Analisis Boxplot Empat Lini Tetua Jagung Manis

27 Tabel 5. Peringkat lini tetua pada karakter vegetatif dan hasil berdasarkan uji BNJ 0,05. Variabel LASS KuBu LASS Kuki LAW puBu LASS DW BNJ 0,05 Standar Komersial Tinggi Tanaman 147,7a 141,5ab 105,7c 118,1bc 29,1 150 Tinggi Tongkol Relatif 44,2a 43,7a 36,9a 38,2a 13,4 48 Jumlah Daun 15,1ab 15,8a 13,4b 13,9ab 2,1 15 Jumlah Malai 20,5a 16,9a 15,5a 17,3a 4,9 15 Jumlah Tongkol 1,9a 2,0a 2,4a 2,1a 0,8 1 Jumlah Bunga Betina 2,5a 3,1a 3,1a 2,5a 1,5 2 Diameter Tongkol 4,3ab 4,7a 4,0b 4,4ab 0,5 4,5 Panjang Tongkol 21,8a 21,6a 18,7c 19,6ab 2,6 16 Jumlah Baris Biji 14,5a 13,9a 13,9a 13,2a 2,3 14 Kadar Sukrosa 16,3a 16,2a 16,0a 17,4a 3,6 16 Jumlah a 10 10 6 9 Peringkat 1 1 3 2 Keterangan: Angka pada baris yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda pada BNJ 0,05, huruf “a” untuk yang terbaik. Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai rerata keempat lini tetua untuk jumlah malai, jumlah tongkol, jumlah bunga betina, panjang tongkol, dan kadar sukrosa telah memenuhi standar komersial, sedangkan tinggi tanaman dan tinggi tongkol relatif belum mencapai standar komersial. Untuk lebih mengetahui perbandingan karakter-karakter antarlini tetua terhadap standar komersial dapat dilihat pada analisis boxplot Gambar 1.

4.2 Analisis Boxplot Empat Lini Tetua Jagung Manis

Merujuk informasi yang telah dipaparkan pada Tabel 5, maka peneliti melakukan analisis boxplot untuk sifat interes empat lini tetua jagung manis yang dibandingkan dengan standar komersial Gambar 1. Analisis boxplot diharapkan dapat memberi informasi untuk menjelaskan pemeringkatan pada Tabel 5. 28 Gambar 1 menunjukkan bahwa hasil analisis boxplot untuk jumlah daun, jumlah malai, jumlah tongkol, jumlah bunga betina, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji, dan kadar sukrosa telah terseleksi dengan baik karena telah mampu memenuhi standar komersial. Tinggi tanaman berkorelasi positif dengan tinggi tongkol relatif. Tinggi tanaman keempat lini tetua belum mampu mencapai standar komersil, begitu juga dengan tinggi tongkol relatif. Lini tetua LASS KuBu, lini tetua LASS Kuki, dan lini tetua LASS Dwiwarna mempunyai rerata tinggi tanaman di bawah standar komersial, meskipun ada beberapa tanaman yang mempunyai tinggi melebihi standar komersial. Pada LAW puBu, tidak satupun tanaman tanaman mencapai standar komersial. Lini tetua LAW puBu yang diself akan bersegregasi menjadi putih bulat puBu dan putih kisut puki. Genotipe putih kisut mempunyai dua alel resesif. Kemunculan dua alel resesif inilah yang menyebabkan tinggi tanaman lebih rendah daripada lini tetua lainnya. Jika pemulia ingin meningkatkan tinggi tanaman pada lini tetua LAW puBu, sebaiknya pemulia menyilangkan antara lini tetua LAW puBu dengan lini tetua komersial sebagai tetua jantannya. Apabila LAW puBu disilangkan dengan lini tetua komersil maka tinggi tanaman akan meningkat secara signifikan. Peningkatan tinggi tanaman juga akan diikuti dengan peningkatan tinggi tongkol relatif. Namun, persilangan LASS puBu dengan kultivar komersial menyebabkan jagung manis kehilangan sifat manisnya. Untuk memunculkan sifat manisnya kembali maka harus dilakukan persilangan self pada musim tanam berikutnya, dan itu berarti pemulia harus mengorbankan waktu dua kali musim tanam untuk mendapatkan kembali tanaman jagung manis. 29 Dwiwarna puBu Kuki KuBu 60 50 40 30 20 L i n i T e t u a T i n g g i t o n g k o l r e l a t i f t i n g g i 48 Dwiwarna puBu Kuki KuBu 17 16 15 14 13 12 11 L i n i T e t u a J u m la h d a u n 15 Dwiwarna puBu Kuki KuBu 40 35 30 25 20 15 10 5 L i n i T e t u a J u m la h m a la i 15 Dwiwarna puBu Kuki KuBu 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 L i n i T e t u a J u m la h t o n g k o l 1 Dwiwarna puBu Kuki KuBu 6 5 4 3 2 1 L i n i T e t u a J u m la h b u n g a b e ti n a 2 Gambar 1. Analisis boxplot untuk sifat interest empat lini tetua jagung manis dibandingkan dengan standar komersial Dwiwarna puBu Kuki KuBu 200 180 160 140 120 100 80 60 L i n i T e t u a T in g g i ta n a m a n c m 150 30 Dwiwarna puBu Kuki KuBu 26 24 22 20 18 16 14 12 10 L i n i T e t u a P a n ja n g t o n g k o l c m 16 Dwiwarna puBu Kuki KuBu 20 18 16 14 12 10 8 L i n i T e t u a J u m l a h b a r i s b i j i 14 Dwiwarna puBu Kuki KuBu 30.0 27.5 25.0 22.5 20.0 L i n i T e t u a K a d a r s u k r o s a B r ix 22 Gambar 1. Analisis boxplot untuk sifat interes empat lini tetua jagung manis dibandingkan dengan standar komersial lanjutan Jumlah malai keempat lini tetua telah terseleksi dengan baik. Malai yang disukai konsumen berjumlah 15, tetapi semakin sedikit malai maka semakin bagus. Jumlah malai sangat erat kaitannya dengan alokasi fotosintat karena malai berperan sebagai sink. Jika malai sedikit maka fotosintat yang dialokasikan untuk malai juga sedikit sehingga fotosintat dapat lebih dimaksimalkan untuk pembentukan biji. Dwiwarna puBu Kuki KuBu 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 L i n i T e t u a D ia m e te r t o n g k o l c m 4.5 31 Keempat lini tetua jagung manis umumnya mempunyai dua tongkol sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh lini tetua telah terseleksi dengan. Standar komersial jagung manis hanya 1 tongkoltanaman. Jumlah tersebut terbilang sedikit, tetapi perlu diingat bahwa jagung manis dikonsumsi saat muda. Jumlah tongkol yang sedikit akan memaksimalkan fotosintat untuk pembentukan biji dalam satu tongkol sehingga tongkol yang terbentuk diharapkan dapat terisi penuh dengan ukuran yang disukai konsumen. Fenotipe diameter tongkol keempat lini tetua beragam. Lini tetua LASS KuBu dan Dwiwarna mempunyai beberapa tanaman yang ukuran diameter tongkolnya telah memenuhi standar komersial meskipun nilai rerata kedua lini tetua tersebut masih di bawah standar komersial. Lini tetua LAW puBu mempunyai diameter tongkol kurang dari standar komersial. Fenotipe diameter tongkol lini tetua LAW puBu dapat ditingkatkan dengan menyilangkan puBu dengan Kuki atau puBu dengan lini tetua komersial lainnya.

4.3 Pendugaan Ragam Genetik, Heritabilitas, Koefisien Keragaman Genetik