6
2 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjabaran mengenai teori – teori yang mendukung dalam
penelitian ini. Teori – teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori mesin
sepeda motor, teori audiosuara, proses ekstraksi ciri sinyal suara menggunakan fitur Linear Predictive Coding LPC, metode untuk pengenalan pola sinyal suara
menggunakan Jaringan Saraf Tiruan khususnya model Back Propagation, teori K- Fold Cross Validation, dan teori Confussion Matrix.
2.1 Mesin Sepeda Motor
Mesin merupakan penghasil tenaga pada suatu kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor. Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua
yang digerakkan oleh sebuah mesin. Letak kedua roda sebaris lurus dan pada
kecepatan tinggi sepeda motor tetap stabil disebabkan oleh gaya giroskopik. Mesin mempunyai komponen utama berupa silinder blok, silinder kop,
dan karter khusus motor 4 tak. Masing-masing komponen tersebut, terutama pada komponen pertama dan kedua masih dapat dirinci lagi
menjadi beberapa sub-komponen. Di samping itu, masing-masing komponen tersebut di atas mempunyai fungsi tertentu, sesuai dengan cara
kerja suatu motor. Salah satu komponen dalam mesin sepeda motor yaitu blok silinder. Blok silinder bisa dikatakan bagian yang penting pada suara
mesin. Blok silinder tempat piston bergerak bolak balik dan tempat beberapa komponen kelistrikan dipasangkan Sutiman Solikin, 2005.
Gambar 2.1 Blok Silinder Sutiman Solikin, 2005 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain itu, terdapat komponen-komponen yang disebut komponen bergerak, yang mempengaruhi suara dari mesin sepeda motor. Diantaranya
piston, ring piston, batang piston, poros engkol crankshaft, katupklep, dan rantai kamprat Sutiman Solikin, 2005. Suara yang ditimbulkan oleh
bergeraknya komponen-komponen tersebut dapat menunjukkan kondisi dari mesin sepeda motor tersebut. Jika mesin sepeda motor dalam kondisi
normal maka suara mesin menunjukkan seluruh komponen bekerja dengan baik, namun apabila terjadi kerusakan terhadap beberapa komponen, maka
akan timbul suara-suara yang berbeda dari komponen tersebut. Berikut beberapa kondisi mesin sepeda motor berdasarkan perbedaan suara
bergeraknya komponen-komponen dalam mesin sepeda motor.
2.1.1 Kondisi Mesin Sepeda Motor Berdasarkan Suara
Secara umum, berbagai macam cara dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi dari mesin sepeda motor. Beberapa cara yang
dapat dilakukan antara lain dengan langsung mengecek mesin sepeda motor dengan membongkar langsung mesin atau hanya dengan
mendengar suara mesin sepeda motor tersebut. Kebanyakan yang dilakukan oleh para teknisi bengkel dan masyarakat yang mengerti
akan mesin sepeda motor adalah dengan mendengar langsung suara mesin sepeda motor. Hal tersebut dikarenakan lebih mudah dan
cepat untuk mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada mesin sepeda motor. Berbagai macam alat dapat digunakan untuk membantu
dalam mengidentifikasi kerusakan mesin sepeda motor secara manual melalui suara, diantaranya adalah menggunakan stetoskop
mekanik hingga menggunakan batang besi ataupun obeng yang ditempelkan langsung ke mesin sepeda motor dan ke telinga
manusia. Dari banyaknya kondisi pada mesin sepeda motor, terdapat
beberapa jenis suara yang sering diidentifikasi melalui suara mesin, diantaranya sebagai berikut :
2.1.1.1 Mesin Sepeda Motor Normal
Apabila kondisi mesin sepeda motor dalam keadaan normal, maka suara mesin akan terasa halus tanpa ada
bunyi – bunyian yang mengganggu noise ketika mesin
dinyalakan hingga rpm menunjuk angka 3000rpm. Tidak terdapat suara kasar yang timbul dari bergeraknya
komponen-komponen dalam mesin sepeda motor Sutiman Solikin, 2005.
Gambar 2.2 Mesin Sepeda Motor Sutiman Solikin, 2005
2.1.1.2 Kerusakan Batang PistonStang Seher Pada Mesin
Sepeda Motor
Batang piston sering juga disebut dengan setang seher, berfungsi menghubungkan piston dengan poros
engkol. Batang piston meneruskan gerakan piston ke poros engkol, dimana gerak bolak-balik piston dalam ruang
silinder diteruskan oleh batang piston menjadi gerak putaran rotary pada poros engkol. Ini berarti jika piston bergerak
naik turun, poros engkol akan berputar. Dalam pergerakan batang piston timbul suara yang menandakan poros engkol
sedang berputar. Dalam keadaan normal suara yang timbul akan terdengar halus, namun apabila batang piston dalam
keadaan longgar atau bahkan patah, maka akan muncul suara berisik pada mesin. Hal ini menandakan mesin sepeda
motor dalam keadaan rusak Sutiman Solikin, 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.3 Batang PistonStang Seher Sutiman Solikin, 2005
2.1.1.3 Kerusakan KatupKlep Pada Mesin Sepeda Motor
Katup digerakkan oleh mekanisme katup, yang terdiri atas poros cam, batang penekan, pegas penutup, dan rol
baut penyetel. Katup pada motor empat langkah 4 tak terpasang pada kepala silinder. Tugas katup untuk
membuka dan menutup ruang bakar. Setiap silinder dilengkapi dengan dua jenis katup hisap dan buang.
Fungsi katup
sebenarnya untuk
memutuskan dan
menghubungkan ruang silinder di atas piston dengan udara luar pada saat yang dibutuhkan. Karena proses pembakaran
gas dalam silinder mesin harus berlangsung dalam ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi kebocoran gas
meski sedikit, maka proses pembakaran akan terganggu. Oleh karenanya katup-katup harus tertutup rapat pada saat
pembakaran gas berlangsung. Setelan katup yang sudah longgar bisa menyebabkan suara mesin sepeda motor
terdengar berisik. Suara berisik akan semakin terdengar ketika putaran gas semakin ditinggikan. Selain itu, setelan
katup yang lemah juga menjadi penanda kerusakan suatu mesin sepeda motor Sutiman Solikin, 2005.
Gambar 2.4 KatupKlep Sutiman Solikin, 2005
2.1.1.4 Kerusakan Rantai Kamprat Pada Mesin Sepeda Motor
Agar pembukaan katup-katup sesuai dengan proses yang terjadi dalam ruang bakar maka mekanisme
pembukaan dan penutupan katup-katup tersebut digerakkan oleh putaran poros engkol. Ada tiga macam mekanisme
penggerak katup, yaitu dengan batang pendorong, roda gigi, dan rantai kamprat. Rantai kamprat sepeda motor harus
dipasang dengan tegangan yang cukup. Rantai kamprat yang terlalu tegang akan menimbulkan bunyi mendesing
terutama pada putaran tinggi sedangkan rantai kamprat yang terlalu kendor akan menimbulkan suara berisik. Jika
kekencangan rantai berubah-ubah, akan berpengaruh pada putaran mesin, valve timing atau saat pengapian akan
berubah-ubah pula. Oleh sebab itu, suara berisik pada rantai kamprat dapat menunjukkan kerusakan pada mesin
Sutiman Solikin, 2005.
Gambar 2.5 Rantai Kamprat Sutiman Solikin, 2005 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2 Daftar Istilah Resmi Dalam Mesin Sepeda Motor