Ekonomi Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Gambar 7. Bangunan Keempat Keluarga Dampingan Bangunan kelima merupakan penampungan air milik keluarga KK. Penbampungan air ini berupa sebuah bak dengan kedalaman yang cukup dalam. Penampungan air milik KK dikelilingi oleh dinding yang terbuat dari semen dan beratapkan asbes. Penampungan ini menampung air hujan dari talang yang dipasang disetiap atap bangunan yang kemudian langsung mengalir ke penampungan. Gambar 8. Bangunan kelima Keluarga Dampingan

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga dampingan diperoleh dari KK I Nengah Tasien dan istri KK Ni Wayan Cermin yang juga biasanya turut membantu. Pendapatan keluarga ini tidak menentu setiap bulannya karena tergantung dari jumlah hasil ladang jeruk yang didapat. Diperkirakan pendapatan yang diperoleh per bulan antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.200.000,00.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Penghasilan keluarga yang tidak menentu tiap bulannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan penghasilan tersebut maka dalam Pemenuhan kebutuhan sehari hari dirasa sangat pas – pas an, dan dicukup cukupkan.. Pemenuhan kebutuhan hidup adalah terutama untuk biaya makan, biaya sekolah anak semata wayang, kemudian sisanya untuk keperluan listrik, dan upacara adat. Pengeluaran perkapita keluarga dampingan rata-rata Rp 1.200.000,00 per bulan. Keluarga dampingan termasuk dalam keluarga miskin sehingga mereka bisa mendapatkan pengobatan gratis dari pemerintah berupa Kartu Indonesia Sehat KIS. Dengan adanya jaminan kesehatan untuk KK maka setidaknya pengeluaran untuk biaya pengobatan setidaknya bisa dikurangi. Keluarga dampingan mengatakan mendapatkan bantuan dari desa berupa beras setiap 3 bulan sekali sebanya 20 kg.

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan adalah perekonomian yang rendah, kondisi lingkungan dan perilaku hidup yang masih kurang bersih. Dengan perekonomian rendah yang dikarenakan hasil kebun yang tak menentu, membuat keluarga ini sulit memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dan harus membagi untuk keperluan sekolah sang anak. Sehingga pengeluaran harus ditekan sekecil mungkin. Selain permasalahan ekonomi, masalah kesehatan terutamanya perilaku hidup bersih dan sehat masih menjadi kendala dalam keluarga dampingan, lingkungan rumah KK yang kurang terawat dan dekat dengan tempat penampungan akhir membuat kesehatan keluarga KK rentan terhadap penyakit. Selain itu kebiasaan mencuci tangan tidak menggunakan sabun, mandi yang jarang dan penggunaan air minum yang belum dimasak menjadi persoalan kesehatan dalam keluarga dampingan.

2.2 Masalah Prioritas

Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan, maka dapat dipilih tiga masalah prioritas untuk dibantu pemecahannya, antara lain:

2.2.1 Permasalahan Kesehatan

Permasalahan kesehatan yang ditemukan pada keluarga dampingan adalah Ibu dari kepala keluarga yaitu Ni Wayan Renteg, yang mengalami keluhan sakit pada perut yang sudah berlangsung sejak setahun belakangan. Sebelumnya penderita mengeluh sakit pada perut dan hanya dibawa berobat ke Bidan dan kemudian rasa sakit menghilang, namun selang beberapa waktu rasa sakit kadang kambuh kembali, hingga beberapa hari yang lalu rasa sakit timbul kembali dan kemudian Ibu KK dibawa ke Bidan dan kemudian dirsarankan untuk dibawa kerumah sakit. Sakit perut yang dialami oleh ibu KK ternyata merupakan Batu Empedu, yang menyebabkan rasa sakit pada perut penderita, ibu KK sempat dirawat selama kurang lebih tujuh hari di RSU Daerah Bangli. Begitu pula ayah KK INengah