utara merupakan faktor yang menentukan. 25 Sebagai pelopor tertua dari aliran bakat dalam kriminologi dapat disebut Lombroso, cikal bakal dari madzab anthropologi Italia. Pangkal tolaknya yaitu, bahwa di antara para penjahat adalah sekelompok orang dalam tahun- tahun kemudian ia menaksir besarnya kelompok itu 35 dari semua penjahat yang sejak lahir telah berbeda dari manusia-manusia lainnya. Perbedaan ini Tipe geno adalah modal keturunan yang dapat dimiliki oleh individu. Modal ini meliputi semua sifat yang diwariskan oleh orang tua individu itu kepadanya dan pada gilirannya diteruskan lagi kepada turun-temurunnya. Selanjutnya bergantung dari keadaan pengaruh lingkungan dalam arti luas unsur-unsur keturunan yang manakah yang akan menjadi nyata dalam hidup individu itu di kemudian hari. Demikian pula unsur-unsur yang manakah yang tidak akan berkembang seterusnya, tetapi senantiasa akan sedemikian rupa sehingga individu itu dalam kesempatan pertumbuhannya yang maximal dibatasi oleh faktor-faktor keturunan tipe geno. Dengan demikian tipe phaeno adalah individu, sebagai mana diwujudkan di bawah pengaruh tipe geno dan lingkungan, dimana tipe phaeno ini selama hidupnya individu itu memungkinkan perubahan-perubahan. Jikalau bakat individu dipilih sebagai pokok pangkal pembicaraan selanjutnya, maka harus dilihat tipe phaeno pada waktu kelahiran. Ini ditentukan oleh tipe geno dan oleh semua pengaruh yang berperan mulai dari saat penghamilan sampai pada waktu kelahiran. 25 Ibid, hal. 34. Universitas Sumatera Utara tampak pada ciri-ciri jasmani yang diterangkannya secara panjang lebar. Ciri- ciri jasmani ini stigmata atau anomali bukanlah sebab musabab dari kriminalitas, namun ciri-ciri tersebut memang memberi indikasi adanya pradisposisi untuk kriminalitas. Pradisposisi ini, seperti ciri-ciri jasmani, merupakan akibat dari gejala aktivitas atau degenerasi, dan hanyalah dalam keadaan lingkungan yang sangat memuaskan, indivisu yang menunjukkan sejumlah ciri tersebut tidak akan melakukan kriminalitas. 26 Pendirian yang sama seperti Lombroso, yakni, bahwa manusia kriminal karena ciri-ciri jasmani berbeda dari yang bukan kriminal, dinyatakan juga dalam tahun-tahun kemudian oleh seorang Amerika yang bernama Hooton. Meskipun pengukuran-pengukuran yang telah dilakukan oleh Hotoon lebih teliti dan diperhalus, dan walaupun ia telah mengadakan banyak pengukuran Ajaran Lombroso tentang dilahirkan sebagai penjahat didasarkan pada pengukuran fisik orang-orang tahanan, dan dalam tahun-tahun kemudian oleh penentang-penentang serangan mereka tujukan terhadap ketidak telitian dalam mengadakan pengukuran-pengukuran tersebut. Di samping itu ditekankan pula, bahwa ciri-ciri jasmani yang menurut Lombroso merupakan corak khas si penjahat, boleh dikatakan terdapat dalam persentase yang sama pada orang-orang yang dipidana dan yang tidak dipidana, dan tidak ada sesuatu juapun yang dapat membuktikan bahwa semua orang atau sebagian besar dari mereka itu yang tidak dipidana merupakan para penjahat yang belum tertangkap. 26 Ibid, hal. 59. Universitas Sumatera Utara banding dengan orang-orang bukan kriminal setidak-tidaknya pada mereka yang ternyata tidak tersangkut dengan kejahatan, namun pendirian Hootoon hanya memperoleh sedikit pengikut. 27 Pandangan lain yang oleh Sutherland dinamakan madzab psikiatris yaitu, kejahatan merupakan pengungkapan yang tidak dapat dihindarkan dari struktur kepribadian tertentu, yang ditentukan oleh bakat. Keadaan lingkungan boleh dikatakan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan itu. Dengan berpangkal tolak pada tipe phaeno, tetapi tidak pada waktu kelahiran, maka Sheldon sampai juga pada suatu pertalian antara tipe pisik dengan kejahatan. Ia berbicara tentang tipe-tipe konstitusi dan dalam garis besarnya sependapat bahwa tipe kontitusi ditentukan oleh bakat. Meskipun pendapat Sheldon didasarkan pada sejumlah besar pengukuran, namun hingga kini banyak kritik dilontarkan pada pendapatnya Sheldon. Jika pendapat yang melihat sebab musabab kejahatan dalam faktor- faktor bakat jasmani memperoleh sedikit penganut, lain pula halnya dengan pandangan yang melihat bahwa kejahatan adalah semata-mata akibat dari bakat psikis, atau dari faktor-faktor psikis dan fisik bersama-sama. Menurut Goddard, lemah pikiran merupakan suatu faktor bakat yang membawa kepada kejahatan sebab orang yang lemah pikiran tidak mampu memahami akibat-akibat dari perbuatan-perbuatannya, dan tidak sanggup memahami maksud dan makna dari undang-undang. Pandangan tersebut untuk waktu yang lama di Amerika memperoleh banyak penganut, namun lambat laun telah ditinggalkan. 28 Struktur-struktur kepribadian yang mendorong terjadinya kejahatan, merupkan struktur yang memanifestasikan diri dalam gambaran penyakit 27 Ibid, hal. 61. 28 Ibid, hal. 63. Universitas Sumatera Utara psikose, epilepsi dan moral insanity. Pandangan tersebut juga kehilangan penganutnya karena semakin mendalam pandangan yang diperoleh tentang psikologi dan psikiatri, di samping bakat juga lingkungan diberikan tempat sebagai faktor sebab musabab, atau setidak-tidaknya dalam hal pengungkapannya ada tempat untuk menyimpangan norma psikis. Pandangan baru tentang jurusan bakat mulai timbul akibat dari penelitian yang lebih luas dan lebih terperinsi mengenai kembar dua. Dalam penelitian kembar dua dibedakan antara kembar dua dari satu indung telur identik, monozigote dan kembar dua dari dua indung telur tidak identik, dizigote. Pada umumnya dapatlah diterima bahwa kembar dua ari satu indung telur terjadi sesudah pembuahan biasa satu ovum oleh satu sperma, dan indung telur yang telah dibuahi dalam tahap perkembangannya yang sangat dini terbelah dua dan tiap-tiap bagian bertumbuh menjadi satu individu. Kedua individu ini berhubung dengan cara terjadinya itu, akan memiliki sifat-sifat keturunan yang sama. 29 Mengingat begitu ringannya persyaratan yang diberikan oleh pihak Berlainan halnya dengan kembar dua dari dua indung telur. Kembar dua ini terjadi oleh karena pada saat yang sma dua sperma membuahkan dua ovum, dan tiap-tiap ovum berkembang menjadi satu individu. Jadi kembar dua dari dua indung telur bertalian dengan faktor-faktor keturunan dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan besar, sama seperti dua anak yang telah lahir pada berbagai saat dari orang tua yang sama. Faktor ekonomi yang menjadi penyebab terjadinya tindak di bidang fidusia ini didukung oleh mudahnya persyaratan pengajuan kredit kendaraan bermotor pada perusahaan leasing. 29 Gerson W. Bawengan, Pengantar Psychologi Kriminal, Pradnya Paramita, Jakarta, 1973, hal. 22. Universitas Sumatera Utara perusahaan leasing terhadap debitur, maka dimungkinkan sekali adanya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak debitur dalam upaya melanggar kesepakatan perjanjian sewa beli yang telah disepakati bersama. Pelanggaran-poelanggaran ini yang sering dilakukan oleh pihak debitur biasanya diketahuii, apabila debitur tidak dapat melaksanakan kewajibannya membayar cicilan dalam kurun waktu tertentu, misal dua bulantiga bulan menunggak cicilan. Meskipun biasanya apabila terlambat dari batas tanggal jatuh tempo pembayaran cicilan biasanya pihak perusahaan akan melakukan penagihan baik via telepon maupun oleh kolektor lapangan langsung ke rumah debitur. Tetapi pada tahap ini biasanya pihak perusahaan leasing belum melakukan tindakan apa-apa, hanya baru memberikan denda selama waktu pembayaran melebihi batas jatuh tempo yang dihitung perhari dengan perhitungan yang telah ditentukan berdasarkan dari jumlah cicilan. Sedangkan bagi debitur yang telah menunggak selama tiga bulan berturut-turut, maka pihak leasing, dengan persetujuan atau tanpa persetujuan debitur berhak untuk mengambil secara paksa kendaraan yang menjadi jaminan, karena berdasarkan perjanjian sewa beli tindakan tersebut adalah hasil dari kesepakatan bersama antara kreditur dan debitur. Dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan leasing ini, dari keseluruhan jumlah debitur yang menunggak hanya 10 saja yang dapat ditarik barangkendaraan roda empat mobil oleh pihak leasing, yang sisanya oleh pihak debitur sudah dipindahtangankan ke pihak lain, dengan alasan; ada yang Universitas Sumatera Utara sudah dijual, digadaikan atau dioperkreditkan ke pihak lain tanpa sepengetahuan pihak Perusahaan leasing. Berdasarkan KUHP Pasal 372 termasuk kepada tindak pidanan Pengelapan adalah: Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik sendiri zich toeegenen barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam, karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak enam puluh ribu rupiah. Berdasarkan penjelasan Pasal 372 KUHP di atas maka tindakan yang tersebut di atas seperti: menggadaikan, menjual, dan memindahtangankan kendaraan roda empat mobil yang masih ada perikatan perjanjian sewa beli dengan pihak leasing, maka debitur tersebut sudah melakukan tindak penggelapan. Karena tindak penggelapan ini sudah termasuk kepada tindak pidana, sehingga dalam melakukan tindakannyapun pihak leasing disamping oleh pihak perusahaan melakukan penyelesaiannnya, juga meminta bantuan pihak kepolisian. Sampai permasalahannya yang berhubungan dengan pihak debitur dan perusahaan Leasing dapat diselesaikan dengan baik. B. Pihak-Pihak Yang Dirugikan Dalam Tindak Pidana Fidusia Pihak yang dirugikan dalam tindak pidana fidusia ini adalah pihak perusahaan leasing. Universitas Sumatera Utara Usaha yang lahir dalam praktek, sampai saat ini belum ada peraturan tertulis yang mengatur mengenai usaha sewa beli tetapi dalam perkembangannya sudah maju dengan pesatnya. Keadaan yang seperti inilah yang memungkinkan dianutnya sistem terbuka dan azas kebebasan berkontrak dalam membuat perjanjian oleh buku ke-III KUHPerdata. Dimana para pihak diberikan kebebasan untuk mengatur dan membuat sendiri isi perjanjiannya yang mana perjanjian perjanjian tersebut akan mengikat mereka yang membuatnya sebagai Undang-undang, asalkan kebebasan itu tidak bertentangan dengan ketertiban umum dengan norma kesusilaan. Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran- pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang. Modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessorkreditur. Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu Universitas Sumatera Utara perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara tiba-tiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara tunai. Di Indonesia leasing baru dikenal melalui surat keputusan bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia dengan No.KEP122MKIV21974, No.32MSK21974, dan No.30KpbI1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang perizinan usaha leasing. Sejalan dengan perkembangan waktu dan perekonomian Indonesia permasalahan yang melibatkan leasing semakin banyak dan kompleks. Mulai dari jenis leasing yang paling sederhana sampai yang rumit. Perbedaan jenis leasing menyebabkan perbedaan dalam pengungkapan laporan keuangan, perlakuan pajak dan akibatnya pada pajak penghasilan badan akhir tahun. Capital lease dan operating lease sama-sama dikenakan pajak pertambahan nilai, sedangkan untuk operating lease disamping dikenakan pajak pertambahan nilai juga dikenakan pemotongan pajak penghasilan Pasal 23, hal ini karena diperlakukan sebagai sewa menyewa biasa. Biaya-biaya yang berkaitan dengan transaksi lease dianggap sebagai biaya usaha bagi pihak lessee. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para pengusaha karena saat ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah Universitas Sumatera Utara tunai untuk kegiatan operasional perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai pembelian barang-barang modal dengan jangka waktu pengembalian antara tiga tahun hingga lima tahun atau lebih. Disamping hal tersebut di atas para pengusaha juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya seperti kemudahan dalam pengurusan, dan adanya hak opsi. Secara umum leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatanbarang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian leasing menurut surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia No.KEP- 122MKIV21974, Nomor 32MSK21974, dan Nomor 30KpbI1974 tanggal 7 Februari 1974 adalah: ”Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang telah disepakati bersama”. Equipment Leasing Association di London memberikan definisi leasing sebagai berikut: “Leasing adalah perjanjian antara lessor dan lessee untuk menyewa sesuatu atas barang modal tertentu yang dipilihditentukan oleh lessee. Hak pemilikan barang modal tersebut ada pada lessor sedangkan lessee hanya menggunakan barang modal tersebut berdasarkan pembayaran uang sewa Universitas Sumatera Utara yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka pada prinsipnya pengertian leasing terdiri dari beberapa elemen di bawah ini: 1. Pembiayaan perusahaan. 2. Penyediaan barang-barang modal. 3. Jangka waktu tertentu. 4. Pembayaran secara berkala. 5. Adanya hak pilih option right. 6. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama. 7. Adanya pihak lessor. 8. Adanya pihak lessee. Pembiayaan melalui leasing merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam prosedur dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan sebagai pembayaran alternatif tampak lebih menarik. Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi perusahaan-perusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut: 1. Fleksibel, artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yaitu besarnya pembayaran atau periode lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi perusahaan. 2. Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di lease serta pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang dilease sudah merupakan jaminan bagi lease itu Universitas Sumatera Utara sendiri. 3. Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya menyediakan downpayment yang jumlahnya dalam kebiasaan lease tidak terlalu besar, jadi dalam hal ini bisa dikatakan menjadi suatu penghematan modal bagi lessee, yaitu lessee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lain. Karena leasing umumnya membiayai 100 barang modal yang dibutuhkan. 4. Cepat dalam pelayanan, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan relatif lebih cepat dalam realisasi pembiayaan bila dibandingkan dengan kredit investasi bank, jadi tanpa prosedur yang rumit dan hal itu memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk memperoleh mesin- mesin dan peralatan yang mutakhir untuk memungkinkan dibukanya suatu bidang usaha produksi yang baru atau untuk memodernisasi perusahaan. 5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional, artinya pembayaran lease langsung dihitung sebagai biaya dalam penentuan laba rugi perusahaan, jadi pembayarannya dihitung dari pendapatan sebelum pajak, bukan dari laba yang terkena pajak. 6. Sebagai pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko penurunan nilai uang yang disebabkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai kapanpun tetap membayar dengan satuan moneter yang lalu terhadap sisa kewajibannya. 7. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa lease. 8. Adanya kepastian hukum, artinya suatu perjanjian leasing tidak dapat dibatalkan dalam keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga Universitas Sumatera Utara dalam keadaan keuangan atau moneter yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap berlaku. 9. Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan aktiva bagi suatu perusahaan, terutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat memodernisasi pabriknya. Leasing dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Capital Lease. Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee yang akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama. Jumlah rental ini secara keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor ditambah faktor bunga serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya capital atau finance lease masih bisa dibedakan menjadi dua yaitu: a. Direct finance lease : Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum pernah memiliki barang Universitas Sumatera Utara yang dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli suatu barang atas permintaan lessee dan akan dipergunakan oleh lessee. b. Sale and lease back : Sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual barang yang telah dimilikinya kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak leasing antara lessee dengan lessor. Dengan memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan direct finance lease. Disini lessee memerlukan cash yang bisa dipergunakan untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan sistem sale and lease back memungkinkan lessor memberikan dana untuk keperluan apa saja kepada kliennya dan tentu saja dana yang dibutuhkan sesuai dengan nilai objek barang lease. 2. Operating Lease : Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk jangka waktu tertentu. Dalam praktik lessee membayar rental yang besarnya secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor. Didalam menentukan besarnya pembayaran lease, lessor tidak memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Di sini jelas tidak Universitas Sumatera Utara ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee. 3. Sales type lease Lease Penjualan : Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease barang hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam pendapatan yaitu pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama jangka waktu lease. 4. Leverage Lease : Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar 100 dari harga barang melainkan hanya antara 20 hingga 40. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider. 5. Cross Border Lease : Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang berbeda. Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam cross border lease meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti Pesawat terbang bermesin jet dari Pabrikan Boeing dan Airbus. Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus dijalankan yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, Universitas Sumatera Utara mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksudkan. 2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai dokumen lengkap. 3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee lama kontrak pembayaran sewa lease, setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani. 4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang dilease dangan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan tersebut. 5. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna jual. 6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada suppplier. 7. Supplier menyerahkan tanda terima yang diterima dari lessee, bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor. 8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier. 9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease. Universitas Sumatera Utara Setelah perjanjian sewa beli telah disepakati bersama antara kreditur dan debitur dalam jangka waktu tertentu, maka pihak penerima dana atau debitur memiliki kewajiban diantaranya: 1. Membayar angsuran sesuai kesepakatan dalam jangka waktu tertentu terhadap kreditur dengan lancar. 2. Menjaga barang atau kendaraan yang menjadi jaminan untuk tidak dipindahtangankan kepada pihak lain dengan alasan apapun. 3. Menjaga dam memelihara barang agar tetap dalam komdisi baik. Dengan demikian Leasing sebagai perusahaan yang memberikan pembiayaan barangkendaraan roda empat mobil terhadap debitur sesuai dengan pilihan debitur dengan jumlah pembiayaan yang telah disepakati. Namun dalam masa pembayaran adakalanya debitur yang dengan sengaja memindahtangankan barang yang telah menjadi jaminan terhadap Leasing, yaitu dengan cara : 1. Menggadaikan barangkendaraan roda empat mobil ke pihak lain dengan tujuan memberoleh kembali dana. 2. Memindahtangankan dengan cara mengoperkridetkan barangkendaraan roda empat mobil tanpa sepengetahuan Leasing. Dari tindakan yang dilakukan debitur ini selama debitur dalam melaksanakan kewajibannya yaitu membayar cicilan yang telah disepakati, maka pihak Leasing tidak akan mengetahuinya, karena biasanya pihak Leasing dengan peraturan yang ada memberikan peluang dengan jangkla waktu tertertu terhadap debitur yang telatmenunggak dalam pembayaran cicilannya. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian pihak Leasing baru akan melakukan tindakan apabila pihak debitur tidak melakukan kewajibannya dalam kurun waktu tiga bulan dari batas jatuh tempo yang telah disepakati. Adapun upaya yang dilakukan Leasing yaitu diantaranya : 1. Mengambil barangkendaraan roda empat mobil yang menjadi jaminan dari pihak debitur dengan persetujuannya, dengan maksud untuk memberikan waktu kepada debitur untuk melunasi semua tunggakan, dan apabila tunggakan tersebut dilunasi, maka barangkendaraan rode empat mobil yang ditahan akan dikembalikan kembali kepada debitur. 2. Apabila barangkendaraan roda empat mobil yang menjadi jaminan sudah tidak ada pada pihak debitur, maka pihak Leasing melakukan pencarian barangkendaraan tersebut, sampai ditemukan, yang kemudian diambil secara paksa, tanpa persetujuan debitur. 3. Apabila barangkendaraan roda empat mobil yang akan disita diambil secara paksa tidak ditemukan oleh pihak Leasing, maka pihak perusahaan melaporkan tindakan yang dilakukan oleh debitur kepada pihak Kepolisian, dengan laporang penggelapan. Dari upaya yang dilakukan oleh pihak Leasing ini, adalah merupakan tindakan yang berdasarkan pada kesepakatan yang telah dibuat oleh pihak Kreditur dan Debitur dalam perjanjian sewa beli, sehingga apabila debitur melakukan tindan pidana penggelapan, maka oleh pihak Leasing akan ditindak lanjuti dengan melaporkan tindakan tersebut ke pihak Kepolisian. Universitas Sumatera Utara C. Perbuatan Yang Digolongkan Sebagai PerbuatanTindak Pidana Fidusia Ada dua perbuatan pidana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999, yaitu sengaja melakukan pemalsuan dan pemberian fidusia tanpa persetujuan tertulis dari penerima fidusia. Pemalsuan fidusia diatur dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 berbunyi: 30 1. sengaja memalsukan. “Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan, mengubah, menghilangkan atau dengan cara apapun memberikan keterangan secara menyesatkan, yang jika hal tersebut diketahui oleh salah satu pihak tidak melahirkan jaminan fidusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 5 tahun dan denda paling sedikit Rp. 10.000.000 sepuluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 100.000 seratus juta rupiah”. Unsur-unsur pidana yang harus dipenuhi, supaya pelaku dapat dituntut berdasarkan ketentuan pasal ini yaitu: 2. mengubah. 3. menghilangkan dengan cara apapun. 4. diketahui oleh salah satu pihak. 5. tidak melahirkan jaminan fidusia. Pemberian fidusia tanpa persetujuan penerima fidusia diatur dalam UU nomor 42 Tahun 1999, Pasal 36 berbunyi : “Pemberian fidusia yang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan benda yang menjadi objek fidusia, yang dilakuakan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima fidusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000 lima puluh juta rupiah”’ 30 Salim, HS. Perkembangan hukum jaminan di Indonesia, PT. Rajafindo Persada. Jakarta.

2004. hal. 92

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hak Kreditor Dengan Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

0 10 149

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA Eksekusi Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia(Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No. 09/Pdt./2014/PT.TK).

0 3 16

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA Eksekusi Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia(Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No. 09/Pdt./2014/PT.TK).

0 2 12

Jaminan Fidusia Atas Pesawat Terbang Dalam Perjanjian Kredit Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA.

0 0 88

PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA.

0 1 88

UPAYA PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

0 0 18

BAB II KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM YANG MENYANGKUT JAMINAN FIDUSIA Objek Fidusia - Peranan Penyidik dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana Fidusia Sesuai dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

0 0 14

Peranan Penyidik dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana Fidusia Sesuai dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

0 0 22

PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA SKRIPSI

0 0 62