Pemilihan Jenis Pohon oleh Petani dalam Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor

PEMILIHAN JENIS POHON OLEH PETANI DALAM
PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DI DESA GOBANG,
KECAMATAN RUMPIN, KABUPATEN BOGOR

EUIS WAHYUNI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemilihan Jenis Pohon
oleh Petani dalam Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Gobang, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Euis Wahyuni
NIM E14100123

ii

ABSTRAK
EUIS WAHYUNI. Pemilihan Jenis Pohon oleh Petani dalam Pengembangan
Hutan Rakyat di Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh LETI SUNDAWATI.
Salah satu solusi mengurangi tekanan terhadap hutan alam adalah dengan
pembangunan hutan rakyat. Pemilihan jenis pohon merupakan salah satu faktor
pendukung berkembangnya usaha hutan rakyat. Jenis pohon yang dipilih oleh
petani dalam pengembangan hutan rakyat itu berbeda-beda, sehingga perlu adanya
penelitian mengenai pemilihan jenis ditinjau dari karakteristik internal dan
eksternal petani. Penelitian ini dilakukan di Desa Gobang, Kecamatan Rumpin,
Bogor dengan jumlah responden 45 orang yang dipilih menggunakan metode
purposive sampling. Dengan menggunakan analisis deskriptif dari data yang

didapatkan diketahui bahwa karakteristik internal tidak ada yang berpengaruh
karena tidak adanya perbedaan dalam memilih jenis pohon, pemilihannya
dibuktikan dengan hampir seluruh responden memilih menanam jenis pohon
sengon (95.6%). Karakteristik eksternal yang paling banyak dipertimbangkan
dalam memilih jenis pohon adalah daur yang cepat (82.2%).
Kata kunci: Hutan rakyat, pemilihan jenis, pengembangan

ABSTRACT
EUIS WAHYUNI. Selection of Trees Species by Farmers in Community Forest
Development at Gobang Village, Rumpin District, Bogor Regency. Supervised by
LETI SUNDAWATI.
One solution to reduce the pressure on natural forests is the development of
community forests. Selection of tree species is one of the supporting factors in the
development of community forest businesses. Types of trees selected by farmers
in the development of community forest is different, so the need for research on
the selection of the type in terms of internal and external characteristics of
farmers. This research was conducted in the village of Gobang, Rumpin District,
Bogor Regency with the amount of 45 respondents were selected using purposive
sampling method. By using descriptive analysis of the data obtained, it is known
that the internal characteristics have no effect because there is no difference in

choosing the type of tree, the selection proved that almost all respondents chose
sengon plant species (95.6%). External characteristics of the most widely
considered in choosing the type of tree is a fast tree cycle (82.2%).
Key words: Comunity Forest, species selection, development

iii

PEMILIHAN JENIS POHON OLEH PETANI DALAM
PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DI DESA GOBANG,
KECAMATAN RUMPIN, KABUPATEN BOGOR

EUIS WAHYUNI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

iv

v

vi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Agustus
2014 ini ialah pemilihan jenis, dengan judul “Pemilihan Jenis Pohon oleh Petani
dalam Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Gobang, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Leti Sundawati, MScFTrop
selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu,

penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ibrahim selaku RW Kampung
Babakan, Warga Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor; Staf
BP3K Leuwiliang, serta teman-teman yang telah membantu selama pengumpulan
data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik, serta
seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015
Euis Wahyuni

vii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1


METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran

2

Waktu dan Lokasi

3

Alat dan Bahan

3

Jenis Data

3

Metode Pengumpulan Data

3


Teknik Pengumpulan Data

4

Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

4

HASIL PEMBAHASAN
Kondisi Umum

4

Karakteristik Responden

7

Pemilihan Jenis ditinjau dari Karakteristik Internal


8

Pemilihan Jenis ditinjau dari Karakteristik Eksternal

14

SIMPULAN DAN SARAN

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP


21

viii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16
17
18

Tata guna lahan
Distribusi responden berdasarkan karakteristik internal
Keragaman jenis pohon dari setiap tipe daur
Distribusi responden berdasarkan kombinasi jumlah jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur petani dan sebaran
jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan kombinasi jumlah jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan karakteristik pendidikan dan sebaran
jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan kombinasi jumlah jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan karakteristik jumlah anggota keluarga
dan sebaran jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan kombinasi jumlah jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan karakteristik lama tinggal dan sebaran
jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan kombinasi jumlah jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan karakteristik lama bertani dan sebaran
jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan kombinasi jumlah jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan karakteristik luas lahan hutan rakyat
dan sebaran jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan kombinasi jumlah jenis yang ditanam
Distribusi responden berdasarkan pertimbangan karakteristik eksternal
petani memilih jenis pohon
Distribusi responden berdasarkan kombinasi kombinasi jumlah jenis
pohon terhadap kombinasi karakteristik eksternal

6
7
8
9
9
10
10
11
11
12
12
12
13
13
14
14
15
16

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran
2 Kondisi Tegakan Hutan Rakyat di Desa Gobang

2
5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Data responden
2 Peta Desa

19
20

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan rakyat merupakan salah satu solusi dalam menghadapi pasokan bahan
baku kayu yang semakin kritis dari hutan alam, adapun definisi hutan rakyat
menurut undang-undang No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan adalah hutan yang
tumbuh diatas lahan yang dibebani hak milik. Definisi ini pula yang membedakan
dengan hutan negara yang mencakup tanah-tanah yang dikuasai oleh masyarakat
berdasarkan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan adat atau aturan-aturan
masyarakat lokal (Hardjanto 2000).
Perkembangan hutan rakyat menunjukan luas dan potensi kayu yang
ditanam meningkat. Menurut Puslitbang Hasil Hutan (2006) perkiraan hutan
rakyat mencapai luasan 1 568 415 ha dengan potensi keseluruhan 39 416 557 m3
atau 7 juta m3 per tahun. Pada tahun 2012 luas dari hutan rakyat di Provinsi Jawa
Barat mencapai 271 802.83 ha, dan menurut data dari Kemenhut (2013)
Kabupaten Bogor termasuk salah satu wilayah yang memiliki perkembangan
produksi kayu rakyat yang cukup pesat.
Anwar dan Hakim (2010) membagi hutan rakyat berdasarkan jenis tanaman
dan pola penanamannya ke dalam 3 kelompok yaitu hutan rakyat murni, hutan
rakyat campuran, dan hutan rakyat dengan sistem wanatani atau tumpangsari. Pola
penanaman campuran dan tumpangsari seperti ini sudah mulai diminati oleh
petani yang umumnya memiliki lahan sempit, terutama petani di Jawa Barat. Desa
Gobang, Kecamatan Rumpin merupakan salah satu sentra hutan rakyat yang ada
di Kabupaten Bogor dimana cukup banyak masyarakatnya menggantungkan diri
pada usaha hutan rakyat. Jenis kayu rakyat pada umumnya merupakan jenis yang
cepat tumbuh dan tidak dirawat seperti di hutan tanaman (Achmad et al 2012).
Faktor yang memengaruhi petani dalam memilih jenis pohon menjadi hal yang
menarik untuk dilakukan penelitian.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemilihan jenis pohon
hutan rakyat oleh petani ditinjau dari karakteristik internal dan eksternal petani.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dalam pengembangan
sistem pengelolaan dan kelembagaan hutan rakyat Desa Gobang, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor.

2

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Memilih dan menentukan jenis pohon adalah salah satu tahap awal yang
dilakukan oleh petani dalam membangun hutan rakyat. Pemilihan jenis pohon ini
dapat dipengaruhi oleh karakteristik internal dan eksternal petani. Karakteristik
internal merupakan faktor yang berasal dari individunya sendiri yaitu: umur,
pendidikan, jumlah anggota keluarga, lama tinggal, lama bertani, dan, luas lahan
hutan rakyat. Karakteristik eksternal meliputi bantuan, harga kayu, harga bibit,
manfaat, daur, hama penyakit, sosial, turun-temurun, kemudahan pemasaran,
akses pasar, dan kemudahan pemeliharaan. Pemilihan jenis pohon yang sesuai
dengan kondisi sekitar dan sumberdaya lahan petani dapat mendorong
perkembangan hutan rakyat kedepannya. Kerangka pemikiran disajikan pada
Gambar 1.

Hutan Rakyat

Petani Hutan Rakyat

Faktor Internal

Tingkat Pendidikan
Umur
Jumlah Anggota Keluarga
Lama tinggal
Lama bertani
Luas lahan hutan rakyat

Faktor Eksternal

Bantuan
Sosial
Harga Kayu
Turun-temurun
Harga Bibit
Kemudahan pemasaran
Manfaat
Akses Pasar
Daur
Hama Penyakit
Kemudahan penanaman
Kemudahan Penanaman

Pemilihan Jenis Pohon

Pengembangan Hutan Rakyat

Gambar 1 Kerangka pemikiran

3

Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat pada bulan Juli 2014 sampai Agustus 2014. Pemilihan Desa
Gobang sebagai lokasi penelitian dikarenakan cukup banyak masyarakatnya yang
menggantungkan diri pada hutan rakyat, sistem pengelolaan yang sudah cukup
baik, dan juga akses yang tidak terlalu sulit.

Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat interview disertai alat
tulis menulis dan alat rekam untuk wawancara di lapangan, kamera untuk
keperluan dokumentasi, kalkulator, laptop, Microsoft Excel, dan Microsoft Word.

Jenis Data
Data yang dikumpulkan selama penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari lapangan dengan
mengidentifikasi jenis pohon yang ditanam oleh petani hutan rakyat dengan
mengajukan daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden yang sifatnya
terstruktur, dimana responden diberikan pertanyaaan yang jawabannya dibatasi.
Data primer ini terdiri dari identitas responden seperti nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, luas lahan, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga. Data sekunder
didapat dari instasi-instasi yang terkait dengan penelitian ini, seperti kondisi
umum lokasi penelitian, informasi mengenai sosial ekonomi masyarakat (jumlah
penduduk, umur, pendidikan, kepemilikan lahan).

Metode Pengumpulan Data
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan
jumlah 45 responden yang terdiri dari petani pemilik dan pengelola hutan rakyat.
Jumlah total seluruh petani hutan rakyat 82 orang yang tersebar pada tiga
kelompok tani. Pemilihan lokasi penelitian yaitu Desa Gobang, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilakukan secara sengaja karena terdapat
cukup banyak hutan rakyat dan merupakan salah satu sentra hutan rakyat di
Kabupaten Bogor. Penentuan jumlah responden dihitung berdasarkan metode
Slovin, dengan rumus sebagai berikut:

n=
Keterangan:
n = Jumlah sample
N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan (10%)

4

Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Teknik observasi, pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati
langsung obyek yang diteliti, seperti keberadaan hutan rakyat, jenis-jenis
pohon yang ditanam di hutan rakyat, karakteristik yang mempengaruhi petani
memilih jenis pohon, dan bentuk pengembangan dari usaha hutan rakyat itu
sendiri.
2. Teknik wawancara, pengumpulan data dengan menggunakan tekhnik
wawancara dilakukan seperti tanya jawab langsung kepada masyarakat terkait
pemilihan jenis pohon. Wawancara dilakukan menggunakan acuan pertanyaan
terstruktur dari kuesioner yang telah disediakan.
3. Studi pustaka, metode studi pustaka ini dilakukan dengan mempelajari
dokumen-dokumen terkait ataupun hasil penelitian yang serupa, dan sumbersumber pustaka yang berkaitan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data penelitian ini diolah dengan menggunakan Microsoft Word dan
Microsoft Excel. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan
mengolah serta mentabulasikan data primer. Tabulasi data dilakukan untuk
menentukan kategori pilihan responden terkait pemilihan jenis tanaman oleh
petani di hutan rakyat ditinjau dari karakteristik internal dan eksternal, dimana hal
ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam menentukan
pemilihan jenis pohon oleh petani kaitannya dengan pengembangan hutan rakyat.
Tahapan selanjutnya adalah pengolahan data menggunakan analisis statistika
deskriptif sederhana yang disajikan dalam bentuk tabel. Metode pengolahan data
berupa tabulasi data primer yaitu dengan membagi karakteristik petani dalam
pemilihan jenis pohon hutan rakyat, yaitu:
a. Karakteristik internal seperti umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, lama
tinggal, lama bertani, dan, luas lahan hutan rakyat.
b. Karakteristik eksternal meliputi bantuan, harga kayu, harga bibit, manfaat, daur,
hama penyakit, sosial, turun-temurun, kemudahan pemasaran, akses pasar, dan
kemudahan pemeliharaan.
Data tersebut kemudian dianalisis untuk masing-masing jenis beserta
pertimbangan utamanya, serta dilihat kombinasi jumlah jenis berdasarkan
karakteristik internal dan eksternal.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Lokasi Penelitian
Desa Gobang terletak di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi
Jawa Barat dengan jumlah penduduk sebanyak 7219 jiwa, dimana jumlah laki-laki

5

sebanyak 3839 jiwa dan perempuan berjumlah 3380 jiwa. Jumlah dari petani
hutan rakyat Desa Gobang adalah 82 orang yang tersebar pada 3 kelompok tani.
Desa Gobang berada pada ketinggian 375 mdpl dengan curah hujan rata-rata 3300
mm per tahun dan suhu rata-rata sebesar 25.50C. Luas Desa Gobang 628 ha dan
terdiri dari tujuh kampung, yaitu: 1) Kampung Babakan, 2) Kampung Cibuluh, 3)
Kampung Gobang, 4) Kampung Bedeng, 5) Kampung Seuseupan, 6) Kampung
Kebon Kalapa, dan 7) Kampung Pabuaran.
Hutan Rakyat
Kondisi hutan rakyat Desa Gobang berdasarkan jenis tanaman dan pola
penanamannya terbagi menjadi 2 kelompok yaitu hutan rakyat campuran
(polikultur) dan hutan rakyat sistem tumpangsari (agroforestri) pada Gambar 2.
Pola penanaman campuran dan tumpangsari banyak diminati oleh petani karena
memanfaatkan lahan yang umumnya sempit untuk dipadukan secara bersamaan
dengan kegiatan pertanian dan kehutanan tanpa mengurangi kelestarian hasilnya.
Kegiatan pertanian tersebut terdiri dari penanaman tanaman perkebunan (kopi,
cengkeh, kelapa, karet, cabe), tanaman buah (mangga, jeruk, manggis, duku,
rambutan, alpukat, durian, kecapi, pisang, nanas, jengkol, pete), dan tanaman
palawija secara bersamaan ataupun pada sela-sela tegakan pohon kehutanan
(sengon, melia, kayu afrika, mahoni, akasia, jabon, rasamala, gmelina). Jarak
tanam yang digunakan 1×1 m2 atau 3×3 m2 untuk tanaman kayu. Kondisi tegakan
hutan rakyat di Desa Gobang disajikan pada Gambar 2.

(a)
(b)
Gambar 2 Kondisi tegakan hutan rakyat di Desa Gobang pola campuran (a) dan
pola tumpangsari (b)
Hutan rakyat yang dikelola oleh petani pada umumnya terletak tidak dalam
satu hamparan melainkan menyebar pada berbagai kawasan, seperti di kaki
gunung. Penyebaran lahan terjadi karena masyarakat memiliki lahan secara
bertahap dan hasil dari warisan orang tua. Selain itu, status kepemilikan hutan
rakyat Desa Gobang didominasi oleh girik yaitu sebesar 98% dan sertifikat hanya
sebesar 2% atau 1 responden saja yang memiliki lahan hutan rakyat bersertifikat.
Tata guna lahan yang tercatat selama wawancara dengan 45 responden
didapat tata guna lahan sebagai hutan rakyat, sawah, kebun, pekarangan, kandang
ternak, serta kolam ikan (Tabel 1). Kebun yang menjadi batasan pada penelitian
ini adalah lahan yang didominasi oleh tanaman selain kayu, sedangkan

6

pekarangan adalah lahan yang tepat berada di depan rumah warga dan ditanami
oleh berbagai macam tanaman termasuk tanaman kayu.
Tabel 1 Tata guna lahan
Tata guna lahan
responden
Hutan Rakyat
Sawah
Kebun
Pekarangan
Kandang Ternak
Kolam Ikan
Total

Luas rata-rata
kepemilikan lahan (ha)
0.36
0.86
0.17
0.06
0.03
0.10
1.58

%
0.06
0.14
0.03
0.01
0.00
0.02
0.26

Luasan dari penggunaan lahan tersebut sangat beragam dimana rata-rata
luas dari hutan rakyat sebesar 0.36 ha per responden dengan persentase 0.06%
diatas luas batasan minimal hutan rakyat 0.25 ha. Sawah memiliki rata-rata luasan
yang lebih besar yaitu 0.86 ha per responden dan persentase mencapai 0.14%. Hal
tersebut terjadi karena masyarakat Desa Gobang masih di dominasi oleh sektor
pertanian yang lebih dahulu dikenal. Penggunaan lahan untuk kandang ternak
terhitung tidak ada, hal ini karena masyarakat menganggap bahwa memelihara
ternak lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih banyak dibanding dengan bertani
baik hutan rakyat maupun sawah. Luasan rata-rata total dari seluruh penggunaan
lahan terhitung 1.58 ha, hanya sebesar 0.26% dari luasan total Desa Gobang.
Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat
Lembaga Penelitian IPB (1990) membagi sistem pengelolaan hutan rakyat
menjadi tiga bagian yaitu produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran. Sistem
produksi terdiri dari proses penanaman, pemeliharaan, serta pemanenan. Proses
penanaman yang dilakukan dimulai dengan persiapan lahan, pengadaan bibit, dan
penanaman. Persiapan lahan biasanya dilakukan satu minggu sebelum penanaman,
seperti membersihkan lahan dari tumbuhan lain yang dapat mengganggu
pertumbuhan pohon. Pengadaan bibit petani terbagi menjadi empat sumber, yaitu:
membeli, cabutan, budidaya, dan bantuan. Penanaman dilakukan saat musim
penghujan karena pada masa awal penanaman pohon membutuhkan banyak air
untuk tetap survive.
Proses pemeliharaan dimulai dari pemupukan, pemeliharaan, dan
pemangkasan. Kegiatan pemupukan hanya dilakukan pada tiga bulan pertama
pohon tersebut ditanam, sedangkan untuk proses pemeliharaan dan pemangkasan
petani lakukan ketika memang sudah dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan
dan pemangkasan. Kegiatan pemeliharaan disini hanya sebatas pembersihan lahan
dan pemberantasan hama pada 6 bulan pertama. Proses pemanenan di Desa
Gobang seluruhnya diserahkan kepada pembeli/tengkulak yang lebih dikenal
dengan sebutan rental dengan sistem borongan.
Tahap pengolahan hasil adalah tahap pengolahan kayu setelah penebangan
untuk kemudian kayu tersebut dijual atau digunakan sendiri. Berdasarkan
pengamatan di lapangan didapatkan data bahwa rata-rata petani hutan rakyat Desa
Gobang menjual hasil panen tidak melalui tahap pengolahan hasil. Petani
menyadari kayu yang melalui tahap pengolahan hasil akan memiliki harga yang

7

lebih tinggi, namun kendala ketersediaan alat dan waktu yang dibutuhkan lebih
lama menjadi alasan petani tetap bertahan dengan tidak adanya tahap pengolahan
hasil. Pada tahap pemasaran biasanya petani tidak turut didalamnya karena
sepenuhnya sudah diserahkan kepada tengkulak pada tahap pemanenan.
Pada sistem pengelolaan hutan rakyat tidak ditemukan adat-adat khusus
tentang tata cara pengelolaan hutan rakyat. Masyarakat mengelola hutan rakyat
dengan kebiasaan atau ilmu yang didapat dari orang tua, tetangga ataupun
penyuluh sehingga terkadang sistem pengelolaannya masih bersifat tradisional
dan terbatas. Dalam mengelola lahan sebagian petani hutan rakyat melakukannya
secara pribadi ataupun dengan menggunakan tenaga buruh tani yang biasa dibayar
Rp 30 000 per setengah hari.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diamati pada penelitian ini meliputi umur,
pendidikan, jumlah anggota keluarga, lama bertani, lama tinggal, luas lahan, dan
pekerjaan terhadap pemilihan jenis pohon hutan rakyat yang dilakukan.
Karakteristik responden ini dikelompokan kedalam faktor internal yang dapat
mempengaruhi dalam memilih jenis pohon disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan karakteristik internal
Karakteristik
Umur (tahun)

Tingkat pendidikan

Jumlah anggota keluarga (orang)

Lama tinggal (tahun)

Lama bertani (tahun)

Luas lahan (ha)

Sebaran
64
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
9
54
35
1

Jumlah (orang)
19
19
7
2
29
7
7
24
17
4
2
24
19
17
22
6
31
13
1

%
42.2
42.2
15.6
4.4
64.4
15.6
15.6
53.3
37.8
8.9
4.4
53.3
42.2
37.8
48.9
13.3
68.9
28.9
2.2

Umur responden petani hutan rakyat di Desa Gobang berkisar antara 37–75
tahun dan persentase sebaran umur terbanyak berada pada umur