2. Teori Drift.
Teori ini menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya
di tempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang. Dengan demikian dengan tubuhan yang telah mati di angkut oleh media air dan di
berakumulasi di suatu tempat , tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai
penyebaran tidak luas, tetapi di jumpai di beberapa tempat, kualitas kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama
proses pengangkutan dari tempat asal tanaman ke tempat sedimentasi, batubara yang terbentuk seperti ini di Indonesia di dapatkan di lapangan batubara delta
Mahakam purba, Kalimantan Timur.
II.8. Sifat Umum Batubara
Batubara mempunyai suatu campuran padatan yang heterogen dan terdapat di alam dalam tingkatgrade yang berbeda, mulai dari lignit, subbitumine, bitumine,
antrasit. Sifat batubara menurut jenisnya:
1. Sifat batubara jenis antrasit:
a. Warna hitam sangat mengkilat. b. Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi.
c. Kandungan air sangat sedikit. d. Kandungan abu sangat sedikit.
e. Kandungan sulfur sangat banyak.
2. Sifat batubara jenis bituminesubbitumine:
a. Warna hitam mengkilat. b. Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi.
c. Kandungan air rendah. d. Kandungan abu rendah.
e. Kandungan sulfur rendah.
3. Sifat batubara jenis lignit brown coal:
a. Warna hitam sangat rapuh. b. Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit.
c. Kandungan air tinggi. d. Kandungan abu tinggi.
e. Kandungan sulfur tinggi.
II.9. Model Geologi untuk Pengendapan Batubara
Model geologi untuk pengendapan batubara menerangkan hubungan antara genesa batubara dan batuan sekitarnya baik secara vertikal maupun lateral pada
suatu cekungan pengendapan dalam kurun waktu tertentu.
1. Lingkungan Pengendapan dan Fasies Batubara