Pendekatan yang digunakan dalam membentuk tata bahasa untuk mengenali pola adalah mengikuti kontur tepi batas objek dengan sejumlah segmen garis terhubung satu sama
lain, lalu mengkodekan setiap garis tersebut misalnya dengan kode rantai. Setiap segmen garis merepresentasikan primitif pembentuk objek.
2.4. Teorema Pencuplikan
Sampling adalah proses pencuplikan gelombang suara yang akan menghasilkan gelombang diskret. Dalam proses sampling ada yang disebut dengan laju pencuplikan
sampling rate. Sampling rate menandakan berapa banyak pencuplikan gelombang analog dalam 1 detik. Sampling rate dinyatakan dalam satuan Hertz Hz. Pada proses sampling,
sebaiknya sampling rate memenuhi kriteria Nyquist. Kriteria Nyquist menyatakan bahwa sampling rate
harus lebih besar dari dua kali frekuensi tertinggi sinyal analog [5]. Secara matematis dapat dituliskan:
2.2 dengan:
f
s
= frekuensi sampling rate f
m
= frekuensi tertinggi sinyal suara analog
2.5. Preprocessing
Preprocessing adalah proses-proses awal yang dilakukan sebelum proses
membangkitkan spektrum. Tujuan dari preprocessing ini adalah untuk menyetarakan sinyal nada masukan agar lebih mudah diproses untuk pengenalan nadanya.
2.5.1 Normalisasi Awal
Normalisasi merupakan suatu cara untuk mengatasi jarak antara sumber suara dengan mikrofon
. Pada perekaman atau pengambilan suara ini perlu adanya normalisasi supaya
amplitudo nada saat dimainkan dapat menjadi maksimal [6]. Proses normalisasi awal dilakukan dengan cara membagi tiap nilai data masukan yaitu nada terekam dengan nilai
absolut maksimal dari data masukan tersebut. Berikut rumus untuk proses normalisasi:
2.3
Keterangan: = hasil data sinyal normalisasi
= data input
Gambar 2.3 dan gambar 2.4 meperlihatkan gambar sinyal sebelum dan setelah melalui proses normalisasi awal.
Gambar 2.6 Sinyal Sebelum Normalisasi
Gambar 2.7 Hasil Setelah Normalisasi Awal
2.5.2 Pemotongan Sinyal
Proses pemotongan sinyal bertujuan untuk memotong beberapa bagian sinyal. Proses pemotongan dilakukan setelah proses normalisasi awal. Dalam proses pemotongan,
bagian yang dipotong adalah bagian awal dari sinyal. Tujuan dari pemotongan awal sinyal nada adalah untuk menghilangkan bagian yang tidak termasuk bagian dari sinyal nada serta
untuk mengurangi cacat sinyal akibat derau ruangan yang ikut terekam agar didapatkan sinyal yang benar-benar suara nada alat musik belira. Pada proses pemotongan ini, akan
melewati dua kali proses pemotongan. Proses pemotongan yang pertama yaitu memotong bagian silence atau bagian awal sinyal yang tidak termasuk sinyal nada terekam. Proses
pemotongan yang kedua yaitu memotong bagian transisi sinyal. Berikut gambar untuk hasil pemotongan :
Gambar 2.8 Sinyal Sebelum Pemotongan
Gambar 2.9 Hasil Pemotongan Bagian Silence
Gambar 2.10 Hasil Pemotongan Bagian Transisi
2.5.3 Frame Blocking
Frame Blocking adalah pembagian sinyal audio menjadi beberapa frame
yang nantinya dapat memudahkan dalam perhitungan dan analisa sinyal, satu frame terdiri dari
beberapa sampel tergantung berapa detik suara akan disampel dan berapa besar frekuensi sampling. Pada proses ini dilakukan pemotongan sinyal dalam slot-slot tertentu agar
memenuhi dua syarat yaitu linear dan time invariant. Gambar 2.9 memperlihatkan contoh hasil frame blocking.
Gambar 2.11 Bagian Sinyal yang Akan Diambil untuk Frame Blocking
Gambar 2.12 Hasil Frame Blocking dari Gambar 2.11 Fungsi frame blocking yaitu mereduksi data yang akan diproses dalam sistem
pengenalan. Pada pengenalan ini nilai frame bervariasi, user akan diberikan pilihan variasi untuk nilai frame. Pada gambar di atas nilai frame yang digunakan sebesar 512.
2.5.4 Normalisasi Akhir