Analisis Sistem Informasi Pengolahan Data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Di Badan Koordinasi Promosi Dan penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Provinsi Jawa Barat
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan Teknologi dewasa ini sangat pesat. Mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi dapat memberikan banyak kemudahan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pekerjaan atau bisnis.
Pada era globalisasi ini semua kegiatan tidak bisa terlepas dari kebutuhan akan informasi, dimana informasi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup, baik organisasi, perusahaan atau instansi. Dengan begitu pentingnya kebutuhan akan informasi, maka para pelaku organisasi, perusahaan atau instansi berusaha untuk menghadirkan teknologi informasi yang mendukung di perusahaan atau instansinya, karena dengan kehadiran teknologi informasi, informasi penting yang diperlukan akan didapat lebih cepat, lebih mudah dan hasilnya pun akan lebih efisien jika dibandingkan dengan informasi yang didapat dengan cara manual.
Pengolahan data dan informasi merupakan suatu hal mutlak yang sangat diperlukan bagi sebuah organisasi atau instansi, terlebih di zaman yang serba modern seperti sekarang ini dimana penyajian informasi dituntut tidak hanya harus akurat tapi juga bisa diperoleh dengan mudah dan cepat.
Untuk menyajikan informasi yang cepat dan akurat ini, maka dalam proses pengolahan data harus dilakukan secara terkomputerisasi dalam sebuah sistem yang biasa disebut sistem informasi. Dengan dilakukannya proses pengolahan data secara terkomputerisasi, maka pekerjaan-pekerjaan pengolahan data tersebut bisa dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
(2)
Di Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Propinsi Jawa Barat khususnya divisi Pengendalian Subbidang Pengendalian, sistem pengolahan data dan informasi yang ada masih bersifat manual. Hal ini dikarenakan fasilitas yang mendukung adanya suatu sistem yang terkomputerisasi belum lengkap.
Tugas pokok dari Subbidang Pengendalian yaitu melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan melaksanakan kebijakan pengendalian penanaman modal dengan menangani setiap LKPM yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan, baik PMA maupun PMDN.
Dari uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk membuat suatu analisis sistem informasi di Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Propinsi Jawa Barat khususnya di divisi Pengendalian subbidang Pengendalian dan menjadikannya sebagai objek penelitian pada kegiatan kerja praktek yang dilaksanakan oleh penulis. Adapun judul yang diajukan oleh penulis adalah :
“ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA LAPORAN KEGIATAN PENANAMAN MODAL (LKPM) DI BADAN KOORDINASI PROMOSI DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BKPPMD) PROPINSI JAWA BARAT”
(3)
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
a. Identifikasi Masalah
1. Proses pengolahan LKPM (laporan kegiatan penanaman modal) pada Subbidang Pengendalian belum efektif dan efisien.
2. Pengolahan data laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) pada
Subbidang Pengendalian masih bersifat manual
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem informasi kegiatan LKPM (laporan kegiatan
penanaman modal) yang sedang berjalan pada Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Propinsi Jawa Barat
2. Bagaimana sistem informasi kegiatan LKPM (laporan kegiatan
penanaman modal) yang diusulkan pada Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Propinsi Jawa Barat
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk
mengimplementasikan pengetahuan yang didapat di perkuliahan dengan kenyataan yang sesungguhnya di lapangan. Adapun tujuan dilaksanakannya kerja praktek adalah :
1. Untuk mengetahui sistem informasi kegiatan LKPM (laporan kegiatan penanaman modal) yang sedang berjalan pada Subbidang Pengendalian.
2. Untuk membuat usulan sistem informasi kegiatan LKPM (laporan
kegiatan penanaman modal) yang sudah terkomputerisasi pada Subbidang Pengendalian.
1.4Batasan Masalah
Penelitian di Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah hanya pada bidang Pengendalian Subbidang Pengendalian. Dari rumusan masalah di atas, penulis membatasi permasalahan pada :
(4)
1. Pengolahan data perusahaan yang telah melakukan kegiatan penanaman modal dan selalu memberikan LKPM (laporan kegiatan penanaman modal) sesuai jadwal yang ditentukan.
2. Pengklasifikasian perusahaan berdasarkan PMA dan PMDN
1.5Lokasi dan Waktu
Lokasi atau Tempat dan kedudukan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) provinsi Jawa Barat di Jl. Sumatera No. 50, Bandung.
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
N o
Aktifitas
Waktu
Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Kerja
Praktek
2. Penerimaan Kerja
Praktek
3. Pelaksanaan Kerja
Praktek
(5)
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Menurut L. James Havery, “ sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan “.
Menurut John Mc Manama, “ sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien “.
Menurut Edgar F Huse dan James L. Bowsict, “ sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan ”.
2.1.1 Elemen Sistem
Elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu :
Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
(6)
Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
(7)
Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atas sifat-sifat yang tertentu, yaitu
Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan
Batas sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya
Penghubung sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang lainnya
Masukan sistem
Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang
(8)
dimasukan gara sistem tersebut dapat beroperasi. Signal Input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran
Keluaran sistem
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan
Pengolah sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran
Sasaran sistem
Suatu sistem mempunyai maksud tertentu untuk mencapai suatu tujuan atau suatu sasaran
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagaiberikut ini :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya. 2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan
sistem buatan manusia (human made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh
(9)
man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan programprogramyang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.
(10)
Klasifikasi sistem terbuka dan tertutup dapat digambarkan sebagai berikut :
Sistem Terbuka
Sistem Tertutup
2.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh beberapa hal yaitu :
Relevan (Relevancy)
Akurat (Accurancy)
Tepat waktu (Time liness)
Ekonomis (Economy)
Input Transformasi Output
Input
Transformasi
Outpu t Mekanisme
Pengendalian Tujuan
(11)
Efisien (Efficiency)
Ketersediaan (Availability)
Dapat dipercaya (Reliability)
Konsisten
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah Sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah Sistem Informasi.
Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin Sistem Informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, Sistem Informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.
2.4 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Metode pendekatan dan pengembangan sistem digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan sistem, sehingga sistem yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan.
2.4.1 Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan sistem yang akan digunakan adalah analisis dan perancangan terstruktur, karena penyusunan laporan akan didasarkan pada data-data yang diperoleh dari objek penelitian yaitu Dinas Badan
(12)
Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahn yang kompleks di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik. Metode ini menggunakan alat pemodelan untuk menganalisa sistem di Dinas Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat berupa Flowmap, Diagram Kontek, Data Flow Diagram, Kamus Data.
2.4.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan penulis dalam perancangan sistem informasi ini adalah metode daur hidup pengembangan sistem atau system development life cycle (SDLC). SLDC merupakan pendekatan yang sangat terstruktur, digambarkan bahwa keluaran dari suatu tahap merupakan masukan dari tahap berikutnya serta dimungkinkan untuk kembali pada lngkah sebelumnya saat suatu keputusan tertentu perlu dipertimbangkan kembali.
2.5 Alat Bantu Analisis
1). Flow Map
Flow map adalah aliran data berbentuk dokumen atau formulir didalam suatu sistem informasi yang merupakan suatu aktifitas yang terkait dalam hubungannya dengan kebutuhan data dan informasi. Proses aliran dokumen ini terjadi dengan entitas diluar sistem.
2). Diagram Kontek (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan level paling tinggi dalam suatu diagram alir data yang hanya memiliki sebuah lingkaran (proses) yang memodelkan seluruh sistem, sedangkan aliran memodelkan hubungan antara sistem dengan terminator diluar sistem.
(13)
3). Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk melihat proses-proses apa saja yang ada dan terlibat dalam suatu sistem beserta aliran informasinya, baik antar sistem dengan lingkungannya maupun antar proses-proses yang ada didalam sistem tersebut. Simbol-simbol yang digunkan DFD adalah :
1.Aliran informasi yang dilambangkan dengan anak panah,
menunjukan aliran yang masuk kedalam sistem maupun yang keluar dari sistem.
2.Eksternal Entity, yang dilambangkan dengan empat persegi panjang, menunjukan bagian atau fungsi yang berada diluar sistem.
3.File atau tempat penyimpanan data yang dilambangkan dengan sepasang garis horizontal paralel tertutup pada salah satu ujungnya.
4.Proses dilambangkan dengan lingkaran, menunjukan kegiatan yang dilakukan oleh manusia, komputer dari hasil suatu proses data.
4). Kamus Data (Data Dictionary/DD)
Kamus data adalah fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunkan DD, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir sistem dengan lengkap. Pada tahap analisis, DD dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar analisis sistem dengan pemakai sistem dan data yang mengalir di sistem, isi kamus data antar lain :
1.Nama arus data
Nama arus data harus dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang membaca DAD memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu dan dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.
(14)
Alias atau nama lain dari data dapat ditulis bila ada. Untuk menyatakan nama lain dari suatu data data elemen atau data store yang sebenarnya sama dengan data element atau data store yang telah ada.
3.Bentuk data
Dapat berupa dokumen, laporan, tampilan layar monitor, variabel, parameter, field. Bentuk data perlu dicatat di kamus data, karena dapat dipergunakan untuk mengelompokan kamus data kedalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.
4.Arus data
Dimana dan kemana data mengalir, arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan mencari arus data di DAD.
5.Penjelasan, tentang makna dari arus data yang dicatat di DD. Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka sebagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.
6.Periode, kapan terjadinya arus data.
7.Volume, tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus
data.
8.Struktur data, berisi tentang item-item data apa saja yang dibutuhkan dalam file.
(15)
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah terbentuknya BKPPMD
Dengan berlakukanya Undang-undang No. 22 Tahun 1999, tentang pemerintahan daerah yang ditindaklanjuti dengan peraturaran pemerintah No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Promosi sebagai Daerah Otonom, membawa perubahan yang sangat mendasar dalam keseluruhan sistem kewenangan pemerintah, termasuk dalam proses pelayanan yang berhubungan semakin tajam, baik antara daerah kabupaten/kota maupun antar propinsi.
Dengan demikian, hanya dearah-daerah kabupaten/kota atau propinsi yang telah mampu mempersiapkan diri dengan baik, seperti dalam hal penyedianan informasi peluang usaha dan pemberian pelayanan prima, yang akan menjadi pilihan utama investor guna melakukan investasi. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan daya saing masing-masing daerah, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi pada peningkatan daya saing secara keseluruhan dalam menarik investasi.
Pada penghujung tahun 2000, berdasarkan peraturan daerah Propinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat, telah terbentuk Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah ( BKPPMD) Propinsi Jawa Barat, yang dalam rangka memperdayakan perlu disusun Perencanaan Strategis ( RENSTRA) BKPPMD Propinsi Jawa Barat selama 5 Tahun ( 2001-2005).
(16)
Berbagai harapan dan upaya peningkatan peran BKPMD sekaligus dalam rangka upaya reformasi dibidang penanaman modal dapat disampaikan sebagi berikut :
1. Adanya pelimpahan sebagian besar wewenang BKPM kepada
BKPMD dengan system pelayanan “One Stop Service” melalui
pola opsi (bisa ke BKPM, bisa ke BKPMD atau ke perwakilan RI di luar negeri untuk persetujuan prinsip).
2. Adanya kebijakan untuk menerapkan pola pelayanan perijinan satu atap di setiap daerah kabupaten / kota, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan investasi yang cepat, tepat, mudah, murah dan transparan dalam rangka mewujudkan iklim investasi yang lebih kondusif guna meningkatkan realisasi investasi untuk memelihara kelangsungan pertumbuhan ekonomi di daerah dan memperluas pemerataan pembangunan, dengan demikian memberi peluang kepada BKPMD untuk dapat memantau lebih efisien realisasi investasi di kabupaten / kota.
3. Terhadap perusahaan-perusahaan PMDN dan PMA yang terkena
dampak krisis, perlu diadakan pendataan secara lengkap, untuk selanjutnya dibantu dengan cara diberikan jalan keluar dengan berbagai alternative seperti pengalihan asset, pengalihan saham, merger serta perubahan lainnya.
4. Dari sisi skala usaha, maka usaha kecil dan menengah semakin memperoleh perhatian untuk ditumbuh kembangkan, karena kelompok ini cukup mampu bertahan meskipun dalam keadaan krisis ekonomi. Upaya memberdayakan ekonomi rakyat ditekankan kapada pola usah kemitraan.
5. Dengan kekayaan alam Jawa Barat yang besar, maka era
sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk meningkatkan penyusunan rencana dan strategi baru, agar potensi yang besar tersebut dapat ditawarkan kepada para investor dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang lebih menarik.
(17)
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang ada dalam suatu perusahaan yangmenyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai sasaran perusahaan. Disamping itu, struktur organisasi perusahaan mengemukakan adanya batas-batas dari wewenang dan tanggung jawab setiap pimpinan atas kegiatan perusahaan sehingga dapat mengukur prestasi setiap karyawan di dalam lingkungan kerjanya masing-masing. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi BPKPMD Provinsi Jawa Barat :
(18)
(19)
3.3 Deskripsi Kerja
Deskripsi Kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang berisi uraian atau gambaran tentang apa saja yang harus dilakukan oleh si pemegang jabatan, bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dan alasan apa yang mengharuskan pekerjaan tersebut dilakukan. Uraian tersebut berisi tentang hubungan antara suatu posisi tertentu dan posisi lainnya di dalam dan di luar organisasi serta ruang lingkup pekerjaan dimana si pemegang jabatan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh divisi/unit kerja atau tujuan organisasi secara keseluruhan. Berikut adalah uraian tugas (job description) setiap bagian yang terdapat pada BKPPMD :
1. Badan
Badan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan Daerah bidang koordinasi promosi dan penanaman modal Daerah. Badan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis koordinasi promosi dan penanaman modal Daerah.
b. Penyelenggaraan kesekretarian, pengendalian, promosi, pelayanan dan fasilitas investasi dan pengembangan investasi.
c. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTB.
2. Kepala Badan
Kepala Badan mempunyai tugas pokok merumuskan, menetapkan, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Badan serta menkoodinasikan dan membina UPTB. Kepala Badan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis pengendalian, promosi, pelayanan dan fasilitas investasi dan pengembangan investasi.
(20)
b. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan pemberian dukungan atas penyelenggaraan koordinasi promosi dan penanaman modal.
c. Penyelenggaraan fasilitas dan pengendalian pelaksanaan tugas-tugas koordinasi promosi dan penanaman modal. d. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka
tugas pokok dan fungsi Badan.
3. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program Badan, pengkajian perencanaan dan
program, pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan umum. Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Badan b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program
secretariat
c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.
Sekretariat membawahi tiga Subbidang, yaitu:
1) Subbidang Perencanaan dan Program
Subbidang Perencanaan dan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan koordinasi perencanaan dan penyusunan program.
2) Subbidang Keuangan
Subbidang Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan Badan.
3) Subbidang Kepegawaian dan Umum
Subbidang Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan, ketatalaksanaan, umum dan perlengkapan.
(21)
4. Bidang Pengendalian
Bidang Pengendalian mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian kebijakan teknis dan fasilitas pengendalian penanaman modal. Bidang Pengendalian mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajianbahan kebijakan teknis pengendalian
b. Penyelenggaraan pengendalian, monitoring dan pelaporan penanaman modal.
Bidang Pengendalian membawahi dua Subbidang, yaitu :
1) Subbidang Pengendalian
Subbidang Pengendalian mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis,
melaksanakan kebijakan pengendalian penanaman modal.
2) Subbidang Data dan Pelaporan
Subbidang Data dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan data serta pelaporan penanaman modal.
1. Bidang Promosi
Bidang Promosi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, dan menyelenggarakan fasilitas promosi. Bidang Promosi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis promosi b. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
pengembangan materi promosi
c. Penyelenggaraan dan fasilitas promosi. Bidang Promosi membawahi dua Subbidang, yaitu :
1) Subbidang Promosi Dalam Negeri
Subbidang Promosi Dalam Negeri mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitas penyelenggaraan promosi dalam negeri.
(22)
2) Subbidang Promosi Luar Negeri
Subbidang Promosi Luar Negeri mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitas penyelenggaraan promosi luar negeri.
2. Bidang Pelayanan dan Fasilitas Investasi
Bidang Pelayanan dan Fasilitas Investasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan pelayanan serta fasilitas investasi. Bidang pelayanan dan Fasilitas Investasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pelayanan dan fasilitas investasi
b. Penyelenggaraan koordinasi pelayanan dan fasilitas investasi dengan unit dan stakeholders terkait
c. Penyelenggaraan penyusunan bahan dan fasilitas pelayanan serta investasi
d. Penyelenggaraan pelayanan dan fasilitas investasi.
Bidang Pelayanan dan Fasilitas Investasi membawahi dua Subbidang, yaitu:
1) Subbidang Pelayanan
Subbidang Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan pelayanan investasi. 2) Subbidang Fasilitas
Subbidang Fasilitas mempunyai tugas pokok melaksankan penyusunan bahan kebijakan teknis dan melaksankan fasilitas investasi.
3. Bidang Pengembangan Investasi
Bidang Pengembangan Investasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, penyelenggaraan pengembangan potensi dan peluang serta
(23)
infrastruktur pendukung investasi. Bidang Pengembangan Investasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggraan pengkajian bahan kebijakan teknis pengembangan potensi dan peluang serta infrastruktur pendukung investasi
b. Penyelenggaraan koordinasi pengembangan potensi dan peluang serta infrastruktur pendukung investasi
c. Penyelenggaraan penyusunan data potensi dan peluang investasi serta pemetaan kebutuhan infrastruktur pendukung investasi.
Bidang Pengembangan Investasi membawahi dua Subbidang, yaitu
1) Subbidang Pengembangan Potensi dan Peluang
Subbidang Pengembangan Potensi dan Peluang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan melaksanakan pengembangan potensi dan peluang investasi.
2) Subbidang Pengembangan Infrastruktur
Subbidang Pengembangan Infrastruktur mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan pengembangan infrastruktur penunjang investasi.
(24)
BAB IV
ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 Analisis Sistem yang berjalan
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponenya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan, kegiatan pengolahan data LKPM (laporan kegiatan penanaman modal) di Bidang Pengendalian khususnya Subbidang Pengendalian masih dilakukan secara manual, dimana data masih dibuat dengan menggunakan Microsoft Office Word. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemborosan waktu dan membuat proses pengolahan data menjadi terhambat dan lama.
4.1.1 Analisis Dokumen
Berikut ini adalah analisis tentang dokumen yang ada pada proses kegiatan LKPM, sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : LKPM Tahap Pembangunan
Fungsi : Bentuk laporan dari perusahaan tentang kegiatan pembangunan yang dilakukan
Sumber : Perusahaan
Frekuensi : 3 bulan sekali
Rangkap : 2 (Dua)
Distribusi : Arsip
Item data : Nama perusahaan, Akta pendiri, Nomor pokok wajib pajak, Bidang Usaha, Alamat Proyek.
2. Nama Dokumen : LKPM Tahap Perluasan
Fungsi : Bentuk laporan dari perusahaan tentang kegiatan perluasan produksi.
(25)
Sumber : Perusahaan
Frekuensi : jika ada perluasan produksi
Rangkap : 2 (dua)
Distribusi : Arsip
Item Data : Nama perusahaan, Akta pendiri, Nomor pokok wajib pajak, jenis perluasan, Bidang Usaha, Alamat Proyek.
4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan
Prosedur pengolahan data dan informasi kegiatan penanaman modal yang berjalan di Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1. Petugas bagian pengendalian akan menerima data LKPM dari perusahaan. LKPM yang diterima akan diseleksi, apabila belum lengkap maka LKPM tersebut tidak akan diproses dan akan dilakukan konfirmasi.
2. Data LKPM yang telah diseleksi akan ditulis oleh petugas untuk di jadikan arsip. Setelah itu akan diberikan ke Kepala Bagian Pengendalian untuk di acc. LKPM yang telah di acc akan dikembalikan lagi ke petugas bidang pengendalian untuk ditindak lanjuti dan arsipkan.
3. Petugas akan merekapitulasi jumlah LKMP yang masuk dan mengklasifikasikan sesuai dengan statusnya untuk dijadikan laporan harian.
4. Petugas bidang pengendalian kemudian menyerahkan laporan harian tersebut kepada Kepala Bidang Pengendalian untuk selanjutnya direkap menjadi laporan bulanan.
5. Lapoaran bulanan yang telah dibuat kemudian akan diserahkan kepada KepalaBKPPMD.
(26)
4.1.2.1 Flow Map
Data LKPM Data LKPM
Kelengkapan LKPM Tidak Lengkap Rekap LKPM LKPM Lengkap Meng-acc LKPM LKPM telah Di-acc LKPM telah Di-acc A1 Laporan Harian Laporan Bulanan A2 A3 Laporan harian Laporan Bulanan
Perusahaan Petugas Bidang Pengendalian Kabid Pengendalian Kepala BKPPMD
Ya Tidak Penulisan data LKPM Data LKPM Merekap data LKPM Mengklasi fikasikan data LKPM Merekap Laporan Harian Memeriksa kelengkapan LKPM Lengkap
Gambar 1.1 Flow Map Sistem yang sedang berjalan
(27)
A1 : Arsip LKPM yang sudah distujui atau di acc A2 : Arsip laporan harian LKPM
A3 : Arsip laporan bulanan LKPM
4.1.2.2 Diagram Konteks
Perusahaan Kepala BKPPMD Sistem Informasi
Pengolahan data Kegiatan Penanaman Modal
daerah Data_LKPM
Data_LKPM Tidak Lengkap
Laporan_Bulanan
Kabid Pengendalian
Data_LKPM
Gambar 1.2 Diagram Konteks yang sedang berjalan
4.1.2.3 Data Flow Diagram
Perusahaan
Kepala BKPPMD 1.0
Menulis data LKPM
2.0 Membuat Laporan Harian
3.0 Membuat
Laporan Bulanan F_LKPM
Laporan_Harian Data_LKPM
Data_LKPM
Laporan_Bulanan
(28)
F_LKPM Merekap LKPM Mengklasifikasi LKPM
Ke Proses 3.0
Data_LKPM Rekap_LKPM
Klas_LKPM
Gambar 1.4 DFD Level 1 untuk Proses 2.0 Sistem yang sedang berjalan
4.1.3 Evaluasi Sistem yang sedang berjalan
Dari deskripsi sistem yang berjalan diatas, terlihat dengan jelas bahwa proses pengolahan data LKPM (laporan kegiatan penanaman modal) masih bersifat manual.
4.2 Usulan Perancangan Sistem
Berdasarkan hasil evaluasi sistem yang berjalan, di mana proses penyampaian LKPM (laporan kegiatan penanaman modal) masih bersifat manual, maka penulis membuat usulan sistem yang dilakukan lebih terkomputerisasi. Dengan diterapkannya sistem terkomputerisasi, maka diharapkan efektifitas dan efisiensi kerja dari organisasi yang bersangkutan.
4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem
Tujuan perancangan sistem adalah untuk melengkapi, memperbaiki atau mengembangkan sistem yang sedang berjalan agar menjadi sistem yang lebih berdaya guna dan sesuai dengan kebutuhan organisasi atau instansi terkini, sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja organisasi atau instansi.
(29)
4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan
Pada prinsipnya prosedur yang diusulkan tidak jauh berbeda dengan prosedur yang sedang berjalan. Adapun prosedur pengolahan data LKPM (laporan kegiatan penanaman modal) di Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Daerah Propinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1. Petugas bagian pengendalian akan menerima data LKPM dari
perusahaan. LKPM yang diterima akan diseleksi, apabila belum lengkap maka LKPM tersebut tidak akan diproses dan akan dilakukan konfirmasi.
2. Data LKPM yang telah diseleksi akan diinput oleh petugas langsung
ke database.
3. Setelah diinput, LKPM tersebut diberikan kepada Kabid
Pengendalian untuk di acc.
4. LKPM yang sudah di acc dikembalikan lagi ke petugas pengendalian
untuk dijadikan arsip
5. Petugas akan merekapitulasi jumlah LKMP yang masuk dan
mengklasifikasikan sesuai dengan statusnya untuk dijadikan laporan harian.
6. Petugas bidang pengendalian kemudian menyerahkan laporan harian
tersebut kepada Kepala Bidang Pengendalian untuk selanjutnya direkap menjadi laporan bulanan.
7. Lapoaran bulanan yang telah dibuat kemudian akan diserahkan
(30)
4.2.2.1 Flow Map Memeriksa kelengkapan data LKPM Lengkap Merekap data LKPM Mengklasifikasi data LKPM Laporan harian Merekap laporan harian Arsip 2 Laporan bulanan Laporan harian Laporan bulanan Tidak Ya
Perusahaan Petugas Bidang Pengendalian Kabid Pengendalian Kepala BKPPMD
Data LKPM D ata b se Rekap data LKPM Menginput data LKPM Data LKPM LKPM tidak lengkap LKPM lengkap Meng-acc LKPM LKPM yang telah di-acc LKPM yang telah di-acc Arsip 3 Arsip 1 LKPM Lengkap
Gambar 1.5 Flow Map yang diusulkan
Keterangan :
(31)
A2 : Arsip laporan harian LKPM A3 : Arsip laporan bulanan LKPM
4.2.2.2 Diagram Kontek
Perusahaan Kepala BKPPMD
Sistem Informasi Pengolahan data
Kegiatan Penanaman Modal
daerah Data_LKPM
Data_LKPM Tidak Lengkap
Laporan_Bulanan
Kabid Pengendalian
Data_LKPM
Gambar 1.6 Diagram Kontek yang diusulkan
4.2.2.3 Data Flow Diagram
Perusahaan
Kepala BKPPMD 1.0
Input data LKPM
2.0 Membuat Laporan Harian
3.0 Membuat
Laporan Bulanan F_LKPM
Laporan_Harian Data_LKPM
Data_LKPM
Laporan_Bulanan
(32)
F_LKPM
2.1 Rekap LKPM
harian
2.2 Mengklasifikasika n perusahaan yang
mengirim LKPM
Klas_LKPM Data_LKPM
Rekap_LKPM
Data_LKPM
Ke proses 3.0
Gambar 1.8 DFD Level 1 untuk Proses 2.0 (Laporan Harian)
F_LKPM
PMDN
PMA
2.2.2 Klasifikasi perusahaan dalam negeri
2.2.1 Klasifikasi perusahaan
asing
3.0 Laporan Bulanan Data_Perusahaan
Data_Perusahaan Data_LKPM
Data_LKPM
(33)
4.2.2.4 Kamus Data
Nama Arus Data : Data_LKPM
Alias : -
Aliran : Perusahaan – proses 1 – F_LKPM
Atribut :nama_perusahaan, alamat, no_tlp, bidang_usaha,
investasi
Nama Arus Data : Laporan_Harian Alias : -
Aliran : F_LKPM – proses 2
Atribut : nama_perusahaan, alamat, no_telp,
bidang_pekerjaan, investasi, jumlah_LKPM
Nama Arus Data : Rekap_LKPM
Alias : -
Aliran : proses 2.1 – proses 2.2
Atribut : kode_rek, nama_perusahaan,
bidang_pekerjaan, investasi, jumlah_LKPM,
Nama Arus Data : Klasifikasi_LKPM
Alias : -
Aliran : Proses 2.2 – proses 3
Atribut : nama_perusahaan, jenis_perusahaan, modal, jumlah_LKPM
Nama Arus Data : Data_Perusahaan
Alias : -
Aliran : F_PMA - proses 2.2.1, F_PMDN – proses 2.2.2
Atribut : nama_perusahaan, jenis_perusahaan, modal, alamat, no_telp
(34)
Nama Arus Data : Laporan_Bulanan
Alias : -
Aliran : Proses 3 – Kepala BKPPMD
Atribut :nama_perusahaan,jumlah_LKPM,
jumlah_perusahaan_asing,
jumlah_perusahaan_dalam negeri.
4.2.3 Evaluasi Terhadap Sistem yang Diusulkan/Dirancang
Dari sistem yang diusulkan di atas dapat terlihat bahwa seluruh proses pengolahan data dilakukan terkomputerisasi, sehingga diharapkan bisa meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja di BKPPMD khususnya bidang Pengendalian, Subbidang Pengendalian.
(35)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem yang berjalan di Bagian Pengendalian Subbidang Pengendalian belum sepenuhnya terkomputerisasi, masih bersifat manual. Proses pengolahan data yang dilakukan secara manual sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi kerja pihak-pihak yang terlibat di dalam pengolahan data dan informasi kegiatan penanaman modal daerah di BKPPMD Propinsi Jawa Barat.
1.2 Saran
Dengan demikian, agar pengolahan data dan informasi kegiatan penanaman modal di BKPPMD Jawa Barat lebih efektif dan efisien, maka sangat diharapkan pada bidang Pengendalian Subbidang Pengendalian menggunakan sistem pengolahan data kegiatan penanaman modal secara terkomputerisasi. Karena dengan menerapkan sistem pengolahan data yang terkomputerisasi dapat bisa meningkatkan kinerja para karyawan yang terlibat, sehingga berdampak baik pada kualitas pelayanan terhadap perusahaan yang akan melakukan penanaman modal.
(36)
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta : Andi.
[2] Draf BKPPMD tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan tata kerja pada Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Propinsi Jawa Barat
[3] Zulkifli Amsyah, 2001, Sistem Informasi Manajemen
(1)
A2 : Arsip laporan harian LKPM A3 : Arsip laporan bulanan LKPM
4.2.2.2 Diagram Kontek
Perusahaan Kepala BKPPMD
Sistem Informasi Pengolahan data Kegiatan Penanaman Modal daerah Data_LKPM Data_LKPM Tidak Lengkap Laporan_Bulanan Kabid Pengendalian Data_LKPM
Gambar 1.6 Diagram Kontek yang diusulkan
4.2.2.3 Data Flow Diagram
Perusahaan Kepala BKPPMD 1.0 Input data LKPM 2.0 Membuat Laporan Harian 3.0 Membuat Laporan Bulanan F_LKPM Laporan_Harian Data_LKPM Data_LKPM Laporan_Bulanan
(2)
F_LKPM
2.1 Rekap LKPM
harian
2.2 Mengklasifikasika n perusahaan yang
mengirim LKPM
Klas_LKPM Data_LKPM
Rekap_LKPM
Data_LKPM
Ke proses 3.0
Gambar 1.8 DFD Level 1 untuk Proses 2.0 (Laporan Harian)
F_LKPM
PMDN
PMA
2.2.2 Klasifikasi perusahaan dalam negeri
2.2.1 Klasifikasi perusahaan
asing
3.0 Laporan Bulanan Data_Perusahaan
Data_Perusahaan Data_LKPM
Data_LKPM
(3)
4.2.2.4 Kamus Data
Nama Arus Data : Data_LKPM Alias : -
Aliran : Perusahaan – proses 1 – F_LKPM
Atribut :nama_perusahaan, alamat, no_tlp, bidang_usaha, investasi
Nama Arus Data : Laporan_Harian Alias : -
Aliran : F_LKPM – proses 2
Atribut : nama_perusahaan, alamat, no_telp, bidang_pekerjaan, investasi, jumlah_LKPM
Nama Arus Data : Rekap_LKPM Alias : -
Aliran : proses 2.1 – proses 2.2
Atribut : kode_rek, nama_perusahaan, bidang_pekerjaan, investasi, jumlah_LKPM,
Nama Arus Data : Klasifikasi_LKPM
Alias : -
Aliran : Proses 2.2 – proses 3
Atribut : nama_perusahaan, jenis_perusahaan, modal, jumlah_LKPM
Nama Arus Data : Data_Perusahaan
Alias : -
Aliran : F_PMA - proses 2.2.1, F_PMDN – proses 2.2.2 Atribut : nama_perusahaan, jenis_perusahaan, modal,
(4)
Nama Arus Data : Laporan_Bulanan Alias : -
Aliran : Proses 3 – Kepala BKPPMD Atribut :nama_perusahaan,jumlah_LKPM,
jumlah_perusahaan_asing,
jumlah_perusahaan_dalam negeri.
4.2.3 Evaluasi Terhadap Sistem yang Diusulkan/Dirancang
Dari sistem yang diusulkan di atas dapat terlihat bahwa seluruh proses pengolahan data dilakukan terkomputerisasi, sehingga diharapkan bisa meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja di BKPPMD khususnya bidang Pengendalian, Subbidang Pengendalian.
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem yang berjalan di Bagian Pengendalian Subbidang Pengendalian belum sepenuhnya terkomputerisasi, masih bersifat manual. Proses pengolahan data yang dilakukan secara manual sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi kerja pihak-pihak yang terlibat di dalam pengolahan data dan informasi kegiatan penanaman modal daerah di BKPPMD Propinsi Jawa Barat.
1.2 Saran
Dengan demikian, agar pengolahan data dan informasi kegiatan penanaman modal di BKPPMD Jawa Barat lebih efektif dan efisien, maka sangat diharapkan pada bidang Pengendalian Subbidang Pengendalian menggunakan sistem pengolahan data kegiatan penanaman modal secara terkomputerisasi. Karena dengan menerapkan sistem pengolahan data yang terkomputerisasi dapat bisa meningkatkan kinerja para karyawan yang terlibat, sehingga berdampak baik pada kualitas pelayanan terhadap perusahaan yang akan melakukan penanaman modal.
(6)
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta : Andi.
[2] Draf BKPPMD tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan tata kerja pada Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Propinsi Jawa Barat
[3] Zulkifli Amsyah, 2001, Sistem Informasi Manajemen