Adanya perintah dan larangan Perintah dan larangan itu harus ditaati setiap orang

14 Ciri-ciri hukum Di samping memiliki unsur-unsur seperti telah diuraikan di atas, hukum juga memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri hukum yang menjadi pembeda dari norma lainnya adalah sebagai berikut.

a. Adanya perintah dan larangan

Contoh-contoh perintah: misalnya bagi para pengemudi kendaraan bermotor yang diatur dalam UULLAJ 1. Perintah untuk mengenakan helm pengaman bagi pengendara sepeda motor. 2. Perintah untuk berhenti pada saat lampu lalu lintas menyala merah. 3. Perintah untuk tidak mendahului dari sebelah kiri kendaraan. 4. Perintah untuk tidak mendahului pada persimpangan. 5. Perintah untuk tidak mendahului pada lintasan kereta api. 6. Perintah untuk tidak mendahului pada tikungan. 7. Perintah untuk tidak mendahului pada pusat keramaian. 8. Perintah untuk tidak berhenti pada rambu larangan parkir atau stop. 8. Perintah untuk tidak parkir pada persimpangan atau tikungan atau tempat-tempat yang bukan peruntukannya. 10. Perintah untuk tidak membunyikan klakson bila tidak terpaksa pada malam hari, di sekitar tempat ibadah, sekolah, dan rumah sakit. 11. Perintah untuk tidak membawa muatan berlebihan orang maupun barang. 12. Perintah untuk tidak ngebut di jalan. 13. Perintah untuk tidak membawa kendaraan secara zig zag. 14. Perintah untuk memberi kesempatan kepada kendaraan ambulans, kereta jenazah, pemadam kebakaran, atau konvoi. 15. Perintah untuk memberikan kesempatan kepada penyeberang jalan. 16. Perintah untuk memberikan prioritas kepada penyandang cacat. Pejalan kaki wajib berjalan pada bagian kiri jalan dan menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki. UU No.141992 tentang UULLAJ pasal 26 ayat 1 Gambar 1.10 Jangan menyesal di kemudian hari Di unduh dari : Bukupaket.com 15 Contoh-contoh larangan: misalnya bagi semua orang yang diatur dalam KUHP: 1. Dilarang melakukan kejahatan terhadap jiwa, misalnya pembunuhan. 2. Dilarang melakukan kejahatan terhadap tubuh, misalnya penganiayaan. 3. Dilarang melakukan kejahatan terhadap kemerdekaan, misalnya penculikan. 4. Dilarang melakukan kejahatan terhadap kehormatan, misalnya penghinaan. 5. Dilarang melakukan kejahatan terhadap milik, misalnya pencurian.

b. Perintah dan larangan itu harus ditaati setiap orang

Menaati perintah dan larangan itu pada hakikatnya untuk kepentingan diri kita sendiri. Contoh: Menaati perintah mengenakan helm pengaman pada saat mengendarai sepeda motor, pada hakikatnya untuk menjaga keselamatan diri kita sendiri. Helm pengaman akan menjaga kepala kita dari benturan keras manakala terjadi kecelakaan lalu lintas. Demikian pula berhenti pada saat lampu lalu lintas menyala merah, pada hakikatnya demi keselamatan kita juga. Coba bayangkan jika pada saat lampu lalu lintas menyala merah, kendaraan kita tetap melaju, maka tabrakanlah yang akan terjadi. Sekalipun langit akan runtuh keadilan harus tetap ditegakkan Di unduh dari : Bukupaket.com 16 Ditaatinya perintah dan larangan oleh setiap orang itu pada gilirannya nanti akan mendatangkan kemaslahatan bagi semua orang. Bagaimana tidak, jika setiap orang menaati hukum, maka kehidupan masyarakat akan aman, tertib, dan damai. Hidup akan harmonis, jika hukum ditaati bersama. Semua orang menjunjung hukum dan tidak seorang pun yang kebal hukum. Seperti diamanatkan dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945 bahwa Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Sifat-sifat hukum Hukum itu mengatur agar kehidupan masyarakat berjalan tertib. Agar tertib hidup bermasyarakat terpelihara, maka hukum harus ditaati. Tetapi tidak semua orang mau menaati hukum. Maka agar hukum itu ditaati, maka harus dilengkapi unsur memaksa. Dengan demikian, hukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Ia merupakan peraturan hidup bermasyarakat yang dapat memaksa orang supaya menaatinya. Terhadap siapa saja yang tidak mau menaatinya akan dikenakan sanksi berupa hukuman. Hukuman itu bermacam-macam jenisnya. Dalam Pasal 10 KUHP disebutkan mengenai jenis-jenis hukuman, sebagai berikut.

a. Hukuman Pokok